Dua minggu kemudian ....
Sebuah mermaid dress dengan model lengan off shoulders berwarna hitam terbalut di tubuh wanita yang sedang memakai lipstik merah di bibir sensualnya. Hampir satu jam ia duduk di depan meja riasnya dengan beberapa alat tempur yang membuat wajahnya lebih cantik dari sebelumnya.
"Nyonya Je, Tuan Jerry sudah menunggu di bawah." Ucap Asisten rumah tangga Jessica setelah mengetuk pintu beberapa kali.
"Lima menit lagi saya akan turun, tolong sampaikan kepada Jerry," Ucap Jeje sembari memakai anting senada dengan gaun yang di pakainya.
Sebuah high heels hitam dengan panjang 10 cm telah terpakai di kaki mulus Jessica, ia pun segera berjalan keluar dari kamarnya dengan membawa tas pesta yang di belikan Jerry beberapa hari yang lalu.
Tiga hari yang lalu, Jerry meminta bantuan kepada Jessica untuk menemaninya pergi ke pesta ulang tahun perusahaan yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan milik keluarga Wongso. Jeje pun tak mengerti kenapa Jerry memilih dirinya dan Fano untuk hadir di pesta itu, sedangkan ia sendiri mempunyai kekasih.
Jerry termangu di tempatnya tatkala melihat Jeje berdiri di hadapannya dengan balutan gaun yang menggoda di matanya. Buaya betina ini telah menjelma menjadi bidadari cantik untuk menemaninya pergi ke sebuah pesta yang tidak pernah diinginkannya.
"Cantik," satu kata yang terucap dari bibir Jerry, senyum tipis pun melengkung dari kedua sudut bibirnya.
"Kamu baru sadar kalau aku dari dulu cantik, Jer?" tanya Jeje dengan tatapan mata yang menggoda.
"ck. Ayo kita berangkat, Fano sudah menunggu di depan bersama Lila." ucap Jerry seraya berdiri dari sofa yang ada di ruang keluarga.
Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam mobil untuk segera berangkat menuju Hotel mewah yang tak jauh dari tempat tinggal Jessica.
Dua puluh menit telah berlalu, mereka bertiga telah sampai di halaman luas hotel. Fano berjalan di tengah dengan kedua tangan yang di gandeng Jeje dan Jerry, siapapun pasti akan mengiri jika mereka adalah satu keluarga yang bahagia.
Mereka bertiga duduk di kursi yang ada di depan panggung untuk menyaksikan satu persatu rangkaian acara yang sudah di mulai. Semua tamu yang hadir adalah pengusaha-pengusaha terkenal di negeri ini, untuk pertama kalinya Jeje menghadiri pesta besar para pengusaha bersama Jerry.
"Selamat malam, Tuan Jerry," sapa seorang pria paruh baya yang baru datang bersama seorang gadis muda yang cantik.
Jerry pun berdiri dari tempat duduknya untuk bersalaman dengan pemilik perusahaan yang sedang melangsungkan pesta ini.
"selamat malam Tuan Adison," Seulas senyum manis terbit dari bibir Jerry.
Obrolan ringan terdengar disana, Tuan Adison tak henti memuji Jerry yang sukses di usia mudanya. Putri nya pun ikut bergabung dengan obrolan yang terjadi di antara kedua pengusaha ini.
"oh ya Tuan Jerry, kenalkan ini putri saya, dia baru pulang dari luar negeri untuk menyelesaikan pendidikan S2 nya." Ucap Tuan Adison kepada Jerry.
Keduanya pun saling mengenalkan diri dan berjabat tangan satu sama lain. Jerry pun memberi kode kepada Jeje untuk berdiri di sampingnya.
"Tuan Adison, perkenalkan ini Jessica istri saya, dan itu putra pertama saya, namanya Alfano Wongso." Ucap Jerry dengan entengnya.
Tentu saja hal itu membuat Jessica terkejut, ia tidak menyangka jika Jerry akan mengakui dirinya sebagai seorang istri di hadapan rekan kerjanya. Entah, alasan apa yang membuat Jerry melakukan itu.
Tuan Adison dan putrinya pun terkejut setelah mendengar pengakuan Jerry, karena selama ini kehidupan pribadi Jerry tidak pernah ada yang tahu. Rumor yang beredar adalah Jerry seorang pengusaha muda dengan status single.
Suasana mendadak menjadi canggung, Tuan Adison dan putrinya pun berlalu pergi dari hadapan Jerry itu menyambut kedatangan tamu yang lain.
"Hey Jerrong! kenapa kau mengakui ku sebagai istri?" Lirih Jeje di telinga Jerry.
"diamlah! aku sedang berakting agar tidak di jodohkan dengan wanita muda yang tadi datang bersama tuan Adison." Jawab Jerry tanpa memandang Jeje yang ada di sampingnya.
Jessica menganggukkan kepalnya pelan, tanda ia mengerti apa yang baru saja di lakukan oleh Jerry. Rupanya Jerry menjadi incaran para wanita yang ingin menjadi Nyonya muda Wongso.
Keduanya asyik menyaksikan perfom dari salah satu band terkenal di Negeri ini. Namun, pandangan Jessica harus teralihkan ke sumber suara yang sangat familiar di indera pendengarannya.
"Ezar!" lirih Jessica tatkala bola matanya menangkap sosok pria yang sedang berdiri bersama tamu yang lain di belakangnya.
Jerry mengikuti arah bola mata Jessica, ia tersenyum keluh melihat siapa yang menjadi objek Jessica saat ini.
"Kamu mau menyapanya, Je?" Tanya Jerry. Ia segera menggandeng tangan Jessica dan Fano menuju tempat Ezar berada.
Terkejut, itulah yang di rasakan Ezar saat ini. Ia tak menyangka akan bertemu Jessica saat dirinya pun bersama dengan Bella dan Alana.
"Selamat malam Tuan Ezar ...." Sapa Jerry ketika sudah berada di hadapan Ezar dan istrinya.
Ezar pun membalas uluran tangan Jerry dan setelah itu ia menjabat tangan Jessica yang halus itu. Ia mencoba bersikap bisa di hadapan Bella. Seperti yang dilakukan nya tadi, Jerry kembali memperkenalkan Jeje sebagai istrinya di hadapan Ezar.
"Kami mau kesana dulu Tuan Jerry, permisi." Ucap Ezar sebelum berlalu pergi dari hadapan Jessica. Sungguh ia tak tahan melihat penampilan Jessica malam ini.
Waktu terus berlalu begitu saja, kini tibalah saatnya makan malam di langsungkan. Setelah menikmati makan malam, Jeje pamit kepada Jerry untuk pergi ke toilet.
Di sepanjang koridor hotel yang sepi ini, Jeje terus berjalan tanpa ada keraguan. Namun, ia di kejutkan dengan sebuah tarikan tangan dari balik tembok sebelum masuk ke toilet.
"Astaga!" Teriak Jessica.
"Diamlah, atau kita akan ketahuan orang lain," Ucap seorang pria yang menarik tangan Jessica, dan pria itu adalah Ezar.
Jeje tersenyum simpul untuk menatap pria dengan sorot mata yang meremang ini. Ia tahu jika saat ini Ezar sedang merasakan gairah yang bergejolak dalam dirinya.
"Kenapa malam ini kamu terlihat menggoda, Je?" Lirih Ezar dengan tangan yang mulai menyusuri leher mulus Jessica.
Perlahan tapi pasti, Ezar mendaratkan bibirnya untuk meraup bibir merah nyala ini. Permainan kecil pun terjadi disana.
Jeje segera melepaskan tautan bibirnya, ia sadar bahwa ini bukanlah tempat yang tepat untuk sekedar berbagi saliva kepada Ezar. "Jangan Gila, Zar! kembali lah ke tempat pesta sebelum istrimu curiga," Ucap Jessica sembari merapikan kerah kemeja milik Ezar.
"Baiklah, aku pergi dulu," pamit Ezar setelah tangannya meremas salah satu bukit menggantung yang bersembunyi di balik gaun hitam yang di pakai oleh Jessica.
Sepuluh menit kemudian, Jeje kembali ke tempat pesta untuk kembali bergabung bersama Ezar dan Fano. Sesekali bola matanya menatap Ezar yang sedang fokus dengan putrinya.
"Papa idaman ...." Gumam Jessica dalam hatinya.
Menit demi menit telah di lalui, kini pesta ulang tahun ini berakhir dengan riuh tepuk tangan dari para tamu undangan tatkala Tuan Adison naik ke atas panggung bersama istrinya untuk bernyanyi.
"Papa, Fano ingin tidur! Fano ngantuk, pa," Ucap Fano sembari menarik jas yang di pakai Jerry agar mendekat ke arahnya.
"Kita pulang sekarang, oke?" tanya Jerry kepada Fano.
"Fano tidur di rumah Papa ya ...." Ucap Fano dengan antusiasnya.
Mereka bertiga akhirnya berjalan keluar dari aula hotel megah ini. Jerry pun mengangkat tubuh Fano ke dalam gendongannya.
"Terima kasih Je sudah mau menemaniku pergi ke pesta ini." Ucap Jerry setelah mereka masuk ke dalam mobil.
"Sudahlah Jer, gk usah bilang terima kasih. Aku senang bisa membantumu." Ucap Jessica sembari membenarkan posisi duduknya.
Obrolan ringan terjadi di dalam mobil yang melaju cepat di jalanan ibu kota. Jerry pun menyampaikan alasan kenapa kekasihnya tidak bisa menemaninya hadir di pesta yang baru saja usai itu.
"Sampaikan salam ku untuk Dara jika dia sudah kembali ke Indonesia," Ucap Jeje sembari menatap Jerry. Dara Anastasya adalah nama dari kekasih tersembunyi Jerry selama ini.
"Kalau aku inget ya," Kelakar Jerry yang berhasil membuat Jeje mendengus kesal.
Mobil hitam yang di kemudikan Jerry akhirnya sampai di garasi yang ada di rumahnya. Dan benar saja, Jerry membawa Fano masuk ke dalam kamarnya tanpa Jessica.
"Jer, apa baju ku masih tersimpan di kamar. Bagaimana aku bisa tidur jika memakai gaun ini?" Ucap Jeje yang sedang berjalan di belakang Jerry.
"Tentu saja, carilah di kamarmu dan biarkan Fano tidur bersamaku." ucap Jerry sebelum berlalu pergi dari hadapan Jessica.
"Kalau kamu mau, kita bisa tidur bertiga seperti dulu. Siapa tahu nanti aku khilaf dan bisa mencetak adik untuk Fano." seloroh Jerry yang berhasil membuat Jeje berkacak pinggang.
"Jerrong!!" Teriak Jeje dengan suara lima oktaf nya. Ia benar-benar kesal dengan pria yang telah hilang di balik pintu kamar.
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka ♥️😍
_
_
🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ghiie-nae
jerrong....keren dah...
2021-11-16
1
Restviani
jangan" Dara cuma pacar fiktif ya...
lanjut mak...
2021-10-07
1
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-09-25
1