Beberapa hari berlalu, pesta yang diadakan oleh raja sangatlah meriah. Para bangsawan tak henti-hentinya menceritakan acara itu walau telah berlalu 2 hari. Gosip-gosip pun bertebaran, dari mulai spekulasi sendiri kemudian menjadi berita simpang siur yang akhirnya tersebar kemana-mana.
"Jangan sampai berita ini didengar oleh nona. Mulut orang-orang itu sungguh kejam, tidak ingat batasannya. Kenapa bisa ada gosip tak masuk akal begini"
Lani terlihat kesal. Ia memerintahkan kepada beberapa teman-temannya untuk tidak membicarakan gosip yang beredar tentang nona muda mereka.
"Gosip apa yang kau maksud?"
Kemunculan Sir. Yukil secara tiba-tiba mengagetkan Lani. Lani menunduk hormat kepada pria itu karena Sir. Yukil memiliki jabatan dan status yang lebih tinggi darinya.
"Itu.... emm.... "
Terlihat Lani enggan mengatakan, wajahnya terlihat gusar dengan keringat yang mulai tampak di pelipis wajahnya.
"Apa aku sebaiknya menanyakan kepada pelayan yang lain?"
"Itu Sir...nona di gosipkan memiliki penyakit menular karena nona menolak mengikuti pesta kemarin"
Lani sedikit khawatir akan berita yang ia sampaikan kepada Sir. Yukil.
"Gosip macam apa itu?!"
Sir. Yukil tampak tidak terima akan gosip yang merugikan nonanya.
"Yang lebih parah lagi nona dikabarkan depresi karena cintanya di tolak dan mencoba melakukam percobaan bunuh diri dengan melompat ke danau. Lalu karena itu nona terserang penyakit menular"
Lani akhirnya membeberkan gosip yang beredar tentang nonanya.
"Apa?!"
Suara seseorang mengagetkan Lani dan Sir. Yukil. Mereka tak mengira apa yang dihindarkan akhirnya tak terelakan lagi. Nazyela muncul tepat di antara mereka berdua dengan wajah serius menatap pengawal dan pelayannya.
"Nona?!!"(Suara serempak)
Lani dan Sir. Yukil serempak menyebut nonanya lalu menunduk hormat.
"Hah... sudah lah. Biarkan saja gosip itu beredar semaunya"
Nazyela menghela napas kemudian wajahnya tampak tenang meski telah mendengar berita itu
"Ta.. tapi nona? "
"Tidak apa Lani, adanya gosip itu bagiku itu lebih baik. Setidaknya aku aman, tidak akan ada orang yang berusaha melukai atau menyakitiku"
Nazyela mengatakan itu sambil berjalan di ikuti Sir. Yukil dan Lani.
"Maksud nona, ada orang yang berusaha mencelakai nona?"
Sir. Yukil cepat tanggap maksud dari perkataan Nazyela.
Nazyela menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan dan menatap Lani serta Sir. Yukil.
" Lani siap kan teh untukku dan Sir. Yukil"
"Baik, nona saya akan segera kembali"
Lani mengikuti perintah Nazyela membungkuk hormat lalu berlalu menuju arah dapur.
"Masuklah...ada yang ingin aku bicarakan denganmu"
Nazyela mengajak Sir. Yukil masuk kekamarnya. Kamar itu terbagi menjadi 2 ruang, yaitu ruang tidur dan ruang tamu. Untuk sementara waktu Nazyela menempati kamar itu dikarenakan kamarnya yang sedang direnovasi. Mereka duduk di kursi yang ad di ruangan itu.
"Sepertinya aku mengingat sesuatu. Kejadian saat aku tercebur kedanau"
Nazyela menatap serius Sir. Yukil.
"Aku merasa ada seseorang yang mendorong tubuhku"
Berbekal ingatan Nazyela asli, Kuin mengatakan kepada Sir. Yukil apa yang ia ketahui.
"Apa nona sempat melihat wajahnya?"
Sir. Yukil mencoba menyelidiki.
"Tidak, tapi aku yakin sekilas aku melihat pakaian yang ia gunakan adalah pakaian wanita. Meskinpun saat itu gelap gulita, namun ada cahaya bulan yang membantuku melihat bayang-bayangnya"
" Ini rumit. Tapi paling tidak kita tahu bahwa pelakunya wanita. Apa tuan tahu tentang ini nona?"
"Belum... aku belum memberitahu ayah. Karena ketika sadar aku...aku..sempat linglung"
Nazyela menatap ke arah lain. Ia menghindari tatapan Sir. Yukil
Aku bukan linglung.. tapi shock. Gimana nggak...,, lah yang aku ingat terakhir aku lagi tidur sambil baca komik di hape. Ketika bangun tiba-tiba udah didunia ini aja. Reinkarnasi kan gue...
"Informasi dari nona ini bisa membantu penyelidikan yang sedang Tuan lakukan, saya akan menyampaikan ini nanti. Tapi yang saya ingin ketahui, kenapa nona berjalan sendirian tanpa pelayan atau pengawal ke danau itu ditengah malam begitu?"
Iya.. ya.. kenapa Nazyela asli kesana? coba aku ingat-ingat dulu..
Kuin memejamkan matanya sesaat. Ia mencoba mengingat kembali ingatan yang dimiliki Nazyela asli.
Sir. Yukil yang melihat Nazyela terpejam menatap gadis itu tak berkedip.
"Hei..singkirkan tatapanmu itu padaku. Apa kau ingin agar aku mengatakan sikap mu ini kepada Sir. Kruf?"
"Ahh...ti..tidak nona?!"
Wajah Sir. Yukil tampak menahan malu. Ia pura-pura menatap ke arah luar.
Astaga... bisa-bisanya aku menatap nona seperti itu. Dan bagaimana dia bisa tau ya? (Sir. Yukil)
Jelas saja Ia takut kepada atasannya Sir. Kruf. Karena Sir. Kruf akan memberikan hukuman pada anak buahnya di luar nalar, meski tak sampai membunuh.
"Aku ingat seorang pelayan menyampaikan pesan padaku. Katanya ada seseorang yang ingin memberikan kejutan untukku dimalam pergantian tahun itu. Dan hadiahnya tidak bisa dibawa ke dalam rumah karena besar. Jadi ia memintaku pergi ke tepi danau. Dan Entahlah..., sepertinya malam itu penjagaan sedikit longgar. Apa karena pesta pergantian tahun jadi pengawal dan pelayan sibuk melayani kerabat jauh ayah yang kebetulan berada disini?"
Penjelasan yang pajangan dari Nazyela sedikit demi sedikit mulai mengungkap tabir gelap.
"Kalau begitu nona ingat wajah pelayan yang menyampaikan pesan itu?"
Sir. Yukil mulai terlihat serius.
"Entahlah.., sepertinya aku tidak terlalu ingat. Dan mengenai pelayan, aku ingin meminta kekasihmu untuk jadi pelayanku. Aku perlu pelayan yang bisa aku percaya"
Nazyela menatap Sir. Yuki. Dalam hati gadis itu ia ingin sekali mengerjai pengawalnya yang satu ini.
"Ehem... Itu..terserah nona saja"
Rona merah terlihat jelas di wajah Sir. Yukil. Ia berusaha menyembunyikan ekspresinya itu dengan melihat ke arah luar.
"Tok...tok.. tok.., nona ini teh anda?"(Suara Lani dari balik pintu)
"Masuklah Lani? Apa dari sini ke pelabuhan jauh?"
"Kurang lebih 1 jam perjalanan nona. Kenapa nona ingin ke pelabuhan?"
Tanya Lani penasaran.
"Aku ingin lihat laut"
Jawaban yang santai dari Nazyela sambil menyeruput teh hangatnya.
Lani sebenarnya sedikit asing terhadap nonanya kini. Nonanya yang dulu dan sekarang cukup berbeda dari segi sikap. Nazyela yang sekarang begitu hangat dari Nazyela yang dulu lebih banyak diam. Perubahan itu dirasakan sejak Nazyela sadar dari koma. Namun, Lani bersyukur nona mudanya baik-baik saja.
*****
Ijin dari sang ayah tidaklah susah. Selama ada Sir. Yukil yang menemani Nazyela, tuan Histon membiarkan keingin putrinya untuk melakukan pergi ke pelabuhan.
Namun kali ini sedikit berbeda karena kepergian kali ini juga di temani Adrian sang kakak yang terlalu tampan.
Kebetulan Adrian memiliki urusan dipelabuhan. Jadi mereka pun akhirnya berangkat bersama.
Dalam kereta hanya ada Adrian dan Nazyela. Sir. Yukil, Lani serta Sir. Yudan asisten Adrian berada dalam satu kereta lainnya.
Sekalipun sudah hampir 3 bulan Kuin menyandang status sebagai Nazyela, ia masih belum terbiasa berhadapan dengan pria satu ini.
Kira-kira wajahku kek kepiting rebus nggak ya? Duh... jantung, kek balapan karung aja ini. Lagian kenapa juga satu kereta sama aku sih. Mau ngomong apa coba kalo hanya berduaan begini. Mati kutu kan gue...
"Apa kau sakit? wajahmu terlihat memerah?"
Adrian bertanya dan mencoba untuk menyentuh kening Nazyela.
"Jangan kak.. aku tidak apa-apa. Jika kakak menyentuh aku bisa baper. Ups..?!!"
Nazyela langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
"Baper?? Apa itu baper?"
Adrian terlihat bingung. Baru kali ini dia mendengar kata baper.
Tuh kan... mampus dah gue. Ngapain juga sih keceplosan pake bahasa dunia anu.
Mau jawab apa coba...
NOTE : Kira-Kira Nazyela mesti jawab apa ya Readers
😊
Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
Baca juga Cintai Aku Seikhlasmu , bagi yang suka kisah yang menyesakkan dada 😂.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
safaluna2
jawabanya mau tau apa mau tau bgt 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-01-28
5
Yuli
Baper.. bawa perasaan..🤣😁
2022-01-19
4
serrafina ✰͜͡v᭄📴
Ada dunia anu juga ya wkkww
2022-01-16
3