“Makasih bang udah anterin Riana,” ucap Riana pada Faisal yanga telah mengantarnya ke sekolah pagi ini.
“Iya sama-sama. Nanti pulangnya mau abang jemput gak?” tanya Faisal.
Riana menahan tangannya yang ingin membuka pintu mobil, memikirkan tawaran Faisal. saat ini sang abang sudah mulai bekerja di perusahaan ayahnya sendiri dan pasti akan sangat merepotkan jika harus menjemput dirinya.
“Gak usah deh bang, aku minta jemput sama supir aja nanti.” Riana tersenyum manis menolak tawaran Faisal.
“Tumben, kemarin selalu minta antar jemput sama abang,” sahut Faisal seperti tidak suka akan penolakan sang adik.
Riana terkekeh pelan sambil mencubit sebelah pipi Faisal gemas “Sekarang kan abang udah mulai kerja di perusahaan Daddy, pasti ngerepotin banget kalau minta jemput sama bang Ical.”
Faisal mengerucutkan bibirnya sambil mengusap pipi bekas cubitan Riana, “Bilang aja kalau mau pulang bareng sama sang pacar,”
Riana memutarkan bola matanya malas, tadi malam ia habis-habisan di introgasi oleh semua abangnya akibat ia tidak memberitahukan bahwa ia pernah pacaran dengan pria yang satu sekolah dengannya bahkan sekarang ia dan mantannya itu berada dalam satu kelas yang sama.
Riana punya alasan tersendiri tidak memberitahu ke empat abangnya itu, bahkan ia dengan sangat hati-hati agar tidak di ketahui oleh Andrian yang saat itu masih kelas 3. Ternyata sebaik apapun ia menyembunyikan rahasia dari sang abang akhrinya mereka pun tahu juga.
“Ya ampun bang, aku kan udah jelasin tadi malam kalau gak punya pacar, itu juga udah lama banget waktu aku masih kelas 2 dan setelah itu aku gak punya pacar lagi sampai saat ini,” jelas Riana malas, padahal ia sudah menjelaskan hal tersebut tadi malam tapi abang-abangnya seakan tidak menerima penjelasan tersebut.
“Belum bisa move on ya? Sampai belum punya pacar lagi.” Celetuk Faisal.
Riana menggeram kesal. “Tau ah,” ucap Riana tidak peduli lalu membuka pintu mobil ingin beranjak tetapi tangannya di tahan Faisal.
Riana menoleh, beberapa saat Faisal terus menatap Riana tanpa mengeluarkan sepatah kata pun membuat Riana menjadi keheranan dan Riana juga sulit mengartikan tatapan tersebut.
“Nanti pulangnya abang jemput,” ucap Faisal sambil melepaskan pegangannya di tangan Riana.
Riana yang merasa terhipnotis hanya mengangguk mengiyakan. “Yang bener belajarnya ya, samangat!” Faisal tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala Riana.
Riana yang tersadar oleh usapan dikepalanya langsung tersenyum lebar “Abang juga semangat kerja di hari pertamanya,” balas Riana lalu ia pun keluar dari dalam mobil.
“Hati-hati bang,” ucap Riana Riang sambil melambaikan tangan pada mobil sang abang.
Riana berjalan memasuki gedung sekolah setelah mobil Faisal hilang dari pandangannya, disepanjang jalan menuju kelas banyak sekali murid yang membicarakan tentang pacar baru cowok terpopuler di sekolah ini. Riana tidak mempedulikan gosip tersebut, cowok itu memang sering sekali bergonta ganti pacar seperti bergonta ganti mobilnya yang setiap minggu berbeda yang dia bawa ke sekolah.
“Aw,” rintih Riana pelan saat bahunya ada yang menubruk dari belakang.
“Jalannya cepetan dikit kek, ngehalangin orang yang lewat aja,” ucap pria yang menyenggol bahu Riana sambil berlalu.
Riana menatap punggung pria itu malas sambil menghembuskan napas panjang. Tiba-tiba ada suara siswi yang berbisik pada temannya tetapi ucapan siswi itu masih terdengar di telinga Riana.
“Banyak yang bilang loh, katanya Riana belum bisa move on dari Zio. Buktinya aja sampai saat ini Riana belum punya pacar lagi setelah putus dengan Zio, sedangkan Zio entah udah berapa kali ganti pacar,”
“Ya wajarlah susah move on, Zio kan pacar pertama Riana. Apalagi sekarang Zio makin ganteng, mekin keren dan tiap selalu minggu ganti mobil.”
Riana tidak mempedulikan ucapan-ucapan wanita tersebut, terserah mereka ingin berfikiran seperti apa tentang dirinya.
Riana memang sudah tidak mempusingkan tentang isu-isu yang tidak benar bertebaran di sekolah ini, ia datang ke sekolah untuk belajar, mencari ilmu. Apalagi ia sekarang sudah kelas 3, sebentar lagi akan di sibukan dengan ujian-ujian sekolah. Jadi Riana tidak ingin pikirannya di isi hal-hal yang tidak berguna seperti memikirkan ocehan-ocehan murid di sekolah ini.
Pria yang menyenggolnya tadi tiada lain adalah Zio, pria terpopuler di sekolah ini, yang saat ini namanya tengah di perbicangkan oleh para murid. Dan pria itu pun pacar pertama Riana sekaligus mantan pertama bagi Riana.
“Barusan ada anak OSIS nyariin elu” ucap Fina, teman Riana.
“Hah, ada urusan apa emang?” tanya Riana sambil duduk di samping Fina yang menjadi teman sebangkunya.
“Dia bilang katanya istirahat kedua nanti elu di suruh ke ruangan OSIS. Ada yang mau di bicarain,” jawab Fina
Riana mengerutkan halisnya, tampak menebak-nebak apa yang akan dibicarakan nanti. Kayanya bukan di suruh ikut Olimpide deh, masa udah kelas 3 masih di suruh ikut Olimpiade?
“Eh elu tahu gak cewe baru si Zio? Gila cantik parah tapi mmm.. masih cantikan elu sih.” Ucap Fina antusias tetapi mengecilkan suaranya di kalimat terakhir.
Riana hanya tersenyum kecil, tidak menanggapi apa yang di ucapkan temannya itu.
“Nih elu liat photo cewenya, katanya masih siswa sekolah kita,” Fina menyodorkan ponselnya ke hadapan Riana, sedangkan Riana hanya melihat sekilas. Wanita dalam photo tersebut memang terlihat cantik tapi Riana tidak peduli.
“Gimana, cantik kan?”
“Cantik,” jawab Riana.
“Kalau elu kapan punya pacar baru lagi,? orang-orang ngiranya elu belum bisa move on dari Zio. Padahal elu duluan yang mutusin tu anak.”
“Gue gak peduli sama yang dipikirin orang-orang, Fin.” Jawab Riana malas lalu mengeluarkan buku mata pelajaran pagi ini.
Fina tidak melanjuti obrolannya karena sudah ada guru yang masuk, tapi setelah beberapa saat ia berbisik pada Riana “Dari tadi si Zio terus ngelihat ke arah elu, Na.” Riana langsung menoleh ke arah Zio yang duduk di pojokan tembok dan pandangan mereka pun saling bertemu satu sama lain.
Istirahat kedua di ruangan OSIS.
“Jadi gimana kak, mau gak?” tanya adik kelas Riana yang menjabat sebagai anggota OSIS.
Riana menoleh pada pria yang yang duduk bersebrangan dengannya, ia tidak percaya harus berkolaborasi dengan Zio sang mantan, untuk pentas seni di acara ulang tahun sekolah.
“Gue sih oke oke aja tapi gak tau kalau Riana,” ucap Zio sambil melirik sekilas pada Riana.
“Emangnya murid di sekolah kita gak ada yang bisa main Piano ya selain gue?” ucap Riana, sebenarnya ia tidak keberatan untuk tampil bermain piano di acara ulang tahun sekolah tapi masalahnya ia di suruh berkolaborasi dengan Zio. Nanti Zoi akan memainkan Cello dan satu adik kelasnya akan memainkan Violin. Mereka diminta memainkan musik klasik di acara ulang tahun sekolah nanti.
“Banyak sih yang bisa tapi gak sehebat kak Riana,” adik kelasnya itu melirik Riana dan Zio bergantian “Apalagi musik yang ingin kita tampilkan cukup susah. Jadi, anggota OSIS sepakat untuk meminta bantuan dari kak Zio dan kak Riana,” lanjutnya.
Memang tidak bisa diragukan lagi keahlian Riana dalam memainkan Piano, bahkan ia pernah beberapa kali menang ketika mengikuti lomba memainkan Piano.
Riana mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk, mencoba memikirkan apa yang ditawarkan.
“Elu takut suka lagi sama gue kalau kita main musik bareng?” celetuk Zio sambil tersenyum miring “Apa kata orang-orang bener, kalau elu belum bisa move on dari gue?” lanjut Zio.
Riana mendengus geli mendengar ucapan Zio, dan menatap sengit pria itu. “Yang ada juga elu yang belum bisa move on dari gue. Emang elu kira gue gak tahu kalau selama ini elu selalu nyoba cari perhatian sama gue,” balas Riana datar di akhiri dengan senyuman miring.
Zio tertawa renyah, “Elu makan apa sih, kepedean sampai tingkat dewa gitu? Kalau gue belum bisa move dari elu ngapain gue pacaran sama cewe lain? emangnya elu setelah putus dari gue gak pernah punya pacar lagi,”
Belum sempat Riana membalas ucapan Zio, adik kelasnya langsung menyela menengahi di antara mereka berdua “Jadi gimana kak Riana mau gak?” tanya adik kelas sambil tersenyum sungkan, sebenarnya ia sudah sangat lapar ingin makan siang tapi harus tertunda untuk memberi tahu perihal musik klasik yang akan di mainkan kakak kelasnya ini. dan ia tidak mau membuang waktunya untuk mendengarkan adu mulut dua orang itu.
“Yaudah gue mau,” jawab Riana setengah kesal.
Seketika Senyuman adik kelasnya itu mengembang di wajahnya, akhirnya setelah diskusi alot mendapatkan hasil yang diharapkan. “Yaudah kalau gitu kakak diskusiin aja perihal waktu latihannya, seminggu sebelum hari H harus udah lancar ya,” ucap adik kelas, kemudian mengucapkan terimakasih atas ketersediaannya setelah itu pamit terlebih dahulu meninggalkan dua orang yang dulu pernah jadi sepasang kekasih.
“Jadi mau mulai kapan kita latihan?” tanya Zio memulai.
Bukannya menjawab, Riana malah mendengus kesal lalu berjalan meninggalkan ruangan OSIS tersebut. sedangkan Zio terkekeh melihat tingkah Riana.
“Ngegemesin banget sih lu, Riana” gumam Zio sambil tersenyum miris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yunie
kykny faisal ada rasa cinta yaa sm riana...sampe gak pulang2
2021-09-09
0
yuanita
reina faisal thor..
2021-09-03
1