“Kok bang Ical belum kelihatan sih?” tanya Riana yang sudah tidak sabar bertemu pria yang bernama Faisal tapi Riana memanggilnya dengan panggilan Ical. Itu panggilan kesayangannya untuk pria itu. saat ini kedua tangannya memegang sebuah karton bertulisan 'BANG ICAL' dengan huruf kapital yang ukurannya cukup besar. Padahal tanpa itu pun pria yang bernama Faisal itu akan langsung mengenali orang yang menjemputnya.
“Sabar dek, bentar lagi juga pasti keluar bang Faisalnya,” Alfa berdiri disamping Riana sambil melipat tangan di dadanya, sudah sekitar dua puluh menit mereka menunggu kedangan Faisal padahal dari jadwal mendaratnya pesawat sudah sepuluh menit yang lalu.
“Tangan adek pegel nih, dari tadi megangin kertas karton ini mulu,” gerutu Riana yang masih setia memegangi kertas kartonya di atas kepala.
Alfa terkekeh sambil melirik Riana disampingnya, “Lagian kata abang juga gak perlu pakai gini! Bang Faisal juga pasti ngenalin kita.”
“Tapi adek pengen kaya di film-film gitu loh, bang.”
Alfa hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala menanggapi ucapan Riana.
“Bang gantian dong megangin kertas kartonnya,” ucap Riana sambil menyenggol Alfa dengan siku.
“Kata abang juga—“
“ITU BANG ICAL.” Teriak Riana bahagia sambil lompat-lombat kecil ditempat, ia menggoyangkan kertas karton di atas kepalanya agar terlihat oleh pria itu.
Pria yang bernama Faisal pun tersenyum lebar melihat dua orang berdiri tidak jauh dari posisinya. Ia melambaikan tangan kanannya pada Riana dan Alfa.
Riana menurunkan kertas kartonnya menyerahkan kepada Alfa begitu saja, kemudian ia berlari ke arah Faisal. Alfa yang melihat tingkah adiknya hanya menggelengkan kepala dan tetap diam di tempat sambil menggulung kertas karton yang diberikan Riana.
Tubuh Faisal terdorong selangkah kebelakang akibat pelukan Riana, ia mengeratkan tanganya di pinggang Riana lalu diputarlah Riana satu kali putaran.
“Bang Ical lama banget sih, Riana udah dari tadi nungguin,” ucap Riana, tangannya masih melingkar di leher Faisal.
Faisal terkekeh “Harusnya tanyain kabar abang dulu dong, jangan langsung ngegurutu gitu!” ujar Faisal lalu mencubit hidung Riana gemas.
Riana tersenyum lebar, “Pokoknya nanti bang Ical harus teraktir Riana, karena udah bikin Riana menunggu lama.”
Faisal tertawa pelan “Ya ampun, belum ada tiga puluh menitan abang nginjakin kaki disini udah di palak aja sama Riana.”
Riana terkekeh sambil menurunkan tangannya di leher Faisal “Bodo! Pokoknya nanti abang harus neraktir Riana sepuasnya.”
“Kalau masalah neraktir doang mah kecil buat abang! Riana mau dibeliin Mall aja, abang belinn,” ujar Faisal meremehkan dengan gaya sok kaya.
“Dih, kaya udah punya duit banyak aja.” Balas Riana tidak percaya.
Faisal hanya tertawa Ringan, tidak membalas ucapan Riana. Ia melingkarkan satu tangannya dipinggang Riana dan satunya lagi menarik koper lalu mereka berjalan ke arah Alfa yang hanya diam di tempat melihat interaksi kakak angkatnya dengan si bungsu.
Ya, Faisal adalah anak angkat Arun dan Mita, umurnya lebih tua satu tahun di atas Alfa dan Alfi. Faisal di adopsi ketika umurnya 12 tahun, saat itu Faisal kecil sedang menangis di depan ruang oprasi. Di dalam ruang oprasi tersebut ada ayahnya yang sedang berjuang hidup akibat tertabrak sebuah truk yang menghantam warung kecil milik keluarganya yang terdapat di pinggir jalan. Sedangkan ibunya sudah berada di ruang mayat karena sudah meninggal di lokasi kejadian.
Waktu itu Faisal baru saja pulang sekolah, sebelum pulang ke rumah ia ingin menemui kedua orang tuanya di warung milik mereka sendiri. saat beberapa jarak lagi sampai di warung, ada sebuah truk yang melaju cepat menghatam warung kecil kedua orang tuanya.
Faisal yang melihat hal itu terkejut luar biasa, ia bahkan terdiam cukup lama saking terkejutnya.
Ketika beberapa warga mulai berdatangan ke warung kecil itu, Faisal mulai sadar dari terkejutannya kemudian dengan cepat ia berlari ke arah warung dan seketika badannya terasa sangat lemas, dengan kepala matanya sendiri ia melihat ibunya terlindas oleh ban mobil sedangkan ayahnya tertimpa bangunan warung yang roboh.
Peristiwa tersebut adalah hal paling menyeramkan bagi Faisal di sepanjang hidupnya, melihat langsung kematian kedua orang tuanya yang sangat tragis.
Mita yang baru saja keluar dari ruang oprasi tidak tega harus mengabarkan berita duka pada anak kecil tersebut, umurnya baru 12 tahun tapi sudah mengalami hal buruk seperti itu. Dengan berat hati Mita menyampaikan jika ayah anak kecil itu tidak tertolong. Faisal yang mendengar hal itu menangis dalam diam, air matanya keluar dengan deras tapi tidak ada suara tangisan dari mulutnya. Hatinya terlalu sakit sampai-sampai ia tidak bisa mengeluarkan suara tangisannya.
Faisal yang tidak punya saudara ataupun kerabat dekat dibawa ke panti asuhan. Mita yang mengetahui hal itu tidak tega, ia menceritakan kejadian yang menimpa Faisal pada Arun, dan berkeinginan untuk mengadopsinya. Lagipula mereka tidak akan merasa terbebani hanya menambah satu anak lagi masuk ke keluarga mereka. Setelah mengurusi segala macam persyaratan akhirnya Faisal berhasil di adopsi oleh Arun dan Mita.
Awalnya psikis Faisal sangat buruk, ia menjadi anak yang pendiam dan tidak mau di sentuh oleh siapapun bahkan tidak mau bertemu orang-orang. Arun pun dengan sengaja meminta Windy yang berada di Singapure untuk mengobati Faisal dan dengan hanya satu bulan keadaan Faisal semakin membaik dan sudah bisa bermain dengan saudara-saudara yang lain.
Begitulah sekilas bagaimana Arun dan Mita bisa mengadopsi Faisal dan untungnya saja semua anaknya menyambut Faisal dengan baik walaupun anaknya bernama Andrian sedikit ada penolakan tapi dengan berjalannya waktu Andrian pun menerima Faisal bahkan jika dibandingakan sekarang Andrian lebih dekat dengan Faisal dari pada saudaranya yang lain.
Ketika Faisal sampai dihadapan Alfi, mereka berpelukan singkat sambil menanyakan kabar masing-masing.
“Ayah dan bunda udah nungguin bang Faisal di rumah, dan pasti sudah tersedia masakan kesukaan bang Faisal.” Ucap Alfa sambil memasukan koper Faisal ke dalam bagasi mobil.
“Dan siap-siap aja dapet omelan dari Daddy.” Sambung Riana sambil masuk ke dalam mobil kursi belakang.
Faisal tertawa pelan, sudah terbayang sekali bagaimana wajah ayah angkatnya itu akan mengomelinya akibat ia tidak pulang-pulang selama lima tahun. Dan ia harus segera menyiapkan telinganya untuk mendengar semua omelan itu.
Walaupun saat ini ibu dan ayahnya hanya orang tua angkat, tapi Faisal tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang orang tua, ia tidak pernah merasa orang tuanya pilih kasih. Apa yang saudaranya dapatkan maka ia juga mendapatkannya pula. Dan Faisal merasa sangat beruntung bertemu orang tua seperti orang tuanya saan kini, di tambah saudara-saudaranya yang sangat menggemaskan seperti 4 saudaranya itu, membuat kehidupannya di penuhi rasa hangat keluarga.
Tuhan mengambil orang tuaku tapi Tuhan juga mengirimkan orang tua baru yang tidak kalah sayangnya pada diriku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yunie
baik hati nya mita dan anak2 ny mita....
kasian faisal....
😭😭
2021-09-09
1
soraya.. resyia😌🤐
keluarga bahagia
2021-08-29
1