“Nih, Riana udah bikin list yang akan kita lakukan sore ini,” Riana menyodorkan notebook yang berisi tulisannya ke hadapan Faisal.
Faisal yang sedang menyetir mobil hanya menoleh sekilas, tidak terlalu jelas apa yang ditulis wanita itu tetapi dilihat dari listnya cukup panjang. “Niat banget sampai ditulis kaya gitu.”
“Biar nanti kita gak kebingungan mau ngapain aja pas disana,” balas Riana sambil membaca kembali list yang sudah ia tulis.
Faisal menganggukan kepalanya mengerti, “Yang pertama kita ngapain dulu?”
“Mmm.. Riana nulisnya mau nonton bioskop dulu, Bang Ical setuju gak?”
“Kirain Bang Ical Riana bakal minta yang aneh-aneh ternyata Cuma minta kaya gitu doang,” jawab Faisal sambil menoleh sekilas dan tersenyum miring.
Riana memutarkan bola matanya jengah, “Lihat aja nanti!” balas Riana malas, “Jadi gimana, setuju gak kita nonton dulu?”
“Emang abang bisa minta opsi lain?”
“Enggak,”
“Kalau kaya gitu ngapain nanya persetujuan abang, hem?”
Riana hanya terkekeh, dan mengganti topik obrolan lain, seperti menanyakan pekerjaan Faisal, menceritakan kegitannya disekolah lalu merembet ke hal-hal lain. Di sepanjang jalan menuju tempat tujuan, obrolan-obrolan di antara keduanya terus mengalir seakan tidak pernah habis pembahasan yang menjadi bahan obrolan mereka.
Riana yang punya wawasan luas bisa mengimbangi Faisal berbicara banyak hal, begitupun dengan Faisal, Riana adalah tempat paling nyaman untuk menjadi partner mengobrol, diskusi atau hanya membicarakan hal-hal receh. Wanita itu bisa mengikutinya. Jadi, siapapun yang mengobrol dengan Riana akan merasa nyaman, wanita itu tau waktunya serius dan bercanda. Dan tahu bagaimana lawan bicaranya tertarik memulai obrolan dengannya.
“Bang, Riana ganti baju dulu ya. Gak enak kalau masih pakai seragam.” Ucap Rian memberitahu sebelum mereka keluar dari dalam mobil. Ia dari kecil sudah diajarkan untuk langsung mengganti baju sepulang sekolah. Dan sampai sekarang kebiasaan itu masih melekat.
“Emang bawa baju salin?”
Riana mengangguk, “Bawa ini di tas.”
“Mau ganti dimana, disini atau ke kamar mandi?”
“Mmm.. Disini aja deh, malas jalan ke kamar mandinya,”
“Oh, yaudah abang keluar dulu,” Faisal membuka pintu mobil, ketika satu kakinya sudah menyentuh lantai parkiran tangannya di tahan Riana.
Faisal menoleh, “Kenapa?”
“Gak mau nemenin adek ganti baju?” tanya Riana sambil menahan senyum
Faisal mengerjapkan matanya beberapa kali, “Ngaco kamu!” ucap Faisal sambil terkekeh lalu melepaskan tangan Riana yang menahannya dan keluar meninggalkan Riana.
Riana tersenyum penuh arti melihat punggung Faisal di luar mobil, lalu ia beranjak pindah ke kursi belakang, untung saja jendala kaca mobil abangnya gelap jadi tidak akan terlihat apa yang di akukan di dalam mobil.
Setelah menggati dengan baju kaos warna Armi berlengan panjang, Akira keluar dari dalam mobil. Ia hanya berganti baju sedangkan bawahanya masih menggunakan rok sekolah 5 cm bawah lutut.
“Udah?” tanya Faisal sambil mendekat.
Riana mengangguk sebagai jawaban.
Faisal merangkul bahu Riana, sedangkan Riana melingkarkan tangannya di pinggang pria itu lalu mereka mulai melangkah meninggalkan tempat parkiran. Jika orang yang tidak mengenal mereka maka mereka akan terlihat seperti sepasang kekasih yang sangat serasi.
Disepanjang jalan ada beberapa orang yang melirik kepada mereka berdua, membuat Riana risih dengan tatapan tersebut. beginilah resiko jalan bersama pria tampan, harus siap-siap menjadi pusat perhatian. Kadang Riana merasa tidak percaya diri ketika jalan bersama pria disampingnya ini karena menurut Riana, ia tidak secantik wanita-wanita lain. Takut membuat sang abang malu berjalan dengannya, ia memang cantik tapi ada wanita-wanita yang lebih cantik dari padanya. Rasa percaya diri Riana tidak perfungsi ketika ia jalan bersama Faisal.
Pria itu terlalu sempurna untuk berjalan disampingnya, “Ini ni yang bikin Riana gak suka jalan sama abang,” ucap Riana sedikit ketus.
Faisal menoleh sambil terkekeh, ia tahu penyebab nada bicara wanita itu jadi ketus . “Mereka itu terlalu terpesona sama kecantikan Riana, jadi gak bisa kalau Cuma dilirik sekali doang,”
Riana mendengus, “Mereka itu lihatin Bang Ical bukan Riana.”
Faisal hanya tersenyum sebagai jawaban sambil mengusap-usap bahu Riana. Setiap mereka jalan bersama pasti pembahasan tersebut selalu muncul, tidak pernah alfa. Jadi, tidak perlu di perpanjang, sudah terlalu biasa.
Riana dan Faisal punya selera film yang sama, sama-sama suka film Aksi. Jadi mereka tidak perlu berdebat memilih film yang akan di tonton. Sebelum masuk ke dalam Bioskop Faisal membeli terlebih dahulu dua minuman dan Popcorn ukuran jumbo untuk menemani mereka selama menonton.
“Riana pengen nyobain baju kaya perempuan itu deh, bang.” Bisik Riana tanpa menoleh pada Faisal. Ia melihat wanita utama dalam film tersebut memakai baju seksi yang menunjukan lekuk tubuhnya. Riana pernah di marahi abis-abisan oleh abang-abangnya sebab memakai dress ketat dan panjangnya 3 cm di atas lutut saat keluar rumah, padahal menurut Riana baju itu tidak terlalu membentuk lekuk tubuhnya tapi entah di mata sang abang baju itu katanya sangat seksi dan mereka tidak mau kalau adiknya menjadi santapan mata liar lelaki di luar sana.
Bahkan rok sekolahnya saja harus lima cm di bawah lutut, tidak boleh di atas lutut walaupun hanya satu senti dan jangan tanyakan bagaimana ukuran baju seragamnya, karena kadang Riana sangat geli melihatnya. Riana sempat kesal karena pakaiannya sangat di atur oleh mereka, tetapi Riana sadar, ketika ada kasus wanita teman sekalasnya yang suka memakai seragam sekolah yang ukurannya sangat membentuk tubuh, wanita itu dilecehkan oleh salah satu guru yang mengajar di sekolah tersebut. Kasus tersebut sangat heboh pada saat itu dan Riana menjadi paham alasan kenapa abang-abangnya sangat mengatur pakaian yang ia pakai.
“Pakainya di dalam mimpi aja,” jawab Faisal sambil terkekeh pelan. Ia mana mengizinkan Riana memakai baju kurang bahan tersebut.
“Riana nanti bakal ngoleksi baju-baju seksi tapi di pakainya nanti di depan pria yang menjadi suami Riana,” sahut Riana sambil terkikik geli.
Faisal menoleh pada Riana yang pokus melihat ke depan sambil memakan Popcorn. Hati Faisal merasa terusik mendengar ucapan Riana barusan. Entah kenapa ia tidak suka Riana mengatakan hal tersebut.
“Wow,” gumam Riana pelan melihat adegan tokoh utama berciuman, si wanita berada dalam pangkuan lelakinya, mereka berciuman sambil berjalan menuju kamar. Riana menelan salivanya saat orang dalam film tersebut sudah mulai buka-buka baju, ia mengalihkan pandangannya melihat ke kursi-kursi penonton yang lain dan Riana membelalak mendapati beberapa penonton sedang berciuman dengan pasangannya bahkan ada beberapa tangan pria yang menjalar ke tubuh wanitanya. Walaupun dalam keadaan gelap tapi prialaku mereka masih bisa terlihat.
Sebenarnya hal itu udah biasa Riana lihat, tetapi tetap saja ia sedikit kaget melihat adegan-adegan tersebut, yang biasanya ia lihat di dalam film, bisa ia lihat di dunia nyata.
Saat Riana melihat ke arah Faisal, pria itu sedang menatapnya intens. Riana menatap balik pada sang abang, beberapa saat mereka saling menatap satu sama lain, bahkan sekarang Faisal mulai mendekatkan wajahnya pada wajah Riana.
Tiba-tiba hati Riana berdetak tak karuan, semakin dekat wajah Faisal maka semakin tak karuan hati Riana. Bang Ical gak mungkin mau cium aku, kan?
Riana yang meresa terhipnotis dengan tatapan itu, perlahan menutup matanya menunggu bibir itu menempel pada bibirnya tapi setelah sekian detik ia tidak merasakan apapun.
Riana membuka matanya kembali dan melihat Faisal sudah mengalihkan pandangannya ke depan. Eh, ini Cuma perasaan aku doang atau tadi emang bener Bang Ical mau cium aku? Tadi Bang Ical udah ngedeketin wajahnya, bahkan jarak bibir kami hanya tinggal beberapa senti lagi. Ya ampun Riana. Apasih yang kamu pikirin? Dia itu abang kamu!
Riana kembali memposisikan tubuhnya kedepan dan mencoba kembali pokus pada Film yang sedang berlangsung. Kok aku ngerasa kecewa ya, gak jadi ciuman sama Bang Ical? Kenapa aku jadi berpikiran aneh kaya gini sih?
...----------------...
Yok-yok dilike, komen, Vote dan kasih Hadiah gaes..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Heni
cf
2021-12-08
2
Ekowati
duanya punya rasa 💓
2021-10-25
1
Desy Noviana
riana otakmu yang overdosis tapi memang ada rasa 22nya
2021-09-26
1