Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma

Selepas pelajaran tahsin subuh, Mizyan menyempatkan diri lari pagi seputaran komplek ponpes. Start dari paviliun, ia berlari melewati ruang guru, pondok putra dewasa dan anak, berbelok ke depan gedung dua lantai tempat belajar Tsanawiyah putra (setingkat SMP) lalu berputar melewati gedung satu lantai tempat belajar Ibtidaiyah putra (setingkat SD). Pondok putra dan putri dipisahkan oleh bangunan gedung dakwah dan masjid utama.

Ia sengaja memilih waktu jam 6 pagi untuk berolahraga sebelum suasana komplek pesantren ramai oleh keriuhan anak-anak yang mulai sekolah formal.

"Bang!!" Ia menoleh ke asal suara yang memanggilnya saat berlari melewati lapang. Dengan sigap ia menangkap bola basket yang dilemparkan padanya.

"Kurang satu bang." Teriak salah satu pemuda yang merupakan santri sambil kuliah. Letak ponpes yang berada dijalur strategis berdekatan dengan beberapa kampus membuat banyak mahasiswa yang kuliah sambil mondok.

"Oke." Mizyan menyambut tawaran bermain basket yang kekurangan satu personel.

Permainan yang seru dan menyenangkan. Ia berasa nostalgia jaman kuliah sebab bermain basket menjadi hobinya. Terbukti, jam terbang dan skill yang masih mumpuni membuat shooting yang dilakukan Mizyan selalu tepat masuk ke dalam ring.

"Hah. Legend dilawan nih." teriak pemain lawan yang bolanya berhasil direbut Mizyan.

Membuat Mizyan tertawa lepas lalu melakukan passing kepada kawannya dan ia bergerak mencari ruang yang lebih leluasa dari jegalan lawan. Ia menangkap lemparan bola dari kawannya. Lalu berlari cepat sambil mendribling bola, sepersekian detik ia mengunci target sebelum lawan berhasil menjegal dan merebut bola. And shoot! Ia melakukan tembakan jarak jauh dan bola masuk ke dalam ring. Tambahan 3 poin untuk tim Mizyan dan berhasil memenangkan pertandingan usai bermain 40 menit lamanya.

"Thanks, Bang. Besok main lagi ya. Seru."

"Next time." Mizyan pamit sambil melambaikan tangan kepada 9 mahasiswa yang beristirahat selonjoran di tengah lapang. Ia berjalan kaki menuju paviliun diiringi sorotan hangat sang mentari yang mulai bersinar.

Sudah ada Dado di dalam, tengah bersih-bersih menyapu lantai. Mizyan melenggang masuk sambil membuka kaosnya yang basah dan menyampirkannya di kapstok.

"Wuahh...." Dado melepas sapunya begiti saja. Memilih berjongkok mendekati Mizyan yang bersiap melakukan push up. Dengan sorot penuh kekaguman melihat otot lengan yang menonjol, dada yang bidang, dan perut rata yang keras meski tidak sixpack.

"Hitung, Do!"

Dengan semangat Dado menghitung push up yang dilakukan Mizyan. "47, 48, 49, 50."

Mizyan berdiri usai hitungan ke 50. Ia menarik nafas panjang dan menghirup sebanyak-banyaknya oksigen bebas lalu mengeluarkan perlahan melalui mulut. Meski berwajah bule namun kulitnya mewarisi khas Indonesia, sawo matang. Kilatan keringat di kulitnya semakin menambah seksi dan eksotis. Dado saja sampai senyum-senyum senang melihat penampilan Mizyan yang kini sedang mengelap dengah handuk bagian tubuh atas yang polos itu.

"A Iyan, Dado juga pengen punya badan begini." Dado menusuk-nusuk dada Mizyan dengan telunjuknya lalu berpindah ke bagian perut yang rata dan keras.

"Ah kamu dari dulu cuma pengen doang. Diajak olahraga ada saja alesannya." Mizyan menjitak kening Dado sambil berlalu mengambil air minum.

"A Iyan, kalau Dado pasang tato boleh nggak?" Dado ikut duduk di kursi menghadap Mizyan yang tengah meneguk segelas air putih.

Mizyan menggeleng. "Yang ini jangan dituruti. Tidak baik, Do." Ia menunjuk tato di dada kirinya berupa tulisan latin 'Stay Strong'" sepanjang 10 cm dengan tinggi huruf 2 cm . "Dulu aku pernah nakal, terbawa arus pergaulan yang salah. Dan sekarang menyesal pernah mentato badan. Untung tatonya cuma satu."

"Ingat! Kamu jangan ikut-ikutan hal yang tidak baik. Harus pinter pilih-pilih teman." Lanjut Mizyan menasehati Dado yang tampak manggut-manggut mengerti jika diterangkan dengan perlahan.

****

Mizyan kini berada di rumah Satya untuk memperlihatkan gambar renovasi gedung baru kantor cabang perusahaan Satya hasil akuisisi. Sempat menghampiri dan menggendong Nana yang tengah bermain rumah-rumahan di ruang keluarga ditemani mba pengasuh. Nana mengingatkannya pada Dika anak dari....

Mizyan menyembunyikan senyum di balik punggung Nana yang tengah ia dekap saat seraut wajah jutek melintas di kepalanya.

"Om ke Papa dulu ya." Ia menurunkan Nana usai mencium pipinya dengan gemas.

"Sudah final atau ada yang kurang?" Mizyan menunggu respon Satya yang fokus melakukan preview gambar tiga dimensi.

"Ruang musholla perasaan nggak seluas ini." Satya memberikan Tab nya pada Mizyan agar dikaji ulang.

"Ini memang inisiatif aku." Mizyan melakukan zoom pada gambar ruang musholla dengan ornamen minimalis. "Banyak perusahaan terlalu pelit memberikan ruang ibadah, hanya alakadarnya saja. Dan aku nggak bisa protes hanya bisa miris."

"Karena kamu teman aku, makanya aku berani kritik."

"Jangan merasa rugi membangun musholla yang luas dan nyaman. Ini bisa jadi ladang pahala buat kamu karena karyawan nyaman melakukan sholat, bisa jadi yang malas shalat pun jadi tertarik."

"Bukankah ini sebuah investasi yang menguntungkan. Investasi akhirat."

Satya menatap Mizyan dengan tersenyum lebar seolah telah mendapat pencerahan yang membuka pikirannya.

"Kamu benar, bro. Biar bisnis lebih berkah."

"That's right." Mizyan menjentikkan jarinya. Merasa senang kawannya itu menyadari pentingnya keuntungan yang berkah.

"Oke, deal." Satya mengulurkan tinjunya untuk beradu tos.

"Oke. Transfer!" Mizyan menyambut beradu tinju diiringi ucapan yang membuat Satya tertawa.

Rade masuk ke ruang kerja Satya membawa 2 gelas minuman dan kue pukis. Ia mempersilakan Mizyan untuk mencicipi kue yang dibeli online dari toko Citarasa.

Membuat Mizyan teringat akan sesuatu. "De, tunggu dulu!" Ia menahan Rade yang akan berlalu pergi lagi. Seiring berjalannya waktu, ia dapat meraba hati. Perasaan suka terhadap Rade ternyata sebatas rasa suka biasa. Seperti sayangnya seorang kakak terhadap adiknya.

"Menurutmu Rahma gimana?"

Rade menarik kursi untuk duduk di sisi Satya dengan kening mengkerut. "Maksudnya gimana, Kak?! Ambigu nih." Ia menatap Mizyan dengan sorot mata yang bingung.

"Sepertinya aku menyukainya." Tanpa rasa malu ataupun canggung, Mizyan to the point mengungkapkan perasaannya kepada Rade dan Satya sebab yakin keduanya bisa menjadi tempat sharing urusan pribadi.

"Aw aw aw....kakakku ini jatuh cinta sama bundanya Dika?!" Rade membelalakkan mata sambil menangkup kedua pipi. Kaget, senang, campur aduk.

Mizyan menggeleng. "Belum cinta, De. Baru suka."

Rade tersenyum lebar menatap Satya, lalu beralih menatap Mizyan. "Aku dukung, kak Yan. Tapi...."

"Apa?" Mizyan memicingkan mata menatap Rade yang tampak berpikir keras.

"Ini tidak akan mudah. Kak Yan harus extra sabar meluluhkan hatinya."

"Gini ya, aku berbicara sebagai sesama wanita."

"Ditinggal suami tercinta bisa membuat si istri yang sudah punya anak akan kuat bertahan menjadi single mom, bisa sementara bisa selamanya. Dia akan menjadi istri setia yang selalu menjaga hati tetap diisi oleh cinta dan kenangan bersama si suami".

"Prinsip ini tidak berlaku buat semua wanita lho. Tapi jika melihat sikap tegar Rahma, bisa jadi ia pemegang prinsip itu."

"Jangan pesimis." Satya menatap Mizyan yang menyandarkan punggung ke belakang sambil meremas rambut. "Tenang, kita akan jadi suporter."

"Cayo, kak. Be fighter!" Dengan wajah semringah Rade mengepalkan tangannya menyemangati Mizyan.

****

"Olla, teh Sarah, mau ke mana?" Mizyan yang baru turun dari mobilnya menghampiri dua orang wanita yang tengah berdiri di teras.

"Nah ini dia orangnya datang." Sarah tampak senang melihat kehadiran Mizyan yang awalnya akan di telponnya.

"Umi menyuruh membeli brownies yang dulu kamu beliin."

"Kata Umi rasanya enak, lembut."

"Sekarang mau beli banyak buat suguhan. Nanti sore akan ada tamu Abah."

"Belinya di mana, Yan? Teteh mau ke sana sama Olla."

Ucapan teh Sarah bagaikan tiupan angin surga yang menerbangkan asa melambungkan rasa. Yes, banyak jalan menuju Roma.

"Aku antar, teh!"

Terpopuler

Comments

🖤❣ DeffaSha ❣🖤

🖤❣ DeffaSha ❣🖤

moduuuss moduuuusss 😄😄 awas ada yg salah pengertian yan niat ngantermu ntar d kira perhatian yg d tuju padany padahal mah mau liat si dia yg wajahny slalu terbayang ya kan 😁😁

2024-02-10

0

lacibolalaaaaaa

lacibolalaaaaaa

do lu yang bener aja

2024-02-04

0

Jumadin Adin

Jumadin Adin

klo memang jodoh banyak sejali jalannya

2023-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Saat Terakhir
2 Bab 2. Mizyan Abdillah
3 Bab 3. Duka Cita
4 Bab 4. Life Must Go On
5 Bab 5. See You Tonight
6 Bab 6. The New You
7 Bab 7. Ayah
8 Bab 8. On The Way Room 202
9 Bab 9. Room 202
10 Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11 Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12 Bab 12. Senja Kala
13 Bab 13. Single Mom
14 Bab 14. Tempat Pelarian
15 Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16 Bab 16. Robot Sapi
17 Bab 17. Your Face Distracts My World
18 Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19 Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20 Bab 20. Dia Lagi?
21 Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22 Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23 Bab 23. Sepasang Mata
24 Bab 24. Hujan Malam Minggu
25 Bab 25. Dadah, Om
26 Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27 Bab 27. Holiday in Bali
28 Bab 28. Holiday in Bali (2)
29 Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30 Bab 30. Secercah Asa
31 Bab 31. Secercah Asa (2)
32 32. With a Pleasure
33 Bab 33. Wasiat
34 Bab 34. Merasa Familiar
35 Bab 35. Menghargai Perbedaan
36 Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37 Bab 37. I Can Make You Love Me
38 Bab 38. Salah Tingkah
39 Bab 39. Hibah
40 Bab 40. Menjelang Kepergian
41 Bab 41. Room Paling Ujung
42 Bab 42. Medan, at The Moment
43 Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44 Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45 Bab 45. Last Time in Medan
46 Bab 46. Meraba Hati
47 Bab 47. Petunjuk
48 Bab 48. My Son
49 Bab 49. Firasat
50 Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51 Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52 Bab 52. Deadline 2 Bulan
53 Bab 53. Zonk
54 Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55 Bab 55. I'm Here For You
56 Bab 56. Have a Good Fight
57 Bab 57. Berharap Cemburu
58 Bab 58. Cara Balas Budi
59 Bab 59. Gegana
60 Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61 Bab 61. Pounding to Meet You
62 Bab 62. Apa Maunya?
63 Bab 63. Go ahead
64 Bab 64. Meraih Satu Tiket
65 Bab 65. Step by Step
66 Bab 66. Step by Step (2)
67 Bab 67. Step by Step (3)
68 Bab 68. I Love You
69 Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70 Bab 70. Counting Down
71 Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72 Bab 72. You Know What I Mean
73 Bab 73. Test Drive
74 Bab 74. Menjelang Pernikahan
75 Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76 Bab 76. The New Journey
77 Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78 Bab 78. Malam Pertama
79 Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80 Bab 80. Main Course
81 Bab 81. Mulut Tetangga
82 Bab 82. Terima Kasih Cinta
83 Bab 83. Ahli Modus
84 Bab 84. Menganggap Remeh
85 Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86 Bab 86. Bogor, We are Coming
87 Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88 Bab 88. The Power of Daging Kambing
89 Bab 89. Tenang, Ada Aku
90 Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91 Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92 Bab 92. Kartu As
93 Bab 93. Sehari Tanpamu
94 Bab 94. Hasutan Alex
95 Bab 95. Papa Buye Pulang
96 96. Cerita Yang Terjeda
97 Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98 Bab 98. Tonight And Every Night
99 Bab 99. Adek dan Akak
100 Bab 100. Siap-Siap Sidang
101 Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102 Bab 102. Sehari Dua Misi
103 Bab 103. Serangan Jantung
104 Bab 104. 100 Juta
105 Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106 Bab 106. Ada Satpam
107 Bab 107. Birthday Party
108 Bab 108. Honeymoon
109 Bab 109. 60 Juta
110 Bab 110. Misi Percomblangan
111 Bab 111. Level 2
112 Bab 112. Atu Juja
113 Bab 113. Menyimpan Dendam
114 Bab 114. Mendadak Genit
115 Bab 115. Pesona
116 Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117 Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118 Bab 118. Mood Swing
119 Bab 119. Saturday Night
120 Bab 120. 20 November
121 Bab 121. 20 November (2)
122 Bab 122. 20 November (3)
123 Bab 123. Buka Kartu
124 Bab 124. Paper Bag Marun
125 Bab 125. Theo dan Alex
126 Bab 126. Payung Hitam
127 Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128 Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129 Bab 129. Bau Amis
130 130. Ada Apa Dengan Botol
131 Bab 131. Burung
132 Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133 Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134 Bab 134. Ungkapan
135 Bab 135. Iman
136 Bab 136. Ada Apa?
137 Bab 137. Berita Viral
138 Bab 138. Kepanikan Mizyan
139 Bab 139. Ini Takdir
140 Bab 140. Tindakan
141 Bab 141. Tindakan (2)
142 Bab 142. Healing
143 Bab 143. Akhir Kasus
144 Bab 144. Batal Lamaran
145 Bab 145. 11 Januari
146 Bab 146. 11 Januari (2)
147 Bab 147. Pergi
148 Bab 148. Dua Tahun
149 Bab 149. Opa Oh Opa
150 Bab 150. Lupa
151 Bab 151. Kado
152 Bab 152. Kado (2)
153 Bab 153. Welcome Baby
154 Bab 154. Akhir Kisah
155 PENGUMUMAN
156 Bab 155. Bonchap 1
157 Bab 156. Bonchap 2
158 Bab 157. Bonchap 3
159 Bab 158. Bonchap 4
160 Bab 159. Bonchap 5
161 Bab 160. Bonchap 6
162 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1. Saat Terakhir
2
Bab 2. Mizyan Abdillah
3
Bab 3. Duka Cita
4
Bab 4. Life Must Go On
5
Bab 5. See You Tonight
6
Bab 6. The New You
7
Bab 7. Ayah
8
Bab 8. On The Way Room 202
9
Bab 9. Room 202
10
Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11
Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12
Bab 12. Senja Kala
13
Bab 13. Single Mom
14
Bab 14. Tempat Pelarian
15
Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16
Bab 16. Robot Sapi
17
Bab 17. Your Face Distracts My World
18
Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19
Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20
Bab 20. Dia Lagi?
21
Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22
Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23
Bab 23. Sepasang Mata
24
Bab 24. Hujan Malam Minggu
25
Bab 25. Dadah, Om
26
Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27
Bab 27. Holiday in Bali
28
Bab 28. Holiday in Bali (2)
29
Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30
Bab 30. Secercah Asa
31
Bab 31. Secercah Asa (2)
32
32. With a Pleasure
33
Bab 33. Wasiat
34
Bab 34. Merasa Familiar
35
Bab 35. Menghargai Perbedaan
36
Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37
Bab 37. I Can Make You Love Me
38
Bab 38. Salah Tingkah
39
Bab 39. Hibah
40
Bab 40. Menjelang Kepergian
41
Bab 41. Room Paling Ujung
42
Bab 42. Medan, at The Moment
43
Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44
Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45
Bab 45. Last Time in Medan
46
Bab 46. Meraba Hati
47
Bab 47. Petunjuk
48
Bab 48. My Son
49
Bab 49. Firasat
50
Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51
Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52
Bab 52. Deadline 2 Bulan
53
Bab 53. Zonk
54
Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55
Bab 55. I'm Here For You
56
Bab 56. Have a Good Fight
57
Bab 57. Berharap Cemburu
58
Bab 58. Cara Balas Budi
59
Bab 59. Gegana
60
Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61
Bab 61. Pounding to Meet You
62
Bab 62. Apa Maunya?
63
Bab 63. Go ahead
64
Bab 64. Meraih Satu Tiket
65
Bab 65. Step by Step
66
Bab 66. Step by Step (2)
67
Bab 67. Step by Step (3)
68
Bab 68. I Love You
69
Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70
Bab 70. Counting Down
71
Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72
Bab 72. You Know What I Mean
73
Bab 73. Test Drive
74
Bab 74. Menjelang Pernikahan
75
Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76
Bab 76. The New Journey
77
Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78
Bab 78. Malam Pertama
79
Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80
Bab 80. Main Course
81
Bab 81. Mulut Tetangga
82
Bab 82. Terima Kasih Cinta
83
Bab 83. Ahli Modus
84
Bab 84. Menganggap Remeh
85
Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86
Bab 86. Bogor, We are Coming
87
Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88
Bab 88. The Power of Daging Kambing
89
Bab 89. Tenang, Ada Aku
90
Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91
Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92
Bab 92. Kartu As
93
Bab 93. Sehari Tanpamu
94
Bab 94. Hasutan Alex
95
Bab 95. Papa Buye Pulang
96
96. Cerita Yang Terjeda
97
Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98
Bab 98. Tonight And Every Night
99
Bab 99. Adek dan Akak
100
Bab 100. Siap-Siap Sidang
101
Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102
Bab 102. Sehari Dua Misi
103
Bab 103. Serangan Jantung
104
Bab 104. 100 Juta
105
Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106
Bab 106. Ada Satpam
107
Bab 107. Birthday Party
108
Bab 108. Honeymoon
109
Bab 109. 60 Juta
110
Bab 110. Misi Percomblangan
111
Bab 111. Level 2
112
Bab 112. Atu Juja
113
Bab 113. Menyimpan Dendam
114
Bab 114. Mendadak Genit
115
Bab 115. Pesona
116
Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117
Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118
Bab 118. Mood Swing
119
Bab 119. Saturday Night
120
Bab 120. 20 November
121
Bab 121. 20 November (2)
122
Bab 122. 20 November (3)
123
Bab 123. Buka Kartu
124
Bab 124. Paper Bag Marun
125
Bab 125. Theo dan Alex
126
Bab 126. Payung Hitam
127
Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128
Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129
Bab 129. Bau Amis
130
130. Ada Apa Dengan Botol
131
Bab 131. Burung
132
Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133
Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134
Bab 134. Ungkapan
135
Bab 135. Iman
136
Bab 136. Ada Apa?
137
Bab 137. Berita Viral
138
Bab 138. Kepanikan Mizyan
139
Bab 139. Ini Takdir
140
Bab 140. Tindakan
141
Bab 141. Tindakan (2)
142
Bab 142. Healing
143
Bab 143. Akhir Kasus
144
Bab 144. Batal Lamaran
145
Bab 145. 11 Januari
146
Bab 146. 11 Januari (2)
147
Bab 147. Pergi
148
Bab 148. Dua Tahun
149
Bab 149. Opa Oh Opa
150
Bab 150. Lupa
151
Bab 151. Kado
152
Bab 152. Kado (2)
153
Bab 153. Welcome Baby
154
Bab 154. Akhir Kisah
155
PENGUMUMAN
156
Bab 155. Bonchap 1
157
Bab 156. Bonchap 2
158
Bab 157. Bonchap 3
159
Bab 158. Bonchap 4
160
Bab 159. Bonchap 5
161
Bab 160. Bonchap 6
162
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!