..."Sejak gue ketemu lu, mood gue jungkir balik "...
...~Dika~...
LIKE JADIIN FAVORITE KAKAK 🙏
...~~~~~~...
Arwah hapsari menatap tajam ke arah Dira, bulu kuduk Dira berdiri tengkuknya merinding menjalar hingga ke telinga. Dira menatap Andika dengan wajah setengah pucat
"Kenapa lu liat gue kek lu liat hantu?" tanya Dika kesal mendapat tatapan seperti itu dari Dira.
Dira langsung menundukkan kepalanya entah dia bingung harus menjawab apa. Dira menengadahkan kembali wajahnya menatap Dika, Dira melirik ke kiri wajah Hapsari yang berlumuran darah terlihat menatapnya tajam.
"Harus kuat, Astaghfirullah harus kuat Allahu Akbar Ya Allah lindungi Dira," batin Dira.
"Minggir lu, gue mau lewat!" bentak Dika.
Dira bergeser ke samping dua langkah memberi jalan kepada Dika. Dika berjalan meninggalkan Dira menuju ke kelasnya. Dira menutup mata kirinya dengan rambut dan satu tangannya dengan begitu dia tidak melihat arwah Hapsari.
"Ruang guru, mana ya?" batin Dira matanya awas memeriksa setiap ruang yang dilewati sampai berada di ujung ruang gedung sekolah salah satu blok.
"Ruang guru, syukurlah akhirnya ketemu," gumam Dira pada diri sendiri dengan senyum tipis.
"Assalamu'alaikum, maaf bapak ibu saya Dira murid baru." sapa Dira sambil memperkenalkan diri.
Salah satu guru pria berdiri berjalan menghampiri Dira.
"Kamu murid pindahan dari SMU Kumbang?" tanya pak guru itu.
"Iya Pak, saya Andira," jawab Dira.
"Saya Syarifuddin, panggil saya pak Syarif," ucap pak Syarif.
"Iya pak Syarif," sahut Dira.
"Kamu lagi sakit mata Ya Dira?" tanya pak syarif heran melihat Dira menutup mata kirinya.
"Oh ini pak, iya lagi sakit mata saya sebelah kiri pak," jawab Dira terpaksa berbohong.
"Ya udah ayo ikut saya ke kelas kamu." ajak pak Syarif.
"Baik Pak, terimakasih." sahut Dira berjalan mengikuti Pak Syarif di belakangnya.
Sepanjang melangkahkan kaki mengikuti Pak Syarif, Dira terus menutup mata kirinya.
RUANG KELAS
XII IPS 2
Plang yang cukup jelas tergantung diatas pintu masuk kelas, dari luar suara kelas seperti pasar hiruk pikuk.
Ceklek.
"Kembali ke bangku masing-masing." perintah dengan suara barito datar tapi mampu membuat seisi kelas sepi dan tertib.
"Pagi semua." Pak Syarif menyapa dengan suara khas Barito nya.
"Kamu kesini." perintah pak Sarif kepada Dira untuk mendekat ke arahnya
"Perkenalkan dirimu pada teman-temanmu, Oh ya ini teman baru kalian. Baru pindahan Bapak harap kalian bisa berteman dengannya," kata Pak Syarif.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh perkenalkan nama saya Andira kalian bisa Panggil Dira pindahan dari SMU kumbang salken semua," sapa Dira pada teman-teman baru nya.
"Kamu kembaran sacred Riana ya," canda salah satu siswa cowok yang duduk di dekat jendela Barisan bangku paling kanan
"Kalau Riana bawa boneka, nah kalo yang ini bawa apa?" saut anak cowok berambut keriting berhidung dalam negeri alias pesek.
"Bawa lu pesok, buat jadi tumbal perjaka pesek hahaha," gurau siswa yang bertubuh tinggi bahkan dia duduk saja masih keliatan sama tinggi dengan pak Syarif yang berdiri.
Semua siswa tak bisa menahan tawa mereka, kelas menjadi riuh.
"Wuih, si tangga kalau ngomong gak pernah salah. Bisa ae lu wkwk," timpal cowok lumayan ganteng berambut ala idol Korea.
"Woi! bisa diam gak sih kalian, brisik tau!" teriak Dika yang duduk di barisan bangku no 2 dari belakang dekat lemari.
Seketika suasana ruangan sepi semua diam.
"Dira, kamu duduk di bangku paling belakang, nggak papa kan?" kata Pak Syarif menunjuk salah satu bangku tepat di belakang Dika yang kosong.
Dira mengangguk dan berjalan ke tempat bangku yang ditunjuk. Baru 4 langkah.
"Rob, pindah tempat lu belakang Gue!" perintah Dika kepada si kriting yang dipanggil Robi.
"Kenapa mesti Gue sih Bos, yang lain aja lah. Nyerah Gue kalau duduk di situ, horor tuh bangku." tolak Robi.
"Cowok apa cewek lu! ama bangku aja takut. Besok lu sekolah pakai daster! Gung Lu aja yang duduk di sini!" perintah Dika menatap tajam ke arah si Jangkung yang dipanggil Agung.
"Sorry bro gue nyerah mending lu pukul 100 kali daripada Gue disuruh duduk di situ," kata Agung sambil mengangkat kedua tangannya ke atas.
"Hans! jangan bilang Lu nolak juga!" Dika mendelik ke arah si wajah Idol dan hanya dijawab dengan gelengan kepala.
"Kalian siapapun yang duduk di bangku belakang Gue, Gue bakal kasih uang satu juta saat ini juga!" tantang Dika yang tak ada satu siswa pun meresponnya
'Bangku pojokan horor' itulah stampel yang diberikan para setiap siswa pada bangku yang berada tepat di belakang Dika yang letaknya paling pojok dekat lemari.
Entah mengapa hampir setiap siswa yang duduk di bangku itu selalu kesurupan, bukan sekali atau dua kali kesurupan tapi hampir setiap hari. Sehingga membuat bangku itu terkesan horor, bahkan pernah ada salah satu siswa yang hampir bunuh diri karena kesurupan dengan mengiris nadinya sendiri.
"Kalian semua emang pengecut! cemen semua!" ejek Dika yang nggak dapat tanggapan apapun dari murid satu kelas.
Dira berjalan menuju Bangku Kosong itu dia tidak mempedulikan apapun perkataan Dika
"Mau apa lu!" bentak Dika saat melihat Dira menarik kursi kosong di belakangnya
"Gue mau duduk sini." jawab Dira datar dan mendudukkan bokongnya di atas kursi
"Siapa suruh lo duduk di situ! pindah!" ketus Dika dengan tatapan tajam kearah Dira
"Kenapa nggak boleh duduk di sini? Gue masuk sekolah ini bayar seperti yang lain, dan Gue punya hak untuk duduk di mana saja bangku Kosong yang Gue suka dan Gue suka bangku ini," jawab Dira datar tidak mau kalah.
Dika terdiam tak bisa menjawab ada benarnya apa yang dikatakan Dira walaupun sebetulnya Dika tidak menyukai Dira sejak pertama kali bertemu.
"Sudah cukup kalian jangan bertengkar kita akan mulai jam pelajaran," kata Pak Syarif.
"Bomat!" kata Dika berdiri dari kursi nya berjalan keluar kelas.
"Andika kamu mau ke mana?" tanya Pak Syarif.
"Toilet! Bapak mau bareng?" jawab Dika cuek melenggang pergi keluar dari kelas.
"Itu anak kapan berubah."gumam Pak Syarif.
"Ayo sekarang keluarkan buku pelajaran kalian kita mulai pelajaran ekonomi bab 2 buka halaman 47 masih tentang dasar akutansi," perintah Pak Syarif.
Para siswa mulai mengeluarkan bukunya dan mulai mengikuti pelajaran, Dira mulai merasakan hawa dingin di tengkuknya seperti ada yang meniup.
"Mulai lagi, dia datang," gumam Dira lirih.
"Yaaaa, gue datang, aaagggrrr" terdengar suara mendesah seperti orang kesakitan di telinga Dira.
Dira mencoba mengatur nafasnya, duduk Dira mulai gelisah. Rambut yang menutupi mata kirinya masih bisa memandang walaupun agak samar.
"Allahu Akbar, La haula wala quwwata illa Billah." Dira mulai komat-kamit membaca doa
Dila merasa kakinya ada tangan yang menggerayangi. Dira berusaha untuk tenang, sepertinya arwah Hapsari yang tadi Dira lihat di gedung tua dekat perpustakaan mengikutinya sampai dalam kelas.
"Diraaa... Diraaa... tolonggggg!" suara dengan ******* jelas terdengar di telinga Dira datang dari arah kolong meja.
Dira mencoba untuk tidak melihat ke bawah kolong meja, tapi aliran darah dalam tubuhnya yang sudah mulai diliputi rasa takut membuat dia penasaran untuk melihat ada sosok arwah apa di bawah kolong mejanya.
Dan begitu dia menundukkan kepalanya di bawah kolong meja
"
"Aaaaaaaa!!" teriak Dira membuat seisi kelas kaget dan menengok ke arahnya.
...😱😱😱😱...
Teror telah mulai menghantui Dira. Apakah Dira akan mengikuti keinginan arwah Hapsari yuk ikutin episode berikutnya Mata Kedua Dira jangan lupa tinggalkan jejak like comment dan vote nya.
Terima kasih juga untuk semua vote dan gif like nya juga yang sudah Kakak berikan pada novel ini 🙏🙏🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
ketar ketir lihat visual nyaa
2024-11-10
0
FiaNasa
kaget pas lihat Hapsari dibawah kolong meja
2024-08-04
2
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
gak enak juga ya kalau Indigo seperti itu. pasti yang di lihat yang serem serem
2024-07-24
0