"Baby maafkan aku!! aku tau aku salah, tapi jangan marah disini. Aku malu dilihat orang!" Ucap seorang pria yang sedang menatap istrinya dengan sorot mata memohon.
"Aku gak peduli! berikan kunci mobilnya, aku mau pulang sendiri! kamu sudah mengacaukan semuanya!" Ucap seorang wanita dengan wajah yang di penuhi amarah.
Wanita itu pun meraih kunci mobil yang ada di tangan sang suami. Ia meninggalkan suami nya yang masih termangu di tempatnya. Ia pun mengejar mobil hitam yang di kemudikan istrinya sampai ia terjuntai di aspal yang masih terasa hangat.
"Ahhh sial!!" Teriak pria itu dengan wajah yang tertunduk.. Ia enggan untuk berdiri dari tempatnya.
Kemarahan yang besar tengah menguasai diri pria yang baru saja di permalukan oleh istrinya di depan umum. Hancur sudah harga diri yang di jaganya selama ini, ia sangat kecewa dengan sikap istrinya yang semakin menjadi.
Pria itu menengadahkan kepalanya, ketika sepasang kaki mulus berdiri di hadapannya, pandangannya tertuju kepada seorang wanita yang tengah mengulurkan tangan untuk membantunya.
"Berdirilah! ini bukan tempat yang tepat untuk menumpahkan kekesalanmu." Wanita cantik itu tak lain adalah Jessica, wanita yang memiliki tatapan mata yang memabukkan, senyum manis pun terbit dari bibirnya.
"Jessica. Atau kamu bisa memanggilku Jeje." Ucap Jeje ketika pria yang ada di hadapannya berdiri tegak dan beradu pandang dengannya.
"Ezar." Jawab singkat pria yang tak henti memandang wajah cantik Jeje.
Keduanya berbincang di pinggir jalan, entah rayuan apa yang dilancarkan oleh Jeje hingga ia bisa membuat Ezar mengikuti langkahnya menuju mobil.
"Kamu atau aku yang menyetir?" Tanya Jeje ketika mendekati mobilnya.
"Kamu saja, aku sedang kacau." jawab Ezar singkat, ia pun masuk ke dalam mobil Jessica.
"Oke tuan." Jawab Jeje dengan senyum khasnya.
Senyum memabukkan terus tersungging dari bibir berwarna merah yang sedang mengemudikan mobilnya, membelah jalanan ibukota yang sedikit lenggang, dengan membawa seorang pria yang sedang termenung di sebelahnya.
"Tuan Ezar kemana kita akan pergi?" Tanya Jeje setelah menghentikan mobilnya di sebuah perempatan lampu merah.
"Antar aku ke Hotel Xxx saja." Ucap Ezar tanpa memandang wanita yang ada di sebelahnya.
"Dengan senang hati." Jeje kembali menginjak gas mobil ketika melihat lampu lalu lintas yang berganti dengan warna hijau.
"Jangan memanggilku Tuan, panggil saja Ezar." Ucap Ezar yang kini mengalihkan pandangannya ke arah Jeje.
"Baiklah, Ezar." Ucap Jeje dengan diiringi sebuah senyuman.
Mobil pun terus melaju ke arah hotel yang di tuju oleh Ezar. Suara musik yang menenangkan terdengar di dalam mobil Jeje. Sesekali Ezar menarik nafasnya dalam, tanda ia sedang menahan emosinya.
"Jangan di pendam sendiri, keluarkan saja emosi dalam dirimu." Ucap Jeje yang sejak tadi mengamati Ezar lewat sudut matanya.
Ezar hanya diam, kini pandangannya beralih kepada wanita yang ada di sampingnya. Ia menatap setiap pahatan dari sang pencipta yang begitu indah di sampingnya. Mata yang indah, hidung yang mancung serta bibir yang terlihat sensual di matanya. Sempurna, itulah nilai dari Ezar untuk wanita yang sedang fokus mengemudi ini.
"Apa kamu mengetahui apa yang terjadi padaku tadi?" Akhirnya Ezar mengeluarkan suaranya.
"Tentu saja, aku melihat semua kejadian memalukan yang menimpa mu tadi." Suara lembut Jeje terdengar di indera pendengaran Ezar.
"Aku melihatmu berlari dari Restoran sampai kamu memohon kepada wanita bergaun hitam tadi. Tidak sadarkah kamu, bahwa semua orang yang ada di sana melihat drama yang kamu ciptakan." Ucap Jeje yang masih fokus mengemudi.
"Dia Istriku." Ucap Ezar dengan suara yang berat.
"Apa? dia istrimu?" Jeje pura-pura terkejut setelah mendengar penjelasan Ezar.
Jeje mulai melancarkan aksinya, ia sudah menemukan cela dalam rumah tangga pria yang ada di sebelahnya. Senyum tipis pun terlukis jelas diwajah cantiknya.
"Bagaimana bisa seorang istri mempermalukan suaminya di depan umum seperti yang aku lihat tadi." Ucap Jeje dengan nafas beratnya. Sungguh, akting yang bagus untuk menarik perhatian mangsa empuk di sampingnya.
Lagi dan lagi Ezar hanya diam, ia pun membenarkan apa yang baru saja terucap dari bibir menggoda disampingnya. Ia tidak habis pikir, kenapa sikap istrinya semakin lama semakin menjadi.
"Jangan terlalu dipikirkan, wanita seperti itu perlu di beri pelajaran agar bisa menghargai pasangannya." Sebuah kalimat panjang yang berhasil membuat kening Ezar berkerut.
"Apa maksudmu?" Tanya Ezar.
"Jangan terlalu memohon kepada istrimu. Biarkan saja sampai dia yang meminta maaf terlebih dahulu kepadamu. Mungkin sedikit menjaga jarak dengannya sudah cukup untuk membuat dia sadar." Lagi dan lagi Jeje mempengaruhi Ezar yang sedang memendam rasa marahnya.
Dan pada akhirnya, Ezar pun memikirkan apa yang baru saja di ucapkan oleh Jeje. Ia kembali menatap wajah yang sedang fokus dengan laju mobil yang di kendarainya.
"Sepertinya kamu bisa menjadi teman curhat yang baik." Ucap Ezar.
"Tentu saja, Kamu bisa curhat apapun tentang dirimu atau pun masalahmu. Aku adalah pendengar yang baik." Ucap Jessica dengan senyum penuh kemenangan.
Sorak sorai kemenangan bergemuruh dalam hati Jeje. Langkah pertama untuk menaklukkan Ezar telah berjalan dengan mudahnya. Seorang mangsa berhasil masuk kedalam jerat cinta semu yang di miliknya.
Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya mobil Jeje berhenti di depan sebuah hotel mewah yang ada di Jakarta. Ia menatap Ezar merapikan Jas hitamnya sebelum keluar dari mobil.
"Nona Jeje, berapa ongkos yang harus aku bayar?" Tanya Ezar dengan diiringi senyum tipis yang menawan.
"Aku bukan seorang driver online Tuan." Seloroh Jeje dengan tatapan mata yang menggoda.
"Bagaimana kalau kita makan siang bersama?" Tanya Ezar.
"Sebuah ide yang bagus. Oke, aku setuju." Senyum penuh makna tergambar jelas di wajah Jeje.
"Tulislah nomor ponselmu, aku akan menghubungimu nanti, setelah aku ada waktu makan siang bersamamu." Ezar menyerahkan benda pipihnya kepada Jeje.
Tanpa menunggu lama, Jeje langsung mengetik nomor khusus yang di pakai untuk mangsa nya selama ini. Ia tidak menyangka jalannya semudah ini untuk menjerat Ezar dalam hubungan yang menguji adrenalinnya.
"Aku tunggu makan siangnya." Ucap Jeje sebelum Ezar membuka pintu mobilnya.
"Aku pasti menepati janjiku. Terima kasih atas semua kebaikanmu." Ucap Ezar yang sudah berada diluar mobil. Ia membungkukkan tubuhnya yang menjulang tinggi agar bisa menatap wanita yang ada di balik kemudi.
Jessica hanya menjawab dengan senyuman. Ia pun melajukan mobilnya untuk keluar dari area Hotel ini. Ia harus segera pulang menuju rumahnya yang tak jauh dari kawasan ini.
"Aku tidak menyangka, jalanku akan semudah ini. Mungkin kali ini semesta sedang mendukungku." Gumam Jeje dengan diiringi seringai mengerikan setelahnya.
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka 😍♥️
Tetap stay disini ya ... mungkin othor bakal up satu episode lagi untuk hari ini.
Jangan lupa fav, like dan komennya yakk😜 kalaupun di beri Mawar atau kopi untuk hari ini, tentu othor sangat berterima kasih kepada kalian semua😘😘😘😘😘✌️
_
_
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
SEBENARNYA APA YG DI CARI JESSICA,HARTA? DIA PUNYA USAHA SENDIRI,,RANJANG?? DIA DI LABEL JERRY JANDA SUCI..TERUS APA?
2025-01-29
1
Qaisaa Nazarudin
Tinggalin aja isteri kayak gitu,Gak hormat ma suami..
2025-01-29
0
Lovallena (Lena Maria)
hai kaka 🌹
salam dari Cinta Tuan Casanova 🤩
2021-11-27
1