Titipan Mata Arwah

Titipan Mata Arwah

Gara-gara Lupa Softlens

..."Jangan ganggu, jangan ganggu kita belum kenal"...

...~Andira~...

LIKE FAVORITE RATE JANGAN LUPA KAKAK 🙏

Enam bulan yang lalu.

Gong Gong Gong Gong......

Bunyi suara Gong Vihara yang di pukul sebelas kali sayup-sayup terdengar beradu dengan suara hujan yang sangat deras bagai milyaran ton air yang di tumpahkan dari langit jatuh ke bumi.

Kilat menyambar bergantian di iringi dentuman guntur yang datang tiba-tiba sungguh membuat suasana malam itu menjadi begitu mencekam.

"Tolong jangan sakiti saya, saya tidak melihat dan mendengar apapun." suara cewek yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap itu mengiba sambil terisak menangis.

Dua orang sosok pria berbadan besar dan salah satunya atletik berjaket trench coat hitam dan memakai masker hitam terus mendekati gadis itu.

Gadis itu tampak tersudut di dinding salah satu ruang kelas, dia berusaha berlindung di bawah meja. Pria berbadan atletis menarik rambut gadis itu dengan kasar. Membuat gadis itu mau tak mau keluar dari bawah kolong meja.

"Ampun tolong, sakit lepasin kakak!" rengek si gadis.

"Habisin!" suara pria berbadan besar dengan suara bass.

Gadis itu dibenturkan ke dinding sekuat tenaga hingga terpental, darah segar keluar pelipis nya. Dia merangkak dan merayap di dinding untuk berdiri. Belum sampai tubuhnya tegak hantaman linggis tepat mengenai kepala nya.

Gadis itu kembali tersungkur di lantai, darah segar mengalir deras dari kepalanya di lantai membasahi wajahnya hingga wajah itu merah darah.

"Citrus" satu kata yang sempat di ucapkan gadis itu sebelum tubuhnya tak bergerak.

Melewati lorong koridor salah satu gedung sekolah dekat Vihara, dua sosok bayangan tampak sedang menyeret tubuh seorang wanita yang masih mengenakan seragam lengkap.

Salah satu sosok itu memanggul cangkul di pundak dan seorang lagi menyeret besi linggis hingga menimbulkan bunyi yang terasa ngilu di telinga.

Treeeeng treeeeeng treeerrng.

Sepanjang lantai koridor yang mereka lalui, jejak darah yang terseret di lantai tampak jelas terlihat, keduanya menembus hujan menyeret tubuh yang tak bernyawa itu diantara batu-batu kerikil sehingga terlihat bergetar turun naik karena benturan dengan batu-batu kerikil.

Dua sosok orang yang menggunakan jas hujan tertutup rapat warna gelap terus menyeret tubuh itu tanpa iba dan ampun hingga mereka hilang di balik gedung perpustakaan.

\*\*\*

6 bulan kemudian.

Duk duk duk.

"Dira! Ayo cepat turun!" Teriak Lina dari balik kaca mobil yang masih tertutup rapat.

Dira menurunkan kaca mobil setengah.

"Mam, bisa gak sih home schooling aja. please," Dira memasang wajah iba agar dia tidak bersekolah di sekolah umum.

"Dira kita sudah sepakat ya sayang, Mama harap kamu harus tepati janji kamu," bujuk Lina.

Ada rasa iba sebagai ibu melihat keadaan putri Satu-satunya yang sering di bully dan berpindah sekolah. Ini sekolah yang ke 4 di mana Dira pindah dengan kasus yang sama.

"Sayang, Mama gak akan maksa kalau memang kamu nggak nyaman. Tapi Mama ingin anak Mama bisa tumbuh seperti anak lainnya yang punya kenangan dengan banyak teman tidak terkungkung dalam kamar," ucap Lina sambil memegang lembut pipi Dira.

Sejenak Dira diam seperti sedang memikirkan ucapan mamanya lalu dia menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan.

"Baiklah Mam, Dira siap." ucap Dira dengan mantap.

Lina membukakan pintu untuk Dira, Dira keluar tanpa Ragu dari mobil sekarang hati nya bulat.

"Semangat sayang, hadapi semuanya mau itu manusia beneran atau arwah manusia. Mama yakin kamu akan terbiasa dengan semua itu," Lina memberikan semangat.

Setelah Dira mencium punggung tangan kanan mamanya, sejenak dia menatap dengan sebelah matanya gedung sekolah yang ada di depannya. Terletak tepat di samping Vihara dan makam Cina atau biasa disebut Bong pay.

"Assalamu'alaikum Mam," pamit Dira lalu berjalan menuju gerbang Sekolah.

"Gak ada yang harus di takutkan." bisik Dira menyakinkan dirinya sendiri.

Dira mulai berjalan memasuki halaman sekolah, beberapa pasang mata mulai memperhatikan dia dengan tatapan aneh.

"Lo liat tuh ada the scared Riana!" celetuk seorang siswi sambil bergidik.

"Hooh, serem ya liat nya gue," sahut temannya.

"Kayak nya anak baru dia."

"Sstt," bisik seorang siswa memberi kode pada teman-tamannya dengan mata untuk melihat ke arah Dira.

Dira terus berjalan menuju ruang guru, karena ini hari pertamanya di sekolah baru dia masih bingung, Dira berjalan sambil memperhatikan Plang tanda ruangan yang ada di atas pintu.

Hampir setiap mata yang menatap Dira memandang aneh dan berbisik seperti angin bertiup di pohon bambu..

"Ada penyihir datang ke sekolah kita woi!" teriak siswa cowok konyol kepada temannya sambil tertawa terbahak.

Dira acuh dia terus berjalan sambil mata kanannya memperhatikan tiap ruang yang dia lewati.

Visual Andira

![](contribute/fiction/2916370/markdown/13236237/1629482395155.jpg)

Tetttttt.

Bel masuk terdengar nyaring, sesaat kemudian halaman dan koridor yang tadinya ramai oleh para siswa bergerombol seketika mulai sepi.

Dira masih belum menemukan ruang guru, sekolah ini terlalu luas dan ada beberapa gedung tua yang sengaja tidak direnovasi.

"Kak maaf, kalau ruang guru di mana ya?" tanya Dira pada salah satu siswi yang masih bersandar di dinding dekat gedung tua tempat perpustakaan berada.

Siswi itu tidak menyahut, Dira menjadi ragu. Dira meraba mata kirinya ternyata dia lupa memakai softlens hitamnya Dira menempelkan tangan kirinya untuk menutup mata kirinya yang bisa melihat arwah. Dira mundur beberapa langkah kebelakang.

"Aduh! gara-gara buru-buru Gue jadi lupa nggak pakai softlens," gumam Dira menepuk kepala nya

Sejak 2 tahun yang lalu Dira mendapatkan donor mata karena sejak umur 10 tahun mata kiri Dira terkena senapan angin yang ditembakkan oleh tetangganya hingga mengalami kerusakan pada kornea mata kirinya.

Dira merasa senang dengan mata barunya di awal, tapi begitu mata kiri Dira bisa melihat, Dira juga bisa melihat arwah atau hantu yang ada di sekitarnya.

.

"Maaf." ucap Dira dengan suara pelan dan mundur ke belakang.

Arwah itu memalingkan wajahnya menghadap Dira membuat Dira tersentak kaget dan berbalik arah hendak lari ke arah belakang tapi..

Visual arwah Hapsari

![](contribute/fiction/2916370/markdown/13236237/1629482395220.jpg)

Duk.

"Aaaauu!" teriak suara cowok mengaduh sambil mendorong dada Dira ke belakang hingga Dira hampir terjengkang ke belakang, spontan Dira memegang tangan kekar cowok di depan nya agar dia tidak jatuh.

"KAKI GUEEE!" teriak cowok bersuara tenor.

"Dada Guee,!" teriak Dira sambil menekan kakinya yang menginjak kaki pemilik suara tenor.

'Aaaauu! kenapa lu injek lagi kaki gue!" teriak Cowok yang berlebel Andika di dadanya.

"Lu-," Dira tak berani menerus kata-katanya karena mulut nya tak sampai menyebut bagian dadanya.

Dira hanya menatap kesal ke arah Andika dengan satu mata nya.

"Lepasin!" bentak Andika mendelik.

"Hah?" Dira menatap Andika tak mengerti.

"Tangan LU!" bentak Andika kasar.

Dira melihat tangannya yang memegang tangan Andika dengan mata terkejut dia langsung melepaskan tangan itu. Tapi begitu tangan Andika terlepas dari pegangannya sosok arwah itu muncul lagi di depan Dira berdiri di samping Andika.

Dira memegang kembali tangan Andika, hingga membuat Andika kaget sekaligus kesal. Hal aneh terjadi arwah itu hilang seketika.

"LEPASIN!" wajah putih Andika berubah menjadi merah karena marah membuat Dira tersentak kaget dan melepaskan tangan Andika.

"Minggir! bentak Andika melotot ke arah Dira

Dira bingung antara takut dan ingin memegang tangan Andika.

Visual Andika

![](contribute/fiction/2916370/markdown/13236237/1629482395222.jpg)

Apa yang akan Dira lakukan minggir berarti sehari disekolah bakal liat arwah Hapsari

kalau pegang Andika 😱 cogan ketos super galak itu bakal ngasih gak ya?

yang masih pengen tahu kisah nya stay next episode Mata kedua Andira.

Jangan lupa like komentar dan dukungan nya untuk novel horor komedi pertama author 🙏🙏

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸ˢ⍣⃟ₛ

☠ᵏᵋᶜᶟℕ𝔸𝔹𝕀𝕃𝕃𝔸ˢ⍣⃟ₛ

mampir kak, nanti lanjutin baca bab selanjutnya

2025-02-20

0

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ

waduh ada apa dengan gadis ini ya

2024-11-27

0

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

🍁ˢ⍣⃟ₛ Angela❣️

vote dulu ❣️❣️

2024-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Gara-gara Lupa Softlens
2 Satu Kelas
3 Rahasia Bangku Kosong
4 Permulaan Teror
5 Hantu Perpustakaan
6 Pinjamkan Tubuhmu
7 Masuknya Arwah Hapsari Ke Tubuh Dira
8 Di Hukum
9 Dandelion
10 MINE MARS
11 Kita Beda Alam
12 Ini Bukan Mimpi Mars
13 Petunjuk Yang Hilang
14 Bolos
15 Raga Itu Bukan Milikku.
16 Ngambek
17 Putus
18 Siapa Pemilik Suara Barito
19 Shock
20 Ratu Sekolah Bikin Heboh
21 Putus Pelan-pelan.
22 Deal, Dika dan Dira
23 Jangan Nangis
24 Ketemunya Barang Bukti
25 The Killer Teacher
26 Hmm Manis Senyumnya
27 Pembunuh!!
28 Leo
29 Teror Kembali Datang
30 Hapsari Cemburu
31 Jangan Ambil Mars!
32 Kepribadian Selena
33 Bukan Urusan Ku
34 Teror Yang Terus Terulang
35 Pilihan Yang Sulit Untuk Dira
36 Perjanjian 7 Hari
37 Aku Bukan Dia
38 Hapsari Arwah Bucin
39 Kebencian Leo
40 Kunti Kelaparan
41 Tabrak Lari
42 Hans?
43 Luka Seorang Ibu
44 Pura-pura Amnesia
45 Pawang Segalanya
46 DI DERA CEMBURU BUTA
47 INGATAN ITU KEMBALI
48 IDENTITAS PEMBUNUH HAPSARI
49 Dika di lema
50 Cinta Dan Cemburu
51 Dendam Hapsari
52 Karma Obsesi Ardan
53 KEMBALI TERSANDERA ARWAH
54 EGO YANG KEJAM
55 KU BUAT KAU CEMBURU
56 PERTEMPURAN DUA ARWAH
57 PEMILIK MATA ARWAH
58 AMARAH DIKA
59 Rencana Biadab Ratu Drama
60 KEPUTUSAN YANG SULIT
61 HAPSARI TERPERANGKAP
62 Jebakan Leo
63 Nyawa Di ujung Besi
64 TEROR DI MALAM SUNYI
65 Dada penenang Hati
66 Akhir Sang Jagal
67 TEROR DI BALIK KEMATIAN
68 PUNCAK BALAS DENDAM
69 Malam Ketakutan Selena
70 TEROR YANG MASIH BERLANJUT
71 PERASAAN YANG MULAI TERUNGKAP
72 MOTIF SELENA MULAI TERKUAK
73 TEROR DI RUMAH SAKIT
74 AKHIR HIDUP SANG PEMBUNUH
75 Tak Ada Tempat Untuk Sembunyi
76 Pak Mamat
77 Jebakan Untuk Pak Mamat
78 Jauhi Mars
79 Kecewa
80 Keinginan Terakhir
81 Rasa Yang Hilang
82 Good Bye My Lovely
83 Thanks And Sorry
84 Kepergian, Rahasia Dan Pengorbanan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Gara-gara Lupa Softlens
2
Satu Kelas
3
Rahasia Bangku Kosong
4
Permulaan Teror
5
Hantu Perpustakaan
6
Pinjamkan Tubuhmu
7
Masuknya Arwah Hapsari Ke Tubuh Dira
8
Di Hukum
9
Dandelion
10
MINE MARS
11
Kita Beda Alam
12
Ini Bukan Mimpi Mars
13
Petunjuk Yang Hilang
14
Bolos
15
Raga Itu Bukan Milikku.
16
Ngambek
17
Putus
18
Siapa Pemilik Suara Barito
19
Shock
20
Ratu Sekolah Bikin Heboh
21
Putus Pelan-pelan.
22
Deal, Dika dan Dira
23
Jangan Nangis
24
Ketemunya Barang Bukti
25
The Killer Teacher
26
Hmm Manis Senyumnya
27
Pembunuh!!
28
Leo
29
Teror Kembali Datang
30
Hapsari Cemburu
31
Jangan Ambil Mars!
32
Kepribadian Selena
33
Bukan Urusan Ku
34
Teror Yang Terus Terulang
35
Pilihan Yang Sulit Untuk Dira
36
Perjanjian 7 Hari
37
Aku Bukan Dia
38
Hapsari Arwah Bucin
39
Kebencian Leo
40
Kunti Kelaparan
41
Tabrak Lari
42
Hans?
43
Luka Seorang Ibu
44
Pura-pura Amnesia
45
Pawang Segalanya
46
DI DERA CEMBURU BUTA
47
INGATAN ITU KEMBALI
48
IDENTITAS PEMBUNUH HAPSARI
49
Dika di lema
50
Cinta Dan Cemburu
51
Dendam Hapsari
52
Karma Obsesi Ardan
53
KEMBALI TERSANDERA ARWAH
54
EGO YANG KEJAM
55
KU BUAT KAU CEMBURU
56
PERTEMPURAN DUA ARWAH
57
PEMILIK MATA ARWAH
58
AMARAH DIKA
59
Rencana Biadab Ratu Drama
60
KEPUTUSAN YANG SULIT
61
HAPSARI TERPERANGKAP
62
Jebakan Leo
63
Nyawa Di ujung Besi
64
TEROR DI MALAM SUNYI
65
Dada penenang Hati
66
Akhir Sang Jagal
67
TEROR DI BALIK KEMATIAN
68
PUNCAK BALAS DENDAM
69
Malam Ketakutan Selena
70
TEROR YANG MASIH BERLANJUT
71
PERASAAN YANG MULAI TERUNGKAP
72
MOTIF SELENA MULAI TERKUAK
73
TEROR DI RUMAH SAKIT
74
AKHIR HIDUP SANG PEMBUNUH
75
Tak Ada Tempat Untuk Sembunyi
76
Pak Mamat
77
Jebakan Untuk Pak Mamat
78
Jauhi Mars
79
Kecewa
80
Keinginan Terakhir
81
Rasa Yang Hilang
82
Good Bye My Lovely
83
Thanks And Sorry
84
Kepergian, Rahasia Dan Pengorbanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!