..."Ragaku mungkin mati tapi cintaku padamu tak akan pernah mati."...
...~Hapsari~...
LIKE FAVORIT KAKAK JANGAN LUPA
...~~~~~~~~~...
Mata Dira menatap Sayu ke arah Dika sementara Dika membalas menatap tajam dengan mata tergenang.
"Mine!" panggil Dika sambil menuruni tangga dengan tergesa-gesa hingga dia hampir terjungkal.
Mine panggilan kesayangan yang selalu diucapkan Dika kala memanggil Hapsari.
"SIAPA LU! KENAPA LU TAU PUISI ITU? JAWAB!!" teriak Dika sambil mengguncang-guncangkan kedua bahu Dira saat itu lah arwah Hapsari tiba-tiba terpental keluar dari tubuh Dira.
Dira terlihat shock saat mendapat perlakuan seperti itu dari Dika mulutnya tidak bisa bicara tubuhnya pun tidak bisa bergerak. Nisa yang menyaksikan kejadian itu terlihat panik. Dia mencekal lengan Dika dan menepisnya dengan kasar.
"Gila Lo! Apa yang Lu lakukan sama Dira!" bentak Nisa marah mata merahnya melotot ke arah Dika.
"JAWAB SIAPA LO!" sekali lagi Dika teriak seperti orang kesetanan.
Teriakan Dika yang kedua membuat Dira terhuyung dan tubuhnya lemas seketika hingga terjatuh di lantai.
"DIRA!!" teriak Nisa kaget melihat Dira yang tak sadarkan diri.
"Dira bangun!" Nisa menepuk pipi Dira untuk membangunkan nya.
Dika seperti orang linglung melihat Dira pingsan.
"Nisa itu teman kamu kenapa? dia pingsan?" tanya pak Syarif yang kebetulan lewat.
"Iya Pak! tolong bantu Pak bawa ke UKS." jawab Nisa panik.
"Dika! Bantu bapak! Jangan bengong aja!" bentak Pak Syarif sambil menepuk pundak Dika.
Suara bentakan dan tepukan Pak Syarif seperti menyadarkan Dika. Wajah Dika terlihat kaget saat dia melihat ke bawah, tubuh Dira sudah tergeletak di lantai tepat di depan kakinya dan Pak Sari Pun sudah membungkukkan tubuhnya untuk mengangkat bagian atas tubuh Dira.
"Dika! kamu angkat itu kakinya jangan diam saja!" bentak pak Syarif lagi.
Dika pun lalu mengangkat kedua kaki Dira dan mereka berdua bergegas membawa Dira ke UKS, dibelakangnya Nisa mengekor dengan wajah khawatir.
Begitu sampai UKS petugas medis memberikan pertolongan untuk membuat Dira kembali sadar, tubuh Dira yang dingin dibaluri minyak kayu putih di sekujur kaki, tangan dan juga lehernya. Hidungnya diberi minyak kampak, tak berapa lama kemudian Dira pun siuman.
Sementara di luar ruang UKS Dika mondar-mandir terlihat sekali seperti Sedang berpikir keras.
"Siapa dia, kenapa dia tau puisi itu? tidak ada seorangpun yang tahu puisi itu kecuali aku dan Mine." gumam Dika tak berhenti.
Rasa penasaran membuatnya tetap tak beranjak dari tempat nya, yang ada dipikiran Dika saat ini adalah ingin mencari tahu. Kenapa Dira bisa tahu tentang puisi itu, puisi yang hanya Hapsari dan dia yang tahu.
Untung Dika adalah pribadi yang Smart dan percaya diri. Kepercayaan dirinya yang sejati berbanding terbalik dengan kepercayaan diri yang palsu, yang sering dimunculkan oleh seseorang untuk menutupi kekhawatiran dalam dirinya. Dalam hal ini rasa khawatir hanya sesaat muncul karena dia mampu menguasai dirinya.
"Gue harus tau dari mana puisi itu dia dapatkan, kalau dia tahu puisi itu, mungkin cewek itu juga tau di mana keberadaan Mine saat ini." ucap Dika bersemangat seperti menemukan titik terang tentang apa yang dia cari selama ini.
"Mine, Gue yakin bakal nemuin Lo di manapun Lo berada saat ini." bisik Dika ada sinar yakin di matanya.
"Kamu sakit Yang?" Suara lembut milik Selena sambil mengusap lembut pundak Dika.
"Lena?" sahut Dika kaget hingga membuat degup jantung nya lebih cepat.
"Kok wajah kamu pucat Yang? kamu Beneran sakit ya." tanya Selena suaranya lirih penuh kecemasan.
"Enggak aku cuma-," Dika tergagap terlihat sekali dia gugup.
"Hmm." Selena menatap Dika serius menunggu apa yang akan dikatakan oleh Dika.
"Gak papa! Ayo kita kembali ke kelas, aku akan mengantarmu dulu ke kelas mu." ucap Dika meraih tangan Selena dan menggenggamnya.
Selena menatap tangannya yang ada dalam genggaman tangan Dika, ada senyum yang mengembang di bibir manisnya.
"Thanks you." setengah berbisik Selena mengucapkan sambil memandang dengan tatapan Sayu ke arah Dika,
"Buat?" Dika bertanya sambil mengerutkan dahinya.
"Selalu menggenggam tanganku." suara lembut dan manja Selena membuat Dika mengukir senyum di bibirnya.
"Suka?" Dika bertanya sambil mengusap pucuk kepala Selena dan mengacak nya penuh sayang.
Selena tersenyum dan mengangguk.
Beberapa siswi yang kebetulan sedang berolahraga di lapangan melihat keuwuan mereka menanggapi dengan berbagai reaksi berbeda.
"Sok pamer kemesraan dah kek seleb aja ampe gak kenal tempat," ucap seorang siswi nyinyir.
"Iri? Bilang dong jan nyinyir." skak temannya mencibir.
"Cuih! Gak ada Gue iri ma yang kek gituan." ucap siswa nyinyir membalas temannya.
"Huuuu." sahut siswi lain bersamaan dah mirip padus(paduan suara)
"Duh berasa lihat song couple saat masih gandengan." ucap Sisil Anak kelas 10 yang terpesona dengan kemesraan dua pasangan yang sepadan.
"Mereka yang mesra kenape Gue yang ser seran," celetuk Lia teman Sisil.
Siswa nyinyir yang bernama Desy berjalan menyingkir dari teman- temannya, dia duduk di bawah pohon beringin yang ada di salah satu sudut lapangan sekolah. Dia menyandarkan tubuhnya di batang pohon beringin yang besar dan penuh dengan akar gantung.
"Sok bahagia! Sok sweet! Dasar munafik!" Desi menggerutu.
Matanya terus menatap tajam mengikuti arah Dika dan Selena yang berjalan sambil bergandengan tangan dan saling melempar tawa canda.
"Cuih! Kapan Gue bahagia kek gitu." keluh Desi sambil memejamkan matanya.
Arwah Hapsari mengamati gerak gerik Desi dan juga mendengar semua keluh kesah kebenciannya kepada pasangan Dika dan Selena dari atas pohon.
"Ada yang bisa buat mainan." decak arwah Hapsari.
Arwah itu melayang turun dan beberapa saat kemudian
Blusss
Tubuh Desi menggelinjang dan seketika wajahnya berubah bola matanya putih menatap ke atas.
Desi bangkit dari duduknya berjalan lurus ke depan dengan tatapan mata membulat putih ke arah Dika dan Selena. Jari-jari tangannya merenggang seperti hendak mencakar, langkah Desi semakin cepat dan seperti hendak berlari mengejar.
"Lo gak boleh sentuh Mars!" suara Desi mendesis.
Jarak Desi dengan Dika dan Selena semakin dekat, langkahnya semakin dipercepat. Tubuh Desi sudah dirasuki oleh arwah Hapsari kontrol tubuhnya arwah Hapsari yang pegang kendali maka dengan sekonyong-konyong kedua tangan Desi menjambak rambut Selena yang dikuncir satu.
"AAAAA!" teriak Selena kesakitan sekaligus terkejut.
Begitu juga halnya Dika, dia sangat terkejut dengan perilaku tiba-tiba Desi yang melakukan penganiayaan kepada Selena. Desi Tidak cuma menjambak sekarang dia mencakar wajah Selena.
Selena berusaha untuk melindungi wajahnya Dika sendiri berusaha melepaskan pegangan kuat dan cakaran tangan Desi di rambut Dan juga wajah Selena.
Suasana berubah menjadi panik beberapa siswa yang ada di lapangan berlari berdatangan ke arah mereka bertiga begitu juga murid yang ada di dalam kelas dan beberapa orang guru.
"LO GAK BOLEH SENTUH MARS!" teriak Desi yang kerasukan arwah Hapsari.
"MINE!" Dika kembali dibuat tersentak dan memanggil nama kesayangan untuk Hapsari.
"MINEEE!" teriakan Dika seketika membuat Desi melepaskan tangan yang menjambak dan juga mencakar Selena.
Selena yang masih tampak ketakutan pun tercengang melihat ke arah Dika yang memanggil nama kesayangan Hapsari Selena tahu itu adalah panggilan khusus yang diberikan Dika kepada Hapsari.
"SIAPA LOOO!!" bentak Dika sambil mengguncang bahu Desi dan saat tangan Dika menyentuh tubuh Desi.
Blusss.
Arwah Hapsari keluar dari tubuh Desi.
😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱😱
Bagaimana reaksi Dika selanjutnya.
Apakah dia akan semakin penasaran dengan kejadian yang selalu berkaitan dengan Hapsari?
Yuk ikuti episode selanjutnya Titipan Mata Arwah
Terima kasih untuk like gif vote serta komentarnya .
Semoga cerita horor ini benar-benar menjadi cinta horor yang memacu Adrenalin pembaca🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
kejadian apa yg membuat Hapsari sprti itu !!!
2024-11-10
0
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
apa desi mengetahui sesuatu 🤔🤔🤔
2024-07-31
1
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
belum sadar dika kalau dira kesurupan
2024-07-31
0