Hantu Perpustakaan

BUK.

Tubuh Dira menabrak dada Dika dia langsung saja mendekap dada itu menyembunyikan wajahnya dengan tubuh masih terlihat gemetar.

"Rese! Kenapa dia lagi." batin Dika saat melihat Siapa yang baru keluar dari toilet cewek yang terkunci.

"Hantu itu nyakitin Gue, bukan hanya menakuti Gue. To-long Gue!" dengan suara gemetar Dira minta pertolongan tanpa melihat siapa orang yang sudah menolongnya.

"Lepasin pelukan Lo! Nggak ada hantu yang mau nyakitin Lo," suara bass Dika menyadarkan Dira untuk melepaskan pelukannya.

"Maaf," satu patah kata yang keluar dari mulut Dira sebelum dia berlari meninggalkan Dika dengan perasaan malu.

"Astagfirullah! Kenapa dia lagi sih yang harus nolongin Gua. Emang gak ada apa ya Allah orang lain selain dia," gumam Dira sambil memukul-mukul kepalanya.

TEEEETTTTT

Saat Dira hendak kembali ke kantin, bel tanda usai istirahat kedua terdengar. Dira memutuskan untuk kembali ke kelas.

"Lu ngeluarin apaan sih beb lama amat di toilet, nggak takut apa tuh kalau toilet itu sarang hantu?" tanya Nisa penasaran.

"Gue tadi habis di ganggu sama arwah Hapsari," bisik Dira pelan di telinga Nisa tapi membuat mata Nisa terbelalak.

"HAPSARI?" teriak Nisa memandang tajam ke arah Dira dan memancing perhatian seluruh kelas memandang ke arah mereka berdua.

Dika yang sedang asik dengan hp-nya juga terkejut begitu mendengar nama Hapsari disebut. Dika langsung menoleh ke belakang melihat ke arah dua cewek yang bikin heboh di kelas.

"Sssttt!" Dira membekap mulut Nisa dengan tangan kanannya.

"Ck! Bisa nggak sih Lu gak teriak!" decak Dira kesal.

"Apa yang sedang kalian bahas, kenapa Lu sebut nama itu!" hardik Dika tiba-tiba sudah membalikkan badannya ke belakang menatap Dira dan Nisa bergantian.

"Gue balik dulu ah ke bangku Gue, horor di sini." celutuk Nisa.

Dira seakan sedang ditinggal kabur komplotannya, seperti maling yang tertangkap basah oleh Dika.

"Apa yang kalian bahas?' Dika menatap tajam, matanya seperti pisau pedang ke arah manik mata Dira.

Diam sejenak itulah yang Dira lakukan.

"Hah?" Dira pura-pura tidak mengerti maksud pertanyaan Dika.

Terlihat sekali Dika tampak kesal tapi dia tidak ingin ada keributan di kelas.

"Ikut Gue," Dika menarik tangan Dira kasar.

"Aaww!" pekik Dira.

"Dika!' bentak Pak Alif guru PAI BP

Dika menoleh ke arah sumber suara tanpa melepaskan tangan Dira. Dira menarik tangannya dan membuat Dika sadar lalu melepaskan cekalannya. Semua siswa yang ada di kelas menatap keduanya dengan heran.

"Duduk kalian berdua di tempat masing-masing!" perintah Pak Alif.

"Kita mulai pelajaran PAI bab toleransi beragama di Indonesia.

"Sssttt, Bos emang ada masalah apa ma scared?" Robi menoleh ke belakang sambil menundukkan kepala di atas meja.

Dika acuh tak merespon. Robi gemes merasa diacuhkan.

"Awas ya Lo Dik, Gue bikin Lo ampe lari terbirit-birit baru nyaho lu," Robi secara sembunyi mengirimkan pesan gambar kepada Dika.

Ting.

Dika acuh tak merespon.

Ting.

Ting

Ting.

Saat pesan ke empat Dika baru membuka hpnya dan melihat isi pesan seketika Dika menjerit dan melempar hp-nya di lantai.

"Aaaaa! Bang ke lu!" teriak Dika histeris sambil ngegeplak kepala Robi.

"Hahaha," Robby tertawa ngakak sementara siswa yang lain termasuk Dira menatap heran Ada apa sebetulnya.

"DIKA, ROBI kalian berdua keluar dari jam mata pelajaran saya!" usir Pak Alif dengan mata mendelik menatap duanya.

"Ambil HP Gue dan hapus pesan dari Lu bego!" Dika melotot ke arah Robi dengan mata tajamnya membuat Robi bergidik.

"Sorry Bro Gue cuma bercanda," Robi memungut HP Dika dan hendak menghapus pesan darinya saat tiba-tiba Pak Alif merebut HP dari tangan Robin dan melihat gambar..

"Apa ini? ini cuma Gambar-,"

"Please Pak! Itu privasi saya tolong jangan sebut!" potong Dika sambil menatap ke arah Pak Alif.

"Dika phobia dengan gambar itu Pak!" ucap Robi merasa bersalah.

"Kalau begitu kamu yang keluar dari jam pelajaran saya Robi!" Pak Alif melotot ke arah Robi.

Robi pergi keluar dari kelas dengan santai nya terlihat sekali dia menikmati hukuman dari Pak Alif.

"Dasar kang madol." celetuk Agung.

"Siapa pun yang absen untuk jam pelajaran PAI BP jangan harap lulus tahun ini!" kata Pak Alif meninggikan suaranya membuat Robi menghentikan langkahnya tepat di pintu kelas

Robi membalikkan badan dan langsung berlari dan berlutut sambil memegang kedua kaki Pak Alif.

"Pak, tolong ganti hukuman saya dengan yang lain. Please Pak. Gak mungkin saya gak lulus, bisa satu kelas saya sama adek saya Pak hiks hiks hiks," rengek Robi.

"Huuuuhhhh, cengeng cimen kribo!" suara teman-temannya mentertawakan Robi.

"Pak tolong ya, please kasih saya hukuman apa saja. Please please please," Robi terus memohon sambil mentangkepkan Kedua telapak tangannya di depan dada dan sesekali dia mencium telapak tangan kanan Pak Alif.

"Hah! Kamu ini suka jahil. Tapi cengeng, ya sudah bapak ganti hukumannya buat kamu. Kamu bersihin gudang di perpustakaan dan kamu rapikan buku-bukunya sekarang. Nanti setelah mapel bapak akan periksa ke sana!" perintah Pak Alif membuat Robi bisa tersenyum lega.

"Makasih Pak makasih makasih," berulang kali Robi mengucapkan terima kasih sambil mencium telapak punggung tangan Pak Alif.

Robi lalu bergegas pergi ke gudang perpustakaan, gudang itu terletak tepat di sebelah makam kuburan Cina.

"Kalau tadi bukan taruhannya kelulusan, nggak bakal Gue mau dihukum kayak gini," gerutu Robi saat membuka pintu gudang perpustakaan.

Begitu pintu dibuka terpampang pemandangan di depan mata Robi gudang yang sangat kotor penuh dengan sarang laba-laba yang bergelantung di setiap pojok dinding dan juga berdebu.

"Uhuk uhuk uhuk." debu halus yang yang langsung masuk ke hidung Robin membuatnya terbatuk lalu dia mengambil masker di kantong celananya.

"Hiiii.. hiks hiks hiks... ,"

"Kek ada yang nangis," gumam Robi matanya memeriksa gudang perpustakaan

"Mungkin dari perpustakaan," gumam.

Karena rasa penasaran Robi mulai berjalan masuk ke dalam perpustakaan, suasana hening bahkan petugas jaga pun tidak ada.

"Siapa yang nangis jam pelajaran gini," Robi bergumam sambil terus menyusuri lorong yang dibatasi dinding rak buku setinggi 3 meter.

Wuuussss

Angin dingin tiba-tiba bertiup membuat bulu kuduk Robi berdiri.

"Kok tiba-tiba perasaan Gue horor gini ya,"

Robi mulai gelisah keringat dingin mulai keluar di telapak tangannya, tapi rasa penasaran terus membuatnya menyusuri lorong perpustakaan.

"Tolooong...,"

Samar-samar telinga Robi menangkap suara perempuan minta tolong.

"Aduh ada yang minta tolong, Gue tolong gak ya," ucap Robi dengan mata mengitari setiap celah lorong ruang perpustakaan yang lampunya sedang di matikan karena jam pelajaran.

"Hiiiiii...hiks hiks hiks," tangis kembali terdengar tapi kali ini tangisan itu membuat telinga Robi terasa ngilu.

"Itu tangisan bikin hati Gue teriris rasanya sakit banget sih." kembali Robi bergumam sambil menutup kedua telinganya dengan dua jari telunjuknya

Robi berjalan menyusuri lorong perpustakaan hingga tepat di salah satu Ujung lorong dan dia melihat pemandangan yang sama sekali di luar dugaannya.

"Aaaaaaa...!" Robi teriak sekuat tenaga dan berbalik badan untuk lari keluar dari perpustakaan.

Buuk!

Robi jatuh kakinya tersangkut sebuah kotak kardus tempat buku yang belum sempat tersusun.

"TOLOOONNGGG!"

Robi berusaha bangun tapi sepertinya kakinya ada yang menarik dan menahan, dia tidak bisa menggerakkan kakinya, dia berusaha merangkak sesekali dia menoleh ke belakang dan sosok itu semakin dekat menghampirinya.

...😱😱😱😱😱😱😱...

Apa yang terjadi selanjutnya. Apakah Robby bisa lolos dari hantu perpustakaan dan apakah hantu itu Hapsari atau ada hantu lain

ikuti Episode berapa berikutnya titipan mata arwah

Terima kasih untuk semua like comment gift dan vote nya kakak🙏🤗

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ya ampun Robi jahil bangett sih km

2024-11-10

0

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

kelakuan Robi, eneng eneng ae

2024-07-25

0

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌

wkwkwk fobia kok sama rambutan, ehhh artis siapa yang fobia sama rambutan ya

2024-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 Gara-gara Lupa Softlens
2 Satu Kelas
3 Rahasia Bangku Kosong
4 Permulaan Teror
5 Hantu Perpustakaan
6 Pinjamkan Tubuhmu
7 Masuknya Arwah Hapsari Ke Tubuh Dira
8 Di Hukum
9 Dandelion
10 MINE MARS
11 Kita Beda Alam
12 Ini Bukan Mimpi Mars
13 Petunjuk Yang Hilang
14 Bolos
15 Raga Itu Bukan Milikku.
16 Ngambek
17 Putus
18 Siapa Pemilik Suara Barito
19 Shock
20 Ratu Sekolah Bikin Heboh
21 Putus Pelan-pelan.
22 Deal, Dika dan Dira
23 Jangan Nangis
24 Ketemunya Barang Bukti
25 The Killer Teacher
26 Hmm Manis Senyumnya
27 Pembunuh!!
28 Leo
29 Teror Kembali Datang
30 Hapsari Cemburu
31 Jangan Ambil Mars!
32 Kepribadian Selena
33 Bukan Urusan Ku
34 Teror Yang Terus Terulang
35 Pilihan Yang Sulit Untuk Dira
36 Perjanjian 7 Hari
37 Aku Bukan Dia
38 Hapsari Arwah Bucin
39 Kebencian Leo
40 Kunti Kelaparan
41 Tabrak Lari
42 Hans?
43 Luka Seorang Ibu
44 Pura-pura Amnesia
45 Pawang Segalanya
46 DI DERA CEMBURU BUTA
47 INGATAN ITU KEMBALI
48 IDENTITAS PEMBUNUH HAPSARI
49 Dika di lema
50 Cinta Dan Cemburu
51 Dendam Hapsari
52 Karma Obsesi Ardan
53 KEMBALI TERSANDERA ARWAH
54 EGO YANG KEJAM
55 KU BUAT KAU CEMBURU
56 PERTEMPURAN DUA ARWAH
57 PEMILIK MATA ARWAH
58 AMARAH DIKA
59 Rencana Biadab Ratu Drama
60 KEPUTUSAN YANG SULIT
61 HAPSARI TERPERANGKAP
62 Jebakan Leo
63 Nyawa Di ujung Besi
64 TEROR DI MALAM SUNYI
65 Dada penenang Hati
66 Akhir Sang Jagal
67 TEROR DI BALIK KEMATIAN
68 PUNCAK BALAS DENDAM
69 Malam Ketakutan Selena
70 TEROR YANG MASIH BERLANJUT
71 PERASAAN YANG MULAI TERUNGKAP
72 MOTIF SELENA MULAI TERKUAK
73 TEROR DI RUMAH SAKIT
74 AKHIR HIDUP SANG PEMBUNUH
75 Tak Ada Tempat Untuk Sembunyi
76 Pak Mamat
77 Jebakan Untuk Pak Mamat
78 Jauhi Mars
79 Kecewa
80 Keinginan Terakhir
81 Rasa Yang Hilang
82 Good Bye My Lovely
83 Thanks And Sorry
84 Kepergian, Rahasia Dan Pengorbanan
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Gara-gara Lupa Softlens
2
Satu Kelas
3
Rahasia Bangku Kosong
4
Permulaan Teror
5
Hantu Perpustakaan
6
Pinjamkan Tubuhmu
7
Masuknya Arwah Hapsari Ke Tubuh Dira
8
Di Hukum
9
Dandelion
10
MINE MARS
11
Kita Beda Alam
12
Ini Bukan Mimpi Mars
13
Petunjuk Yang Hilang
14
Bolos
15
Raga Itu Bukan Milikku.
16
Ngambek
17
Putus
18
Siapa Pemilik Suara Barito
19
Shock
20
Ratu Sekolah Bikin Heboh
21
Putus Pelan-pelan.
22
Deal, Dika dan Dira
23
Jangan Nangis
24
Ketemunya Barang Bukti
25
The Killer Teacher
26
Hmm Manis Senyumnya
27
Pembunuh!!
28
Leo
29
Teror Kembali Datang
30
Hapsari Cemburu
31
Jangan Ambil Mars!
32
Kepribadian Selena
33
Bukan Urusan Ku
34
Teror Yang Terus Terulang
35
Pilihan Yang Sulit Untuk Dira
36
Perjanjian 7 Hari
37
Aku Bukan Dia
38
Hapsari Arwah Bucin
39
Kebencian Leo
40
Kunti Kelaparan
41
Tabrak Lari
42
Hans?
43
Luka Seorang Ibu
44
Pura-pura Amnesia
45
Pawang Segalanya
46
DI DERA CEMBURU BUTA
47
INGATAN ITU KEMBALI
48
IDENTITAS PEMBUNUH HAPSARI
49
Dika di lema
50
Cinta Dan Cemburu
51
Dendam Hapsari
52
Karma Obsesi Ardan
53
KEMBALI TERSANDERA ARWAH
54
EGO YANG KEJAM
55
KU BUAT KAU CEMBURU
56
PERTEMPURAN DUA ARWAH
57
PEMILIK MATA ARWAH
58
AMARAH DIKA
59
Rencana Biadab Ratu Drama
60
KEPUTUSAN YANG SULIT
61
HAPSARI TERPERANGKAP
62
Jebakan Leo
63
Nyawa Di ujung Besi
64
TEROR DI MALAM SUNYI
65
Dada penenang Hati
66
Akhir Sang Jagal
67
TEROR DI BALIK KEMATIAN
68
PUNCAK BALAS DENDAM
69
Malam Ketakutan Selena
70
TEROR YANG MASIH BERLANJUT
71
PERASAAN YANG MULAI TERUNGKAP
72
MOTIF SELENA MULAI TERKUAK
73
TEROR DI RUMAH SAKIT
74
AKHIR HIDUP SANG PEMBUNUH
75
Tak Ada Tempat Untuk Sembunyi
76
Pak Mamat
77
Jebakan Untuk Pak Mamat
78
Jauhi Mars
79
Kecewa
80
Keinginan Terakhir
81
Rasa Yang Hilang
82
Good Bye My Lovely
83
Thanks And Sorry
84
Kepergian, Rahasia Dan Pengorbanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!