Riana sebisa mungkin tetap bersikap seperti biasa, tersenyum, tertawa, ikut meledeki abang-abangnya dan sangat antusias mendengar cerita yang sedang ia dengar seperti sekarang. Riana tidak mengerti dengan hatinya sendiri, kenapa ia sangat merasa sedih mendengar Faisal memiliki pacar dan lebih menyakitkannya lagi abangnya itu sudah pacaran satu tahun.
Saat ini mereka sudah berpindah tempat ke halaman samping rumah, malam ini mereka mengadakan pesta BBQ dan ditengah acara nanti Alfa akan melamar pacarnya. Semua anggota keluarga sudah hadir dan para pelayan rumah ini pun ikut meramaikan acara pada malam ini, semuanya tersenyum senang.
“Waktu itu aku lagi belanja di supermarket saat ke kasir mau bayar, ternyata aku lupa bawa dompet. Aku kan ke supermarketnya jalan kaki soalnya jarak dari Apartemen lumayan deket. Yaudah aku bilang sama mbak kasirnya mau pulang dulu buat ngambil uang tapi tiba-tiba ada suara cowok dari belakang katanya biar dia aja yang bayarin,” Maya menceritakan bagaimana pertama dirinya bertemu dengan Faisal, karena Andrian sangat penasaran sekali dengan pertemuan mereka.
Selama ini Andrian tahu bahwa kakak angkatnya itu tidak pernah kelihatan dekat dengan seorang wanita dan saat di luar negri pria itu tidak pernah menceritakan kedekatannya dengan seorang wanita tapi tiba-tiba malam ini abangnya itu membawa seorang gadis yang sangat cantik, wajahnya saja mirip sekali dengan barbie. Andrian yang pertama melihatnya mengira Faisal membawa sebuah barbie besar untuk diberikan pada Riana tetapi ternyata itu pacarnya.
Jangan tanyakan bagaimana kagetnya semua anggota keluarga mengatahui hal tersebut apalagi mereka sudah pacaran satu tahun. Benar-benar sebuah kejutan yang sangat luar biasa bagi semua anggota keluarga.
“Pasti cowok itu Bang Ical,” ucap Riana sambil menyuapkan sosis bakar kemulutnya.
Maya terkekeh sambil mengangguk, “Iya itu Mas Faisal, sebenarnya aku nolak untuk dibayarin tapi abang kalian itu maksa, yaudah aku iyain aja. Terus sebagai gantinya aku ajakin dia makan bareng dan sekalian ganti uangnya soalnya aku gak enak kan?, belanjaan aku banyaaaak banget terus dia bilang gak usah diganti.”
“Itu sebenarnya Bang Faisal modus, May. Biar bisa deket sama kamu,” ucap Alfi ikut menimpali sembari membolak-balikan makanan yang sedang ia bakar.
Semua orang yang mendengar itu hanya terkekeh pelan, tidak menyangka pria sekaku Faisal bisa melakukan hal itu. Faisal memang terlihat hangat dan ramah untuk dilingkungan keluarganya tetapi jika diluar pria itu terlihat kaku dan susah untuk didekati.
"Mungkin, karena setelah itu kita jadi deket apalagi mengetahui bahwa kita sama-sama orang Indonesia.,"
"Waktu itu Bang Ical nembak Kak Maya gimana? Romantis gak? Aku penasaran banget gimana Bang Ical ngungkapin perasaannya," ucap Riana sangat antusias
Andirian mengangguk ikut penasaran juga. "Ayo kak ceritain juga gimna Bang Faisal pas nembak Kak Maya."
Maya terkekeh, ia melirik Faisal yang sedang makan Sosis bakar di samping Riana "Kalian tanya dulu sama abang kalian boleh diceritain atau nggak."
Semua yang duduk disitu melirik Faisal serentak, Arun dan Mita pun yang duduk lumayan jauh ikut melirik Faisal. Kedua orang tua itu pun ikut penasaran akan kisah ungkapan cinta Faisal pada Maya.
Faisal yang dilirik oleh semuanya merasa kikuk "Rahasia," ucap Faisal lalu melanjutkan kembali menyuapkan makanan ke mulutnya
"Yah gak asik Bang Ical ah," ucap Riana sambil menyenggol tubuh Faisal dengan bahunya.
Semuanya menghembuskan napas kecewa tidak bisa mengetahui bagaimana Faisal mengungkapkan perasaannya pada Maya. Sedangkan Maya yang melihat hal itu hanya tertawa ringan melihat raut wajah menggemaskan mereka.
“Bang Faisal Sepertinya korban jatuh cinta pada pandangan pertama, pertama liat Mbak Maya langsung terpesona.” Celetuk Putri pacarnya Alfa.
“Wajar sih langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, orang ceweknya cantik kaya gini. Kalau aja aku yang pertama ketemu Kak Maya, mungkin sekarang aku yang jadi pacarnya,” ucap Andrian tersenyum sambil menaik turunkan kedua halisnya.
“Wah kayanya ada bau-bau pebinor nih,” sambar Mang Joko, salah satu pelayan dirumah ini.
“Den Faisal hati-hati, dijaga pacarnya dengan baik. Begitu resiko punya pacar cantik banyak yang ngerebutin, bisa-bisa sama saudara sendiri juga direbut” lanjut Mang Joko sambil menahan lekungan senyum dibibirnya.
Semuanya tertawa mendengar ledekan tersebut, tahu itu hanya bercanda. “Emang Mang Joko tahu apa itu pebinor? Bahasanya udah mulai gaul ya,” tanya Andrian menantang.
“Tahulah Den, itu loh...” Mang Joko menjeda ucapannya
“Itu loh apa hayoohh? Gayanya pake bahasa gaul tapi gak tahu artinya.” Andrian merasa menang dengan ketidaktahuan Mang Joko.
Mang Joko menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Eh Dian, waktu itu kau bilang Pebinor, pebinor, itu artinya apa? aku lupa lagi,” tanya Mang Joko pada salah satu pelayan yang bernama Dian.
Semuanya hanya terkekeh sambil geleng-geleng kepala. Begitulah keluarga Arun tidak membendakan status orang-orang, dekat dan membaur dengan para pelayan dirumah.
Riana memperhatikan wajah satu persatu orang-orang yang disekitarnya, semuanya menujukan ekspresi senang, wajah berseri-seri dan tawa yang setiap detik keluar dari mulut mereka. Apakan mereka benar-benar senang atau hanya seperti dirinya yang hanya berpura-pura menujukan wajah senang? Sepertinya semuanya memang dalam keadaan berbahagia melihat senyuman yang tulus terpatri dari wajah mereka.
Kenapa hanya aku yang tidak senang, bukankah seharusnya hatiku juga ikut berbahagia. Malam ini Bang Alfa akan melamar Kak Putri dan Bang Ical juga memperkenalkan Kak Maya sebagai pacarnya. Seharusnya hatiku senang, kan? Aku tidak mengerti dengan hatiku sendiri.
Riana melirik Faisal yang duduk disampingnya, ada sebuah ketakutan kehilangan pria itu.
“Hey dek, siap-siap acara intinya bentar lagi dimulai.” Lirih Alfi sambil menyenggol Riana dengan sikunya.
Riana tersadar dari lamunannya, “Udah mau dimulai?” tanya Riana sambil mengedarkan pandangannya. Semuanya sudah memposisikan dirinya ditugas yang sudah diberikan, seperti Mang Joko yang sudah berjalan ke arah belakang rumah yang tugasnya mematikan semua lampu. Mbak Dian sudah berjalan ke dalam rumah yang tugasnya nanti menaburkan kelopak mawar dari lantai dua saat Alfa melamar Putri.
Semuanya berjalan dengan halus seperti tidak ada yang patut dicurigai. Orang yang akan diberi kejutan masih tertawa bersama yang lainnya, duduk disamping calon mertua. Alfa memberi kode ke semuanya agar segara siap-siap dan semuanya mengerti akan kode tersebut.
“Bunda aku ingin ke kamar mandi tapi gak tahu kamar mandinya dimana,” ucap Maya pada Mita. Mita memang menyuruh wanita itu memanggilnya bunda karena Mita yakin wanita itu akan menjadi menantunya.
“Sayang kamu bisa anterin Maya ke kamar mandi?” ucap Mita pada Putri yang duduk di sebelahnya, “Kesian kalau dia sendirian ke kamar mandi bisa-bisa kesasar kaya waktu kamu pertama kali ke rumah ini,” lanjut Mita lembut sambil tersenyum penuh arti.
“Aaa Bunda, Mbak Maya jadi tahu deh kalau aku pernah ke sasar dirumah ini,” ucap Putri merengut di ingatkan kembali kejadian memalukan dirinya yang pernah kesasar dirumah ini.
Mita terkekeh sambil mencubit gemas pipi Putri, “Yaudah sana anterin gih,”
Putri mengangguk, “Ayo Mbak aku anterin,” ajak putri sambil bangun dari duduknya.
Saat di pertengan jalan, sebelum masuk ke dalam rumah tiba-tiba semua lampu mati, “Eh ini mati lampu?” ucap Putri kaget, ia tidak bisa melihat apapun di sekitarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Desy Noviana
sabar riana,aku yakin jodohmu adalah abang angkatmu sendiri
2021-10-11
1
Azzalea
Heeeeeh....Sakit yg tak berdarah, semoga hatimu kuat Riana. Semoga kebahagiaan lain akan datang padamu....🥺🥺🥺
2021-10-08
1