Bab 20. Dia Lagi?

Hawa sejuk terasa dari AC yang berhembus. Mizyan yang duduk di meja dekat kaca sesekali menatap lalu lintas jalan raya yang ramai lancar di jam siang. Sambil menunggu teh Sarah yang sedang ke toilet, ia bertanya kepada Olla tentang kesan di minggu pertama sebagai guru tahfidz.

"Aku mulai dengan pengelompokkan berdasarkan kemampuan murid. Soalnya kemampuan hafalannya berbeda-beda."

"Ada yang lucu juga sih." Olla tampak antusis menceritakan dengan terkekeh dulu. "Kemarin pas lagi pelajaran tahsin ada satu anak yang gemetaran karena salah mulu. Eh terusannya kentut keras banget....nangis deh jadinya karena diketawain teman-temannya." Pungkasnya sambil tertawa dengan bahu terguncang.

Mizyan ikut tertawa mendengar cerita Olla. Ia bisa membayangkan bagaimana harus sabarnya menjadi guru pengajar tahsin dan tahfidz untuk anak-anak.

"Aku sampe ngaca. Apa aku terlihat galak sampai ada anak yang ketakutan gitu."

Mizyan menggeleng. "Itu mungkin reaksi prustasi aja. Wajah Bu Olla nggak galak kok. Punya karakter melindungi dan mengayomi."

"Kayak motto Polri deh." Olla terkekeh sambil geleng-geleng kepala dengan candaan ringan Mizyan yang juga ikut tertawa.

Mizyan menatap ke arah luar kala petugas parkir mengarahkan 2 motor yang akan parkir. Toko kue ini tak pernah berhenti keluar masuk pengunjung. Bisa menandakan taste yang disukai masyarakat. Ia mendongak ke atas saat Olla tengah asyik dengan ponselnya. Pas sekali tatapannya menghadap CCTV dan ia merasa seseorang sedang mengawasinya. "Mungkinkah Bunda Dika sedang mengawasi? Ia tersenyum menanggapi praduga hatinya itu.

"Pulang sekarang, yuk. Bentar lagi tamunya datang." Sarah datang mendekat setelah selesai urusan ke belakangnya.

Mizyan mengangguk. Ia meneguk minuman yang tersisa dan sebelum beranjak menyempatkan menatap sekilas kamera CCTV. Memberikan seulas senyum dan anggukkan sebagai tanda pamit.

"Do, kamu boleh makan semua makanan ini." Mizyan menunjukkan satu box berisi kue campuran. "Tapi yang ini jangan ya!" Ia menunjuk box berisi pie buah.

"Asyik..." Dado tampak girang melihat aneka makanan di meja yang menggiurkan itu. Ia memilih duduk di bawah, mulai mengambil kue sus.

"Punya A Iyan cuma 1 macam. Kok punya Dado campur. A Iyan apa nggak bosen?" Dengan mulut penuh, Dado merasa ingin tahu alasannya.

"Karena ini dari..." Mizyan menggigit pie buah bertopping anggur merah dan kiwi sampai tengah. Seulas senyum mengiringi kunyahan halus dan lumer di mulut. Bukan hanya merasakan paduan lembutnya fla dan segarnya buah. Ia pun teringat kala tadi Rahma yang memberikannya meski dengan ketus. Namun ia merasa senang sebab sudah dilayani oleh Rahma.

"Ih, Aa mah kalah sura seuri (malah senyum-senyum)." Protes Dado yang merasa lama menunggu kelanjutan ucapan Mizyan. "Dari siapa?" lanjut Dado yang mendadak kepo .

"From her with love...soon to be." Jawabnya dengan sangat percaya diri. Pie ke dua ia lahap dengan cepat sebelum sebentar lagi mulai fokus di depan laptop.

"Artinya?!" Pinta Dado dengan bibir bergerak-gerak sebab mengunyah dengan cepat.

"Kepo." Mizyan menyentil kening Dado sambil beranjak menuju meja kerjanya.

"Perasaan tadi kata-katanya panjang..." Dado beranjak mengambil air minum untuknya dan untuk Mizyan. "Tapi kok artinya kepo." Ia menyimpan segelas air di meja Mizyan yang tanpa disadarinya tengah mengulum senyum mendengar Dado berbicara sendiri.

****

Rahma berkutat di dapur rumahnya untuk membuat adonan bika ambon yang sebagian sudah dikerjakan di toko. Masih kurang 15 loyang lagi untuk memenuhi target pesanan Bu Puput. Uma turut membantu membuat adonan. Ia memasak santan yan dicampurkan daun jeruk, sampai mendidih. Setelah dingin, menyampurkannya dengan tepung sagu. Lalu beralih membuat bahan biang, dengan menyampurkan air hangat, ragi instan dan gula pasir sesuai takaran.

Rahma begitu semangat mengocok telur bersama gula pasir dengan speed rendah sampai gula larut. Tak nampak kelelahan di wajahnya. Ia bersyukur punya kesibukan yang bisa mengalihkan perasaan rindu kepada almarhum suaminya.

"Nda, mo bobo---" Dika masuk ke dapur dengan mulut yang menguap dan mata yang sayu.

"Dika bobo sama kakek dulu ya. Bunda belum beres nih." Rahma mencium puncak kepala Dika yang kini menggelayut di pahanya.

"Mo sama Nda----" rengeknya masih tetap memeluk kaki Bunda Rahma.

"Udah, kelonin dulu." Uma menengahi toh adonan juga harus didiamkan dulu 1 jam sebelum masuk ke oven.

Rahma mengalah. Ia menitipkan pada Uma, bika yang sedang dipanggang dalam oven yang 15 menit lagi matang. Lalu menuntun Dika masuk ke kamar dan membiasakan anaknya itu untuk mencuci tangan dan kaki serta menggosok gigi sebelum tidur.

Ia merasa heran dengan kebiasaan tidur Dika sejak mempunyai robot sapi. Dua ekor sapi yang dinamai Bunda dan Dika itu harus selalu ada menemaninya tidur. Meski mainan yang lainnya pun banyak jenisnya, namun Dika lebih sering bermain dengan robot sapi.

"Nda, sapi atu..." Dika yang sudah terbaring di ranjang meminta Bunda membawakan sapi yang tertinggal di ruang tengah.

"Tunggu, Bunda ambilin dulu."

Rahma kembali membawa 2 robot sapi yang lalu dipeluk dan diciumi dengan penuh sayang oleh anaknya itu. Tak butuh waktu lama, usai dibimbing membaca doa sebelum tidur, Dika terlelap dengan pelukan yang kian mengendor. Membuat 2 sapi yang dipeluknya itu terlepas. Ia pun memperbaiki posisi sapi, menyimpannya di samping sang anak.

Kegiatan di dapur selesai jam 11 malam. Rahma menarik nafas lega sebab target tercapai. Tinggal 2 hari lagi, besok dan sabtu untuk mengolah 2 jenis kue yang akan dikerjakan anak buahnya di toko.

"Abang, maaf. Aku belum bisa melanjutkan membaca. Seminggu ini sibuk sekali dengan pekerjaan."

"Minggu depan aku senggang. InsyaAllah bisa membaca lagi."

Rahma berbicara sendiri pada diary bersampul hitam yang dipegangnya. Ia kecup seluruh permukaannya penuh perasaan seolah itu wajah suami tercintanya.

"Miss you so much, Abang."

Ia mendekap diary dalam dada. Buku yang selalu menjadi teman tidurnya selama seminggu ini sebab belum sempat membacanya lagi. Lelah dan kantuk membuatnya cepat terlelap. Ditemani diary bersampul hitam sebagai pelipur lara dan rindu.

Pagi menjelang.

Sudah menjadi rutinitas selepas subuh berbagi tugas bersama Uma. Ia membersihkan lantai dan mengepel. Sementara sang ibu berkutat di dapur menyiapkan menu sarapan. Ia lanjut memandikan Dika dan juga menyiapkan diri pergi ke toko.

Baginya, tak ada waktu untuk berleha-leha ataupun bermalas-malasan. Ia kini berstatus single mom, harus bisa mandiri. Meskipun pemasukan dari perusahaan Nico mengalir setiap bulan dan cukup untuk biaya hidup dirinya dan Dika. Adapun Ayah dan Uma yang datang sejak kesehatan Malik terus menurun. Dan sampai sekarang ia menahan kedua orangtuanya itu agar tidak pulang lagi ke Aceh. Beruntung di sana punya orang kepercayaan yang mengurus usaha perkebunan dan pertanian milik Ayahnya itu.

"Aku sama siapa di sini." Kala itu, usai 40 hari meninggalnya Malik, ia memelas sambil berlinang air mata melarang Ayah dan Uma yang berniat pulang ke kampung halaman. Ia sangat bersyukur memiliki orangtua yang selalu menguatkan dan mengingatkan akan ikhlas menerima takdir yang sudah digariskan Tuhan untuknya.

"Hwua....hwua..."

Suara tangisan kencang Dika dari arah depan, membuat Rahma berlari meninggalkan sarapannya yang belum habis.

"Kenapa, sayang?!" Rahma berjongkok di depan Dika yang menangis terduduk sambil menghentak-hentakkan kaki.

Ayah Badru yang tengah memanaskan mobil pun turun. Merasa heran dengan cucunya yang tadi anteng tiba-tiba menangis kencang.

"Sapi....sapi..." Dika menjerit sambil menunjuk-nunjuk ke kolong mobil.

Rahma dan Ayah bersamaan melongok ke bawah mobil dan terkaget mendapati satu sapi telah remuk.

"Pantesan tadi pas mundurin mobil ada suara 'krek'." Ayah memungut 2 robot sapi yang berada di kolong mobil. Dimana yang induk selamat, sementara yang anak remuk alias rusak parah. Rupanya tanpa sepengetahuannya, Dika mengarahkan sapi berjalan ke kolong mobil.

"Hwua.....sapi atu..." Dika masih tidak rela sapinya hancur. Meskipun sang bunda berkali-kali menghiburnya dengan mengatakan ada satu sapi yang selamat. Tetap saja mau 2.

Rahma menggendong Dika yang masih menangis sesenggukan masuk ke dalam rumah.

"Ssshh. Anak soleh jangan nangis terus. Cup cup..." Ia mengusup-ngusap punggung Dika yang kini nemplok di dadanya.

"Nda, sapi atu...hiks hiks." Dika memelas dengan isakan yang masih ada.

"Iya Bunda beliin lagi ya. Tapi Dika nya harus berhenti nangisnya."

Dika mengangguk dengan wajah yang masih menelusup di dada Bunda nya itu.

Rahma mulai berselancar masuk ke market place dengan mengetikkan robot sapi di pencarian. Gambar pun bermunculan, bukan hanya sapi tapi mainan lain pun tampil. Ia menggeleng. Belum ada yang cocok sesuai kriteria.

"Nah ada nih..." Dengan sumringah ia memperlihatkan layar ponselnya ke Dika. Tampak gambar sapi perah belang hitam putih mirip mainannya Dika.

"Eh, tapi ini dari plastik. Nggak ada bulunya." Ia pun membaca deskripsi barang yang ternyata tak ada istimewanya. Tak bersuara, tak ada remote, hanya 1 ekor.

"Pantesan harganya juga 20 ribu." Ia mendesah. Diluar prediksi, pagi ini harus dipusingkan dengan sikap Dika yang merajuk dan menangis lagi sebab belum menemukan toko online yang menjual mainan robot sapi.

Sudah 1 jam berselancar di berbagai market place. Namun nihil. Ia dengan sabar membujuk dan menghibur Dika yang tak mau lepas dari pangkuannya, menunggu robot sapi yang dijanjikan akan diganti.

"Coba tanya Mizyan."

"Kan dia yang ngasih kado itu."

"Pasti tahu belinya dimana."

Rahma yang tengah mengurut kening sebab lelah browsing 1 jam lamanya tanpa hasil, langsung menghentikan pijatannya. Mulutnya menganga mendengar Uma menyebut nama itu.

"Punya nomernya nggak?"

Suara Uma yang kini duduk di sisinya, membuat ia menelan saliva.

Dia lagi?

Terpopuler

Comments

lacibolalaaaaaa

lacibolalaaaaaa

aku juga suka kue sus dado bagiiiii

2024-02-04

1

lacibolalaaaaaa

lacibolalaaaaaa

bisa pas begituuuuu

2024-02-04

0

sherly

sherly

aduh Rahma kamu kok sensi banget sama Abang bule, salahnya dia apa? yg salah tu hati kamu dah mulai geer tp ngk sadar...

2023-04-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Saat Terakhir
2 Bab 2. Mizyan Abdillah
3 Bab 3. Duka Cita
4 Bab 4. Life Must Go On
5 Bab 5. See You Tonight
6 Bab 6. The New You
7 Bab 7. Ayah
8 Bab 8. On The Way Room 202
9 Bab 9. Room 202
10 Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11 Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12 Bab 12. Senja Kala
13 Bab 13. Single Mom
14 Bab 14. Tempat Pelarian
15 Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16 Bab 16. Robot Sapi
17 Bab 17. Your Face Distracts My World
18 Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19 Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20 Bab 20. Dia Lagi?
21 Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22 Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23 Bab 23. Sepasang Mata
24 Bab 24. Hujan Malam Minggu
25 Bab 25. Dadah, Om
26 Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27 Bab 27. Holiday in Bali
28 Bab 28. Holiday in Bali (2)
29 Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30 Bab 30. Secercah Asa
31 Bab 31. Secercah Asa (2)
32 32. With a Pleasure
33 Bab 33. Wasiat
34 Bab 34. Merasa Familiar
35 Bab 35. Menghargai Perbedaan
36 Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37 Bab 37. I Can Make You Love Me
38 Bab 38. Salah Tingkah
39 Bab 39. Hibah
40 Bab 40. Menjelang Kepergian
41 Bab 41. Room Paling Ujung
42 Bab 42. Medan, at The Moment
43 Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44 Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45 Bab 45. Last Time in Medan
46 Bab 46. Meraba Hati
47 Bab 47. Petunjuk
48 Bab 48. My Son
49 Bab 49. Firasat
50 Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51 Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52 Bab 52. Deadline 2 Bulan
53 Bab 53. Zonk
54 Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55 Bab 55. I'm Here For You
56 Bab 56. Have a Good Fight
57 Bab 57. Berharap Cemburu
58 Bab 58. Cara Balas Budi
59 Bab 59. Gegana
60 Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61 Bab 61. Pounding to Meet You
62 Bab 62. Apa Maunya?
63 Bab 63. Go ahead
64 Bab 64. Meraih Satu Tiket
65 Bab 65. Step by Step
66 Bab 66. Step by Step (2)
67 Bab 67. Step by Step (3)
68 Bab 68. I Love You
69 Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70 Bab 70. Counting Down
71 Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72 Bab 72. You Know What I Mean
73 Bab 73. Test Drive
74 Bab 74. Menjelang Pernikahan
75 Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76 Bab 76. The New Journey
77 Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78 Bab 78. Malam Pertama
79 Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80 Bab 80. Main Course
81 Bab 81. Mulut Tetangga
82 Bab 82. Terima Kasih Cinta
83 Bab 83. Ahli Modus
84 Bab 84. Menganggap Remeh
85 Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86 Bab 86. Bogor, We are Coming
87 Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88 Bab 88. The Power of Daging Kambing
89 Bab 89. Tenang, Ada Aku
90 Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91 Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92 Bab 92. Kartu As
93 Bab 93. Sehari Tanpamu
94 Bab 94. Hasutan Alex
95 Bab 95. Papa Buye Pulang
96 96. Cerita Yang Terjeda
97 Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98 Bab 98. Tonight And Every Night
99 Bab 99. Adek dan Akak
100 Bab 100. Siap-Siap Sidang
101 Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102 Bab 102. Sehari Dua Misi
103 Bab 103. Serangan Jantung
104 Bab 104. 100 Juta
105 Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106 Bab 106. Ada Satpam
107 Bab 107. Birthday Party
108 Bab 108. Honeymoon
109 Bab 109. 60 Juta
110 Bab 110. Misi Percomblangan
111 Bab 111. Level 2
112 Bab 112. Atu Juja
113 Bab 113. Menyimpan Dendam
114 Bab 114. Mendadak Genit
115 Bab 115. Pesona
116 Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117 Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118 Bab 118. Mood Swing
119 Bab 119. Saturday Night
120 Bab 120. 20 November
121 Bab 121. 20 November (2)
122 Bab 122. 20 November (3)
123 Bab 123. Buka Kartu
124 Bab 124. Paper Bag Marun
125 Bab 125. Theo dan Alex
126 Bab 126. Payung Hitam
127 Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128 Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129 Bab 129. Bau Amis
130 130. Ada Apa Dengan Botol
131 Bab 131. Burung
132 Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133 Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134 Bab 134. Ungkapan
135 Bab 135. Iman
136 Bab 136. Ada Apa?
137 Bab 137. Berita Viral
138 Bab 138. Kepanikan Mizyan
139 Bab 139. Ini Takdir
140 Bab 140. Tindakan
141 Bab 141. Tindakan (2)
142 Bab 142. Healing
143 Bab 143. Akhir Kasus
144 Bab 144. Batal Lamaran
145 Bab 145. 11 Januari
146 Bab 146. 11 Januari (2)
147 Bab 147. Pergi
148 Bab 148. Dua Tahun
149 Bab 149. Opa Oh Opa
150 Bab 150. Lupa
151 Bab 151. Kado
152 Bab 152. Kado (2)
153 Bab 153. Welcome Baby
154 Bab 154. Akhir Kisah
155 PENGUMUMAN
156 Bab 155. Bonchap 1
157 Bab 156. Bonchap 2
158 Bab 157. Bonchap 3
159 Bab 158. Bonchap 4
160 Bab 159. Bonchap 5
161 Bab 160. Bonchap 6
162 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1. Saat Terakhir
2
Bab 2. Mizyan Abdillah
3
Bab 3. Duka Cita
4
Bab 4. Life Must Go On
5
Bab 5. See You Tonight
6
Bab 6. The New You
7
Bab 7. Ayah
8
Bab 8. On The Way Room 202
9
Bab 9. Room 202
10
Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11
Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12
Bab 12. Senja Kala
13
Bab 13. Single Mom
14
Bab 14. Tempat Pelarian
15
Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16
Bab 16. Robot Sapi
17
Bab 17. Your Face Distracts My World
18
Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19
Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20
Bab 20. Dia Lagi?
21
Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22
Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23
Bab 23. Sepasang Mata
24
Bab 24. Hujan Malam Minggu
25
Bab 25. Dadah, Om
26
Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27
Bab 27. Holiday in Bali
28
Bab 28. Holiday in Bali (2)
29
Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30
Bab 30. Secercah Asa
31
Bab 31. Secercah Asa (2)
32
32. With a Pleasure
33
Bab 33. Wasiat
34
Bab 34. Merasa Familiar
35
Bab 35. Menghargai Perbedaan
36
Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37
Bab 37. I Can Make You Love Me
38
Bab 38. Salah Tingkah
39
Bab 39. Hibah
40
Bab 40. Menjelang Kepergian
41
Bab 41. Room Paling Ujung
42
Bab 42. Medan, at The Moment
43
Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44
Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45
Bab 45. Last Time in Medan
46
Bab 46. Meraba Hati
47
Bab 47. Petunjuk
48
Bab 48. My Son
49
Bab 49. Firasat
50
Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51
Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52
Bab 52. Deadline 2 Bulan
53
Bab 53. Zonk
54
Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55
Bab 55. I'm Here For You
56
Bab 56. Have a Good Fight
57
Bab 57. Berharap Cemburu
58
Bab 58. Cara Balas Budi
59
Bab 59. Gegana
60
Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61
Bab 61. Pounding to Meet You
62
Bab 62. Apa Maunya?
63
Bab 63. Go ahead
64
Bab 64. Meraih Satu Tiket
65
Bab 65. Step by Step
66
Bab 66. Step by Step (2)
67
Bab 67. Step by Step (3)
68
Bab 68. I Love You
69
Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70
Bab 70. Counting Down
71
Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72
Bab 72. You Know What I Mean
73
Bab 73. Test Drive
74
Bab 74. Menjelang Pernikahan
75
Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76
Bab 76. The New Journey
77
Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78
Bab 78. Malam Pertama
79
Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80
Bab 80. Main Course
81
Bab 81. Mulut Tetangga
82
Bab 82. Terima Kasih Cinta
83
Bab 83. Ahli Modus
84
Bab 84. Menganggap Remeh
85
Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86
Bab 86. Bogor, We are Coming
87
Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88
Bab 88. The Power of Daging Kambing
89
Bab 89. Tenang, Ada Aku
90
Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91
Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92
Bab 92. Kartu As
93
Bab 93. Sehari Tanpamu
94
Bab 94. Hasutan Alex
95
Bab 95. Papa Buye Pulang
96
96. Cerita Yang Terjeda
97
Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98
Bab 98. Tonight And Every Night
99
Bab 99. Adek dan Akak
100
Bab 100. Siap-Siap Sidang
101
Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102
Bab 102. Sehari Dua Misi
103
Bab 103. Serangan Jantung
104
Bab 104. 100 Juta
105
Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106
Bab 106. Ada Satpam
107
Bab 107. Birthday Party
108
Bab 108. Honeymoon
109
Bab 109. 60 Juta
110
Bab 110. Misi Percomblangan
111
Bab 111. Level 2
112
Bab 112. Atu Juja
113
Bab 113. Menyimpan Dendam
114
Bab 114. Mendadak Genit
115
Bab 115. Pesona
116
Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117
Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118
Bab 118. Mood Swing
119
Bab 119. Saturday Night
120
Bab 120. 20 November
121
Bab 121. 20 November (2)
122
Bab 122. 20 November (3)
123
Bab 123. Buka Kartu
124
Bab 124. Paper Bag Marun
125
Bab 125. Theo dan Alex
126
Bab 126. Payung Hitam
127
Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128
Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129
Bab 129. Bau Amis
130
130. Ada Apa Dengan Botol
131
Bab 131. Burung
132
Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133
Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134
Bab 134. Ungkapan
135
Bab 135. Iman
136
Bab 136. Ada Apa?
137
Bab 137. Berita Viral
138
Bab 138. Kepanikan Mizyan
139
Bab 139. Ini Takdir
140
Bab 140. Tindakan
141
Bab 141. Tindakan (2)
142
Bab 142. Healing
143
Bab 143. Akhir Kasus
144
Bab 144. Batal Lamaran
145
Bab 145. 11 Januari
146
Bab 146. 11 Januari (2)
147
Bab 147. Pergi
148
Bab 148. Dua Tahun
149
Bab 149. Opa Oh Opa
150
Bab 150. Lupa
151
Bab 151. Kado
152
Bab 152. Kado (2)
153
Bab 153. Welcome Baby
154
Bab 154. Akhir Kisah
155
PENGUMUMAN
156
Bab 155. Bonchap 1
157
Bab 156. Bonchap 2
158
Bab 157. Bonchap 3
159
Bab 158. Bonchap 4
160
Bab 159. Bonchap 5
161
Bab 160. Bonchap 6
162
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!