Sudah sekitar setengah jam Riana memandangi wajah Faisal yang masih tertidur pulas. Tangan Pria itu tadinya tidak memeluk Riana dan jarak tubuh mereka pun cukup berjarak tapi ketika Riana bangun ia menarik tangan Faisal, meletakannya di pinggang Riana lalu Riana semakin merapatkan tubuhnya pada Faisal dan sudah setengah jam ia dalam posisi tersebut. Sekarang tangan Faisal memeluk erat Riana, menganggap wanita itu sebagai guling.
Tangan Riana terus mengelus lembut wajah Faisal, dari mulai halis, kening, hidung, mata, pipi, dagu dan terakhir bibir. Setengah jam sudah Riana terus mengulangi elusan tersebut dan Faisal masih terlelap tidur, sama sekali tidak merasa terganggu.
Bang Ical, Riana gak ngerti sama perasaan Riana sendiri. Riana tahu kalau Riana gak boleh berprilaku seperti ini, Riana tahu ini gak bener, Riana sadar Bang Ical adalah kakak Riana tapi entah kenapa Riana gak suka saat abang bawa Kak Maya kerumah ini, mengenalkan ke semua orang kalau Kak Maya pacarnya Bang Ical. Hati Riana gak menerima itu, bang.!
Riana menurunkan tangannya dari wajah Faisal, melingkarkan tangannya erat di tubuh pria itu sambil menelusupkan wajahnya ke dada Faisal, menghirup aroma tubuh pria itu dalam-dalam. Ia sangat suka dengan aroma tubuh Faisal, terasa nyaman dan menenangkan.
Riana gak rela jika ada wanita lain yang menyentuh tubuh Bang Ical. Tubuh ini milik Riana, semua yang ada dalam diri Bang Ical itu semua milik Riana dan Riana gak mau berbagi sedikitpun dengan wanita lain. Bang Ical hanya akan jadi milik Riana.!
Suasana nyaman Riana harus terganggu saat mendengar dering ponsel yang cukup nyaring suaranya. Riana melepaskan pelukannya dan menyingkirkan pelan tangan Faisal dari tubuhnya lalu mengambil ponsel yang terletak di atas nakas sebelah tempat Faisal tidur.
Riana melihat nama Maya tertera di layar ponsel. Ponsel yang berdering barusan adalah ponsel pria yang sedang tertidur disampingnya. Riana tidak segang-segan mematikan telpon tersebut seraya berkata lirih, “Pagi-pagi udah ganggu aja, untung Bang Ical gak keganggu tidurnya.” Riana melirik Faisal yang masih nyaman dalam tidurnya.
Dan sebelum Riana meletakan kembali ponsel itu pada tempat semula, tiba-tiba ada chat masuk. ‘Jangan lupa nanti jam 9 acaranya dimulai’ lalu ada chat susulan ‘Jemput gue ya, jangan telat!’
Riana mendelik dan menatap horor pada chat yang tertera singkat di layar ponsel itu. Ia ingin membuka ponsel Faisal tetapi ponsel itu memakai kata sandi sebagai kunci pengaman. Riana menghembuskan napas pasrah karena ia tidak tahu apa kata sandi ponsel Faisal. Riana sangat penasaran bagaimana obrolan abangnya dengan Maya dalam chat tersebut.
Tiba-tiba pikiran Riana membayangkan wajah Faisal yang tersenyum manis ketika membaca chat dari Maya dan tertawa bahagia saat bertelponan. Riana menggenggam erat ponsel Faisal seakan-akan ingin meremukan benda pipih tersebut. Ia merasa kesal dengan apa yang ia bayangkan sendiri.
Riana meletakan kembali ponsel itu pada tempatnya lalu menatap Faisal yang sama sekali tidak merubah posisi tidurnya ataupun sekedar melakukan perubahan sedikit. Riana menangkup wajah Faisal dengan satu tangannya seraya berkata dalam hati. Apa yang harus Riana lakuin bang? Riana benar-benar bingung! Disatu sisi Riana gak suka Bang Ical menjalin kasih ataupun sekedar dekat dengan wanita manapun tapi satu sisi lain, Bang Ical adalah abangnya Riana. Riana tersiksa sama perasaan ini bang!
Riana menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya lewat mulut. Ia sekarang mulai merasa pusing memikirkan perasaannya yang tidak jelas.
Perlahan Riana turun dari kasur, ia menaikan selimut sampai bahu pada tubuh Faisal lalu berjalan keluar kamar, sebelum membuka pintu Riana melirik pada Faisal, menghembuskan napas panjang kemudian meninggalkan kamar tempat semalam ia tidur.
...----------------...
“Hey, tumben kelihatan lesu kaya gitu,” sapa Zio pada Riana.
Kini mereka baru saja menyelesaikan upacara Hari Senin, dan sedang berjalan menuju kelas masing-masing.
Riana melirik Zio dengan malas, ia jadi ingat sore kemarin saat Zio menyatakan cintanya kembali. Pria itu masih saja berusaha mendekatinya padahal Riana sudah bilang kalau ia sudah tidak ada perasaan apapun dengan Zio, lagi pula apakah pria itu tidak sakit hati setelah ditolak? Biasa para lelaki ketika cintanya ditolak akan menjauh, iyakan? Tetapi, kenapa sekarang Riana seperti merasa Zio mencoba mendekatinya dan bisa melihat pancaran semangat di bola mata pria itu.
“Ngapain sih deket-deket, nanti kita dikira balikan lagi. Gue gak mau ya dilabrak sama pacar lu itu!” ujar Riana tanpa melihat Zio. Baru saja Riana berbicara seperti itu sudah banyak pasang mata yang tidak malu-malu melayangkan tatapan pada dirinya dan Zio. Riana hanya berdecak kesal mendapati hal itu.
“Gue malah seneng kalau mereka nganggap kita balikan lagi dan yang harus lu garis bawahi, gue udah gak punya pacar sejak seminggu yang lalu,” jelas Zio semringah, berjalan sambil terus menatap Riana.
Riana mendengus, “Oh.. jadi gosip elu putus sama pacar lu itu beneran? Kirain gue Cuma cari sensai doang!” Riana menyidndir malas.
Zio terkekeh pelan, “Ciee, Jadi selama ini elu selalu uptade berita tentang gue, hem? Kok gue seneng ya,?” Zio tersenyum menggoda sambil menyenggol lengan Riana dengan sikunya.
Riana bergidik ngeri sambil mengelus lengannya bekas senggolan Zio, memberhentikan langkahnya lalu menatap Zio malas “Aduuhh.. sorry benget ya Zio sayang, gue harus merusak kesengan elu. Asal elu tahu ya, gak pernah sedikit pun gue nyari apapun tentang elu! Andai saja gue gak dianugrahi temen yang suka berita gosip, gue gak akan pernah sama sekali tahu tentang elu, itupun dikasih tahu bukan gue yang nanya!” jelas Riana penuh penekanan, “Kalau pun gue selalu uptade berita tentang elu, sudah pasti saat kemarin elu nyatain cinta, gue akan langsung kesenengan dan nerima elu kembali. Tapi elu tahu sendiri kan, gimana tanggapan gue?” sambung Riana, tersenyum miring menatap Zio lalu kembali menatap ke depan dan berjalan meninggalkan Zio begitu saja.
“Gue seneng di panggil sayang sama elu, Riana.” teriak Zio masih ditempat yang sama saat Riana meninggalkannya. Sedangkan Riana yang mendengar teriakan itu mendadak memberhentikan langkahnya. Ia memejamkan matanya sambil menghembuskan napas lelah lalu kembali berjalan menuju kelas, tidak mempedulikan apa yang baru saja Zio ucapkan, membiarkan pria itu bersama dengan kegilaannya sendiri.
Jangan tanyakan bagaimana tatapan orang-orang yang Riana lewati apalagi sekarang kebanyakan murid berada diluar kelas karena memang baru saja selesai upaca, Riana bagaikan seorang model yang berjalan di catwalk, semua mata tertuju padanya dan Riana berusaha tidak mempedulikan tatapan itu walaupun itu sangat mengganggu.
Dasar Zio sialan, bikin malu aja itu cowok gila.! Gerutu Riana dalam hati.
Jika Riana merasa sangat kesal maka Zio sebaliknya. Ia tersenyum lebar menatap punggung Riana yang menjauh. Bahkan sekarang murid perempuan terpesona dengan senyuman Zio yang begitu sangat manis dan memukau, jarang sekali mereka melihat Zio tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang rapih. Biasanya pria itu hanya menarik sedikit ujung bibirnya ketika senyum tapi sekarang ujung bibir itu melengkung begitu indah menambah ketampanannya berkali-kali lipat.
Zio masih tersenyum selama beberapa saat, ketika merasa banyak yang menatap kearahnyanya ia kembali sadar, Zio berdehem, menormalkan kembali raut wajahnya lalu melanjutkan langkahnya menyusul Riana, ke kelas mereka.
“Ya ampun gue bisa diabetes liat senyuman si Zio, itu cowo kok ganteng banget sih.”
“Eh, elu tadi sempet photo Zio lagi senyum gak? Bagi dong ke gua.”
“Gila gila gila.. Si Zio keren banget di photo candid kaya gini, padahal dia gak sadar kalau di photo.”
“Ya Tuhan selamatkanlah hati hamba dari pesona si Zio ini,”
“Abang lee min ho, maafkan adek yang harus berpaling hati sama Zio, dia lebih mempesona dari pada oppa,”
Begitulah suara-suara wanita yang masuk ke pendengaran Zio ketika melewati deretan kelas sebelum sampai ke kelasnya, terdengar menggelikan dan terkesan lebay menurut Zio, tetapi Zio tidak mempedulikan biarkan pikiran cantik mereka berhalu ria tentang dirinya, itu hak mereka.
Setelah melewati beberapa jam dikelas sambil mendengarkan guru menjelaskan pelajaran akhirnya jam istirahat pun tiba. Riana menyenderkan punggungnya ke kepala kursi dengan malas, hari ini Fina tidak masuk sekolah karena sakit, membuat Riana merasa ada yang kurang dengan ketidakhadiran sahabatnya itu. Walaupun Fina wanita yang sangat suka berita gosip tetapi wanita itu teman yang sangat menyenangkan dan hari ini Riana harus melewatkan harinya tanpa Fina.
Riana berdecak kesal sambil memuturkan bola matanya jengah saat melihat Zio berjalan mendekat kearahnya.
“Gak ke kantin?” tanya Zio berdiri di samping meja Riana. Kini hanya ada mereka berdua di dalam kelas, sedangkan anak-anak lainnya sudah berhamburan keluar kelas.
“Kok elu setelah di tolak malah makin ngedeketin gue sih, Zio.? Seharusnya elu ngejauh dong.” Riana tak habis pikir.
Zio terkekeh renyah, ia menarik kursi di depan meja Riana, lalu duduk menghadapa Riana dari samping dan menyangga kepalanya dengan satu tangan di atas meja, menatap Riana dengan penuh memuja. “Gue lagi berjuang biar nanti kalau gue nembak elu lagi gak ditolak kaya kemarin,” lirih Zio lembut diakhiri senyuman manis dibibirnya, jika wanita lain yang melihat senyum Itu sudah dipastikan akan meleleh ditempat, tetapi itu tidak berlaku bagi Riana.
“Perjuangan elu akan sia-sia, Zio!” balas Riana serius menatap langsung bola mata Zio.
...---------------...
...🦐🦐🦐...
Kalian lebih suka Riana sama Zio atau Riana sama Faisal?🙃 jangan lupa Like dan komen ya karena like dan komen kalian menjadi semangat Author😇
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Rhien
riana sama zio donk masak sama faisal kan gak seru masak sama kakak sendiri
meskipun bukan kakak kandung sih
lagian faisal jauh lebih dewasa kan dadi riana
2023-07-25
1
MR. KILLER
sama faisal aja ....lebih ngemong .....
2022-01-13
1
Nona Indha
aku lbih memilih zio sama Riana,karnakan Faisal udah dewasa bangat
2021-10-29
2