“Riana... lagi ngapain di kamar abang?” tanya Faisal yang baru saja membuka pintu kamarnya, sehabis mengantar Maya pulang dan mendapati Riana sedang duduk di pinggir kasur sambil memainkan ponselnya. Wanita itu sudah berganti pakaian dengan piyama lengan pendek sesiku dan celana sedikit di atas lutut.
“Lagi nungguin Bang Ical,” jawab Riana
Faisal menggantungkan jaket levis bekas pakai di balik pintu lalu berjalan mendekat pada Riana. “Ngapain nungguin abang? ini udah malam loh,” Faisal berdiri di hadapan Riana sambil mengelus kepala wanita itu.
Riana melirik sekilas ke arah Jam Dinding yang sudah menunjukan pukul 23.15 lalu mendongkak menatap Faisal, “Abang punya hutang banyak sama Riana,”
Faisal mengerutkan dahi, “Hutang apa?”
Riana mengerucutkan bibirnya kesal lalu melingkarkan tangannya di pinggang Faisal dan menyenderkan kepalanya di perut pria itu. Tubuh Faisal tertarik lebih dekat karena pelukan itu.
“Abang sama sekali gak cerita kalau udah punya pacar, abang juga gak cerita kalau selama ini suka di jodoh-jodohin sama Daddy. Bang Ical punya hutang banyak cerita sama Riana.”
Faisal terkekeh pelan sambil mengelus kembali kepala Riana dengan gemas. “Riana ningguin abang Cuma buat denger cerita doang, hem?”
Riana mengangguk sebagai jawaban.
“Kenapa gak nunggu besok aja,? ini udah malam. Besok kan Hari Senin Riana harus masuk sekolah.”
Riana tidak menyahut, ia semakin mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Faisal membuat pria itu menghembuskan napas panjang. Jika Riana sudah dengan keinginannya maka tidak ada yang bisa menggoyahkan keinganan wanita itu, bisa disebut juga dengan keras kepala.
“Riana emang belum ngantuk,? Takutnya nanti abang cerita Riana malah tidur. Bang Ical gak mau ya ngulang cerita lagi.”
Riana mendongkak menatap Faisal, “Riana gak akan tidur kok, Riana akan dengerin ceritanya sampai selesai!” jawab Riana yakin.
“Beneran nih,? awas aja ya kalau tidur. Bang Ical gak akan ngulang cerita walaupun Riana ngerengek sama abang.”
Riana tertawa pelan mendengar nada ancaman ucapan Faisal. Dan ini pula tawa Riana paling tulus semenjak melihat Maya berada di rumahnya.
“Yaudah Bang Ical bersih-bersih badan dulu sekalian mau ganti baju,” ujar Faisal. Riana melepaskan lilitan tangannya di pinggang Faisal dan pria itu pun masuk kamar mandi yang berada di dalam kamar.
Sekitar sepuluh menit Faisal keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk yang dililit rendah di pinggulnya dan dengan santainya berjalan menuju walk-in closet miliknya. Sedangkan Riana yang sudah duduk bersandar pada kepala kasur tidak sedikit pun mengalihkan matanya dari tubuh kekar Faisal.
Abangnya itu memang tidak mempunya perut kotak-kotak seperti kedua kakak kembarnya tetapi tetap saja terlihat menggiurkan di mata Riana. Bahkan menurut Riana tubuh Faisal lebih menarik untuk di pandang dari pada tubuh pria manapun. Walaupun pria itu jarang sekali olahraga tapi bentuk tubuhnya tetap terjaga tidak gendut dan tidak kurus juga, sangat Ideal.
Setelah memakai pakain tidur Faisal ikut membaringkan tubuhnya di samping Riana, sebenarnya Faisal punya kebiasaan tidur hanya memakai pakaian dalam saja dan kadang juga setelah membersihkan tubuh, Faisal akan langsung tidur tanpa memakai pakaian tetapi karena malam ini ada Riana di kamarnya ia tidak mungkin membiarkan dirinya tidur seperti kebiasaanya.
Riana menggulingkan tubuhnya dan lebih mendekat pada Faisal “Jadi kenapa abang gak cerita kalau udah punya pacar selama setahun ini?” tanya Riana memulai obrolan.
Faisal pun mulai menceritakan apa yang ingin Riana ketahui, ia menjawab semua pertanyaan Riana dengan sabar dan kadang Riana merengut kesal karena Faisal menjawab pertanyaannya dengan bercanda, tidak serius. Sedangkan Faisal sesekali tertawa ringan melihat raut wajah serius Riana yang menggemaskan. Wanita itu begitu serius mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Faisal sampai tidak terasa jam sudah menunjukan pukul satu dini hari.
“Segitu dulu ceritanya, kalau masih ada yang bikin Riana penasaran besok aja tanyainnya. Sekarang Riana balik ke kamar Riana terus tidur,” ucap Faisal setelah dengan sabar menuntaskan rasa penasaran Riana.
Riana menguap, menutup mulutnya dengan telapak tangan, “Riana mau tidur disina aja ya, udah malas balik ke kamar Riana,” ujar Riana sambil menarik selimut menutupi sebagian tubuhnya.
Faisal membelalak mendengar ucapan Riana, “Gak boleh,” sahut Faisal cepat sambil bangun dari tidurannya.
“Udah malas bang, Riana juga udah ngantuk banget!”
“Gak gak gak, jarak kamar Abang sama kamar Riana gak jauh, gak sampai lima detik juga udah sampai ke kamar Riana.”
Riana terkekeh pelan, “Kalau lima detik Cuma cukup buat sampai ke pintu kamar Bang Ical Doang, butuh sekitar lima menit buat sampai ke kamar Riana bukan lima detik!”
“Tuhkan, Lima Menit doang mah cepet. Sana balik ke kamar, Riana.”
Riana mengeratkan cengkraman tangannya di selimut saat Faisal mulai mendorong tubuhnya. “Emang kenapa sih kalau Riana tidur disini? Dulu juga waktu kecil kita sering tidur bareng-bareng.”
Itukan waktu kecil Riana, sekarang kita udah sama-sama dewasa! Udah gak bisa lagi kaya waktu kita masih kecil. Jawab Faisal dalam Hatinya.
“Riana kalau ingin tidur bareng Bang Alfa, Bang Alfi. Mereka gak pernah keberatan tuh, apalagi ngusir-ngusir Riana kaya Bang Ical,” lanjut Riana sambil menatap Faisal dengan mata memohon.
Bang Ical berbeda dengan abang kamu yang lain, Riana. Ingin sekali Faisal meneriaki kata-kata tersebut dihadapan wajah Riana agar wanita itu tahu bahwa dia telah membuat dirinya ini tersiksa dengan kedekatan di antara dirinya dan Riana.
“Apalagi Bang Ical nanti bakal Nikah sama Kak Maya pasti nanti Riana gak bisa kaya gini lagi. Bang Ical juga nanti punya rumah sendiri bareng Kak Maya, gak bakal tinggal lagi di rumah ini dan kapan lagi coba Riana bisa ngehabisin waktu bareng Bang Ical kalau bukan sekarang?” ucap Riana sendu.
Faisal menghembuskan napas berat, kalau sudah begini ia tidak bisa menolak apa yang diinginkan Riana. Riana dan keinginannya bagaikan Ratu dan perintah mutlak yang tidak bisa dibantah oleh kelima pria yang berada di rumah ini. dirinya, Alfa, Alfi, Andrian dan juga Arun tidak ada yang bisa tidak menuruti keinginan Riana.
“Tidurnya jangan ngabisin tempat, bisa-bisa nanti pagi Bang Ical udah tergeletak di atas lantai,” akhirnya Faisal menyerah, membiarkan Riana tidur di kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya dan menarik selimut sampai pinggang.
Riana memukul lengan Faisal yang menuduh tidurnya menghabiskan tempat, “Yang tidurnya ngabisin tempat itu Bang Alfi, Riana mah tidurnya anteng, kalem kaya tidurnya para Prinses,” ujar Riana bangga.
Faisal hanya terkekeh pelan, tidak menyahuti ucapan Riana. Ia menekan stap kontak mematikan lampu yang berada di samping tempat tidurnya dan mulai memjamkan mata.
“Bang Ical kok tidurnya ngebelakngin Riana sih?” tanya Riana menepuk bahu Faisal.
Fasial menghembuskan napas lelah lalu berbalik badan mengahadap Riana, ia bisa melihat Riana yang tersenyum di dalam kegelapan dan wanita itu melingkarkan tangannya di pinggang Faisal sambil menelusupkan wajahnya ke dada bidang pria itu. “Good Night Bang Ical,” lirih Riana setelah mendapatkan tempat nyaman di dada Faisal.
****. Batin Faisal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Wina Wien
sama sama suka
2021-11-11
0
Ekowati
lanjut Thorr semakin seru
2021-10-25
0
yuanita
faisal jadian sama riana
2021-10-22
1