Waktu terus berjalan tanpa kenal lelah, hari terus berganti mengikuti waktu yang terus berlalu begitu saja. Hubungan terlarang Jeje dan Ezar pun semakin intens, setelah mengetahui kebenaran yang di ungkap Jeje tentang secuil kisah hidupnya, membuat Ezar semakin tertarik kepada Ibu satu anak itu. Namun, banyaknya proyek yang sedang di kerjakan di kantornya membuat Ezar jarang menemui Jeje di apartemen. Hubungan keduanya hanya sebatas lewat video call di kala malam.
Setelah menjemput Fano di sekolah, Jeje kembali ke Salon untuk menemui Rima disana. Sudah lama ia tak merasakan pijatan Rima di kepalanya.
"Rim, rambutku rindu denganmu." Ucap Jeje ketika melihat Rima merapikan handuk kecil yang tersusun di dalam rak.
"Yuhu Cin!! Silahkan yu duduk disono. Eyke mau ambil handuk khususon untuk yu." Ucap Rima.
Jeje menutup kelopak matanya karena menikmati pijatan Rima di kepalanya. Wanita jadi-jadian ini sangat setia kepada Jeje, melalui Rima lah Jeje mendapat mangsa-mangsa sebelum Ezar.
"Rim, apa wanita itu tidak pernah ke salon ini?" Tanya Jeje sembari menatap Rima lewat pantulan cermin yang ada di hadapannya. Tentu saja Bella yang di maksud oleh Jeje.
"Belum Cin. Biasanya di akhir bulan geng sosialetong itu menghabiskan waktu disini." Jawab Rima dengan tangan yang terus bergerak lincah di rambut hitam Jessica.
Suara dering ponsel Jessica membuyarkan obrolan mereka berdua. Nama Fela tertulis jelas di layar ponsel Jessica, membuatnya tersenyum simpul seraya menggeser tanda hijau di ponselnya.
"Oke, satu jam lagi aku akan meluncur ke Jitos Cafe." Ucap Jeje sebelum mengakhiri panggilannya bersama Fela.
Fela Miranda, dia adalah sahabat Jeje sejak SMA. Hampir dua tahun ini Fela mengikuti suaminya yang bertugas di kalimantan, suaminya seorang Polisi.
"Rim, kabari aku secepatnya jika ada info tentang wanita itu." Lirih Jeje.
"Oke Cin. Kamu tenang aza." Ucap Rima dengan gaya kemayu nya.
...💠💠💠...
Tepat pukul satu siang, Jeje sampai di Cafe tempat ia dan Fela bertemu. Jeje segera mengayun langkah menuju lantai dua Cafe ini, dimana Fela sudah menunggu nya disana.
"Hay Fe." Sapa Jeje ketika melihat Fela duduk bersandar di sofa.
"Ck! kamu terlambat!" Fela berdecak melihat kehadiran Jeje yang terlambat lebih dari tiga puluh menit.
"Maaf Fe, jalanan macet banget Fe." Ucap Jeje dengan seulas senyum di wajahnya.
Keduanya pun saling melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu. Banyak hal yang mereka bicarakan disana, Ezar pun menjadi topik hangat untuk mereka berdua.
"Amit-amit jabang bayi ... Jangan sampai anakku seperti mu, Je!" Seru Fela sembari mengusap perut buncitnya. Ya, saat ini Fela sedang mengandung anak keduanya. Ia bergidik mendengar cerita tentang Jeje dan kekasih baru nya itu.
Gelak tawa Jeje menggema disana melihat tingkah lucu Bumil yang duduk di sampingnya ini. Ia semakin gencar untuk menggoda Fela.
"Wah kalian bahas apa nih? sepertinya seru!" Tiba-tiba suara Jerry terdengar di belakang Jessica.
"Akhirnya Pak bos datang juga." Ucap Fela tatkala menyambut tangan Jerry untuk di jabatnya.
"Kamu mengundang dia juga Fe?" Tanya Jeje kepada Fela.
"Tentu saja, aku rindu kita berkumpul seperti ini. Sayang sekali Bayu gak bisa ikut, istrinya cemburu denganmu, Je." Ucap Fela diiringi gelak tawanya.
Jerry pun terkekeh setelah mendengar ucapan Fela. Hal itu membuat Jeje kesal, ia memukul lengan Jerry tanpa ampun.
"Kenapa bisa seperti itu?" Tanya Jeje setelah puas memukul Jerry, ia pun beralih menatap Fela yang masih tergelak karena tingkah lucu dua sahabatnya.
"Tentu saja, istrinya sudah mengetahui siapa kamu. Mungkin dia takut Bayu kamu embat juga." Seloroh Fela tanpa berpikir panjang. Hal itu lun membuat Jeje semakin berdecak kesal melihat dua sahabatnya ini.
Ketiga orang dewasa ini akhirnya menikmati makanan sudah tertata rapi di meja. Tidak ada yang mengeluarkan suara sampai semua makanan berpindah ke dalam tempat yang semestinya.
Perdebatan kecil terjadi di antara Jeje dan Jerry hanya karena perbedaan pendapat tentang minuman yang di pesan Fela untuk Jerry. Kalau sudah berkumpul seperti ini, mereka berdua tidak akan akur seperti sebelumnya, Fela pun memutar bola matanya jengah tatkala melihat kelakuan dua orang dewasa di depannya yang tak tau malu ini.
"Hey! apa kalian tidak malu? kalian ini sudah tua, kenapa masih berdebat seperti anak SMA?" Ucap Fela yang berhasil membuat Jerry menutup bibirnya.
"Bagaimana kalau kalian menikah saja? mungkin dengan menikah, kalian bisa akur." Sungguh, usul Fela membuat keduanya membelalakkan mata.
"Hey Ibu Bhayangkari !! Ide mu sungguh gak bermutu! kamu mau aku menikah dengan singa ini?" Sungut Jerry sembari menatap Jeje dengan tatapan anehnya.
"Hey Jerrong! kau pikir aku mau menikah denganmu? jangan harap!" Sarkas Jeje dengan wajah masamnya.
"Astaga!!" Fela menarik nafasnya dalam ketika melihat kedua sahabat gilanya ini.
Perdebatan terus berlanjut di antara Jerry dan Jessica, sungguh dua orang dewasa ini tak tahu malu jika sudah berkumpul seperti ini. Fela hanya menggelengkan kepalanya ketika terus mendengar ocehan unfaedah dari kedua sahabatnya ini.
"Harusnya kalian berdua menikah saja, apa salahnya jika kalian berdua membina rumah tangga yang bahagia. Kalian sudah saling mengenal lebih dari sepuluh tahun, dan sepertinya Fano juga membutuhkan orangtua lengkap dalam menjalani hari-harinya, dia butuh kasih sayang dari orangtua yang lengkap." Sebuah kalimat bijak yang keluar dari bibir merah muda Fela yang berhasil membuat Jeje dan Jerry terdiam.
Suasana mendadak menjadi hening, Jeje hanya menatap lurus kedepan. Bayangan wajah Fano sedang menari-nari dalam pikirannya. Hatinya mendadak melow mengingat bagaimana perjuangannya bersama Fano.
"Fano, maafkan Mama."
_
_
Terima kasih sudah membaca karya ini, semoga suka ♥️😍
_
_
🌷🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ghiie-nae
tuh kan...jeje =jerry jesica
2021-11-16
1
Quora_youtixs🖋️
ada yg perlu bicara berdua saja tampaknya
2021-09-24
2
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-09-21
1