Sekian bulan Akhirnya kastil selesai dibangun sesuai saran Nazyela. Kastil dikelilingi parit dan hanya menyisakan satu pintu gerbang utama untuk keluar masuk kastil.
Untuk keamanan, kembali Nazyela tinggal dalam lingkungan kastil utama. Gadis itu merasa jenuh sekian bulan tanpa melakukan apa-apa. Ia ingin berjalan-jalan di kota terdekat yaitu Brilane.
Pagi itu, Nazyela tidak banyak membawa pengawal dan pelayan. Ia hanya mengajak Nakuna dan Sir. Yukil.
Nazyela meminta Nakuna untuk menyiapkan sedikit camilan. Ia bermaksud untuk piknik di kota Brilane.
"Aku dengar disana ada padang rumput yang indah. Jadi aku ingin menghirup udara segar disana. Beberapa bulan ini kastil dipenuhi debu karena renovasi besar-besaran"
Ungkap Nazyela kepada kedua sejoli itu.
"Nona, apa ini tidak berbahaya?"
Tanya Nakuna khawatir.
"Apa kau meragukan kekuatan kekasihmu? Lagi pula bagus kan, kalian jadi punya waktu berduaan"
Nazyela nyengir sambil melihat reaksi Sir. Yukil.
Nakuna berubah menjadi salah tingkah. Wajahnya memerah menahan malu. Sebenarnya ia bukan ingin merendahkan kekuatan kekasihnya.
"No.. nona?!"
Sir.Yukil juga ikut terlihat malu-malu.
"Sir. Yukil bawalah beberapa bahan peledak. Bila kita diserang tinggal kita lemparkan saja granat-granat itu ke mereka"
Peledak atas saran Nazyela sudah berhasil dibuat. Kini keluarga Kley telah memiliki granat dalam jumlah yang banyak. Mereka membangun bunker di bawah kastil untuk menempatkan peledak-peledak itu.
"Banyak pemuda yang mendaftar untuk menjadi kesatria keluarga Kley. Sepertinya mereka mengetahui dari keluarga-keluarga mereka yang bekerja disini tentang ide nona. Mereka jadi yakin Bangsawan Bolafra dapat dijatuhkan"
Ungkap Sir. Yukil.
"Bukankah itu berita baik? Sir. Kruf hanya tinggal mengajari mereka. Dan kita jadi memliki banyak kesatria"
Jelas Nazyela.
"Tapi nona... kalau dalam jumlah besar seperti ini takutnya bangsawan Bolafra menyadari pergerakan kita"
Nakuna menimpali.
"Hemm... benar Naku. Sudah lah kita ke Briline saja dulu. Aku ingin menyegarkan isi kepalaku"
"Baik nona. Kereta juga sudah siap. Mari kita berangkat"
Mereka pun berangkat menuju Brilane.
Sebenarnya padang rumput yang Nazyela maksud belum memasuki kota. Letaknya dipinggiran sebelum mencapai kota Brilane. Jarak antara Brikalis dan Brilane tidak lah terlalu jauh. Hanya memakan 2 jam perjalanan dengan kereta. Hingga sampainlah di padang hijau yang dimaksud.
"Sepertinya dibawah pohon itu akan lebih nyaman"
Nazyela menunjuk satu pohon besar yang rindang yang tak begitu jauh dari jalam kereta. Nakuna dan Sir.Yukil lalu membentangkan alas dan mengeluarkan bekal piknik untuk nona mudanya.
Sambil menunggu mereka menyiapkan perbekalan pikniknya, Nazyela berkata kepada mereka akan berjalan-jalan disekitar tempat itu. Dan menyuruh dua sejoli itu untuk bersantai menikmati juga suasana yang tenang itu. Ia lalu duduk dibawah pohon sambil menikmati pemandangan. Gadis itu mengeluarkan sebuah buku dan mulai membacanya.
Semilir angin membuat Nazyela mengantuk. Matanya mulai redup dan hampir saja terpejam jika saja beberapa buah tidak jatuh dari atas pohon dan hampir mengenai dirinya.
Nazyela menatap ke atas pohon. Dan betapa terkejutnya ia melihat seorang laki-laki yang sedang berbaring disalah satu dahan yang besar sambil memakan buah dari pohon tersebut. Nazyela hampir saja berteriak jikalau ia tak mengenali wajah itu. Ia memperjelas lagi pandangan matanya. Dan benar saja, lelaki ia mengenali laki-laki itu. Ia adalah pria yang ia jumpai di padang bunga waktu itu.
"Kita bertemu lagi Lady. Sungguh takdir yang langka"
Mata sendu yang menatap Nazyela itu tersenyum.
"Apa anda mengikutiku ?"
Nazyela berusaha menyelidiki pria itu.
"Untuk apa aku mengikutimu Lady? Apa Lady tidak percaya dengan takdir yang kebetulan? Aku sangat percaya. Bahkan aku percaya jika kita bertemu sekali lagi maka kita akan menikah"
"Hah???"
Nazyela terngangan bengong mendengar ucapan blak-blakan pria yang tidak ia kenal itu. Namun pria itu terkekeh melihat respon Nazyela.
"Maaf jika aku tidak sopan berbicara dari atas sini. Aku tidak ingin mengganggu ketenangan dua orang itu. Sepertinya mereka sepasang kekasih apa lady mengetahui itu?"
Lelaki itu menunjuk Nakuna dan Sir. Yukil dengan dagunya. Ia mengira kalau Nazyela tidak mengetahui bawahannya sedang memadu kasih.
"Tentu aku tahu. Aku yang memberi kesempatan dan mengijinkan mereka"
Nazyela menghela napas dan berkata dengan tenang.
"Ohh... sungguh tuan putri yang baik hati"
Lelaki itu memutuskan untuk turun dari atas pohon. Ia melompat dan segera duduk dibalik pohon disamping Nazyela. Ia terlihat menyembunyikan keberadaannya dari orang-orang.
Nazyela sedikit terkejut. Namun ia telah siap memegang belati beracun ia sisipkan di balik gaunnya. Bika pria itu macam-macam ia bertekad untuk menusuknya dengan belati. Tetapi siapa sangka pemuda itu turun ternyata ingin memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan aku Jongya"
Lelaki yang bernama Jongya ini meraih tangan Nazyela dan mencium punggung tangan gadis itu.
Nazyela agak terkejut dan risih. Ini kali pertama dia berkenalan dengan lelaki yang setara dengan statusnya. Selama ini Nazyela hanya mengenal para bawahan yang bekerja di keluarganya. Dan bila mereka memperkenalkan diri kebanyakan dengan cara menundukkan kepala.
"A. aku.. Nazyela Estelle"
Nazyela tidak menyebutkan dari bangsawan mana ia berasal. Gadis itu cukup gugup menatap pria itu.
Setelah dilihat dari dekat ternyata wajahnya mirip oppa-oppa... tampan sih
Elaaah... ni jantung deg-degan aja..
Lelaki itu terkekeh menunduk. Ia ikut duduk menyandarkan diri dibalik pohon.
"Apa diwajah ku ada sesuatu hingga membuat anda tertawa?"
"Tidak... Lady Estelle, aku senang melihat wajah anda cerah bagai bunga mawat itu"
Jongya menunjuk ke arah bunga mawar yang tak jauh berada di depan mereka.
Apa wajahku kelihatan bersemu.. aarrggh,
Malu aku sumpah.
Nazyela memalingkan muka.
Ia lebih memilih menatap ke arah lain ketika sedang berbicara.
"Lady... maukah kau jika kita bertemu lagi? aku mendengar ada tempat yang indah di kota Brilane tak jauh dari sini. Restoran kecil namun makanannya enak dan pemandangan juga indah. Bila boleh aku akan menjamu anda disana"
" Benarkah..? Sepertinya aku baru mendengar tempat itu"
Nazyela terlihat berpikir sejenak
"Tentu saja, mungkin anda tidak pernah mendengarnya karena tempat itu sangat terpencil"
"Apa kau ingin berniat jahat mengajakku ditempat terpencil itu?"
Nazyela langsung bertanya tanpa basa basi.
"Hahaha... anda sungguh lucu Lady. Apakah tampang sepertiku terlihat seperti penjahat?"
Nazyela mengamati dengan seksama dan secara dalam melihat ketulusan pria itu.
Wajar dong aku harus siaga, secara orang niat menculik biasanya baik banget. Terus kita digiring keempat sepi. Nah.. kalau udah disana biasanya akan di.....
Aduh... mikir apa sih aku.
Lalu gadis itu melihat dikejauhan dua sejoli itu melambaikan tangan memanggilnya. Sepertinya perut mereka sudah lapar. Dan perbekalan sudah siap sedari tadi.
"Aku akan kembali kesana"
Nazyela mulai beranjak berdiri.
"Dihari ke 12 setelah hari ini. Datang lah ke rumah hutan bunga. 3 km dari selatan kota Brilane. Saya akan menunggu Lady disana"
Jongya berkata dalam tersenyum.
Nazyela sedikit ragu namun kemudian memberi anggukkan tanda setuju. Ia pun melangkahkan kaki meninggalkan pria itu.
Nazyela, Nakuna dan Sir. Yukil menikmati piknik mereka hari itu. Hingga tak terasa waktu hampir menjelang sore, mereka harus segera kembali ke Brikalis.
Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
Baca juga Cintai Aku Seikhlasmu , bagi yang suka kisah yang menyesakkan dada 😂.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Septi Verawati
👍👍👍💪💪💪
2022-04-16
1
safaluna1
jd ngebayangin bersandar di bawah pohon klu di sini uda ga ada pohon buat bersadar adanya rumah untuk berteduh 🤣🤣🤣🤣
2022-02-03
6
serrafina ✰͜͡v᭄📴
opaaa saranghae💞
2022-01-24
3