Nazyela tidak sabar melihat pemandangan ibu kota. Para pelayan sibuk memilih gaun dan perhiasan yang cocok dipakai nonanya. Dia tidak banyak membawa pelayan. Hanya mengajak Lani yang usianya lebih tua 7 tahun dari usianya yang sekarang menginjak 16 tahun.
"Lani aku ingin yang simple, dan nyaman. Juga sepatu ku jangan yang berheels. Karena sepertinya akan banyak tempat yang akan aku kunjungi"
"Bagaimana dengan yang ini nona?"
Lani menunjukkan 3 gaun yang simple menurutnya.
Nazyela tampak berpikir sejenak.
"Hmm... ahh, aku ingat gaun yang dibelikan oleh kakakku beberapa hari yang lalu. Coba kau bawakan itu kemari"
Lani dengan sigap melaksanakan perintah nonanya. Dan kembali dengan sebuah gaun indah ditangannya.
Kemudian Nazyela mencoba gaun tersebut. Gadis itu berputar-putar kekiri dan ke kakan memastikan gaun itu pas untuk dia pakai ke kota nanti. Lalu menatap dirinya sendiri dalam diam di depan cermin.
Cantiiiiikkkk.... OMG!! Ini gue loh! Bener-bener dah kek di novel ini, aku bak seorang putri. Hehe..
"Baiklah nona sepertinya yang ini sangat cocok untuk nona, simple dan sangat elegan. Pilihan tuan muda memang tidak pernah salah"
Mata Lani berbinar-binar melihat kecantikan nona mudanya.
"Oh ya.. Lani pakailah gaun yang nyaman. Aku tidak ingin kau memakai pakaian pelayan saat jalan disampingku ke ibu kota nanti"
Nazyela berkata sambil meneguk teh Crisannya.
"No... na. Apa boleh begitu?"
Lani terbata seakan tidak percaya. Karena menurut tradisi dan jenjang status seorang pelayan tidak boleh menggunakan gaun saat bersama majikannya. Namun bila itu di ijinkan maka itu berarti pelayan itu telah mendapatkan kepercayaan tuannya dan statusnya lebih tinggi di antara para pelayan yang lain. Akan tetapi gaun yang dipakai tidak boleh melebihi majikannya dalam arti tidak boleh lebih bagus dari gaun majikan.
"Apa kau tidak ingin. Baiklah...aku akan mengajak yang lain saja"
"Tidak! Tidak nona.. tentu saja saya ingin saya sangat berterima kasih nona sudah mempercayai saya yang rendah ini"
Lani membungkuk hormat kepada Nazyela.
"Bergegas lah karena kita bisa terlambat"
"Baik nona, apa masih ada yang nona butuhkan lagi?"
"Tidak ada"
"Kalau begitu saya permisi untuk bersiap diri"
Setelah membungkuk kan badan Lani pun bergegas kekamarnya untuk berganti pakaian dengan gaun yang diperintahkan nonanya.
kereta kuda telah siap menanti. Seorang kusir dan seorang pengawal berdiri disamping kereta menunggu kedatangan tuannya.
Lani membawakan beberapa barang yang mungkin nantinya akan diperlukan oleh nona mudanya. Isi hati Nazyela mudah sekali di tebak. Begitu senangnya hingga gadis itu tak hentinya tersenyum mengingat dia akan segera jalan-jalan ke ibu kota.
Dari kejauhan ia melihat kereta yang bagus untuk ia naikin. Namun padangannya mengeryit sesaat.
"Yugi?!"
Nazyela memanggil seseorang yang dia kenal. Kusir dan kesatria pengawal itu melihat ke arah nona muda mereka lalu membungkuk hormat.
Astaga... ada yugi disini, di dunia ini? Ku kira hanya dunia per-GC-an aja. Tapi sepertinya dia nggak kenal aku dengan wajah baru ini. Emang ya.. dunia novel apa aja bisa
"Selamat pagi nona muda, saya Yukil yang akan mengawal nona ke kota"
"Pfft... Yukil?"
Nazyela tak sanggup menahan tawanya.
"Apakah ada sesuatu yang kurang berkenan nona?"
Yukil menatap Nazyela bingung.
Bahkan nama aja bisa mirip..
"Tidak... tidak. Wajahmu mengingatkan pada seseorang yang aku kenal. Kalau begitu mohon bantuannya Sir. Yukil?"
Yukil mempersilahkan nonanya masuk ke dalam kereta. Kemudian Yukil dan Lani ikut masuk kedalam kereta yang sama dengan nona mereka.
Didalam kereta Lani duduk bersebelahan dengan nonanya. Sedang Sir. Yukil duduk berseberangan dengan mereka. Nazyela terus menatap Sir. Yukil dari bawah hingga ke atas. Wajahnya seperti berpikir namun sesekali terlihat senyum diwajah cantiknya.
Sir. Yukil yang di tatap nonanya seperti itu meresa gelisah. Ia tidak berani menatap nonanya. Pandangan matanya dia arahkan ke luar jendela kereta. Namun sesekali dia melirik ke arah nonanya. Dan ketika mata mereka bertemu Sir. Yukil menjadi salah tingkah dan gugup.
"Kau sudah punya pasangan?"
Jedeer!!! Dalam hening pemecahan kesunyian pertanyaan Nazyela membuat Sir. Yukil dan Lani kaget. Lani memandang ke arah Sir. Yukil dan nonanya.
"No.. no.. nona?! "
Sir. Yukil tergagap. Nafasnya seketika tak beraturan dan keringat mulai terlihat pelipisnya. Rona di wajahnya mulai bersemu.
"Hahh... aku hanya sekedar bertanya, karena aku tidak tertarik padamu"
Nazyela menghela napas dan memegang keningnya.
Wajah Sir. Yukil mendadak memutih. Wajahnya tak lagi bersemu, namun mendadak pucat. Terlihat dia semakin kebingungan akan nona mudanya.
"Jawab saja.. karena aku merasa jenuh didalam kereta ini. Jadi aku ngajakmu untuk berbincang-bincang"
Nazyela menegaskan apa sebenarnya yang ia inginkan. Mungkin saja Sir. Yukil tadi sudah salah paham terhadapnya. Melihat dari ekspresi yang diperlihatkan Sir. Yukil setelah mendengar perkataannya.
"Maafkan saya yang kurang mengerti maksud dari perkataan nona tadi. Emm... saya sudah punya kekasih"
Jawaban Sir. Yukil membuat Lani kaget. Ia tak menyangka pengawal itu akan menjawab secara blak-blakan.
"Hmm.... apa kau sudah lama ikut keluargaku?"
"Sudah sejak dalam kandungan nona"
"Apa??"
Kini Nazyela yang dibuat bingung oleh Sir. Yukil.
"Maksud saya, terdahulu ayah saya yang mengabdi pada kakek dan ayah nona. Sekarang karena saya sudah dewasa giliran saya yang mengabdi pada tuan dan anak-anaknya"
Jelas Sir. Yukil menjelaskan, namun mata tidak berani menatap nonanya. Pria ini terlihat cukup kaku.
"Jadi... kalian turun-temurun mengabdi pada keluargaku?"
"Benar nona.. maka dari itu sejak dalam kandungan pun hidup saya sudah ditentukan untuk menjaga keluarga Kley"
Binar mata percaya diri dan rasa bangga terlihat jelas di wajah Sir. Yukil.
"Kalau begitu aku sangat berterima kasih padamu dan keluargamu"
Nazyela sedikit menundukkan kepalanya.
"Nona tidak perlu sungkan seperti itu. Ini sudah sewajarnya kami membalas budi. Karena tiap generasi keluarga Kley selalu membantu dan memperhatikan kami. Untuk itu bangsawan Kley dimata kami adalah satu-satunya bangsawan yang akan kami pertaruhkan hidup dan mati kami"
Sir. Yukil penuh semangat dan percaya diri, dan kali ini ia mulai berani berbicara sambil menatap nonanya.
"Kalau begitu aku percayakan diriku hari ini padamu ya"
"Baik nona. Anda tidak perlu cemas"
Senyum lebar menghiasi wajah yang tadinya pucat layaknya biji nasi.
"Sepertinya sebentar lagi kita akan sampai nona"
Lani yang mendengarkan pembicaraan mereka sambil melihat keluar jendela memberi tahu nonanya bahwa mereka mulai memasuki ibu kota.
"Benarkah?"
Nazyela ikut melihat ke arah luar jendela.
"Sebaiknya kita turun di pusat kota. Karena disana banyak toko dan pedagang kaki lima"
Saran Lani kepada Nazyela, mengingat nonanya itu ingin berkeliling kesemua tempat jadi ia menyarankan mengambil jalan ditengah agar nonanya tidak mudah kelelahan.
Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
Baca juga Cintai Aku Seikhlasmu , bagi yang suka kisah yang menyesakkan dada 😂.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Jjlynn Tudin
cantik baju pelayannya lani emang mataku mata palayan x cocok bangsawan free pun x suka baju nona🤭🤣🤣
2022-02-06
3
safaluna4
makin seru nih ceritanya 👍👍👍👍
2022-01-28
3
safaluna4
yukil ga ada nama yg lebih bagus thor 🙈🙈🙈🙈.
2022-01-28
3