Siapa Pemilik Suara Barito

Selena berlari menghambur dari mobil menuju kamarnya yang ada di lantai 2, pipinya basah berlinang dengan air mata. Begitu Selena membuka pintu kamarnya dia Langsung membanting tubuh nya diatas ranjang bigsizenya tengkurap sambil menangis.

Tangan Selena meremas bantal dan juga sprei.

tangis nya tak bersuara tapi tubuh nya turun naik akibat sesenggukan. Hampir seperempat jam Selena melampiaskan kesedihan dan juga rasa kesal dengan menangis seperti itu.

"Tega banget lu Ka, dulu Hapsari yang jadi penghalang cinta gue dan sekarang Hapsari lagi. Benci gue benci lu Sari!" teriak Selena sambil memukul-mukul bantal dan meremasnya berkali-kali.

Selana bangun dan duduk sila di atas tempat tidur dia mendekap bantal sambil meremas di kedua ujungnya.

"Gue nggak akan nyerah gitu aja untuk ngelepasin lu, 2 tahun lebih rasa cinta gue enggak berubah bahkan semakin besar jadi jangan harap gue akan terima keputusan putus sepihak begitu aja." gumam Selena dengan mata tajam.

"Gue yakin ada sesuatu yang bikin Dika putusin gue, dan gue akan tahu apa alasan Dika mutusin gue." gumam Selena lagi.

Selena mengambil hp-nya lalu dia menghubungi nomor seseorang.

"Le, dia mutusin gue. Lu bisa kan cari tau siapa yang dekat sama dia sekarang?" tanya Selena pada seseorang di sebrang telepon.

"Gue harus tahu siapa orang itu." ucap Selena sebelum Dia memutuskan sambungan teleponnya.

***

Keesokan harinya.

Dira terlihat segar pagi ini ke sekolah. setelah beberapa hari tidurnya tidak nyenyak semalam Dira benar-benar bisa menikmati tidur malamnya.

Begitu Dira turun dari mobil dan berjalan menuju pintu gerbang, manik matanya langsung menangkap sosok Dika yang bersandar di tiang gapura tepat di gerbang sekolah dengan tangan di lipat di depan dada.

Entah sudah berapa pasang mata siswi yang melirik ke arahnya dengan kagum sekaligus segan. Cowok dengan sikap cuek, jutek, dan irit bicara tetap selalu menarik perhatian para cewek-cewek di SMU Nusantara.

"Woiii! Tunggu!" teriak Dika saat melihat Dira yang berjalan terburu-buru dan mengambil jalur yang menepi ke arah kiri jalan.

Dira terus berjalan tanpa menengok ke arah Dika.

"Lu budek ya? Gue bilang tunggu!" Dika mendengus kesal sambil menarik lengan Dira.

"Gue punya nama! Lepasin nggak tangan Gue!" balas Dira kesal dengan sikap Dika yang arogan temperamental.

"Ok, sans. Gue cuma pengen ngomong sama lu." kata Dika sambil mengangkat kedua tangannya setinggi pundak.

"Yaudah lu ngomong gue dengerin." sahut Dira memalingkan wajahnya ke samping tanpa melihat ke arah Dika.

"Ikut gue dulu!" ajak Dika sambil menggamit lengan Dira.

"Iya gue ikutin lu, tapi nggak usah pakai gandeng-gandeng gitu. Emang kita mau nyebrang apa pake gandengan tangan." balas Dira sambil menarik tangannya.

"Kepedean lu," dengus Dika sambil menggelengkan kepala.

Dika berjalan di depan Dira mengekor di belakangnya mereka menuju belakang gudang perpustakaan tempat di mana tong jasad Hapsari hilang.

"Lu liat tong itu udah nggak ada, menurut lu siapa orang yang mindahin Tong itu. Apa Hapsari pernah cerita ke elu?" tanya Dika menelisik wajah Dira.

"Gak, cuma dia bilang salah satu orang yang membunuh nya memakai parfum aroma Citrus. dan kalau gue tebak pelakunya pake parfum Citrus itu salah satu orang yang ada di sekolah ini," saut Dira sambil memainkan kaki kirinya mengais tanah.

Srek srek srek srek...

"Citrus? berarti kita harus cari tahu siapa orang yang memakai parfum di sekolah." usul Dika.

"Emang gampang apa nyari orang yang pakai parfum citrus, kan banyak di sekolah ini yang pakai parfum citrus. Nah lu sendiri aja pakai parfum itu sekarang Berarti lu termasuk tersangkanya," tebak Dira spontan membuat Dika langsung melotot ke arahnya.

"Ogeb lu! Lu pikir gue psikopat kek di film apa mau bunuh pacar gue sendiri? Kalau ngomong jangan asbun. Apa jangan-jangan Otak lu cuman sejengkal? Enggak bisa mikir? jangan asal nuduh aja lu!" Saut Dika kesal dengan tuduhan Dira kepadanya.

"Nah gue kan cuma menyimpulkan dari apa yang lu bilang barusan." jawab Dira tanpa beban.

Dika mengerucut kan mulutnya perkataan Dira membuat emosinya tiba-tiba ingin meledak, tapi dia berusaha menahan dan tetap tenang. Hanya pandangan matanya yang menatap tajam kearah Dira.

Melihat Hal itu membuat Dira hanya melirik Dika dengan ujung matanya.

"Ck ganteng sih ganteng tapi galak nya gak nguatin," batin Dira.

"Jangan liat gue kayak gitu! gue bukan tersangkanya ngerti lo!" bentak Dika mendelik ke arah Dira.

Dira yang mendapat perlakuan seperti itu langsung berbalik badan dan meninggalkan Dika sendiri di belakang gudang perpustakaan.

"Woiii! Mau ke mana lu tunggu!" teriak Dika menarik tas slempang Dira hingga talinya putus.

Tas Dira jatuh ke tanah, melihat hal itu Dika terkejut kaget dengan mata membulat.

"So-,"

"Tuh kan tas gueee! Lu tuh emang nyebelin!" bentak Dira memungut tas slempang nya dan menepuk-nepuk tas nya yang kotor terkena tanah.

Dira menatap Dika yang berdiri melongo tanpa berbuat apapun."Huh!" dengus Dira menghentakkan kaki lalu berbalik meninggalkan Dika.

"Shitt! Kenapa lagi ada masalah ma tuh ciput!" gumam Dika kesal pada diri sendiri sambil mengacak rambutnya.

Dika berjalan menuju kelas dengan pikiran kacau karena kejadian tas Dira, saat Dika melewati gedung belakang kantor kepala sekolah sayup-sayup Dika mendengar pembicaraan yang menarik perhatian nya. Dika merapatkan telinga nya ke tembok tepat di bawah jendela kantor kepala sekolah.

"Bagaimana kondisi nya? siapa korban yang hidup dalam kecelakaan itu?" bisik seseorang di balik dinding gudang perpustakaan sedang bicara dengan seseorang di telepon.

"Ada tiga orang yang hidup bos, tapi mereka hanya kuli panggul jalanan yang kita sewa."

"Awasi terus mereka jangan sampai ada yang mencurigakan polisi, Aku akan awasi dua anak sok pahlawan itu." perintah pemilik suara barito.

Tak berapa lama pemilik suara barito itu terdengar langkah kakinya meninggalkan ruang kepala sekolah dengan tergesa-gesa.

Dika yang sedari tadi jongkok mulai berdiri perlahan untuk mengintip tapi sayang pemilik suara barito itu sudah tak terlihat bayangannya sekalipun.

"Sial! Siapa orang itu. Dia pasti orang yang terkait dengan pembunuhan Mine. Gue akan terus mencari tahu siapa mereka." bisik Dika dengan pancaran kemarahan di matanya.

"Gue janji Mine, gue akan temukan pembunuh lu gimana pun juga caranya." janji Dika.

***

"Sebelll!" teriak Dira membuat seisi kelas menoleh ke arah nya.

"Huss! Apaan sih lu teriak-teriak dah kek tarsan aja lu, lu pikir ini hutan apa?" ujar Nisa sambil mendekap mulut Dira.

"Hmm... emmm!" Dira berontak melepaskan tangan Nisa yang ada di mulut nya.

"Apaan sih jahat amat ama temen. orang lagi kesel malah di sekap bisa gak napas gue Nis!" protes Dira mencebik.

"Lagian masih pagi udah teriak-teriak. Emang habis sarapan apa sih? cabe sekilo?" ledek Nisa.

"Bukan sarapan nya yang salah Nisa, tapi liat ni!" cebik Dira hampir menangis.

"Hah? Hahaha. Makanya kalau beli tas yang mahal, masa kw di beli." ledek Nisa tertawa.

"Nisa! Tas ori juga kalau di tarik kuat sama orang udah pasti talinya putus lah." sanggah Dira.

Nisa melipat kedua tangannya di atas meja menghadap wajah Dira.

"Huuu! Kasian amat. Emang siapa pelakunya?" tanya Nisa penasaran.

Mulut Dira hendak bersuara...

"Gue pelakunya!" kata Dika dengan suara keras membuat semua yang ada di kelas langsung menatap ke arahnya

...😯😯😯😯😯😯😯...

Bagaimana reaksi Dira selanjutnya dengan sikap Dika.

Siapa pemilik suara barito itu

Ikuti terus Titipan Mata Arwah.

Terima kasih untuk Like Vote Gift dan Komentar nya 🙏🙏

Mohon dukungannya kakak 🙏

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

penasaran sama pemilik suara ituu

2024-11-10

0

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

apa pihak sekolah ada yang terlibat yak

2024-08-01

1

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

Dika sensitif

2024-08-01

0

lihat semua
Episodes
1 Gara-gara Lupa Softlens
2 Satu Kelas
3 Rahasia Bangku Kosong
4 Permulaan Teror
5 Hantu Perpustakaan
6 Pinjamkan Tubuhmu
7 Masuknya Arwah Hapsari Ke Tubuh Dira
8 Di Hukum
9 Dandelion
10 MINE MARS
11 Kita Beda Alam
12 Ini Bukan Mimpi Mars
13 Petunjuk Yang Hilang
14 Bolos
15 Raga Itu Bukan Milikku.
16 Ngambek
17 Putus
18 Siapa Pemilik Suara Barito
19 Shock
20 Ratu Sekolah Bikin Heboh
21 Putus Pelan-pelan.
22 Deal, Dika dan Dira
23 Jangan Nangis
24 Ketemunya Barang Bukti
25 The Killer Teacher
26 Hmm Manis Senyumnya
27 Pembunuh!!
28 Leo
29 Teror Kembali Datang
30 Hapsari Cemburu
31 Jangan Ambil Mars!
32 Kepribadian Selena
33 Bukan Urusan Ku
34 Teror Yang Terus Terulang
35 Pilihan Yang Sulit Untuk Dira
36 Perjanjian 7 Hari
37 Aku Bukan Dia
38 Hapsari Arwah Bucin
39 Kebencian Leo
40 Kunti Kelaparan
41 Tabrak Lari
42 Hans?
43 Luka Seorang Ibu
44 Pura-pura Amnesia
45 Pawang Segalanya
46 DI DERA CEMBURU BUTA
47 INGATAN ITU KEMBALI
48 IDENTITAS PEMBUNUH HAPSARI
49 Dika di lema
50 Cinta Dan Cemburu
51 Dendam Hapsari
52 Karma Obsesi Ardan
53 KEMBALI TERSANDERA ARWAH
54 EGO YANG KEJAM
55 KU BUAT KAU CEMBURU
56 PERTEMPURAN DUA ARWAH
57 PEMILIK MATA ARWAH
58 AMARAH DIKA
59 Rencana Biadab Ratu Drama
60 KEPUTUSAN YANG SULIT
61 HAPSARI TERPERANGKAP
62 Jebakan Leo
63 Nyawa Di ujung Besi
64 TEROR DI MALAM SUNYI
65 Dada penenang Hati
66 Akhir Sang Jagal
67 TEROR DI BALIK KEMATIAN
68 PUNCAK BALAS DENDAM
69 Malam Ketakutan Selena
70 TEROR YANG MASIH BERLANJUT
71 PERASAAN YANG MULAI TERUNGKAP
72 MOTIF SELENA MULAI TERKUAK
73 TEROR DI RUMAH SAKIT
74 AKHIR HIDUP SANG PEMBUNUH
75 Tak Ada Tempat Untuk Sembunyi
76 Pak Mamat
77 Jebakan Untuk Pak Mamat
78 Jauhi Mars
79 Kecewa
80 Keinginan Terakhir
81 Rasa Yang Hilang
82 Good Bye My Lovely
83 Thanks And Sorry
84 Kepergian, Rahasia Dan Pengorbanan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Gara-gara Lupa Softlens
2
Satu Kelas
3
Rahasia Bangku Kosong
4
Permulaan Teror
5
Hantu Perpustakaan
6
Pinjamkan Tubuhmu
7
Masuknya Arwah Hapsari Ke Tubuh Dira
8
Di Hukum
9
Dandelion
10
MINE MARS
11
Kita Beda Alam
12
Ini Bukan Mimpi Mars
13
Petunjuk Yang Hilang
14
Bolos
15
Raga Itu Bukan Milikku.
16
Ngambek
17
Putus
18
Siapa Pemilik Suara Barito
19
Shock
20
Ratu Sekolah Bikin Heboh
21
Putus Pelan-pelan.
22
Deal, Dika dan Dira
23
Jangan Nangis
24
Ketemunya Barang Bukti
25
The Killer Teacher
26
Hmm Manis Senyumnya
27
Pembunuh!!
28
Leo
29
Teror Kembali Datang
30
Hapsari Cemburu
31
Jangan Ambil Mars!
32
Kepribadian Selena
33
Bukan Urusan Ku
34
Teror Yang Terus Terulang
35
Pilihan Yang Sulit Untuk Dira
36
Perjanjian 7 Hari
37
Aku Bukan Dia
38
Hapsari Arwah Bucin
39
Kebencian Leo
40
Kunti Kelaparan
41
Tabrak Lari
42
Hans?
43
Luka Seorang Ibu
44
Pura-pura Amnesia
45
Pawang Segalanya
46
DI DERA CEMBURU BUTA
47
INGATAN ITU KEMBALI
48
IDENTITAS PEMBUNUH HAPSARI
49
Dika di lema
50
Cinta Dan Cemburu
51
Dendam Hapsari
52
Karma Obsesi Ardan
53
KEMBALI TERSANDERA ARWAH
54
EGO YANG KEJAM
55
KU BUAT KAU CEMBURU
56
PERTEMPURAN DUA ARWAH
57
PEMILIK MATA ARWAH
58
AMARAH DIKA
59
Rencana Biadab Ratu Drama
60
KEPUTUSAN YANG SULIT
61
HAPSARI TERPERANGKAP
62
Jebakan Leo
63
Nyawa Di ujung Besi
64
TEROR DI MALAM SUNYI
65
Dada penenang Hati
66
Akhir Sang Jagal
67
TEROR DI BALIK KEMATIAN
68
PUNCAK BALAS DENDAM
69
Malam Ketakutan Selena
70
TEROR YANG MASIH BERLANJUT
71
PERASAAN YANG MULAI TERUNGKAP
72
MOTIF SELENA MULAI TERKUAK
73
TEROR DI RUMAH SAKIT
74
AKHIR HIDUP SANG PEMBUNUH
75
Tak Ada Tempat Untuk Sembunyi
76
Pak Mamat
77
Jebakan Untuk Pak Mamat
78
Jauhi Mars
79
Kecewa
80
Keinginan Terakhir
81
Rasa Yang Hilang
82
Good Bye My Lovely
83
Thanks And Sorry
84
Kepergian, Rahasia Dan Pengorbanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!