Johan diam-diam mengintai Nadia saat turun dari mobil mewah, setelah mobil itu pergi dari tempat Nadia ia mengikuti mobil yang tadi. dan tak lama mobil masuk kemansion mewah.
"gue harus cari tahu siapa dia." gumam hati Johan
Johan turun dari mobil bertanya pada satpam rumah itu.
"permisi pak mau tanya, siapa pemilik rumah ini."
" Tuan Wijaya. ada yang bisa saya bantu."
"oh sudah pak, terimakasih permisi."
didalam mobil Johan membuka laptop dan mencari tentang Wijaya. disana tertera Wijaya seorang pengacara dari keluarga Atmaja ayah Nadia. Johan nampak berfikir "apa ada sesuatu ya, sama Nadia gua harus segera selidiki." ucapnya.
Johan pun kembali melajukan mobilnya menuju apartement
keesokan harinya
.
.
Johan pagi sudah bersiap ia juga sudah mengirim pesan pada bossnya berangkat telat. ia sekarang sudah berada disekitar rumah pengacara bernama Wijaya. setealh menunggu sejam akhirnya mobil mewah keluar dari gerbang. ia pun mengikuti arah mobil itu.
"mau kemana tuh orang." gumam Johan
beberapa menit akhirnya mobil mewah itu berhenti di depan ruko tempat berjualannya Nadia. dan sang pemilik mobil keluar dari mobil.
Johan mencoba tenang, dan terlihat sosok gadis cantik menghampiri pria itu.
"****." umpat Johan didalam mobil
terlihat Nadia duduk dekat pria itu sedang berbicara.
"maaf tuan Wijaya jika menunggu lama." ucap Nadia lembut dan tersenyum
"gak pa-pa nak. oh ya gimana kamu mau kan memimpin alih perusahaan itu lagi."
"tapi tuan saya tidak ada bakat memimpin bisnis."
"nanty saya akan bantu kamu nak. dan mulai sekarang anggaplah saya papamu karena saya dan papamu Ibnu atmaja bersahabat. kamu mau kan?"
Nadia mengangguk tersenyum dan memeluk pria tua bernama Wijaya.
dari kejauhan ada yang kebakaran jenggot merasa tertusuk hatinya melihat adegan pelukan.
Johan mengumpat kesla ia juga memukul stir berulang kali hingga terdengar ditelinga Nadia dan Wijaya.
"suara apa itu ya, pa."
"iya keras banget kayak mukul sesuatu. kayaknya arahnya dari situ Nad."
Nadia dan Wijaya berjalan perlahan mendekati arah suara gebrakan dan
tok
tok
Johan masih tak sadar jika yang mengetok adalah Nadia. tak lama kesal dan menoleh ternyata
"Na-nadia." ucap gelagapan Johan membuka kaca mobil membuat Wijaya terkekeh
"Hay Jo, kamu ngapain didalem."
"gu-gue lagi nunggu seseorang. ya nunggu seseorang." ucap Johan salting
"oh." Nadia hanya ber oh ria saja sedangkan Wijaya tahu jika pemuda dimobil itu sudah mengikutinya sejak tadi dan dipastikan ia mencintai Nadia.
"mari nak kita bicara sebentar bisa." tanya Wijaya membuat Nadia dan Johan saling pandang akhirnya menuruti
kemudian Johan turun mengikuti pria tua bersama Nadia itu. ia sebenarnya malas karena adegan tadi. ia menggerutu " bisa-bisa ia memeluk Nadia, nah gue belum. dasar tua bangka."
Wijaya, Nadia dan Johan masuk kedalam restoran siap saji. disana Johan tak menyadari ada boss dan nyonya boss beserta anak.
Ben dan Axel melihat ada Johan tengah duduk bersama Gadis dan pria tua. Ben ingin memanggil tapi suaranya tercegah akan tangan daddynya menahan. Brian menggeleng untuk tidak mengganggu, Ben mengangguk.
Dengan senyum jahil Brian mengambil foto Johan bersama gadis itu. dan ia sengaja memancing mengirim pesan pada Johan.
"udah dikantor Jo."
"dijalan boss bentar lagi, 10 menit lagi."
"oh ya. kalau ini siapa."
ting
sebuah foto dirinya dengan gadis dan pria tua terpampang, jam nya pun tepat. Johan menggaruk kepala tak gatal bingung berpamitan pada Nadia.
"ada apa nak Johan."
"iya ada apa Jo."
"nggak Nad." tersenyum kikuk
"saya Wijaya papa angkat Nadia sekaligus pengacara keluarga Atmaja kami bersahabat jadi saya sudah menganggap Nadia seperti anak saya sendiri. jadi kamu jangan salah paham ya."
"hah."
"jangan melongo tar ada lalat Jo." ucap Nadia terkekeh
"maaf." ucap Johan lirih
Wijaya mengangguk dan tersenyum setelah menerima penjelasan Johan berpamitan untuk ke kantor.
"om, Nad. Johan berangkat kerja dulu nanti kalau tak lembur aku ketempatmu Nad."
"iya baiklah Jo hati-hati."
"assalamulaikum."
"waalaikumsalam."
Johan berangkat dengan mobil sportnya, Brian mengetahui ikut mengajak istri dan anak-anaknya kekantor.
direstauran
"Nad, kalau menyukainya beri dia kesempatan sepertinya dia tulus mencintaimu."
"Nadia memang menyukainya pa, tapi takut karena Nadia sudah jadi seperti ini."
"jangan minder kamu punya itu semua ikuti kata hatimu nak, ayo papa antar pulang nanti pulang kerumah ya. jadi nggak usah tinggal dikontrakan.
"baik pa. terimakasih banyak"
dikantor Baratawijaya
"sayang tahu nggak tadi ada yang jadi detektif abal-abal." ucap Brian sambil melirik kearah Johan.
"oh ya, mana detektifnya dad. aku penasaran."
"tuh depanmu."
"hah.. yang benar dad."
"bener sayaang, cuma ketahuan targetnya."
hahhahah..
Brian dan Ayu tertawa bersama melihat kekonyolan asisten itu.
"udah ngetawain, seneng kan kalian pada."
"seneng banget jo."
"jangan lupa boss besok ke Amerika."
"iya. sama elo tentunya."
"lah kok sama gue."
"elo kan asisten gue."
"yah gagal deh PDKT nya."
"lebay lo Jo. masih ada waktu juga."
Brian dan Johan berpamitan pada ayu untuk meeting sejenak. Ayu bersama kedua anak lakinya akhirnya menonton tayangan kemarin saat tahfid.
2 jam kemudian Brian dan Johan sudah selesai meeting dan memesan makanan. tak lama sekretarisnya membawakan.
"taraaaa.. seblak pedasnya dateng." ucap Brian
"makasih daddyku."
"sama-sama bunda."
baru sesendok Ayunda memasukkan makanan itu ia merasa mual.
howek..howek
Ayunda mengeluarkan semua isi perutnya di kamar mandi pribadi ruangan Brian. Brian segera membantu istrinya ia memijit tengkuk Ayu.
"sayang, kamu sakit."
"nggak tahu nih palaku pusing dan mual. aku mau teh anget aja dad."
"ayo duduklah , aku panggil ob."
setelah menghubungi Ob dan beberapa menit ob mengetok pintu membawa teh anget.
"permisi tuan nyonya, silahkan nona diminum tehnya."
"makasih."
pelayan berbalik dan kembali kerja sedangkan ayu meminum sedikit-sedikit dibantu sang suami siaganya.
"masih mual sayang, kalau ya kita kedokter."
"udah enakan kok dad. mana anak-anak tadi ijin mau ikut Johan kebawah."
"oh. besok kamu ke Amerika."
"iya sayang kan kamu denger tadi, maaf ya nanty biar Jessi temenin kamu ya."
"baiklah kamu hati-hati disana." Ayunda memeluk erat suaminya rasanya ia tak ingin jauh. Brian merasa agak aneh terhadap sikap Ayu yang manja tapi ia beruntung tanpa minta sudah mendekat ck.
waktu pun tak terasa menunjukkan pukul 5 sore, Presdir dan keluarga kecilnya pulang ke mansion. sedangkan Johan melajukan ketempat Nadia ia ingin berpamitan. saat sampai ditempat kedai Nadia ia terkejut terlihat sepi ia pun menanyakan pada orang sebelah yang berdekatan dengan tempat Nadia.
"permisi pak, Nadia liburkah hari ini."
"oh tuan tampan, iya benar tadi dijemput pria baya."
"pria itu lagi" batin Johan
"terimakasih pak."
saat Johan akan masuk kedalam mobil ia mendengar teriakan seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Umi Ningsih Mujung
❤️
2021-10-11
0