Bab 2. Mizyan Abdillah

Nusa Dua, Bali.

Tari Kecak menjadi pembuka acara sore grand opening The Latansa Resort yang digelar outdoor dengan view pantai yang indah. Dihadiri para tamu penting seperti artis ibukota, pejabat daerah setempat, tokoh masyarakat, relasi, serta tamu yang menginap di hari pertama pembukaan yang berhak mendapatkan diskon promo 60%.

Mizyan Abdillah, pria keturunan Jawa Jerman tampil gagah dalam balutan pakaian adat Bali mendampingi owner resor yang merupakan seorang pengusaha sukses batubara asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia dipaksa oleh sang boss untuk tetap tinggal di Bali sampai seremonial peresmian resor selesai.

Meski duduk di meja VVIP, ditengah keriaan orang-orang yang antusias menyaksikan slideshow keseluruhan bangunan resor dari luar sampai dalam, dari berbagai sudut, sangat detail tanpa kecuali, namun hatinya sedang berada di tempat lain. Satu kota yang ia rindukan sebab 6 bulan lamanya nomaden ke berbagai kota di dalam dan luar negeri.

Bandung. Ya, itulah kota yang ia rindukan saat ini. Ia sangat merindukan Abah dan Umi yang menjadi orangtua angkatnya, merindukan suasana pesantren yang menyejukkan hatinya. Kangen kodpar dengan Satya sang sahabat sekaligus partner bisnisnya, juga kangen terhadap kawan-kawan baik plus somplak, Arya and the gank. Pokoknya, rasa rindu yang teramat sangat dengan kota Bandung sulit dilukiskan dengan kata-kata. Ia bahkan ingin terbang saat ini juga.

"Mas Mizyan." Sebuah colekan di lengan diiringi sapaan, membuat pikiran Mizyan yang berkelana kembali pada porosnya.

"Ya?!" Mizyan menatap Fahmi dengan kening mengkerut.

"Siap-siap ya. Nanti boss akan memanggil Mas ke atas (panggung)."

Mizyan baru sadar jika Gionino Kemal, yang biasa ia sapa Bang Kemal sudah tidak ada di tempat duduknya. Tampak si boss berusia 45 tahun itu sedang berjalan menuju tengah panggung, menerima uluran mic yang diberikan MC.

"Saya?! tanyanya tidak yakin. "Mau ngapain?"

Fahmi yang merupakan sekretaris Bang Kemal hanya mengangkat bahu. Fokus keduanya kini mengarah ke panggung sebab sang owner mulai memberikan sambutan.

"Terakhir, saya mau memperkenalkan sosok bertangan dingin yang berhasil membuat saya bangga dengan berbagai hasil karyanya yang selalu amazing termasuk resor ini. Saya perkenalkan sang arsitek The Latansa Resort yang indah ini. The one and only, Mizyan Abdillah...."

Diiringi tepuk tangan para tamu, Mizyan melangkah penuh percaya diri menuju panggung. Ia tidak menyangka Bang Kemal akan mempromosikannya di hadapan tamu penting. Benar-benar marketing ulung. Sebuah iklan gratis untuk menarik job. Dan ia harus berterima kasih pada sosok boss yang royal itu.

"Bang, aku gak ikutan dinner. Mau pulang ke Bandung udah pesan tiket." Mizyan menolak ajakan bang Kemal saat acara berakhir kala sunset.

"Gak ada penolakan. Kau harus dinner bareng Abang!"

"Tapi bang..."

"Ah, kau ini. Di Bandung ada siapa? Belum punya pacar juga. Apalagi anak bini...."

Fahmi yang turut berjalan bersisian mengikuti langkah bang Kemal yang cepat menuju ruang kantor tampak mengulum senyum. "Boss gak bisa dilawan," ujarnya berbisik di telinga Mizyan.

Mizyan menarik nafas berat dan menghembuskannya dengan kasar. Gagal sudah penerbangannya malam ini. Satu jam lagi pesawatnya take off, namun ia masih berada di Nusa Dua menemani boss Kemal makan malam.

"Bule, kau beneran pengen pulang ke Bandung malam ini?" Kemal menatap Mizyan yang tengah menyesap kopi. Bule adalah panggilan kesayangan Kemal untuk Mizyan saking akrabnya dan sudah dianggapnya adik. Sebab wajah dengan hidung mancung dan bibir tipis itu kentara jika ia seorang blasteran.

Mizyan menggeleng. "Udah gak sempet, Bang. Besok aja."

Kemal memasukkan potongan hot apple pie ke dalam mulutnya sebagai hidangan penutup. Matanya tajam menatap Mizyan yang beberapa kali tertangkap gerak gelisah mengusap tengkuk. "Apa yang membuat kau betah tinggal di Bandung?"

****

Bandung

Dan Mizyan tersenyum dengan wajah sumringah begitu keluar dari bandara Husein Sastranegara di saat jam menunjukkan hampir tengah malam. Ia menuju taksi yang standby di parkiran yang akan membawanya pulang ke apartemen. Tak peduli dinginnya udara malam yang menusuk kulit. Ditambah jalanan aspal yang basah sebab tiba-tiba turun hujan rintik-rintik.

"Banyak kenangan pahit manis di Bandung. Mulai menginjakkan kaki di sana sebagai gelandangan. Dan menjadi saksi aku yang terlahir kembali sebagai 'manusia baru'."

Jawabannya membuat Kemal memberikan sebuah kejutan. Ia diantar pulang ke Bandung menggunakan pesawat jet pribadi. Beberapa kali ia mengucapkan terima kasih dan memeluk boss yang royal itu sebab sangat bahagia.

Mizyan menjatuhkan tubuhnya di ranjang usai membersihkan diri. Tercium aroma wangi softener dari seprai dan selimut sebagai tanda baru diganti. Ia memang tidak khawatir meski meninggalkan apartemen berlama-lama. Ada orang yang dipercayai untuk membersihkan tempat tinggalnya itu. Rasa lelah dan penat membuatnya cepat terbang ke alam mimpi.

Hanya sempat minum segelas air putih, Mizyan bergegas pergi meninggalkan apartemen usai sholat subuh. Kalau saja tak memasang alatm di ponselnya, bisa jadi ia akan kebablasan bangun siang.

Ia ingin mengejar kajian ahad pagi yang dimulai jam 6 pagi dan biasanya diisi oleh abah. Jarak dari apartemen ke pesantren kisaran 12 km ditempuh hanya dalam waktu singkat sebab jalanan pagi masih lengang dan ia menyetir dengan kecepatan tinggi.

Pintu gerbang pesantren terbuka lebar dengan kendaraan roda dua dan roda empat yang berjalan pelan memasuki area parkir. Mobil sport merah yang ia tunggangi tampak mencolok dan mulai menjadi pusat perhatian terutama para akhwat yang tampak senyum-senyum sambil berbisik-bisik dengan rekannya. Mereka sudah mengenal siapa pemilik mobil itu sebab Mizyan begitu populer seantero pesantren. Apalagi kalau bukan karena penampilan fisiknya dan gelar mualaf yang disandangnya.

"A Iyan...."

"Hore Aa Iyan datang. Alhamdulillah ya Alloh!"

Seorang pemuda berumur 22 tahun bertubuh gemuk, menghampiri Mizyan yang baru keluar dari mobilnya dengan memakai setelan celana panjang krem dan baju koko putih membungkus tubuh atletisnya. Membuat sebagian jamaah pengajian tak tahan untuk tidak meliriknya kala ia berjalan menuju masjid.

"Sehat, Do?!" Mizyan menepuk bahu pemuda bernama Dado yang dengan girang mencium tangannya. Dialah orang yang Mizyan percaya merawat apartemennya dikala pergi. Ia pun punya tempat tinggal di paviliun komplek pesantren pemberian Abah yang juga dipercayakan kepada Dado untuk merawat dan membersihkannya.

"Alhamdulillah, Aa. Dado mah sehat dan tambah gendut hihihi..."

Mizyan tersenyum lalu mengacak rambut pemuda dengan kemampuan otak minimalis itu. Anak yang dibawa Abah di terminal bis 12 tahun lalu sedang menangis sebab ditinggalkan oleh bapaknya begitu saja. Meski 10 tahun menimba ilmu di pesantren, tak banyak pelajaran yang bisa diserapnya. Semakin banyak menghafal malah membuat pusing kepala dan muntah-muntah. Satu kelebihan dari sosok Dado adalah ia jujur. Sehingga Mizyan meminta izin kepada abah untuk menjadikan Dado asistennya.

"Aa nanti abis kajian ke kamar ya!"

"Mau ngapain?" Mizyan yang baru duduk sila dibarisan paling depan menatap Dado yang duduk di sisinya dengan kening mengkerut.

"Seuer nu ngirim (banyak yang ngirim) kado. Ti (dari) Nurul, Sri, Putri, Yu...."

"Sshh, mau mulai." Mizyan menghentikan Dado yang tengah mengabsen nama-nama pemberi hadiah dengan jari. Sebab ustad Ahmad yang ia panggil Abah, yang telah menjadi orangtua angkatnya, kini sudah duduk di kursi menghadap jemaah pengajian dimana ikhwan berada di lantai dasar dan akhwat berada di lantai 2.

Terpopuler

Comments

lucky gril

lucky gril

ini novel the end terakhir yg mak baca gegara menunggu si aa zaky😅

2024-06-03

0

lacibolalaaaaaa

lacibolalaaaaaa

cara nulisnya rapih, bacanya jadi enak, suka deh makasih thor

2024-02-02

2

lacibolalaaaaaa

lacibolalaaaaaa

mizyan ke iyan tuh gimana yaa wkwk

2024-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Saat Terakhir
2 Bab 2. Mizyan Abdillah
3 Bab 3. Duka Cita
4 Bab 4. Life Must Go On
5 Bab 5. See You Tonight
6 Bab 6. The New You
7 Bab 7. Ayah
8 Bab 8. On The Way Room 202
9 Bab 9. Room 202
10 Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11 Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12 Bab 12. Senja Kala
13 Bab 13. Single Mom
14 Bab 14. Tempat Pelarian
15 Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16 Bab 16. Robot Sapi
17 Bab 17. Your Face Distracts My World
18 Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19 Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20 Bab 20. Dia Lagi?
21 Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22 Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23 Bab 23. Sepasang Mata
24 Bab 24. Hujan Malam Minggu
25 Bab 25. Dadah, Om
26 Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27 Bab 27. Holiday in Bali
28 Bab 28. Holiday in Bali (2)
29 Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30 Bab 30. Secercah Asa
31 Bab 31. Secercah Asa (2)
32 32. With a Pleasure
33 Bab 33. Wasiat
34 Bab 34. Merasa Familiar
35 Bab 35. Menghargai Perbedaan
36 Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37 Bab 37. I Can Make You Love Me
38 Bab 38. Salah Tingkah
39 Bab 39. Hibah
40 Bab 40. Menjelang Kepergian
41 Bab 41. Room Paling Ujung
42 Bab 42. Medan, at The Moment
43 Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44 Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45 Bab 45. Last Time in Medan
46 Bab 46. Meraba Hati
47 Bab 47. Petunjuk
48 Bab 48. My Son
49 Bab 49. Firasat
50 Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51 Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52 Bab 52. Deadline 2 Bulan
53 Bab 53. Zonk
54 Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55 Bab 55. I'm Here For You
56 Bab 56. Have a Good Fight
57 Bab 57. Berharap Cemburu
58 Bab 58. Cara Balas Budi
59 Bab 59. Gegana
60 Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61 Bab 61. Pounding to Meet You
62 Bab 62. Apa Maunya?
63 Bab 63. Go ahead
64 Bab 64. Meraih Satu Tiket
65 Bab 65. Step by Step
66 Bab 66. Step by Step (2)
67 Bab 67. Step by Step (3)
68 Bab 68. I Love You
69 Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70 Bab 70. Counting Down
71 Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72 Bab 72. You Know What I Mean
73 Bab 73. Test Drive
74 Bab 74. Menjelang Pernikahan
75 Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76 Bab 76. The New Journey
77 Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78 Bab 78. Malam Pertama
79 Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80 Bab 80. Main Course
81 Bab 81. Mulut Tetangga
82 Bab 82. Terima Kasih Cinta
83 Bab 83. Ahli Modus
84 Bab 84. Menganggap Remeh
85 Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86 Bab 86. Bogor, We are Coming
87 Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88 Bab 88. The Power of Daging Kambing
89 Bab 89. Tenang, Ada Aku
90 Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91 Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92 Bab 92. Kartu As
93 Bab 93. Sehari Tanpamu
94 Bab 94. Hasutan Alex
95 Bab 95. Papa Buye Pulang
96 96. Cerita Yang Terjeda
97 Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98 Bab 98. Tonight And Every Night
99 Bab 99. Adek dan Akak
100 Bab 100. Siap-Siap Sidang
101 Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102 Bab 102. Sehari Dua Misi
103 Bab 103. Serangan Jantung
104 Bab 104. 100 Juta
105 Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106 Bab 106. Ada Satpam
107 Bab 107. Birthday Party
108 Bab 108. Honeymoon
109 Bab 109. 60 Juta
110 Bab 110. Misi Percomblangan
111 Bab 111. Level 2
112 Bab 112. Atu Juja
113 Bab 113. Menyimpan Dendam
114 Bab 114. Mendadak Genit
115 Bab 115. Pesona
116 Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117 Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118 Bab 118. Mood Swing
119 Bab 119. Saturday Night
120 Bab 120. 20 November
121 Bab 121. 20 November (2)
122 Bab 122. 20 November (3)
123 Bab 123. Buka Kartu
124 Bab 124. Paper Bag Marun
125 Bab 125. Theo dan Alex
126 Bab 126. Payung Hitam
127 Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128 Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129 Bab 129. Bau Amis
130 130. Ada Apa Dengan Botol
131 Bab 131. Burung
132 Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133 Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134 Bab 134. Ungkapan
135 Bab 135. Iman
136 Bab 136. Ada Apa?
137 Bab 137. Berita Viral
138 Bab 138. Kepanikan Mizyan
139 Bab 139. Ini Takdir
140 Bab 140. Tindakan
141 Bab 141. Tindakan (2)
142 Bab 142. Healing
143 Bab 143. Akhir Kasus
144 Bab 144. Batal Lamaran
145 Bab 145. 11 Januari
146 Bab 146. 11 Januari (2)
147 Bab 147. Pergi
148 Bab 148. Dua Tahun
149 Bab 149. Opa Oh Opa
150 Bab 150. Lupa
151 Bab 151. Kado
152 Bab 152. Kado (2)
153 Bab 153. Welcome Baby
154 Bab 154. Akhir Kisah
155 PENGUMUMAN
156 Bab 155. Bonchap 1
157 Bab 156. Bonchap 2
158 Bab 157. Bonchap 3
159 Bab 158. Bonchap 4
160 Bab 159. Bonchap 5
161 Bab 160. Bonchap 6
162 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Bab 1. Saat Terakhir
2
Bab 2. Mizyan Abdillah
3
Bab 3. Duka Cita
4
Bab 4. Life Must Go On
5
Bab 5. See You Tonight
6
Bab 6. The New You
7
Bab 7. Ayah
8
Bab 8. On The Way Room 202
9
Bab 9. Room 202
10
Bab 10. Nda, Ayah Pulang!
11
Bab 11. Aku Hanya Manusia Biasa
12
Bab 12. Senja Kala
13
Bab 13. Single Mom
14
Bab 14. Tempat Pelarian
15
Bab 15. Tamu Tak Diharapkan
16
Bab 16. Robot Sapi
17
Bab 17. Your Face Distracts My World
18
Bab 18. Banyak Jalan Menuju Roma
19
Bab 19. Kenapa Harus Ketemu Dia Lagi
20
Bab 20. Dia Lagi?
21
Bab 21. Salah Sambung Ya, Bun
22
Bab 22. Selangkah Lebih Maju
23
Bab 23. Sepasang Mata
24
Bab 24. Hujan Malam Minggu
25
Bab 25. Dadah, Om
26
Bab 26. Kenapa Aku Jadi Kepo?
27
Bab 27. Holiday in Bali
28
Bab 28. Holiday in Bali (2)
29
Bab 29. Fokus di Kamu Saja
30
Bab 30. Secercah Asa
31
Bab 31. Secercah Asa (2)
32
32. With a Pleasure
33
Bab 33. Wasiat
34
Bab 34. Merasa Familiar
35
Bab 35. Menghargai Perbedaan
36
Bab 36. Kamu Selalu Hadir di Kala Sulit
37
Bab 37. I Can Make You Love Me
38
Bab 38. Salah Tingkah
39
Bab 39. Hibah
40
Bab 40. Menjelang Kepergian
41
Bab 41. Room Paling Ujung
42
Bab 42. Medan, at The Moment
43
Bab 43. Medan, at The Moment (2)
44
Bab 44. Medan, at The Moment (3)
45
Bab 45. Last Time in Medan
46
Bab 46. Meraba Hati
47
Bab 47. Petunjuk
48
Bab 48. My Son
49
Bab 49. Firasat
50
Bab 50. Mereka Mencemaskanku Nggak Ya?!
51
Bab 51. Malu, Bertalu, dan Bersemu
52
Bab 52. Deadline 2 Bulan
53
Bab 53. Zonk
54
Bab 54. Kejadian Tak Terduga
55
Bab 55. I'm Here For You
56
Bab 56. Have a Good Fight
57
Bab 57. Berharap Cemburu
58
Bab 58. Cara Balas Budi
59
Bab 59. Gegana
60
Bab 60. Surat Berwarna Biru Muda
61
Bab 61. Pounding to Meet You
62
Bab 62. Apa Maunya?
63
Bab 63. Go ahead
64
Bab 64. Meraih Satu Tiket
65
Bab 65. Step by Step
66
Bab 66. Step by Step (2)
67
Bab 67. Step by Step (3)
68
Bab 68. I Love You
69
Bab 69. Nasehat Calon Mertua
70
Bab 70. Counting Down
71
Bab 71. Kupinang Kau Dengan Bismillah
72
Bab 72. You Know What I Mean
73
Bab 73. Test Drive
74
Bab 74. Menjelang Pernikahan
75
Bab 75. Menjelang Pernikahan (2)
76
Bab 76. The New Journey
77
Bab 77. Gas Tipis-Tipis
78
Bab 78. Malam Pertama
79
Bab 79. Closing Pembalasan Si Pitung
80
Bab 80. Main Course
81
Bab 81. Mulut Tetangga
82
Bab 82. Terima Kasih Cinta
83
Bab 83. Ahli Modus
84
Bab 84. Menganggap Remeh
85
Bab 85. Bersiap Basmi Hama
86
Bab 86. Bogor, We are Coming
87
Bab 87. Hari Pertama di Bogor
88
Bab 88. The Power of Daging Kambing
89
Bab 89. Tenang, Ada Aku
90
Bab 90. Malam Terakhir di Bogor
91
Bab 91. Ruang Hampa Mark Cornelius
92
Bab 92. Kartu As
93
Bab 93. Sehari Tanpamu
94
Bab 94. Hasutan Alex
95
Bab 95. Papa Buye Pulang
96
96. Cerita Yang Terjeda
97
Bab 97. Dua Pemikiran Berbeda
98
Bab 98. Tonight And Every Night
99
Bab 99. Adek dan Akak
100
Bab 100. Siap-Siap Sidang
101
Bab 101. Tensi Mulai Memanas
102
Bab 102. Sehari Dua Misi
103
Bab 103. Serangan Jantung
104
Bab 104. 100 Juta
105
Bab 105. Rahasia yang Terkuak
106
Bab 106. Ada Satpam
107
Bab 107. Birthday Party
108
Bab 108. Honeymoon
109
Bab 109. 60 Juta
110
Bab 110. Misi Percomblangan
111
Bab 111. Level 2
112
Bab 112. Atu Juja
113
Bab 113. Menyimpan Dendam
114
Bab 114. Mendadak Genit
115
Bab 115. Pesona
116
Bab 116. Ima, Berjuta Pesona
117
Bab 117. Bunda, Itu Baju Papa
118
Bab 118. Mood Swing
119
Bab 119. Saturday Night
120
Bab 120. 20 November
121
Bab 121. 20 November (2)
122
Bab 122. 20 November (3)
123
Bab 123. Buka Kartu
124
Bab 124. Paper Bag Marun
125
Bab 125. Theo dan Alex
126
Bab 126. Payung Hitam
127
Bab 127. Gombalan Menjelang Tidur
128
Bab 128. Pertemuan Tak Terduga
129
Bab 129. Bau Amis
130
130. Ada Apa Dengan Botol
131
Bab 131. Burung
132
Bab 132. Misi di Balik Tasyakur
133
Bab 133. Misi di Balik Tasyakur (2)
134
Bab 134. Ungkapan
135
Bab 135. Iman
136
Bab 136. Ada Apa?
137
Bab 137. Berita Viral
138
Bab 138. Kepanikan Mizyan
139
Bab 139. Ini Takdir
140
Bab 140. Tindakan
141
Bab 141. Tindakan (2)
142
Bab 142. Healing
143
Bab 143. Akhir Kasus
144
Bab 144. Batal Lamaran
145
Bab 145. 11 Januari
146
Bab 146. 11 Januari (2)
147
Bab 147. Pergi
148
Bab 148. Dua Tahun
149
Bab 149. Opa Oh Opa
150
Bab 150. Lupa
151
Bab 151. Kado
152
Bab 152. Kado (2)
153
Bab 153. Welcome Baby
154
Bab 154. Akhir Kisah
155
PENGUMUMAN
156
Bab 155. Bonchap 1
157
Bab 156. Bonchap 2
158
Bab 157. Bonchap 3
159
Bab 158. Bonchap 4
160
Bab 159. Bonchap 5
161
Bab 160. Bonchap 6
162
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!