Alunan lagu Cinta milik penyanyi populer Melly Goeslow terdengar di dalam kamar bernuansa hijau ini, menemani seorang wanita yang tengah termangu di depan jendela kaca yang menghadap ke halaman luas rumahnya. Ia tengah memikirkan suaminya yang masih betah membiarkan ketidak harmonisan yang terjadi pada rumah tangganya saat ini.
Sepanjang perjalanan pernikahannya, baru kali ini ia diabaikan oleh suaminya. Sebuah keputusan muncul dari hati dongkolnya untuk memperbaiki hubungan yang sedang tidak baik-baik saja. Kali ini ia harus mengalah, seperti saran yang di berikan oleh teman-teman sosialitanya.
Bella, begitulah biasa ia di panggil. Dia adalah istri sah Ezar, pernikahan mereka telah dikarunia seorang putri cantik yang kini berusia tiga tahun.
Beberapa menit kemudian, Bola matanya menangkap seorang pria yang baru saja keluar dari mobil, ia berdecak karena melihat sang suami yang baru pulang setelah semalaman tak memberi kabar apapun kepadanya.
"Darimana saja? kamu semalam tidak pulang?" Bella memberondong Ezar dengan pertanyaan yang berhasil membuat Ezar semakin kesal dengannya.
"Apa peduli mu!" jawab singkat Ezar sembari berjalan menuju walk in closet miliknya. Ia tak menghiraukan Bella yang sedang mendengus kesal.
Bella pun mengikuti langkah Ezar sampai di dalam walk in closet miliknya. Ia melihat Ezar tengah mengemas beberapa pakaiannya kedalam koper. Rasa penasaran pun menghantui diri Bella.
"Kamu mau kemana?" Tanya Bella.
"Pergi." Jawab Ezar singkat.
"Kamu sudah gila ya! kamu mau pergi meninggalkan aku disini bersama putri kita yang masih kecil?" Amarah Bella mulai tersulut karena melihat sikap Ezar.
"Lalu untuk apa aku disini? berapa lama kamu sudah mengabaikan aku?" Kini Ezar beralih menatap istrinya.
Bibir Bella terasa keluh, ia tidak menyangka Ezar bisa bersikap seperti ini kepadanya, sejak awal menikah Ezar tak pernah semarah ini, ia selalu mengalah dalam segala hal yang terjadi dalam rumah tangganya.
"Apa kamu tidak sadar, jika semua kesalahan yang terjadi itu karenamu? kenapa kamu sulit sekali untuk minta maaf kepadaku? kamu justru membiarkan semua masalah ini larut!" Bella mencecar Ezar yang sedang berkacak pinggang di hadapannya.
"Tidak bisakah kamu merubah sikap burukmu ini? apa tidak bisa kamu menghargai ku sebagai suamimu?" Tanya Ezar.
Bella mengalihkan pandangannya dari wajah muram suaminya. Ia kesal melihat Ezar yang mulai berani melawannya. Sungguh, berat sekali bibirnya untuk mengucapkan kata-kata lembut yang bisa meluluhkan hati Ezar.
Suasana di ruangan ini terasa menyesakkan, Bella masih membiarkan Ezar mengemasi barangnya. Ia pun mulai takut jika Ezar benar-benar pergi darinya.
"Jangan pergi, aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu." Akhirnya Bella mengucapkan kalimat yang selama ini tak pernah di ucapkannya selain di hari raya idul fitri.
Ezar menghentikan tangannya tatkala mendengar kalimat langka yang terucap dari bibir berwarna peach itu. Ia menatap tajam wajah datar yang ada di sampingnya.
"Apa kamu bisa berjanji untuk tidak mengulanginya lagi? apa kamu bisa meninggalkan geng sosialitamu yang tidak bermanfaat itu demi aku?" Ezar terus mengalihkan tubuhnya untuk menghadap Bella yang melebarkan matanya.
"Ezar! Kenapa aku harus keluar dari geng sosialitaku? semua ini tidak ada hubungannya dengan mereka!" Emosi Bella mulai terpancing.
"Karena mereka kamu jarang ada waktu bersamaku dan putri kita, kamu lebih banyak menghabiskan waktu dengan mereka, Bel!" Ezar menatap tajam wanita yang menjadi istrinya selama ini.
Bella tak mengeluarkan suaranya, ia hanya menatap tajam manik hitam yang sejak tadi ada di hadapannya. Hubungan yang baru saja akan di perbaikinya kini harus berantakan lagi. Bagaimana bisa ia menjauh dari teman-teman sosialitanya yang selama ini menemani hari-harinya.
"Terserah kalau kamu tidak bisa meninggalkan mereka demi suamimu ini, terserah bel!" Ucap Ezar sembari berlalu pergi dari hadapan Bella, ia meninggalkan koper yang sudah terisi penuh dengan pakaiannya.
Ezar berjalan menuju kamar putrinya, dilihatnya sang putri yang tengah asyik bermain bersama pengasuhnya.
"Alana ...." Sebuah senyuman mengiringi suara Ezar yang memanggil putrinya.
"Daddy ...." Alana berlari menuju tempat Ezar berdiri saat ini, meninggalkan mainan yang berserakan di lantai kamarnya.
Ezar pun meraih tubuh kecil putrinya ke dalam gendongannya. Ia membawa Alana keluar dari kamar menuju taman yang ada di depan rumahnya.
Disana Ezar menghabiskan waktunya bersama Alana, gelak tawa keduanya terdengar di taman yang di penuhi bunga-bunga yang sedang trending saat ini.
Sebuah tatapan haru terlukis di wajah tampan Ezar. Ia merasa bersalah kepada putrinya karena sudah terlalu jauh melangkahkan arah kakinya dengan berada dalam pelukan hangat Jessica. Haruskah putrinya yang menjadi korban keegoisan Bella saat ini? Haruskan Alana menjadi korban atas perselingkuhannya dengan Jessica? Ya itulah pertanyaan yang terngiang dalam hati nurani Ezar.
Helaian nafas berat pun terdengar disana. Ezar sedang dilanda dilema yang besar saat ini. Tak mungkin ia meninggalkan Jessica yang sudah memberi kenyamanan kepada dirinya. Sungguh ia tak rela jika harus berpisah dari Jessica.
"Bella! semua yang terjadi saat ini bukan semata-mata kesalahanku! kamu juga iku andil dalam keretakan yang terjadi saat ini. Kamu yang sudah memberikan cela kepada wanita lain untuk masuk kedalam rumah tangga kita." Gumam Ezar dalam hatinya.
_
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka 😍♥️
_
_
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
auliasiamatir
makanya bela... punya laki tu di jaga, di hargai, bukannya malah di kuasai..
2021-12-24
0
Ghiie-nae
saatnya api mulai berkobar....
2021-11-16
1
R⃟acunᵍᵏ♕mati☠ᵏᵋᶜᶟ
bertengkar aja aku suka🤣🤣
2021-09-29
1