Guyuran air dingin yang keluar dari shower berhasil menyegarkan tubuh pria yang tengah memejamkan matanya untuk mengingat permainan kecil yang baru saja di lakukan. Sebelum menyudahi mandi besarnya, tak lupa Ezar membersihkan pisang miliknya setelah beberapa jam yang lalu berlumuran madu.
Sebuah senyum tipis melengkung dari bibir Ezar tatkala mengingat permainan nakal Jessica yang membuatnya kecanduan. Meski belum merasakan rasa nikmat dari lorong gua garba milik Jessica, ia tak mempermasalahkan semua itu karena ada rasa lain yang berhasil membuatnya terbang ke awan bersamaan dengan erangan yang keluar dari bibirnya.
Setelah menyelesaikan ritualnya di kamar mandi, Ezar bergegas keluar menuju walk in closet untuk mencari piyama tidurnya. Ia bersiul dengan raut wajah bahagia, namun langkahnya harus terhenti tatkala tatapan matanya menangkap Bella yang sedang mengendus jas hitamnya.
"Apa parfum Jeje tercium di jasku?" Gumam Ezar dalam hatinya.
Rasa penasaran dan gugup kini melanda diri pria pemilik roti sobek itu. Ia pun bergegas ke tempat Bella berada saat ini.
"ada apa?" Tanya Ezar setelah menepuk bahu istrinya.
"Kenapa ada parfum wanita melekat di jas kerjamu, Baby?" tanya Bella setelah Ezar berhasil membuyarkan lamunannya.
"Masa sih? hanya parfumku saja yang tercium dari sini," Kilah Ezar setelah meraih jasnya, dan memang benar, ada aroma parfum Jeje yang tertinggal disana.
Ezar segera melempar jas hitamnya ke dalam keranjang penyimpanan baju kotor, ia tak ingin masalah ini berlanjut hingga menimbulkan kecurigaan Bella terhadapnya.
Bella termangu di tempatnya, ia menatap Ezar yang sedang memakai piyama tidur. Rasa penasaran pun terus menggerogoti hatinya hingga tarikan tangan Ezar membuyarkan semua pikirannya.
"Ayo tidur!" Titah Ezar sembari berjalan menuju ranjang empuk yang siap menanti hempasan tubuhnya.
"Tidurlah, jangan berpikir yang macam-macam. Aku tidak ingin kita bertengkar lagi hanya karena parfum yang tidak aku ketahui dari mana asalnya." Ucap Ezar sembari menatap Bella yang terlihat gelisah.
"Tapi ...." Lirih Bella sembari menatap Ezar yang ada di sampingnya.
"Sudahlah Bel, jangan memperpanjang hal yang tidak penting." Sarkas Ezar sebelum membalikkan tubuhnya untuk membelakangi Bella.
Bella masih terjaga sampai penunjuk waktu ada di angka dua dini hari, banyak praduga yang berkeliaran dalam pikirannya. Ia tak mengalihkan pandangan dari pria yang sedang tertidur pulas di sampingnya.
"Apa kamu masih setia dengan pernikahan kita, Baby?" Gumam Bella dalam hatinya, tangannya terulur pada pipi putih milik Ezar.
Bulir air mata perlahan turun dari pelupuk mata indah Bella, entah mengapa malam ini perasaannya menjadi takut.
"Semoga rumah tangga kita terhindar dari pelakor, Baby. Aku tidak mau jika rumah tangga kita seperti film-film di chanel TV ikan terbang." Gumam Bella dalam kemelut hatinya.
Perlahan rasa kantuk pun mulai menyerang kedua bola mata Bella, ia masuk ke dalam dekapan hangat sang suami yang tengah berkelana dalam alam mimpinya.
Rumah tangga yang di bangun dengan sebuah cinta yang besar hingga menumbuhkan buah cinta seorang peri kecil bernama Alana Jeany Bachtiar, kini harus di uji dengan sebuah ujian berat dari orang ketiga.
...💠💠💠💠...
Penunjuk waktu masih berada di angka lima pagi, tapi Jeje harus membuka kelopak matanya tatkala mendengar Fano yang merengek di sampingnya. Ia hanya menatap Fano dengan segala ocehannya.
"Mama ... ayo bangun Ma!" Fano menggoyangkan lengan Jeje.
"Mama ... cepat Ma! nanti kita terlambat Ma," rengek Fano yang saat ini kembali merebahkan tubuhnya di samping Jeje.
Hari ini adalah hari minggu, hari yang di tunggu oleh Fano sejak Jerry menyanggupi untuk mengajak Fano ke kebun binatang seperti Harsa, teman satu kelompok belajar Fano di sekolah.
Beberapa hari yang lalu saat Jerry datang mengunjungi rumah Jessica, ia melihat Fano terus menangis di samping Jeje, Fano meminta untuk mengunjungi kebun binatang sama seperti yang di ceritakan teman satu bangkunya itu. Akhirnya, Jerry pun menyanggupi keinginan putranya walau ia sendiri tidak yakin dengan tempat yang ia kunjungi nanti.
"Kebun binatangnya belum buka, Fano. Ini masih terlalu pagi, Papa pasti masih tidur." Ucap Jeje dengan suara lembutnya. Ia pun membelai rambut Fano dengan kasih sayang yang ia miliki.
"Fano mau mandi Ma. Nanti Fano ketinggalan kalau gak mandi sekarang!" Fano pun akhirnya beranjak dari ranjang empuknya. Ia berjalan keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Lila.
”astaga! Fano begitu bersemangat hanya karena di ajak ke kebun binatang," ucap Jeje yang kini sedang bersandar di hardboard ranjang.
Waktu terus berlalu begitu saja, penunjuk waktu masih berada di angka tujuh, tapi Fano sudah rapi dengan setelan jeans yang di padukan dengan kaos berwarna putih, tak lupa Lila memasangkan topi hitam di kepala Fano.
Tiga puluh menit, ya itulah waktu yang di habiskan Fano untuk menunggu kedatangan Jerry di teras rumahnya. Ia sudah tidak sabar untuk segera berangkat ke kebun binatang.
"Papa ...." Teriak Fano tatkala melihat Jerry keluar dari mobilnya. Jerry pun menyambut tubuh kecil Fano dengan merentangkan kedua tangannya.
"Anak Papa sudah rapi saja! memang mau kemana, hmm?" Tanya Jerry kepada Fano yang ada dalam gendongannya.
"Kan Papa udah janji mau ngajak Fano ke kebun binatang liat kembarannya Mama." Ucap Fano dengan polosnya.
"ssttt! jangan bilang ke Mama ya, nanti Papa di hukum sama Mama." Ucap Jerry sembari membawa Fano ke dalam rumah.
Jeje menaikkan satu alisnya tatkala melihat Fano dan Jerry yang sedang berbisik, ia menerka apa kiranya yang di ucapkan Jerry kepada Fano.
"Kamu udah sarapan, Jer?" Tanya Jeje.
"Udah dong! mau berangkat sekarang?" Tanya Jerry tanpa menurunkan Fano dari gendongannya.
Jeje pun beranjak dari tempat duduknya, tak lupa ia menemui Lila sebelum berangkat bersama Jerry. Sungguh, setelah sekian lama, baru kali ini Jeje pergi ke kebun binatang.
"Lila, kalau hari ini kamu mau jalan-jalan silahkan, saya akan pulang malam." Ucap Jeje sebelum berlalu pergi dari hadapan Lila.
Suara gelak tawa bahagia terdengar dari dalam mobil yang tengah melaju di jalanan ibu kota yang masih lenggang. Fano terus tersenyum bahagia karena hari ini ia akan jalan-jalan bersama Papa dan Mamanya, sama dengan yang dilakukan Harsa, teman satu kelompoknya.
"Papa, di kebun binatang apa ada putri duyung, Pa?"
Jerry tergelak setelah mendengar pertanyaan sederhana yang terdengar dari jok belakang mobil. Ia tak habis pikir dengan kelucuan yang di miliki oleh putranya ini.
"Jawablah Je! aku gak sanggup untuk menjawab pertanyaan Fano."
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka 😍♥️
Yang nunggu adegan panas sabar dulu ya😆😜
_
_
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ghiie-nae
putri duyung...fano naksir putri duyung ya???
2021-11-16
1
SyaSyi
mampir aku thor
2021-10-06
1
Quora_youtixs🖋️
waduh goanya dalam tahap renovasi jangan masuk dulu 😂😂😂😂
2021-09-24
2