Bab 9. Room 202

Perjalanan menuju hotel yang terletak di pusat kota terkendala kemacetan sebab ada mobil derek tengah mengevakuasi sebuah mini bus yang terbalik dan melintangi jalan usai terjadi laka lantas 1 jam yang lalu. Mizyan menyalakan audio, mencari chanel radio yang memutar lagu-lagu easy listening untuk menghilangkan rasa sepi dan suntuk saat proses jalan buka tutup berlangsung. Ia pun mengirimkan pesan kepada Oji jika kemungkinan akan terlambat sampai di hotel.

Benar saja, ia datang terlambat 20 menit. Begitu keluar dari lift di lantai 12, ponselnya berdering.

"Gue udah di lantai 12." Mizyan menjawab tanpa basa basi sebab Oji yang menghubunginya pasti menanyakan kabar posisinya.

Sebuah pintu kamar tampak terbuka dengan seorang pria berpakaian santai muncul di ambang pintu menyambut kehadiran Mizyan yang melangkah mendekat.

Keduanya saling beradu tos dan berpelukan. Lama tidak berjumpa membuat keduanya terlihat senang, saling meninju bahu diiringi gelak tawa. Bahkan Oji terang-terangan memuji Mizyan yang menurutnya banyak perubahan fisik.

"Welcome to my paradise, bro Michael!" Oji merentangkan tangan mempersilakan Mizyan masuk ke dalam kamar tempatnya menginap.

Alunan musik DJ terdengar meski tak terlalu keras agar tak mengganggu tamu yang lain ataupun mendapat teguran dari petugas hotel. Satu botol wine tersaji di meja dengan satu gelas sloki yang masih menangkup, sementara yang satunya lagi tampak basah bekas dipakai.

Mizyan menatap seisi ruangan kamar yang luas itu. Tapi ia tak menangkap ada orang lain selain dirinya dan Oji.

"Kapan lo dari Singapore?" Mizyan menatap Oji yang menggoyang-goyangkan kepalanya mengikuti ritme musik. Ia mengeluarkan dua kaleng soft drink dari lemari pendingin dan menyimpannya di meja.

"Kemarin, bro." Oji menjatuhkan tubuh di sisi Mizyan sambil membalikkan gelas lalu membuka tutup botol wine.

"Stop." Mizyan menahan tangan Oji yang akan menuangkan minuman ke gelas kosong yang diduga untuknya. "Gue udah gak minum."

Oji menatap Mizyan dengan dahi mengkerut lalu tak lama tertawa lepas. Tapi tiba-tiba menghentikan tawanya setelah melihat raut wajah temannya itu yang tajam menatapnya.

"Seriously." Mizyan menganggukkan kepala. Bahkan meminta Oji mematikan musik agar bisa berbicara leluasa.

"Gak asyik lo." Dengan menggerutu, Oji meraih ponselnya, mematikan playlist dan bluetooth yang tersambung ke home theatre.

"Gue udah jadi mualaf. Udah setaun lebih." Mizyan memulai bercerita dengan punggung yang di sandarkan ke bantal sofa sambil bertumpang kaki. Oji pun melakukan hal yang sama sambil menenggak minumannya.

"Aku udah ganti nama. Mizyan Abdillah." Ia memperlihatkan SIM ke depan muka Oji agar temannya itu lebih percaya.

"Palingan lo jadi mualaf karena cewek. Ya kan?" Oji mencebik. Ia mengambil sebatang rokok yang tergeletak di meja. Menawarkannya sebatang, namun Mizyan menggeleng. Lalu berganti menyerahkan satu kaleng.

"Gue udah stop merokok." lanjutnya sambil menerima kaleng minuman soft drink dari tangan Oji. Crsss, bunyi busa soda terdengar kala tutup minuman dibuka.

Membuat Oji membulatkan mata dengan gerak bibir mengucapkan kata 'wow' tanpa suara.

"Lo bener. Seorang gadis berhijab mengantarkan hidayah buat gue." Mizyan melanjutkan cerita proses hijrahnya itu.

"Tuh kan bener."

"Denger dulu, jangan motong." Mizyan memelototkan matanya sambil meninju lengan Oji. "Cinta gue ditolak. Tapi dari situ hati gue makin mantap untuk berubah."

"Islam is my faith, my voice, my choice." Mizyan berkata dengan penuh ketegasan dan keyakinan.

Oji tampak memutar-mutar gelas kosong di tangannya, tak mengomentari ketegasan kalimat terakhir yang diucapkan Mizyan.

"Life is a choice." Oji memecah keheningan yang tercipta. Kepulan asap rokok menggumpal di udara yang kemudian pecah dan menghilang meninggalkan aroma tembakau. "And I enjoyed mylife."

"Kita tetap teman, kan?" Oji mengangsurkan tangan yang terkepal ke arah Mizyan.

"Sure." Mizyan membalas mengadukan kepalan tinju. Meneguk minuman soda yang dingin menyegarkan tenggorokan.

Prok prok prok.

Tiga kali tepukan tangan Oji membuat Mizyan terkaget sebab 2 orang wanita seksi muncul dari arah kamar mandi lalu duduk bergabung di sofa yang sama di tengah-tengah mereka. Membuat Mizyan berdiri dan menatap sengit ke arah Oji.

"Gue pulang!"

Namun lengan Mizyan ditahan Oji yang tampak mulai mabuk. "Sshh, woles bro. kita hanya ngobrol-ngobrol aja sama para bidadari."

"Lo masih ingat kan Cindy and Carla?" lajut Oji dengan senyum menyeringai sambil menyentuh dada perempuan yang merangkum bahunya.

"Heh Michael, gue sengaja ke sini buat seneng-seneng sama lo. Reunian or apalah namanya." Oji tampak makin teler dengan gerakan tangan menelusup ke balik rok mini yang dikenakan perempuan seksi bernama Cindy yang dengan sengaja makin memepetkan tubuhnya dengan dada yang menantang.

"Hargain gue dong, bro. Malam ini aja kita nikmati surga dunia. Sumpeh gue akan..." Oji membuat gerakan jari mengunci mulut.

Jika dulu Mizyan akan mentertawakan kelakuan seronok teman clubbingnya itu dan mengompori untuk melucuti di depan umum. Toh yang masuk ke club elit hanya orang-orang tertentu dan berdompet tebal tentunya. Jadi nggak masalah meski jadi bahan tontonan pun sebab mereka pun tidak malu berbuat seperti itu. Tapi pemandangan yang dilihatnya sekarang memberikan reaksi lain. Jijik.

Ia berusaha mencegah Oji melakukan lebih. Namun teman yang sudah teler itu malah menepis tangannya dengan kasar dan mengajak Cindy pergi untuk menghabiskan malam, menuntaskan hasrat di kamar mandi. Tinggallah Mizyan dan Carla berdua duduk di sofa berbeda.

Tanpa kata, Mizyan meraih jaket kulit yang tersampir di single sofa, namun kepalanya mendadak pusing dan tak berhasil memakaikan jaket dengannbemar ke tubuhnya. Ia memejamkan mata berusaha menepis rasa pusing yang membuat jalannya sempoyongan.

"****." Ia memaki sambil memukulkan tangan ke udara. Tak menyangka soft drink kemasan kaleng yang diberikan Oji sudah bercampur obat.

"My dear, Michael." Carla memeluk tubuh Mizyan dari.belakang. "Senangnya bisa memeluk kamu lagi."

Mizyan tak kuasa menolak saat Carla menuntunnya ke ranjang. Ia tersiksa dengan rasa pusing dan kantuk yang mendera. Namun sebisa mungkin ia tetap menjaga kesadaran.

"Carla, please. Jangan lakukan!" Mizyan menahan tangan perempuan dengan pakaian kekurangan bahan itu yang akan membuka sabuk celananya.

"Kamu tampak pusing, baby. Tidur aja sayang, biar aku yang mainkan."

Ya Allah.

Mizyan menjeritkan nama Tuhannya dalam hati. Berdoa agar bisa selamat dari jebakan maksiat yang akan menimpanya.

Hasbunallah Wani'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'man Nasir.

Nasehat Abah saat berjalan keluar dari masjid subuh kemarin mendadak memenuhi kepalanya.

"Lafalkan kalimat dzikir itu untuk meminta pertolongan Allah kala kita dalam kesulitan, terjebak dalam muslihat orang jahat."

Mizyan melafalkan dalam hatinya berkali-kali sambil menjaga kesadarannya, melawan mata yang ingin terpejam rapat sebab serangan rasa kantuk.

Tiba-tiba, ia menjadi punya kekuatan untuk bangun dan menyingkirkan perempuan itu dari tubuhnya. Membuat Carla terjengkang dan telentang di ranjang dengan rok mini yang tersingkap memperlihatkan isinya.

"Carla. Gue masih punya hati untuk tidak menyakitimu." Mizyan mengeram, menahan marah dengan tangan yang menunjuk ke arah wajah cantik menggoda itu.

"Camkan baik-baik kata-kata gue."

"Namaku Mizyan Abdillah. Bukan lagi Michael Cornelius."

"Hubungan kita cuma masa lalu."

"Jangan lagi menggodaku!!!"

Ia keluar dari kamar meninggalkan Carla yang menggigil dalam ketakutan sebab kemarahan mantan teman kencan one night stand nya itu tampak mengerikan. Seakan siap memakannya hidup-hidup.

Brugg.

Mizyan membanting pintu kamar hotel dengan keras penuh amarah. Meninggalkan wanita seksi yang siap memanaskan malam tanpa pamrih. Ia melajukan mobil tanpa arah dengan kesadaran yang masih tersisa. Ia tidak mungkin pulang ke pesantren dalam keadaan kacau seperti itu. Yang penting saat ini adalah pergi jauh dari hotel. Pergi meninggalkan kelakuan teman terkutuk itu.

Rasa pusing dan kantuk semakin memberat dan tak bisa lagi ditahan. Ia menghentikan mobilnya demi menghindari kecelakaan. Entah dimana ini, yang jelas ia sadar mobilnya berbelok memasuki sebuah komplek perumahan tanpa adanya penjagaan. Dan selanjutnya ia limbung di depan pagar rumah orang. Tak sadarkan diri lagi.

Terpopuler

Comments

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

psti nyungsep k perumahan Rahma ki 😁😁✌️✌️✌️

2024-11-06

0

Mmh dew

Mmh dew

❤🧡💛💚💙💜 LOVE

2024-08-02

0

Erna Masliana

Erna Masliana

tuh kan bener.. temennya sesat menyesatkan jauhi Ozy hantu botak😁✌️

2024-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Saat Terakhir
2 Bab 2. Mizyan Abdillah
3 Bab 3. Duka Cita
4 Bab 4. Life Must Go On
5 Bab 5. See You Tonight
6 Bab 6. The New You
7 Bab 7. Ayah
8 Bab 8. On The Way Room 202
9 Bab 9. Room 202
10 Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11 Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12 Bab 12. Senja Kala
13 Bab 13. Single Mom
14 Bab 14. Tempat Pelarian
15 Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16 Bab 16. Robot Sapi
17 Bab 17. Your Face Distracts My World
18 Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19 Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20 Bab 20. Dia Lagi?
21 Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22 Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23 Bab 23. Sepasang Mata
24 Bab 24. Hujan Malam Minggu
25 Bab 25. Dadah, Om
26 Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27 Bab 27. Holiday in Bali
28 Bab 28. Holiday in Bali (2)
29 Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30 Bab 30. Secercah Asa
31 Bab 31. Secercah Asa (2)
32 32. With a Pleasure
33 Bab 33. Wasiat
34 Bab 34. Merasa Familiar
35 Bab 35. Menghargai Perbedaan
36 Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37 Bab 37. I Can Make You Love Me
38 Bab 38. Salah Tingkah
39 Bab 39. Hibah
40 Bab 40. Menjelang Kepergian
41 Bab 41. Room Paling Ujung
42 Bab 42. Medan, at The Moment
43 Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44 Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45 Bab 45. Last Time in Medan
46 Bab 46. Meraba Hati
47 Bab 47. Petunjuk
48 Bab 48. My Son
49 Bab 49. Firasat
50 Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51 Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52 Bab 52. Deadline 2 Bulan
53 Bab 53. Zonk
54 Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55 Bab 55. I'm Here For You
56 Bab 56. Have a Good Fight
57 Bab 57. Berharap Cemburu
58 Bab 58. Cara Balas Budi
59 Bab 59. Gegana
60 Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61 Bab 61. Pounding to Meet You
62 Bab 62. Apa Maunya?
63 Bab 63. Go ahead
64 Bab 64. Meraih Satu Tiket
65 Bab 65. Step by Step
66 Bab 66. Step by Step (2)
67 Bab 67. Step by Step (3)
68 Bab 68. I Love You
69 Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70 Bab 70. Counting Down
71 Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72 Bab 72. You Know What I Mean
73 Bab 73. Test Drive
74 Bab 74. Menjelang Pernikahan
75 Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76 Bab 76. The New Journey
77 Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78 Bab 78. Malam Pertama
79 Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80 Bab 80. Main Course
81 Bab 81. Mulut Tetangga
82 Bab 82. Terima Kasih Cinta
83 Bab 83. Ahli Modus
84 Bab 84. Menganggap Remeh
85 Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86 Bab 86. Bogor, We are Coming
87 Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88 Bab 88. The Power of Daging Kambing
89 Bab 89. Tenang, Ada Aku
90 Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91 Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92 Bab 92. Kartu As
93 Bab 93. Sehari Tanpamu
94 Bab 94. Hasutan Alex
95 Bab 95. Papa Buye Pulang
96 96. Cerita Yang Terjeda
97 Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98 Bab 98. Tonight And Every Night
99 Bab 99. Adek dan Akak
100 Bab 100. Siap-Siap Sidang
101 Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102 Bab 102. Sehari Dua Misi
103 Bab 103. Serangan Jantung
104 Bab 104. 100 Juta
105 Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106 Bab 106. Ada Satpam
107 Bab 107. Birthday Party
108 Bab 108. Honeymoon
109 Bab 109. 60 Juta
110 Bab 110. Misi Percomblangan
111 Bab 111. Level 2
112 Bab 112. Atu Juja
113 Bab 113. Menyimpan Dendam
114 Bab 114. Mendadak Genit
115 Bab 115. Pesona
116 Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117 Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118 Bab 118. Mood Swing
119 Bab 119. Saturday Night
120 Bab 120. 20 November
121 Bab 121. 20 November (2)
122 Bab 122. 20 November (3)
123 Bab 123. Buka Kartu
124 Bab 124. Paper Bag Marun
125 Bab 125. Theo dan Alex
126 Bab 126. Payung Hitam
127 Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128 Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129 Bab 129. Bau Amis
130 130. Ada Apa Dengan Botol
131 Bab 131. Burung
132 Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133 Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134 Bab 134. Ungkapan
135 Bab 135. Iman
136 Bab 136. Ada Apa?
137 Bab 137. Berita Viral
138 Bab 138. Kepanikan Mizyan
139 Bab 139. Ini Takdir
140 Bab 140. Tindakan
141 Bab 141. Tindakan (2)
142 Bab 142. Healing
143 Bab 143. Akhir Kasus
144 Bab 144. Batal Lamaran
145 Bab 145. 11 Januari
146 Bab 146. 11 Januari (2)
147 Bab 147. Pergi
148 Bab 148. Dua Tahun
149 Bab 149. Opa Oh Opa
150 Bab 150. Lupa
151 Bab 151. Kado
152 Bab 152. Kado (2)
153 Bab 153. Welcome Baby
154 Bab 154. Akhir Kisah
155 PENGUMUMAN
156 Bab 155. Bonchap 1
157 Bab 156. Bonchap 2
158 Bab 157. Bonchap 3
159 Bab 158. Bonchap 4
160 Bab 159. Bonchap 5
161 Bab 160. Bonchap 6
162 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1. Saat Terakhir
2
Bab 2. Mizyan Abdillah
3
Bab 3. Duka Cita
4
Bab 4. Life Must Go On
5
Bab 5. See You Tonight
6
Bab 6. The New You
7
Bab 7. Ayah
8
Bab 8. On The Way Room 202
9
Bab 9. Room 202
10
Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11
Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12
Bab 12. Senja Kala
13
Bab 13. Single Mom
14
Bab 14. Tempat Pelarian
15
Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16
Bab 16. Robot Sapi
17
Bab 17. Your Face Distracts My World
18
Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19
Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20
Bab 20. Dia Lagi?
21
Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22
Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23
Bab 23. Sepasang Mata
24
Bab 24. Hujan Malam Minggu
25
Bab 25. Dadah, Om
26
Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27
Bab 27. Holiday in Bali
28
Bab 28. Holiday in Bali (2)
29
Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30
Bab 30. Secercah Asa
31
Bab 31. Secercah Asa (2)
32
32. With a Pleasure
33
Bab 33. Wasiat
34
Bab 34. Merasa Familiar
35
Bab 35. Menghargai Perbedaan
36
Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37
Bab 37. I Can Make You Love Me
38
Bab 38. Salah Tingkah
39
Bab 39. Hibah
40
Bab 40. Menjelang Kepergian
41
Bab 41. Room Paling Ujung
42
Bab 42. Medan, at The Moment
43
Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44
Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45
Bab 45. Last Time in Medan
46
Bab 46. Meraba Hati
47
Bab 47. Petunjuk
48
Bab 48. My Son
49
Bab 49. Firasat
50
Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51
Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52
Bab 52. Deadline 2 Bulan
53
Bab 53. Zonk
54
Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55
Bab 55. I'm Here For You
56
Bab 56. Have a Good Fight
57
Bab 57. Berharap Cemburu
58
Bab 58. Cara Balas Budi
59
Bab 59. Gegana
60
Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61
Bab 61. Pounding to Meet You
62
Bab 62. Apa Maunya?
63
Bab 63. Go ahead
64
Bab 64. Meraih Satu Tiket
65
Bab 65. Step by Step
66
Bab 66. Step by Step (2)
67
Bab 67. Step by Step (3)
68
Bab 68. I Love You
69
Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70
Bab 70. Counting Down
71
Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72
Bab 72. You Know What I Mean
73
Bab 73. Test Drive
74
Bab 74. Menjelang Pernikahan
75
Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76
Bab 76. The New Journey
77
Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78
Bab 78. Malam Pertama
79
Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80
Bab 80. Main Course
81
Bab 81. Mulut Tetangga
82
Bab 82. Terima Kasih Cinta
83
Bab 83. Ahli Modus
84
Bab 84. Menganggap Remeh
85
Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86
Bab 86. Bogor, We are Coming
87
Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88
Bab 88. The Power of Daging Kambing
89
Bab 89. Tenang, Ada Aku
90
Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91
Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92
Bab 92. Kartu As
93
Bab 93. Sehari Tanpamu
94
Bab 94. Hasutan Alex
95
Bab 95. Papa Buye Pulang
96
96. Cerita Yang Terjeda
97
Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98
Bab 98. Tonight And Every Night
99
Bab 99. Adek dan Akak
100
Bab 100. Siap-Siap Sidang
101
Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102
Bab 102. Sehari Dua Misi
103
Bab 103. Serangan Jantung
104
Bab 104. 100 Juta
105
Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106
Bab 106. Ada Satpam
107
Bab 107. Birthday Party
108
Bab 108. Honeymoon
109
Bab 109. 60 Juta
110
Bab 110. Misi Percomblangan
111
Bab 111. Level 2
112
Bab 112. Atu Juja
113
Bab 113. Menyimpan Dendam
114
Bab 114. Mendadak Genit
115
Bab 115. Pesona
116
Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117
Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118
Bab 118. Mood Swing
119
Bab 119. Saturday Night
120
Bab 120. 20 November
121
Bab 121. 20 November (2)
122
Bab 122. 20 November (3)
123
Bab 123. Buka Kartu
124
Bab 124. Paper Bag Marun
125
Bab 125. Theo dan Alex
126
Bab 126. Payung Hitam
127
Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128
Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129
Bab 129. Bau Amis
130
130. Ada Apa Dengan Botol
131
Bab 131. Burung
132
Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133
Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134
Bab 134. Ungkapan
135
Bab 135. Iman
136
Bab 136. Ada Apa?
137
Bab 137. Berita Viral
138
Bab 138. Kepanikan Mizyan
139
Bab 139. Ini Takdir
140
Bab 140. Tindakan
141
Bab 141. Tindakan (2)
142
Bab 142. Healing
143
Bab 143. Akhir Kasus
144
Bab 144. Batal Lamaran
145
Bab 145. 11 Januari
146
Bab 146. 11 Januari (2)
147
Bab 147. Pergi
148
Bab 148. Dua Tahun
149
Bab 149. Opa Oh Opa
150
Bab 150. Lupa
151
Bab 151. Kado
152
Bab 152. Kado (2)
153
Bab 153. Welcome Baby
154
Bab 154. Akhir Kisah
155
PENGUMUMAN
156
Bab 155. Bonchap 1
157
Bab 156. Bonchap 2
158
Bab 157. Bonchap 3
159
Bab 158. Bonchap 4
160
Bab 159. Bonchap 5
161
Bab 160. Bonchap 6
162
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!