Di kediaman Kley.
Adrian Kley, Sir.Afik, Lani, Sir. Yudan Dan Nazyela sedang mengadakan rapat. Mereka membahas rival yang baru-baru ini muncul dan mulai berusaha menjatuhkan usaha bangsawan Kley. Ruangan terasa panas karena luapan-luapan emosi dari para asisten yang melaporkan hasil monitoring mereka. Wajah-wajah yang terlihat kesal itu membacakan lembar demi lembar laporan yang telah mereka rangkum.
Adrian dan Nazyela mendengarkan dengan seksama. Kedua anak-anak tuan Histon bersikap tenang dan santai. Namun berbeda halnya dengan para asisten mereka.
"Tuan mereka sungguh keterlaluan. Mereka seenaknya memotong jalur perdagangan kita.
Bahkan mereka juga membuka toko yang sama dengan kita"
Ujar Sir. Yudan
"Mereka juga meniru bisnis nona, mereka membangun Resort di kota yang sama di pelabuhan"
Lani menimpali.
"Kau sudah tahu siapa mereka?"
Tanya Adrian penasaran.
"Mereka dari Keluarga Shaden tuan... "
Sir. Yudan terlihat sangat geram terhadap rival itu.
Hah... nggak dunia sana nggak dunia sini, pasti begini masalahnya kalau soal usaha. Udah pasti banyak yang niru, apalagi jika dilihat usaha itu berhasil
"Apa mereka juga mendapatkan sumber bahan dari produsen yang sama?"
"Tidak semua nona, ada juga yang tidak mau bekerja sama dengan mereka. Mungkin karena harga di bawah rata-rata yang kita tawarkan"
Sir. Afik menjawab pertanyaan nonanya.
Terlintas dikepala Nazyela manajemen pemasaran yang ia ketahui didunia sebelumnya.
Sepertinya aku bisa memakai strategi pemasaran itu.
"Kak bagaimana kalau kita memberi kupon pada pelanggan"
Saran Nazyela mencoba membantu.
"Kupon??"
Adrian terlihat bingung atas saran adiknya. Pasalnya baru kali ini ia mendengar kata kupon.
"Jadi begini.., kita buat kupon belanja. Benda itu terbuat dari kertas mirip seperti kertas undangan. Namun tertera waktu dan jumlah pembelian. Setiap pelanggan yang membeli lebih dari 5 barang yang sama dengan ketentuan dari harga barang itu akan kita berikan 1 kupon untuk barang yang lain. Dan kupon itu di cap dengan segel toko untuk ditukarkan kembali. Serta vocher belanja untuk mereka yang belanja di atas 1000 sena. Lalu batasi waktu pengguna kupon itu untuk memberikan efek agar pelanggan terus berbelanja ditempat kita"
"Sepertinya lumayan bagus. Tapi apakah kita tidak rugi?"
"Tidak kak.5 Barang yang ia beli akan kita kasih kupon untuk barang dengan harga yang lebih rendah dari itu. Misalnya ia membeli payung yang seharga 100 sena sebanyak 5 payung maka kita akan mendapat 500sena dari pelanggan. Lalu kupon yang kita berikan bisa ia tukarkan untuk 1 buah saputangan seharga 20sena, atau barang yang lain yang harganya sama 20sena. Walau nilai barang itu kecil tapi bila didapat cuma-cuma akan meninggalkan kesan tersendiri yaitu rasa kepuasan dalam berbelanja itu sendiri. Begitu pula dengan vocher belanja"
Nggak sia - sia aku dulu gila belanja online ngejar vochernya. Ilmunya bisa aku terapkan disini. Hiihihi...
"Sepertinya dengan begitu kita akan lebih mudah mendatangkan pelanggan"
Ujar Sir. Afik terlihat wajah tegang dan kesalnya mulai terlihat tenang.
"Bagaimana bila mereka juga meniru strategi yang sama?"
"Pertanyaan yang bagus Sir. Yudan. Satu hal yang tetap harus kita jaga, pelayanan dan tentu saja kualitas. Pelayanan yang baik akan menciptakan kenyamanan bagi pelanggan. Jangan mudah tersulut emosi lalu jangan pernah meremehkan pelanggan, sekalipun tampilannya tidak meyakinkan tetap layani pelanggan. Kemudian jaga kualitas barang, tidak perlu mengganti barang dengan kualitas rendah hanya untuk mendapatkan sesuatu yang murah. Pelanggan yang tahu dan terbiasa akan kualitas tetap memilih untuk memakai barang yang berkualitas"
Penjelasan yang diberikan Nazyela cukup membuat Adrian tercengang. Tak disangka adiknya kian hari membuat ia takjub.
"Lalu nona bagaimana jika semua strategi yang kita gunakan, mereka juga menggunakan yang sama"
Nazyela menatap Sir. Afik yang telah melontarkan pertanyaan kepadanya. Gadis itu tersenyum.
"Yang terpenting kita sudah usaha. Selebihnya serahkan semua pada yang Maha kuasa"
Mendengar jawaban Nazyela semua yang hadir dirapat itu terlihat pasrah. Ada yang mengangguk-ngangguk ada juga yang memejamkan mata.
"Jika sudah kelewatan maka aku tidak akan tinggal diam. Baiklah rapat kita akhiri sampai disini"
Mereka pun membubarkan diri.
*****
Matahari yang nyaris saja tenggelam sore itu, meninggalkan sisa-sisa cahayanya berwarna jingga tua. Angin semilir yang menerpa wajah cantik seorang gadis yang sedang menikmati teh hangatnya. Menggerakkan gerai rambut yang menggelitik di pipi wajah gadis itu.
"Apa tidak ada kabar terbaru dari Rosi?"
"Belum nona. Sepertinya belum ada perkembangan apa-apa"
"Tapi aku mendengar rumor yang mengatakan kalau mereka melakukan renovasi besar-besaran terhadap kastil mereka"
Gadis itu mengingat apa yang dikatakan oleh beberapa orang yang sedang bergerumul walau samar-samar ketika ia berjalan-jalan di sebuah kota.
"Tetapi Rosi tidak mengatakan itu nona. Sepertinya memang hanya renovasi kastil dan mungkin itu tidak terlalu penting"
Ujar pelayan yang selalu setia mendampingi nonanya.
"Mungkin kau benar"
Sesaat hatinya merasa tenang. Mungkin yang ia dengar waktu itu memang salah karena hanya samar-samar.
Warna jingga berganti menjadi biru ke hitam-hitaman. Angin semakin kuat berhembus karena sore telah berganti malam. Gadis itu berdiri diantara hembusan angin.
"Maaf nona, sebaiknya nona kedalam anginnya berhembus terlalu kuat dan sepertinya akan turun hujan"
Gadis itu melangkahkan kaki memasuki pintu. Wajahnya yang jarang menampilkan senyum terkesan dingin.
*****
Sementara itu, angin semakin kencang berhembus. Kilat - kilat cahaya mulai menampakkan diri di iringi gemuruh guntur di kejauhan. Seorang laki-laki menutup sebuah buku ditangannya. Lembar-lembar kertas yang merupakan laporan-laporan menumpuk bagai gunung di meja kerjanya. Ada yang mengusik pikirannya beberapa hari ini. Kabar yang ia dapat dari asistennya beberapa hari lalu membuat ia penasaran akan sesuatu.
Ada pergerakan yang tidak kami ketahui. Kenapa mereka tiba-tiba merekrut banyak kesatria baru. Padahal selama ini mereka diam tanpa perlawanan. Sepertinya ada yang memicu mereka
"Tok... tok. tok...!!"
Suara ketukan pintu membuyarkan pikirannya.
"Boleh aku masuk?"
Tanpa menunggu jawaban seorang gadis masuk ke ruangan itu. Lelaki yang melihatnya masuk kembali membaca buku pegangannya.
Gadis itu berjalan mendekati pria itu sambil menyentuh buku-buku, dengan ujung jarinya. Dan berhenti di salah satu buku lalu mengambil buku itu. Ia membuka halaman pertama buku itu.
Lelaki yang sedari tadi tidak terlalu fokus membaca karena keberadaan gadis itu mulai merasa terusik.
"Cepat katakan apa keperluanmu lalu segera keluar dari ruangan ini?!"
Perintah sang lelaki.
Gadis yang mendengar perkataan lelaki itu terkekeh pelan. Namun ia tetap membalikkan halaman buku satu demi satu.
"Seperti biasa kau memang tidak sabaran Daniel Bolafra"
Gadis itu tersenyum sinis.
"Aku sedang sibuk dan tidak punya banyak waktu"
Pria itu menutup buku dan meletakkannya dimeja kerjanya. Ia pun duduk di kursi kerjanya.
"Ya... ya.. aku tahu kau orang yang sangat sibuk. Jadi aku katakan saja bahwa aku menaruh mata-mata di kediaman Kley"
Terlihat senyum puas di wajah gadis itu.
Namun pria itu hanya diam tanpa ekspresi.
Apa ini pemicu pergerakan mereka.Rupanya ada kejadian yang tidak aku ketahui Apa alasan dia melakukan itu. Dan sepertinya mata-mata itu sudah ketahuan.
"Sudah berapa lama?"
Tanya pria yang di panggil Daniel ini sambil menatap tajam gadis yang berada didepannya.
"Wah.. lihat ini, sepertinya kakakku Daniel mulai tertarik"
"Jika kau salah langkah kau akan tahu ayah akan bagaimana?!"
Daniel sedikit mengancam. Pasalnya ia kurang setuju atas tindakan gadis itu.
"Tenanglah.. sudah setahun lebih aku menempatkan orangku disana. Dan aku selalu memdapatkan informasi yang aku butuhkan"
"Apa kau tidak berpikir dia akan ketahuan?"
"Jika dia ketahuan sudah pasti dia tak bernyawa lagi. Atau dia akan berusaha kembali kesini"
Rasa percaya diri akan kata-katanya sendiri terlihat jelas di wajah angkuh gadis itu. Ia terlihat begitu tenang.
"Apa jika ia kembali kesini nyawanya masih selamat?"
Daniel melipat kedua tangannya didepan dada. Menatap reaksi sang gadis yang tak lain adalah Naila Bolafra adiknya.
Tiba-tiba hawa dinginnya malam terasa menusuk ditubuh langsing gadis itu. Naila terdiam mendengar kata-kata sang kakak. Ia menatap Daniel dan menggigit bibir bawahnya. Ruangan yang luas itu tiba-tiba terasa sempit hingga membuat sesak didada.
Daniel yang melihat reaksi adiknya yang seperti itu mulai yakin dengan perkiraannya sendiri. Ia hafal jika sang adik mengigit bibir bawahnya berarti ada keraguan dan kecemasan dalam diri gadis itu.
Naila melangkah keluar tanpa berkata sepatah katapun. Setelah berada diluar ia langsung cari pengikutnya.
"Nina!! Nina....!!!"
Wajah pucat dan tubuh yang bergetar berlari menghampiri setelah mendengar namanya diteriakan
"Iya nona. A.. a.. ada apa?"
Dengan napas yang tersengal-sengal pelayan itu memberanikan diri untuk bertanya.
"Cari kabar terbaru dari Rosi bagaimana keadaannya. Apapun caranya kau harus bisa!!"
Naila memberikan perintah. Terlihat wajah dinginnya penuh amarah dan tatapan mata membunuhnya membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri karena berpikir nyawa mana lagi yang akan melayang.
# Jangan lupa arahin jempol kamu untuk favorit❤️ kan novel aku karena favorit itu ga bayar ya guys 😉. Terus kalau udah selesai baca, like dan komen yang seru-seru oke... 😘
Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
Baca juga Cintai Aku Seikhlasmu , bagi yang suka kisah yang menyesakkan dada 😂.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
safaluna
lanjut
2022-02-03
2
Nyai💔
next
2021-12-25
2
⸙ᵍᵏ͢⍣Mode siderッ❥⃝❁Kᵝ⃟ᴸ
5
2021-12-08
1