Bab 14. Tempat Pelarian

Cukup lama Rahma berada di samping pusara Malik bersama Dika yang berceloteh mengajak ayahnya berbicara, bercerita hari ini mau bertemu saudara-saudaranya. Sesekali Dika mendekatkan wajah ke depan nisan berbahan marmer itu. Mau mengintip ayah bobo, katanya. Dan saat itu pula ia harus menyusut lagi sudut matanya.

"Sudah yuk, pulang!"

Namun Dika menggeleng, tak bergeming. Mau menunggu dulu ayah bangun dan keukeuh ingin memeluk ayah, jawabnya. Yang membuat Rahma harus mendongkkan wajah menatap langit biru agar bisa menahan air mata tak lagi jatuh.

Sinar mentari pagi yang makin naik terasa hangat menerpa punggungnya. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling sebab hatinya merasa ada yang sedang mengawasi. Keningnya mengkerut melihat 2 orang pria yang berjongkok di salah satu pusara jajarannya, di urutan kedua paling ujung, terpergok tengah menatapnya. Ia baru sadar, selama hampir 1 jam lamanya berada di samping pusara Malik, 2 orang pria di sana pun belum beranjak.

Rahma kembali membujuk Dika untuk pulang dan berjanji mengajaknya ke sini lagi nanti. Setelah diingatkan akan bertemu Manda, si kembar Raka dan Rayi, barulah Dika menurut.

"Ayah, Atu pulang ya."

"Mikum, Ayah."

Rahma menelan saliva dengan tenggorokan tercekat mendengar Dika berpamitan, juga melihat sang anak mencium nisan ayahnya tanpa diajarinya. Ia menuntun Dika menyusuri jalan kecil, celah cukup lebar antara jajaran pusara bagian kiri dan kanan. Rasa penasaran membuatnya spontan membalikkan badan. Terlihat 2 orang pria bertopi itu berjalan jauh di belakangnya dan berhenti mendadak menatap sembarang arah.

Ia menepis praduga. Mungkin sama 2 orang pria itu mau pulang, bukan sedang membuntutinya. Namun rasa cemas mulai timbul saat mempercepat langkah, melalui sudut mata tampak 2 pria itu pun berjalan tergesa.

Ya Allah.

Rahma terkesiap kala sampai di parkiran. Matanya tak sengaja tertuju pada ban mobil bagian belakang kanan yang gembos. Ternyata tidak hanya satu, ban depan kanan pun ternyata sama gembos. Ia urung membuka pintu mobilnya. Memilih menekan lagi remote untuk mengunci. Ia mempererat pegangan tangan yang menuntun Dika agar tidak lepas. Jantungnya mulai bertalu kencang melihat 2 pria bertopi itu makin mendekat. Baru sadar, hanya ada 2 mobil yang terparkir di sana juga tak ada orang lain.

"Dika, lari-lari yuk! Kita olahraga biar sehat." Rahma tak ingin anaknya tahu dan menjadi takut jika kini situasi dalam bahaya.

Anggukan Dika yang tampak semangat menjadi aba-aba baginya untuk menyebrang jalan sebab di sana lebih ramai dengan lalu lalang orang bersepeda dan berjogging. Ia meninggalkan mobilnya begitu saja. Memilih menggendong Dika saat menyebrang agar bisa berlari cepat.

Huft.

Rahma mengatur nafasnya yang tersengal dengan bulir keringat bermunculan di dahi sebab memangku Dika yang cukup berat. Ia mulai berjalan cepat di trotoar dengan tangan memegang erat jemari Dika yang harus berlari-lari mengimbangi langkah bundanya.

Ia menyelinap di antara sekelompok remaja yang berjalan santai sambil asyik memainkan ponsel. Sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan apakah 2 pria berjaket hitam dan coklat itu masih mengikutinya atau tidak.

"Nda, cape....ausss." Dika berhenti sambil menghentakkan tangannya yang dipegang Rahma. Sampai kemudian terlepas dan terpisah di belakang sebab sekelompok remaja itu menyalip berjalan mendahului.

"Dika---"

Rahma yang terkaget spontan berteriak memanggil nama anaknya. Sebab dalam waktu yang sama matanya menangkap satu pria berjaket coklat berlari makin mendekat ke arah Dika yang tengah merajuk.

Entah mendapat kekuatan dari mana, ia meraih Dika dan menggendongnya sambil berlari kencang menuju sekelompok pesepeda yang sedang beristirahat di trotoar yang teduh. Tak terlihat lagi sekelompok remaja yang tadi berbaur bersamanya. Atau pula orang dewasa yang sedang berlari pagi, sudah berpencar jauh. Dan kini, ia berniat meminta tolong.

"Om---"

"Nda, ada Om---"

Rahma yang siap berucap meminta tolong, urung. Demi mendengar Dika yang berseru riang sambil menunjuk-nunjuk ke arah mobil sport warna merah yang terparkir berjarak sekitar 10 meter dari kelompok pesepeda yang tengah beristrirahat. Asanya muncul kala melihat sosok pria yang pernah 2 kali dilihatnya, di toko dan di kamar tamu rumahnya. Ia menarik tangan Dika, mendekati pria yang sedang santai bersandar di pintu mobil sambil memegang ponsel di telinga.

"Tolong bawa kami pergi sini!"

****

Mizyan keluar lebih dulu dari pintu samping usai mengaminkan doa sebagai penutup kajian pagi ini. Ia tergesa menuju paviliun, berganti pakaian santai sebab ada janji bertemu klien untuk meninjau lokasi tanah yang akan dibangun rumah mewah. Dan ia dipercaya sebagai arsiteknya.

Ia melajukan mobil kesayangannya menuju lokasi yang sudah di shareloc oleh kliennya. Pertemuan non formal itu berjalan santai dan friendly. Bahkan ia melakukan interview bersama klien yang datang bersama asistennya itu di warung kopi yang dekat dengan lokasi yang sudah selesai ditinjau. Ia mencatat dengan detail konsep rumah yang diinginkan klien agar nantinya sesuai ekspektasi.

"Rumah ini akan jadi kado surprise untuk istri saya. Dia wanita terhebat. Udah sabar mendampingiku sejak dari nol sampai sekarang sukses."

Kalimat yang diucapkan klien dengan mata berbinar itu sukses membuat Mizyan menghentikan ketikan di Tab nya.

"Respect." Tanggapannya singkat sambil mengacungkan jempol sebab sosok pria perlente di hadapannya itu yang begitu bangga memuji istri.

Urusan dengan klien beres, namun perutnya kini tidak beres alias lapar. Ia sempat menyapa sekelompok pesepeda yang baru saja berhenti untuk beristirahat sebab ia berjalan menuju mobil melewati kelompok pesepeda itu.

Baru juga akan menelepon Dado untuk menanyakan mau dibelikan makanan apa, tiba-tiba seseorang mengagetkannya.

"Tolong bawa kami pergi sini!" Manik coklat dengan bulu mata lentik itu tampak ketakutan. Bahkan tangannya mencengkeram lengan kiri Mizyan dengan kuat dan bergetar.

"Om! Yeay ada Om."

Mizyan beralih menatap Dika yang bertepuk tangan riang. Lalu beralih lagi menatap Bundanya Dika yang ketakutan.

"Kenapa? Ada apa?!" tanyanya refleks menepuk bahu Rahma untuk membuatnya tenang.

Ia melajukan mobil dengan membawa dua penumpang di jok belakang. Matanya awas menatap spion kanan dan tengah, mengamati keadaan jalanan di belakang mobilnya.

"Mobil avanza putih itu bukan?" Sekilas Mizyan menatap Rahma dari spion tengah.

Belum ada jawaban. Sebab Rahma memutar tubuhnya ke belakang awolah sedang mengingat-ngingat.

"Sepertinya iya. Itu mobil yang tadi parkir dekat mobil saya." Rahma makin yakin saat mobil yang dikemudikan Mizyan berjalan pelan lalu berhenti di lampu merah. Ia bisa melihat jelas orang yang duduk di mobil yang membuntutinya itu. Dua pria berjaket hitam dan coklat.

"Dika!"

"Ya, Om." Yang dipanggil langsung berdiri semangat melongokkan kepala ke kursi kemudi.

"Mau balapan?" Mizyan menoleh sambil mengusap puncak kepala Dika yang tengah memegang persneling. Yang kemudian Rahma menegur dan meraih tubuh Dika untuk duduk.

"Mau-mau, Om." Dika tak mengindahkan teguran sang bunda. Memilih menjawab tawaran Om Mizyan.

"Bundanya, tolong pakai safety belt. Sama Dika juga tolong pasangin!" Mizyan menatap Rahma dari spion tengah. Namun ternyata mendapat gelengan tidak setuju.

"Jangan ngebut. Ini jalanan padat. Saya nggak mau kita kenapa-kenapa."

Mizyan mengangguk, mengalah. Padahal ia rindu balapan. Bisa saja ia mengarahkan mobil yang membuntutinya memasuki tol. Sudah lama mobil sport merahnya tidak meraung dan melesat cepat. Namun ia harus mengalah demi kenyamanan penumpangnya.

"Mau pulang ke rumah?" Tawar Mizyan saat mobil penguntit terhalang 4 mobil di belakangnya. Bisa menjadi kesempatan untuk semakin menjauh sebab arah ke komplek Rahma tinggal 200 meter belok kanan.

"Jangan. Saya nggak mau Ayah sama Uma panik."

"Terserah kamu bawa ke mana. Saya butuh menenangkan diri sebentar."

Dan di sinilah sekarang ketiganya berada, apartemen. Mizyan memutuskan membawa Rahma dan Dika ke apartemennya sebab Rahma sama sekali tak ada ide sama sekali bahkan terlihat kelelahan.

"Jangan takut." Mizyan bisa menangkap raut keraguan saat pintu apartemennya dibuka. "Saya akan keluar lagi. Hanya mau ngasih tahu dulu dimana letak makanan dan minuman. Dika sama bundanya bisa istirahat dengan tenang. Anggap saja rumah sendiri."

Lain halnya Dika yang langsung menerobos masuk ke dalam. "Ini lumah Om ya?" ujarnya sambil membuka sepatu lalu naik ke sofa dan membaringkan badan dengan tangan telentang.

Mizyan mengulum senyum melihat tingkah polos Dika yang kini berbaring di sofa. Seperti sedang merasakan capek.

"Nda....ausssss."

"Bunda mau sampe kapan berdiri di luar?!" Mizyan menaikkan kedua alisnya dengan senyuman tipis sebab Rahma masih saja berdiri di ambang pintu. "Itu Dika haus, katanya."

"Jangan panggil saya Bunda!" Rahma melayangkan protes dengan ketus. Ia merasa jengah sejak dari mobil, Mizyan memanggilnya Bunda, bukan namanya. "Hanya Dika yang boleh memanggil begitu. Panggil Rahma saja! pungkasnya masih dengan ketus.

"Ok. Bu Rahma." Mizyan mengangkat tangan memberi tanda hormat.

"RAHMA. Nggak usah pakai 'Bu'." Rahma masih saja ketus sebab Mizyan seperti sengaja membuatnya kesal.

"Nda.....ausssss."

Terpopuler

Comments

titiek

titiek

apakah org suruhan mama mertua ya

2025-01-29

0

Mmh dew

Mmh dew

❤🧡💛💚💙💜

2024-08-03

1

Erna Masliana

Erna Masliana

kenapa dg Rahma..kok ketus bisa kan ngomong baik2 udah di tolongin jg

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Saat Terakhir
2 Bab 2. Mizyan Abdillah
3 Bab 3. Duka Cita
4 Bab 4. Life Must Go On
5 Bab 5. See You Tonight
6 Bab 6. The New You
7 Bab 7. Ayah
8 Bab 8. On The Way Room 202
9 Bab 9. Room 202
10 Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11 Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12 Bab 12. Senja Kala
13 Bab 13. Single Mom
14 Bab 14. Tempat Pelarian
15 Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16 Bab 16. Robot Sapi
17 Bab 17. Your Face Distracts My World
18 Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19 Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20 Bab 20. Dia Lagi?
21 Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22 Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23 Bab 23. Sepasang Mata
24 Bab 24. Hujan Malam Minggu
25 Bab 25. Dadah, Om
26 Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27 Bab 27. Holiday in Bali
28 Bab 28. Holiday in Bali (2)
29 Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30 Bab 30. Secercah Asa
31 Bab 31. Secercah Asa (2)
32 32. With a Pleasure
33 Bab 33. Wasiat
34 Bab 34. Merasa Familiar
35 Bab 35. Menghargai Perbedaan
36 Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37 Bab 37. I Can Make You Love Me
38 Bab 38. Salah Tingkah
39 Bab 39. Hibah
40 Bab 40. Menjelang Kepergian
41 Bab 41. Room Paling Ujung
42 Bab 42. Medan, at The Moment
43 Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44 Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45 Bab 45. Last Time in Medan
46 Bab 46. Meraba Hati
47 Bab 47. Petunjuk
48 Bab 48. My Son
49 Bab 49. Firasat
50 Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51 Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52 Bab 52. Deadline 2 Bulan
53 Bab 53. Zonk
54 Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55 Bab 55. I'm Here For You
56 Bab 56. Have a Good Fight
57 Bab 57. Berharap Cemburu
58 Bab 58. Cara Balas Budi
59 Bab 59. Gegana
60 Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61 Bab 61. Pounding to Meet You
62 Bab 62. Apa Maunya?
63 Bab 63. Go ahead
64 Bab 64. Meraih Satu Tiket
65 Bab 65. Step by Step
66 Bab 66. Step by Step (2)
67 Bab 67. Step by Step (3)
68 Bab 68. I Love You
69 Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70 Bab 70. Counting Down
71 Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72 Bab 72. You Know What I Mean
73 Bab 73. Test Drive
74 Bab 74. Menjelang Pernikahan
75 Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76 Bab 76. The New Journey
77 Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78 Bab 78. Malam Pertama
79 Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80 Bab 80. Main Course
81 Bab 81. Mulut Tetangga
82 Bab 82. Terima Kasih Cinta
83 Bab 83. Ahli Modus
84 Bab 84. Menganggap Remeh
85 Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86 Bab 86. Bogor, We are Coming
87 Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88 Bab 88. The Power of Daging Kambing
89 Bab 89. Tenang, Ada Aku
90 Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91 Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92 Bab 92. Kartu As
93 Bab 93. Sehari Tanpamu
94 Bab 94. Hasutan Alex
95 Bab 95. Papa Buye Pulang
96 96. Cerita Yang Terjeda
97 Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98 Bab 98. Tonight And Every Night
99 Bab 99. Adek dan Akak
100 Bab 100. Siap-Siap Sidang
101 Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102 Bab 102. Sehari Dua Misi
103 Bab 103. Serangan Jantung
104 Bab 104. 100 Juta
105 Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106 Bab 106. Ada Satpam
107 Bab 107. Birthday Party
108 Bab 108. Honeymoon
109 Bab 109. 60 Juta
110 Bab 110. Misi Percomblangan
111 Bab 111. Level 2
112 Bab 112. Atu Juja
113 Bab 113. Menyimpan Dendam
114 Bab 114. Mendadak Genit
115 Bab 115. Pesona
116 Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117 Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118 Bab 118. Mood Swing
119 Bab 119. Saturday Night
120 Bab 120. 20 November
121 Bab 121. 20 November (2)
122 Bab 122. 20 November (3)
123 Bab 123. Buka Kartu
124 Bab 124. Paper Bag Marun
125 Bab 125. Theo dan Alex
126 Bab 126. Payung Hitam
127 Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128 Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129 Bab 129. Bau Amis
130 130. Ada Apa Dengan Botol
131 Bab 131. Burung
132 Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133 Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134 Bab 134. Ungkapan
135 Bab 135. Iman
136 Bab 136. Ada Apa?
137 Bab 137. Berita Viral
138 Bab 138. Kepanikan Mizyan
139 Bab 139. Ini Takdir
140 Bab 140. Tindakan
141 Bab 141. Tindakan (2)
142 Bab 142. Healing
143 Bab 143. Akhir Kasus
144 Bab 144. Batal Lamaran
145 Bab 145. 11 Januari
146 Bab 146. 11 Januari (2)
147 Bab 147. Pergi
148 Bab 148. Dua Tahun
149 Bab 149. Opa Oh Opa
150 Bab 150. Lupa
151 Bab 151. Kado
152 Bab 152. Kado (2)
153 Bab 153. Welcome Baby
154 Bab 154. Akhir Kisah
155 PENGUMUMAN
156 Bab 155. Bonchap 1
157 Bab 156. Bonchap 2
158 Bab 157. Bonchap 3
159 Bab 158. Bonchap 4
160 Bab 159. Bonchap 5
161 Bab 160. Bonchap 6
162 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1. Saat Terakhir
2
Bab 2. Mizyan Abdillah
3
Bab 3. Duka Cita
4
Bab 4. Life Must Go On
5
Bab 5. See You Tonight
6
Bab 6. The New You
7
Bab 7. Ayah
8
Bab 8. On The Way Room 202
9
Bab 9. Room 202
10
Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11
Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12
Bab 12. Senja Kala
13
Bab 13. Single Mom
14
Bab 14. Tempat Pelarian
15
Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16
Bab 16. Robot Sapi
17
Bab 17. Your Face Distracts My World
18
Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19
Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20
Bab 20. Dia Lagi?
21
Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22
Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23
Bab 23. Sepasang Mata
24
Bab 24. Hujan Malam Minggu
25
Bab 25. Dadah, Om
26
Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27
Bab 27. Holiday in Bali
28
Bab 28. Holiday in Bali (2)
29
Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30
Bab 30. Secercah Asa
31
Bab 31. Secercah Asa (2)
32
32. With a Pleasure
33
Bab 33. Wasiat
34
Bab 34. Merasa Familiar
35
Bab 35. Menghargai Perbedaan
36
Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37
Bab 37. I Can Make You Love Me
38
Bab 38. Salah Tingkah
39
Bab 39. Hibah
40
Bab 40. Menjelang Kepergian
41
Bab 41. Room Paling Ujung
42
Bab 42. Medan, at The Moment
43
Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44
Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45
Bab 45. Last Time in Medan
46
Bab 46. Meraba Hati
47
Bab 47. Petunjuk
48
Bab 48. My Son
49
Bab 49. Firasat
50
Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51
Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52
Bab 52. Deadline 2 Bulan
53
Bab 53. Zonk
54
Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55
Bab 55. I'm Here For You
56
Bab 56. Have a Good Fight
57
Bab 57. Berharap Cemburu
58
Bab 58. Cara Balas Budi
59
Bab 59. Gegana
60
Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61
Bab 61. Pounding to Meet You
62
Bab 62. Apa Maunya?
63
Bab 63. Go ahead
64
Bab 64. Meraih Satu Tiket
65
Bab 65. Step by Step
66
Bab 66. Step by Step (2)
67
Bab 67. Step by Step (3)
68
Bab 68. I Love You
69
Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70
Bab 70. Counting Down
71
Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72
Bab 72. You Know What I Mean
73
Bab 73. Test Drive
74
Bab 74. Menjelang Pernikahan
75
Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76
Bab 76. The New Journey
77
Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78
Bab 78. Malam Pertama
79
Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80
Bab 80. Main Course
81
Bab 81. Mulut Tetangga
82
Bab 82. Terima Kasih Cinta
83
Bab 83. Ahli Modus
84
Bab 84. Menganggap Remeh
85
Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86
Bab 86. Bogor, We are Coming
87
Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88
Bab 88. The Power of Daging Kambing
89
Bab 89. Tenang, Ada Aku
90
Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91
Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92
Bab 92. Kartu As
93
Bab 93. Sehari Tanpamu
94
Bab 94. Hasutan Alex
95
Bab 95. Papa Buye Pulang
96
96. Cerita Yang Terjeda
97
Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98
Bab 98. Tonight And Every Night
99
Bab 99. Adek dan Akak
100
Bab 100. Siap-Siap Sidang
101
Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102
Bab 102. Sehari Dua Misi
103
Bab 103. Serangan Jantung
104
Bab 104. 100 Juta
105
Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106
Bab 106. Ada Satpam
107
Bab 107. Birthday Party
108
Bab 108. Honeymoon
109
Bab 109. 60 Juta
110
Bab 110. Misi Percomblangan
111
Bab 111. Level 2
112
Bab 112. Atu Juja
113
Bab 113. Menyimpan Dendam
114
Bab 114. Mendadak Genit
115
Bab 115. Pesona
116
Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117
Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118
Bab 118. Mood Swing
119
Bab 119. Saturday Night
120
Bab 120. 20 November
121
Bab 121. 20 November (2)
122
Bab 122. 20 November (3)
123
Bab 123. Buka Kartu
124
Bab 124. Paper Bag Marun
125
Bab 125. Theo dan Alex
126
Bab 126. Payung Hitam
127
Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128
Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129
Bab 129. Bau Amis
130
130. Ada Apa Dengan Botol
131
Bab 131. Burung
132
Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133
Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134
Bab 134. Ungkapan
135
Bab 135. Iman
136
Bab 136. Ada Apa?
137
Bab 137. Berita Viral
138
Bab 138. Kepanikan Mizyan
139
Bab 139. Ini Takdir
140
Bab 140. Tindakan
141
Bab 141. Tindakan (2)
142
Bab 142. Healing
143
Bab 143. Akhir Kasus
144
Bab 144. Batal Lamaran
145
Bab 145. 11 Januari
146
Bab 146. 11 Januari (2)
147
Bab 147. Pergi
148
Bab 148. Dua Tahun
149
Bab 149. Opa Oh Opa
150
Bab 150. Lupa
151
Bab 151. Kado
152
Bab 152. Kado (2)
153
Bab 153. Welcome Baby
154
Bab 154. Akhir Kisah
155
PENGUMUMAN
156
Bab 155. Bonchap 1
157
Bab 156. Bonchap 2
158
Bab 157. Bonchap 3
159
Bab 158. Bonchap 4
160
Bab 159. Bonchap 5
161
Bab 160. Bonchap 6
162
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!