Enam tahun kemudian ....
Sebuah mobil berwarna merah berhenti di tempat parkir khusus pemilik perusahaan besar di Jakarta. 'Wongso IND' ya itulah nama yang bertengger dengan megahnya di atas gedung tertinggi perusahaan ini. Sebuah perusahaan yang sedang mengepakkan sayap bisnis nya di berbagai bidang. Anak cabang perusahaan ini tersebar di beberapa kota yang ada di Indonesia.
Seorang wanita berambut panjang dengan bibir berwarna merah, keluar dari mobil. Ia berjalan dengan anggunnya memasuki gedung raksasa ini.
Semua pegawai perusahaan ini sudah mengenal siapa sosok wanita yang sedang mengulas senyum manisnya kepada semua pegawai yang bersisipan dengannya. Hanya wanita ini dan keluarga pemilik perusahaan yang mempunyai akses masuk tanpa harus menunggu di ruang tunggu yang ada di lobby.
"Selamat pagi Bu Jessica." Sapa dua resepsionis yang bertugas di lobby depan.
"Selamat pagi." Jawab Jessica dengan ramahnya.
Jessica terus mengayun langkahnya menuju lift khusus untuk pemilik perusahaan. Ia menekan angka sepuluh pada barisan tombol yang ada di samping pintu lift.
Beberapa menit kemudian, ia telah sampai di depan ruangan yang bertuliskan 'Wongso Owner' . Ia pun menghampiri seorang wanita cantik yang menjadi sekretaris pemilik perusahaan ini.
"Hana, Apa Pak Jerry ada di dalam?" Tanya Jessica dengan suara lembutnya.
"Iya Bu, Pak Jerry baru saja kembali dari ruang meeting." Ucap Hana dengan keanggunannya.
"Terima kasih Han." Ucap Jessica sebelum berlalu meninggalkan meja kerja Hana.
Jessica pun masuk ke dalam ruangan besar ini, ia melihat Jerry yang sedang berkutat dengan laptop yang menyala di hadapannya.
Jerry mengalihkan pandangannya tatkala mendengar derap langkah seseorang di ruangannya.
"Kebiasaan!" Jerry berdecak ketika melihat siapa yang datang ke ruangannya.
"Kamu tidak bisa ya ketuk pintu sebelum masuk ke ruangan ini?" Tanya Jerry yang kini menutup laptop di hadapannya.
Jessica tak menghiraukan apa yang baru saja di ucapkan oleh Jerry. Ia duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Jerry.
"Jerry, kamu jangan seperti ibu-ibu yang sedang berada di tanggal tua. Hanya karena ketukan pintu, telinga ku harus ternodai dengan ocehanmu." Ucap Jessica tanpa memandang Jerry yang sedang bersandar di kursi kebesarannya.
Senyum tipis terbit dari bibir Jerry. Ia dapat menyimpulkan jika saat ini sedang kesal dan ada masalah yang menimpanya.
"Katakan, apa yang membawamu datang ke kamari di jam seperti ini?" Tanya Jerry sembari melirik arloji yang melingkar di tangannya.
Jessica memutar bola matanya, ia merogoh kaca yang ada di dalam tas 'kremes' miliknya. Ia menyentuh pipinya yang memerah setelah mendapat hadiah dari seseorang.
"Aku ketahuan, aku tadi di labrak istrinya Seno. Kamu tahu Jer, pipiku di tampar sampai merah seperti ini." Ucap Jessica dengan penuh kekesalan. Ia pun menunjukkan pipi merahnya kepada Jerry.
Jessica melebarkan matanya, tatkala melihat respon Jerry. Ia semakin kesal melihat Jerry yang tergelak di tempatnya. Sungguh rasanya Jessica ingin sekali menendang kaki pria blasteran indonesia-mexico ini.
"Hey!! kau menertawakanku!" Sungut Jessica.
Jerry tak menghiraukan bentakan wanita yang tengah menunjukkan taringnya. Ia masih menikmati sebuah momen yang belum pernah terjadi selama ini.
"Waw waw waw!! seorang Jessica di tampar istri sah kekasihnya. Hmm sebuah kabar yang menarik." Jerry menganggukkan kepalanya, bibirnya masih menyunggingkan sebuah senyum mengejek kepada wanita yang masih kesal di hadapannya.
"Diam kau Jer!" Jessica melempar Jerry dengan tas merahnya.
"Sudah aku katakan sebelumnya kan, kamu pasti ketahuan kali ini. Tidak mungkin kamu terus lolos dari lingkaran setan ini." Ucap Jerry dengan tenangnya.
Waktu enam tahun telah merubah Jessica menjadi seorang wanita tegar dan kuat. Ia harus menjadi orangtua tunggal untuk putranya yang sudah berumur lima tahun. Karena sebuah masa lalu yang kelam, Jessica merubah diri menjadi wanita penggoda rumah tangga orang lain. Sudah empat pria beristri yang berhasil di taklukkan olehnya.
Jerry terus memandang wanita yang ada di hadapannya. Ia tersenyum keluh tatkala mengingat kejadian yang selama ini terjadi kepadanya dan Jessica.
"Jer, tolong ambilkan lipstik di tasku!" Suara Jessica berhasil membuyarkan lamunan Jerry. Ia segera membuka tas 'kremes' merah yang ada di hadapannya.
Sebuah senyum tipis kembali terbit dari bibir Jerry tatkala tangannya menyentuh sebuah benda tipis yang masih ada dalam bungkusnya.
"Apa kamu masih menggunakan trik lama untuk menipu Seno dan pria lainnya?" Tanya Jerry ketika mengeluarkan sebuah benda tipis dalam kemasan berwarna hijau.
Sejenak Jessica memandang apa yang ada dalam genggaman Jerry, ia pun kembali mengoles bibirnya dengan lipstik merah yang baru saja di berikan oleh Jerry.
"Tentu saja. Itu akan menjadi senjataku jika mereka mengajakku ke hotel. Aku pasti memakai pembal*t itu jika Mereka mengajakku tidur." Ucap Jessica setelah menutup lipstiknya.
"Hmmm jadi sampai saat ini kamu masih menjadi 'janda suci' seperti dulu?" Kelakar Jerry yang masih setia duduk di tempatnya.
Jessica tergelak setelah mendengar apa yang di katakan oleh Jerry. 'Janda suci' adalah sebuah sebutan dari Jerry untuknya. Meski ia suka menjadi duri dalam rumah tangga orang lain, tapi tak ada satu pun yang berhasil meniduri dirinya. Ia hanya sekedar bermain-main dalam hubungan terlarang itu untuk merasakan sensasi yang menguji adrenalin nya.
"Tentu saja, aku tetaplah 'Janda suci' kesayanganmu." Ucap Jessica seraya berdiri dari kursinya.
Ia pun meraih tas yang ada di hadapan Jerry, tak lupa ia merapikan pakaiannya sebelum keluar dari ruangan ini.
"Aku pulang dulu, Putramu pasti sedang merindukanku saat ini." Ucap Jessica.
"Aku pun merindukanmu." Gumam Jerry dalam hatinya.
Jerry berdiri dari kursinya, ia mengantar Jessica sampai ia masuk ke dalam lift. Jerry terus memandang wajah cantik yang tengah tersenyum ke arahnya sampai wajah itu tertutup pintu lift.
"Kapan kamu berhenti dari tindakan bodoh ini, Je?" Tanya Jerry dalam hatinya. Ia masih mematung di depan lift sampai suara Dani membuyarkan semua lamunannya.
Dani adalah pria yang menjadi asistennya, dia adalah tangan kanan Jerry di perusahaan ini. Dani memberitahu Jerry bahwa siang ini ada meeting mendadak bersama klien dari singapura yang baru sampai di perusahaannya.
"Baiklah Dan, siapkan semua berkasnya." Perintah Jerry sebelum kembali kedalam ruangannya.
Jerry kembali duduk di kursi kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda karena hadirnya 'Janda suci' dalam ruangannya. Ia pun kembali fokus pada layar laptop yang sudah menyala.
Cuaca panas tengah terasa di kota Jakarta, angin yang berhembus kencang membuat siapa saja enggan untuk keluar dari tempat ternyamannya. Tapi tidak untuk Jessica, meski cuaca sedang tidak bersahabat, ia tetap semangat untuk segera kembali ke butik dan salon miliknya. Disana ada putranya bersama baby sitter yang selama ini merawat buah hatinya.
Dua usahanya sedang berkembang pesat saat ini. Semua ini hasil usaha kerasnya, ia membuka butik miliknya sejak putranya berumur satu tahun, dan tentu saja semua berkat campur tangan keluarga Wongso. Setahun belakangan ini ia berhasil membuka salon kecantikan yang bersebelahan dengan butiknya.
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini😘 semoga suka ♥️😍
_
_
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Masih tertanya-tanya EMANGNYA APA HUBUNGAN JESSICA DENGAN JERRY??
2025-01-29
0
nana laviestbelle
janda suci😘
2022-06-05
1
Devi Ratna Sari
suka
2022-06-01
1