Nisa dan Dira melihat pemandangan yang membuat jantung mereka berdegup kencang. Bagaimana tidak, di atas toilet duduk Selena terkulai lemah bahkan hampir rubuh di lantai, dari pergelangan tangan kirinya terlihat darah menetes di lantai membasahi pisau karter yang tergeletak tepat di bawah kakinya.
Dira berlari ke ruang guru secepat kilat seperti orang kesetanan. Saat di belokan tubuhnya menabrak tubuh tambun pak Yogi membuat Dira terpental dan jatuh di lantai koridor.
"Aduh! Kamu ini jalan main tubruk aja!" hardik pak Yogi dengan mata melotot ke arah Dira
"Aduh sakit! itu perut apa gym ball." keluh Dira meringis kesakitan.
"Heh! kamu ini! Gak sopan amat sama orang tua! Apalagi aku ini gurumu!" bentak Pak Yogi
hingga ludah nya muncrat.
"Maaf pak ini emergency, ayo pak cepat! Tolong itu tolong itu!" teriak Dira panik hingga gagap.
"Kamu itu ngomong apa? Yang jelas! Tolong itu tolong itu apa yang mau di tolong!" bentak Pak Yogi.
Dika yang sedari tadi acuh ikut terpancing dan penasaran dengan apa yang terjadi hingga Dira terlihat begitu panik.
"Tolong apaan ciput?" tanya Dika tidak sabar.
"Ayo Pak buruan! Ntar juga tahu!" jawab Dira menarik tangan Pak Yogi hingga Pak Yogi membelalakkan mata terkejut.
Tubuh Pak Yogi yang tambun membuat langkah Dira harus bisa mengimbangi lambat, sementara Dika yang tak sabar lari mendahului mereka berdua.
"Woii! Ke mana Ciput!" teriak Dika saat berada di persimpangan koridor antara arah ke toilet dengan arah ke mushola yang berlawanan.
"Toilet cewek!" teriak Dira sambil melepaskan pegangan tangannya di lengan Pak Yogi dan berlari mengejar Dika.
"Lah kok malah aku di tinggal." gerutu Pak Yogi sambil jalan cepat setengah berlari membawa tubuhnya yang tambun.
Begitu sampai toilet cewek mata Dika saling bertatapan dengan Nisa yang shock, terlihat sekali wajahnya yang pucat. Tangan kiri Nisa menunjuk ke arah dalam toilet sementara tangan kanannya menutup mulut. dengan langkah cepat Dika berjalan menuju toilet ujung dan saat dia melihat di dalam toilet seketika wajahnya panik dan dia langsung berteriak
"LENAAAA!!!" pria ketika menggema di seluruh ruangan toilet bahkan terdengar sampai di luar toilet.
Dika memegang tangan Selena yang terluka karena goresan cutter Dika langsung membopong tubuh Selena untuk dibawa keluar
Dira yang baru saja melangkahkan kaki memasuki toilet langsung terkejut dengan teriakan Dika, begitu juga dengan Pak Yogi yang sedang jalan tergopoh, langsung langkahnya terhenti seketika.
"Lena?" gumam Pak Yogi kembali mempercepat langkahnya masuk kedalam toilet tapi terhadang Dira yang masih berdiri terpaku di pintu masuk toilet.
"Awas!" bentak Pak Yogi membuat Dira terhenyak kaget dan langsung menyingkir memberi jalan Pak Yogi sambil mengelus dadanya.
Pak Yogi yang melihat Dika keluar dari tolilet ujung sambil membopong Selena dibuat terkejut.
"Ada apa ini! Ada apa ini!" teriak Pak Yogi tanpa ada yang menyahut.
Dika melangkah cepat keluar dari toilet, Pak Yogi yang ada di tengah jalan Langsung menyingkir memberi jalan kepada Dika yang membopong Selena, begitu juga dengan Dira.
Dika setengah berlari membopong Selena menuju ruang UKS. Pak Yogi langsung menelpon ambulans, seketika kelas-kelas menjadi ikut heboh dengan teriakan yang terjadi di toilet.
Beberapa siswa bahkan keluar untuk melihat apa yang terjadi dan sebagiannya lagi melihat dari jendela kaca kelas.
"Ada yang kesurupan ya?" tanya seorang siswa cowok menarik tangan Dira tapi langsung ditepis Dira.
"Gak!"' jawab Dira langsung berlari mengejar Dika yang membopong Selena.
kehebohan pagi ini memancing banyak Perhatian para siswa dan juga guru bahkan ada beberapa siswa yang mengambil video untuk di jadikan viral di sosmed nya.
"Wah bakal viral nih video, tar gue kasih judul Ratu diana Selena mengakhiri hidup nya di toilet wkwk!" celetuk Robi yang beruntung mengambil video saat Dika berlari membopong Selena dengan tangan terkulai yang masih meneteskan darah.
Plak!
Satu pukulan buku mendarat di kepala Robi dari Hans.
"P.A lo! orang kena musibah lo jadiin pengeruk rupiah!" cela Hans.
"Lah sekarang lagi zaman bro!" saut Robi cengengesan.
"Ya Allah, itu Ratu sejagad Nusantara ngapain mau bunuh diri?" kata Anjani sang ratu ghibah.
"Kasian ya cantik-cantik imannya setipis kulit bawang." Indah berkata menatap datar ke arah punggung Dika yang mulai menjauh.
"Bukan kulit bawang syantik tapi kulit ari, ogeb lu." saut Sari temannya.
"Gue gak pernah liat kulit ari gue lihatnya kulit bawang titik." ucap Indah sambil ngeloyor pergi masuk ke kelas meninggalkan temannya.
Ngueeng...Ngueeng... Ngueeng...
Suara sirine terdengar nyaring Saat memasuki halaman sekolah datang 40 menit setelah kejadian ditemukannya Selena yang mencoba bunuh diri.
Dika ikut mengantar Selena masuk ke dalam mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit sementara kondisi Selena sendiri sudah tidak sadarkan diri karena keluarnya banyak darah dari luka goresan karter di pergelangan lengan kirinya.
"Bodoh! Kenapa lu lakuin ini semua Len?" bisik Dika memandang pilu tangan Selena yang sudah dibalut perban.
"Kenapa semuanya jadi begini? Bukan lu yang bodoh tapi gue yang terlalu cepat menerima perasaan lo, hingga akhirnya gue juga yang ngelukain perasaan lu!" maki Dika menyalahkan dirinya sendiri.
***
Dira menjulurkan lehernya ke samping menatap kepergian mobil ambulans yang membawa Selena dan Dika.
"Huh caper!" suara arwah Hapsari tiba-tiba mengagetkan Dira dari arah samping kanannya.
"Hantuuuu!" teriak Dira berlari ke kelas membuat siswa dan guru menoleh ke arah nya.
"Lah tuh pawang hantu napa takut ama temen nya sendiri? Wah pasti hantunya serem banget hiiih jadi horor. RAAA TUNGGU!" Nisa mengejar Dira menuju kelas.
Sementara orang-orang ada yang tertawa tapi ada juga yang terlihat wajah takutnya dan mereka pun membubarkan diri masuk ke kelas masing-masing.
"Diraaa! Kenapa gue di kacangin sendiri di lapangan." gerutu arwah Hapsari lalu menghilang seperti angin entah kemana.
"Huhuhu...huhuhu! ogeb tuh hantu gak ada kerjaan banget bikin gue kaget, gak ada gawe dia masih aja ngagetin gue. Awas aja ntar kalau ketemu, gue lempar tuh hantu pakai batu akik sekalian." gerutu Dira kesel dengan arwah Hapsari dengan napas yang masih ngos-ngosan.
"Diraaa! huhuhu! Kenapa lari huhuhu lu lihat hantu ya?" tanya Nisa dengan suara tinggi sambil ngos-ngosan.
Glek glek glek glek
Dira meminum air mineral yang ada di tas slempang nya dengan sekali teguk hampir habis, tangan Nisa langsung menyambar botol minum yang masih di mulut Dira.
"Bagi! gue juga haus. Glek glek glek glek." kata Nisa langsung meminum air di botol Dira.
Dira sendiri hanya melongok melihat sahabatnya menghabiskan air minum di botolnya.
"Nis, itu beneran Selena tadi mencoba bunuh diri ada yang bilang katanya kalian berdua yang nemuin dia." tanya Agung penasaran.
"Gak tau! no komen," jawab Nisa pergi menuju kursinya.
"Sacred, lu juga tadi saksi mata kan? lu liat nih di grup sekolah berita nya lagi viral." tanya Agung mengejar jawaban Dira.
"Heh guys! Jangan biarkan hoax memenuhi grup whatsapp. Jadi, segeralah lu hapus segala info gak jelas yang masuk dalam grup whatsapp lu biar otak lu gak ngeheng akibat kepenuhan memori.” cetus Dira.
"Heh anak baru! ternyata mulut lo pedas juga ya kayak cabe setan kalau ngomong. Gue tanya baik-baik lu jawab nya nyengak amat sih!" gerutu Agung.
"Bodo suka-suka gue dong!" dengan cuek Dira menjawab.
Pagi ini hari Dira sudah banyak mendapatkan kejutan yang membuat hatinya kesel dan kesel
...😪😪😪😪😪😪😪😪...
Bagaimana nasib Selena apakah tertolong
ikuti episode selanjutnya Titipan Mata arwah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
lucu pawang hantu ko takut sama hantuu.wkwkwkwkwk
2024-11-10
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
sering ketemu masih saja sering kaget 🤦♀️
2024-08-01
1
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
iya nya, sudah setua ini pun aku gak pernah lihat kulit ari🤭
2024-08-01
0