Malam yang indah dengan gemerlap bintang yang bertaburan di langit yang gelap. Gemerlap lampu jalanan ibu kota menambah keindahan kota Jakarta untuk siapa saja yang sedang menikmati malam jumat seperti saat ini.
Alunan lagu-lagu romantis tengah menemani dua insan yang tersenyum bahagia di dalam mobil hitam yang melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya yang lenggang ini.
"Kita mau kemana, Mr. Ban? " Tanya Jeje sembari menatap wajah yang fokus dengan kemudinya.
"Rahasia," Jawab Ezar tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Jeje.
Jeje tersenyum simpul, ia pun beralih menatap jalanan ibu kota dengan lalu lalang yang tiada henti. Pikirannya beralih pada pangeran kecil yang tertidur pulas di rumah bersama Sang pengasuh, Lila.
Seperti biasa, Jeje akan keluar di malam hari jika Fano sudah terlelap. Ia harus menemani Fano sampai terlelap di kamarnya sebelum menghadiri acara atau sekedar menikmati gemerlap malam Jakarta.
Jeje mengernyitkan keningnya tatkala mobil Ezar berhenti di sebuah tempat yang bertuliskan 'D&D Diamond'. Ia pun segera turun setelah Ezar membukakan pintu untuknya.
Genggaman tangan Ezar membuat senyum manis Jeje terbit dari bibir merahnya. Ia suka dengan hal kecil yang di lakukan oleh Ezar saat ini. Menggenggam erat tangan pasangan di keramaian seperti ini.
"Kamu tidak takut ketahuan keluarga atau istrimu? Lirih Jeje sembari mengikuti langkah Ezar menuju deretan kalung berlian yang berkilau dengan indahnya.
"Aku tidak perduli, aku ingin mereka semua tahu jika kamu adalah milikku, terutama para pria yang sejak tadi menatapmu dengan mata genitnya," Ucap Ezar dengan pandangan lurus ke depan.
Oh sungguh, pernyataan yang baru saja keluar dari bibir Ezar berhasil menimbulkan glenyer aneh di hati Jessica. Baru kali ini ia menemukan mangsa yang berani seperti pria yang saat ini sedang menggenggam tangannya.
"Ambilkan kalung yang terbaru dan terbaik disini." Titah Ezar kepada salah satu Pegawai toko berlian ini.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Pegawai itu segera mengambil kalung dengan model terbaru, "Ini Tuan, kemarin malam kalung ini baru datang. Ini limited edition, Tuan." Ucap pegawai wanita itu dengan diiringi senyum ramahnya.
"Balikkan tubuhmu, Je!" Titah Ezar kepada Jessica.
Jeje mengangkat rambutnya yang terurai itu tatkala Ezar memasangkan kalung berlian yan terlihat sangat indah.
"Bagaimana menurutmu? apa kamu suka?" Tanya Ezar tatkala Jeje membalikkan tubuhnya, Ezar tersenyum simpul melihat kalung indah yang melingkar di leher mulus Jessica.
"Tentu saja, ini kalung yang sangat indah, Mr. Ban," Ucap Jeje dengan sebuah tatapan yang menggoda kepada Ezar.
Tanpa banyak bicara, Ezar pun memberikan kartu ajaibnya kepada pegawai yang ada di hadapannya untuk segera menyelesaikan transaksi.
"Sayang, harusnya kamu membelikan istrimu juga," Sebuah ucapan yang berhasil membuat Ezar menaikkan satu alisnya.
"Haruskah?" Ezar meyakinkan apa yang baru saja di dengarnya.
"Tentu, apa salahnya jika kamu memberi dia kejutan dengan sebuah hadiah cincin berlian. Kemarilah! aku akan memilihkan cincin untuk istrimu." Jeje menarik tangan Ezar menuju tempat display cincin-cincin indah yang berjajar rapi.
Ezar tak mengalihkan pandangan dari wanita yang tengah berbicara kepadanya tentang jenis berlian yang ada di hadapannya. Ezar tak peduli akan hal itu, ia sibuk mengagumi kelembutan hati yang di miliki oleh Jessica, terlepas dari apa saja yang telah dilakukan terhadap istrinya.
"Berikan hadiah ini kepada istrimu, pasti dia akan bahagia dan tidak curiga denganmu," Ucap Jeje sembari memberikan kotak cincin kepada Ezar.
"Baiklah, Mrs. Cherry. Aku akan melakukannya nanti." Ucap Ezar sebelum berlalu pergi dari tempat ini, tentu saja setelah membayar transaksi yang bernilai fantastis untuk dua berlian.
Ezar kembali menggenggam tangan Jessica untuk mengayun langkah keluar dari tempat ini. Ezar benar-benar tertarik dengan Jessica, pemilik kelembutan hati yang tersembunyi di balik wajahnya yang menggoda.
"Sesekali ajaklah putrimu jalan bersamaku, aku akan membawa Fano. Mungkin putrimu akan bahagia jika dia punya teman bermain selain pengasuhnya," Ucap Jeje setelah duduk di samping Ezar, tak lupa ia memasang seat belt di tubuhnya.
"Kita rencanakan nanti saja." Jawab Ezar sebelum mobilnya keluar dari tempat parkir.
Keduanya pun melanjutkan perjalanan ke sebuah Restoran yang dekat dengan Apartemen Jessica, atau lebih tepatnya tempat 'bermain' untuk mereka berdua.
"Bagaimana kalau setelah dari sini kita mampir ke apartemen?" Tanya Ezar setelah memesan makanan untuk mereka berdua.
"Untuk apa kita kesana? menginap lagi?" Tanya Jeje penasaran.
"Aku ingin STMJ sebagai penutup makan malam ini." Ucap Ezar dengan tatapan yang penuh makna.
"Kenapa harus ke apartemen? mungkin kamu bisa memesan STMJ disini," Ucap Jessica dengan polosnya, tentu saja hal ittu membuat Ezar terkekeh geli.
"Bukan itu yang ku Maksud, Je!"
"Lalu?" Jeje menaikkan satu alisnya.
"Aku ingin STMJ, S.u.s.u Telur Madu Jeje," Lirih Ezar dengan senyum yang penuh makna.
Jeje pun tergelak setelah mengetahui keinginan mangsanya ini. Ia tersenyum simpul untuk menanggapi permintaan Ezar.
"Ternyata kamu ketagihan dengan sensasi madu pengocok telur dariku, Wahai Suami orang!" Gumam Jeje dalam hatinya sembari menatap manik hitam Ezar yang meremang.
...💠💠💠...
Penunjuk waktu sudah berada di angka dua belas malam. Seorang wanita mondar-mandir di ruang keluarga karena menunggu suaminya yang tak kunjung pulang. Sesekali ia menatap penunjuk waktu yang terus berdetik itu.
Perasaan tak karuan tengah menyelimuti hatinya, pikiran negatif terus menari-nari dalam otaknya , apalagi ketika nomor ponsel sang suami 'diluar jangkauan.'
"Baby ... kamu kemana sih?" Ucap Bella dengan raut wajah yang terlihat panik.
Suara pintu rumah yang terbuka berhasil membuat Bella segera berlari ke ruang tamu. Ia menatap Ezar yang masih berdiri di depan pintu dengan seulas senyum hangatnya.
"Baby, darimana saja? aku menunggumu sejak tadi," Ucap Bella seraya menghampiri Ezar yang masih mematung di depan pintu.
"Aku pergi ke suatu tempat, aku membelikanmu sesuatu yang indah." Ucap Ezar seraya merogoh saku dalam jas yang di pakainya.
"Bagaimana? kamu suka?" Tanya Ezar sembari membuka kotak cincin untuk Bella.
Wajah yang tadinya terlihat panik kini berubah menjadi bahagia, tak dapat di sembunyikan lagi bahwa dirinya sangat bahagia dengan hadiah pemberian dari Ezar.
"Terima kasih, ini sangatlah indah, Baby ...." Ucap Bella sembari menatap cincin yang baru saja di berikan Ezar kepadanya.
Ezar akhirnya meninggalkan Bella di ruang tamu, ia segera berlalu menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Ia masih terbayang-bayang bagaimana pertemuannya dengan Jeje beberapa jam yang lalu.
Rasa bahagia menyeruak ke dalam hati Bella, hanya karena sebuah kejutan kecil berhasil membuatnya lupa untuk bertanya kepada Ezar tentang hal yang membuatnya terlambat pulang.
Bella pun berjalan menuju kamar untuk menyusul Ezar yang lebih dulu disana. Ia melihat jas hitam Ezar di atas ranjang, segera ia meraih jas hitam itu untuk di lemparkan di keranjang kotor yang terletak di sudut walk in closet. Tak lupa Bella pun menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya yang sedang membersihkan diri di kamar mandi.
Bella mematung di depan almari besar milik Ezar, tatkala mencium aroma parfum wanita di jas yang tersampir di pundaknya, sekali lagi ia menghirup aroma memabukkan itu untuk memastikan jika aroma parfum yang tercium di jas hitam Ezar bukanlah parfum miliknya.
"Ini bukanlah aroma parfum laki-laki. Ini aroma parfum wanita, tapi kenapa aroma ini tercium dari jas Ezar?" Gumam Bella dengan perasaan yang berkecamuk di dalam dada.
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka ♥️😍
_
_
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ghiie-nae
STMJ yang membuatnya mabuk kepayang
2021-11-16
1
syafridawati
mampir ssemangat
2021-10-11
1
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
tu kan
2021-09-25
1