Diperbatasan antara kekaisaran Theora dan negara bagian selatan, dalam sebuah mension mewah. Asap cerutu yang di hembuskan oleh pemilik mension memenuhi sebuah ruangan. Pria tua itu menunggu laporan dari anak buahnya.
"Tuan.., saya sudah menyelidikinya dan mereka sedang melintasi lereng bukit Mundi menuju hutan kecil disana"
"Suruh beberapa orang pasukan Red Dragon mengejar mereka. Dan kali ini harus berhasil, bawa gadis itu kemari !"
"Baik tuan"
Lelaki itu menunduk hormat lalu pergi melaksanakan tugasnya.
Seorang wanita memasuki ruangan yang mulai terasa menyesakkan dada. Ia lalu duduk dipangkuan sang tuan dan mencoba menggoda lelaki itu dengan belahan dadanya yang sedikit terekspos. Ia mengalungkan kedua tangannya dileher sang tuan tanpa rasa takut terhadapnya. Lalu mendekatkan wajahnya menciumi telinga dan leher pria itu. Meraba perlahan dada bidang berbulu tipis yang menggemaskan baginya. Hingga turun meraba sesuatu yang berada dibalik resleting celana.
Tiba-tiba tangannya di tangkap dan ditepiskan kesamping.
"Jangan sekarang! Aku sedang tidak ingin. Pergilah.."
Raut kekecewaan tampak jelas di wajah wanita itu. Namun ia tidak mudah menyerah. Ia pun merubah posisinya duduk mengangkangi pinggul sang tuan. Baju gaun yang ia kenakan ia singkap keatas lalu perlahan ia menggoyangkan pinggulnya, menggesek-gesekan bagian vitalnya dengan benda tumpul yang masih bersembunyi di balik resleting.
"Ck!! Hentikan..! Aku bilang aku sedang tidak ingin. Apa kau tidak mendengarku?! Kau kembalilah ke kamarmu!"
"Apa yang sedang kau pikirkan? Bercintalah denganku untuk melupakan sejenak permasalahanmu itu"
Wanita tadi berkata sambil meraba mesra dada berbulu itu.
Lelaki itu menangkap leher si wanita lalu mencium bibir merah itu dengan rakus. Kemudian melepaskan pangutannya dan berdiri agar sang wanita ikut beranjak di pangkuannya.
"Pergilah!!"
Sang tuan kembali membakar cerutunya dan menatap keadaan diluar rumah dari jendela ruang kerjanya.
"Awas saja mencariku?!"
Berkata dengan kesal akhirnya sang wanitapun pergi meninggalkan sang tuan diruangan itu.
Saat hendak keluar pintu ia berpas-pasan dengan wanita pemilik mension yang tak lain adalah istri sang tuan. Mereka beradu mata dengan tatapan saling sinis tanpa saling memberi salam apa lagi beramah-tamah.
"Bagus sekali sikap selir yang kau manjakan. Aku sampai takjub dibuatnya. Kenapa dia sampai sekesal itu. Apa kau menolak nafsu birahinya? Hah... bahkan tempat bercinta pun dia sudah tidak memandang situasi lagi"
Menggerutu sang istri tampak sangat kesal dengan si selir sang suami.
"Sudahlah ! Apa kau datang hanya ingin membuatku tambah kesal? Pergilah!!Aku hanya ingin menyampaikan bahwa putrimu tidak mau makan lagi. Kau uruslah.. semua itu karena kesalahanmu?!"
Sang istri pun meninggalkan ruangan dengan wajah kesal.
*****
Kereta melaju mengitari bukit dengan di ikuti beberapa pengawal. Didalam kereta Nazyela mendengarkan cerita Nakuna saat ia menghadiri pesta kala itu.
Nakuna dan Sir. Yukil pada dasarnya mencemaskan hubungan nonamuda mereka dengan pangeran ke 2. Bagaimana tidak, Ratu Ranom tirani negeri ini. Wanita yang terkenal licik, jahat dan haus akan kekuasaan adalah ibu dari pangeran Jongya semua rakyat dinegeri ini tahu bagaimana sepak terjang wanita itu. Dan sampai saat ini, Tuan Histon dan Adrian belum mengetahui hubungan Nazyela pada pangeran. Sungguh miris bila nona muda mereka yang begitu baik dan berharga dimata mereka harus memiliki ibu mertua yang begitu kejam.
Sedang asik bercerita Sir. Yukil menghentikan perbicaraan antara sang nona dan pelayannya.
Ia terlihat begitu serius memasang kedua telinganya. Nazyela melihat sikap Sir. Yukil yang tidak biasanya.
"Ada apa Sir?"
"Sepertinya kita di ikuti nona"
Sir. Yukil menatap tajam ke belakang. Ia melihat kepulan debu yang agak jauh lama-lama makin mendekat. Ia menerka paling tidak ada 5-7 ekor kuda yang sedang melaju ke arah mereka. Dan benar saja ketika samar-samar dikejauhan terlihat beberapa orang menunggangi kuda dengan sangat laju. Sir. Yukil mengambil teropong kecilnya dan melihat kearah gerombolan penunggang itu. Wajahnya tersetak dan rasa cemas mulai terlihat.
"Pacu kereta sekencang-kencangnya!!!"
Teriak Sir. Yukil pada kusir kereta.
"Dan kalian halangi gerombolan yang ada dibelakang kita!!"
Kembali Sir.Yukil berteriak pada 4 orang anak buahnya yang mengawal mereka dengan kuda masing-masing.
"Baik Sir! Hiiyaaa...Hiyaa!!"
Para pengawal itu berbalik arah, mereka berhadapan langsung dengan gerombolan itu.
Terdengar teriakan kesakitan dan dentingan pedang dari kejauhan bersahutan-sahutan.
Wajah Nazyela dan Nakuna menjadi pucat dengan tubuh mulai bergetar. Belum lama ini mereka mengalami insiden kekerasan dan kini mereka harus mengalami hal yang lebih menakutkan lagi.
"Nona tenang lah... kita sudah hampir dekat dengan dusun kecil di ujung Brilane. Semoga kita bisa cepat sampai dan meminta bantuan pangeran. Setidaknya disana pasti ada pasukan kesatrianya, kita tinggal berusaha melewati hutan ini saja"
Ujar Sir. Yukil yang melihat wajah ketakutan kedua wanita yang duduk di depannya yang saling berpegangan tangan.
Namun, tiba-tiba kereta menabrak sesuatu yang keras hingga mengakibatkan hilangnya keseimbangan. Kuda pun melaju tak tentu arah meski kusir telah berusaha mengendalikannya dan akhirnya mengakibatkan kereta miring lalu jatuh hingga hancur mengahantam batang pohon besar.
Sang kusir terluka tak sadarkan diri, kepalanya mengeluarkan darah segar akibat berbenturan dengan batang pohon dan terhimpit oleh tubuh kereta. Sir. Yukil segera bangun dan mencari nonanya serta kekasihnya. Rupanya mereka terlempar dari jendela kereta ke arah semak-semak dan tak sadarkan diri disana. Sukurlah mereka baik-baik saja meski terlihat lecet di lengan dan wajah mereka. Sir. Yukil pun berusaha menyadarkan keduanya.
Nazyela berhasil sadar lalu melihat disekitarnya. Ia melihat Sir. Yukil yang berusaha menyadarkan Nakuna serta sang kusir yang tergeletak pingsan didekat kereta yang hancur tak berbentuk lagi. Ia berdiri dan berusaha berjalan walau sempoyongan. Gadis itu mencari tas yang selalu ia bawa kemana-mana. Tas itu tergeletak didekat roda kereta yang telah terlepas dari badan kereta. Ia pun segera memungutnya dan melihat kedalam isinya. Terlihat sekilas gadis itu menghela napas lega.
"Nona kita harus segera berlari dan bersembunyi kearah sana. Sepertinya Dusun itu tak jauh lagi dari sini"
Sir. Yukil berkata karena dari kejauhan kembali ia mendengar derap langkah kuda yang saling berpacu melaju. Nazyela juga mendengar deru suara langkah kaki kuda itu.
Saat ini mereka tidak tahu derap langkah kuda itu milik pasukan mereka atau gerombolan yang berusaha mengejar mereka. Untuk itu mereka mencari langkah aman dengan menghindari dan mencoba berlari secara tersembunyi.
"Bagaimana dengan kusir itu ia pingsan kita tidak mungkin membiarkannya yang terluka parah?!"
Sesaat Sir. Yukil terdiam. Ia tahu bahwa nona mudanya tidak akan tinggal diam melihat bawahannya terluka apalagi karena melindungi dirinya. Sir. Yukil berpikir keras mencari alasan untuk segera kabur meninggalkan tempat itu. Karena yang lebih utama saat ini adalah keselamatan Nazyela itu sendiri.
Rintihan yang keluar dari mulut Nakuna mengalihkan perhatian mereka sesaat.
"Nakuna kau tak apa-apa? Bangunlah.. kita harus segera pergi dari sini"
Nakuna yang berada di pangkuan Sir.Yukil mencoba bangun dan berdiri. Ia melihat rasa cemas yang begitu amat sangat diwajah sang kekasih. Gadis itu mengerti bahwa keselamatan mereka masih dipertaruhkan.
"Sir... kita tak mungkin meninggalkannya. Dia bisa dibunuh?!"
"Nona maafkan saya tapi keselamatan nona lebih penting untuk saat ini. Kita akan kembali menolongnya jika keadaan sudah aman?!"
Ujar Sir. Yukil berharap dengan tatapan seperti memohon kepada nona mudanya untuk segera pergi karena derap langkah kuda itu terdengar semakin mendekati mereka.
"Tapi.... aaarrggghhh!!!"
Akhirnya walau sangat kecewa dan berat hati Nazyela menuruti perkataan Sir. Yukil. Ia pun berjalan melalui Sir. Yukil dan Nakuna lalu berlari kearah yang ditunjuk Sir. Yukil.
Sir. Yukil tahu bahwa nonanya sangat kecewa karena tidak dapat menolong sang kusir. Namun dirinya sedikit lega karena nonanya mau mendengarkan perkataannya.
Mereka berlari sekencang-kencangnya dibalik semak-semak rerumputan yang menjulang. Sayatan ditangan dan kaki mereka oleh rumput liar tak jadi penghalang untuk menyelematkan diri mereka. Keringat yang membasahi tubuh, dan lumpuran tanah yang menghiasi gaun indah, serta baju Sir Yukil sudah tak dihiraukan lagi, manakala kuda-kuda itu telah datang menghampiri mereka. Teriakan para pemburu itu menggema dalam hening hutan yang menyelimuti mereka. Tawa nyaring mereka membuat rasa panik yang kian menyeruak dipikirkan Nazyela. Mereka dikejar dan berusaha ditangkap bagai binatang buruan.
"Tangkap perempuan yang memakai gaun biru muda itu!!"
Seseorang meneriakkan untuk menangkap Nazyela yang saat itu hanya dirinya yang memakai gaun biru muda.
Mendengar teriakan itu Sir. Yukil mengarahkan kedua gadis itu untuk berlari ke arah bebatuan.
Namun betapa terkejutnya Sir. Yukil dan Nakuna ketika melihat nona mereka berlari berbalik arah dan mendatangi gerombolan penunggang kuda itu.
"Nona bahaya!!! Cepat lari kearah sini!!"
Teriak Sir. Yukil namun tidak mendapat respon dari sang nona.
Tawa kesenangan sang pemburu menguasai kesunyian hutan melihat Nazyela yang berlari mendekati mereka seakan-anak pasrah menyerahkan diri tanpa perlawanan.
Nakuna menangis dipelukan Sir. Yukil melihat sikap perbuatan nonanya. Sir. Yukil tampak tak berdaya melihat keputusan yang di ambil nonanya. Demi mereka berdua sang nona mengambil resiko untuk menghalau para pemburu itu.
Sementara itu, Nazyela sendiri merasakan takut yang luar biasa. Meski tubuhnya bergetar dan wajah yang tampak pucat dihiasi bulir-bulir keringat membasahi wajah lusuh gadis itu.
"Cepat tangkap dia!!"
Teriak sang pemimpin pemburu saat kuda-kuda mereka berjarak 50 meter dari tempat Nazyela berdiri.
Gadis itu memasukan tangannya kedalam sebuah tas yang ia pungut di dekat roda kereta tadi. Ia terlihat bergumam sendiri.
Aku harus bisa... jika aku harus mati disini setidaknya mereka harus selamat Yugi dan nana. Hiks... hiks... hiks.. Terima kasih kalian selalu berada didekatku baik didunia dulu maupun dunia sekarang ini.
Begitulah dalam hatinya ia menangis hingga tak terasa air matapun mengalir teringat sosok 2 sejoli itu yang wajahnya serta kepribadian mereka yang benar-benar mirip dengan para sahabatnya sewaktu hidup di dunia sebelumnya.
Mereka adalah para sahabat yang ia kenal didunia maya. Sahabat terbaik yang selalu berada saat susah maupun senang walau tak pernah sekalipun mereka bertatap muka secara langsung.
"10...9...8...7...6...5... 4...3...2...1, sekarang!!!"
Nazyela bergumam menghitung mundur.
Gadis itu menarik pelatuk dari benda bulat yang terbuat dari besi yang ia genggam sedari tadi lalu ia lemparkan sekuat tenaga mengarah ke gerombolan pemburu. Nazyela segera berbalik dan berlari sekencang-kencangnya ke arah dua sejoli itu. Dan...
"Duuuaaaaarr!!!"
Ledakan hebat menghamburkan kuda-kuda beserta para penunggangnya. Asap tipis menyebarkan bau bubuk mesiu kesekitar area ledakan. Lumpur tanah beterbangan menempel kesegala penjuru arah. Ringkihan kuda yang terluka serta teriakan pemburu yang kesakitan dan suara kepanikan terdengar saling bersahut-sahutan.
Beberapa kuda dan pemburu mati mengenaskan. Tubuh mereka terpotong-potong dan berhamburan keberbagai arah. Bau Amis darah segar menyeruak membasahi rumput hijau yang menjadi merah. Sebagian terluka parah dan tak mampu bergerak, menyisakan 4 pemburu yang masih siap menyergap walau mengalami beberapa luka yang masih bisa mereka tahan.
"Keparat!!! Dasar perempuan laknat... !!! Tangkap perempuan itu!!"
Suara sang pemimpin semakin lantang setelah melihat akibat dari perbuatan Nazyela terhadap gerombolan mereka.
Sementara mereka bertiga lari sekuat tenaga menghindar dari penjagal maut.
Saat melintasi bebatuan, tiba-tiba mereka ditarik paksa oleh sebuah tangan yang menggiring mereka untuk mengikuti arahannya untuk bersembunyi ditempat yang cukup aman.
Dibalik semak dan bebatuan ternyata ada sebuah goa kecil yang bisa dimasuki beberapa orang. Meski masuki goa tersebut harus dengan merangkak karena mulut goa yang kecil, namun setelah berada didalam ternyata goa itu cukup besar hingga mereka bisa berdiri didalamnya. Lelaki yang menarik mereka segera menutup mulut goa dengan semak rerumputan yang sebelumnya juga menutup goa tersebut.
# Jangan lupa arahin jempol kamu untuk favorit❤️ kan novel aku karena favorit itu ga bayar ya guys 😉. Terus kalau udah selesai baca, like dan komen yang seru-seru oke... 😘
Beri dukungan untuk aku dong😘
* Like 👍
* Komen
* favorit ❤️
*Rate⭐⭐⭐⭐⭐
*Hadiah
*Vote, Terima kasih 🤗
Baca juga Cintai Aku Seikhlasmu , bagi yang suka kisah yang menyesakkan dada 😂.
Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Khoerun Nisa
nazela asli GK bruntung knp tubuhnya harus di tempati manusia lemah harus brgetar ktmu musuh tinggal dor aja masa GK bs
2024-07-31
0
Khoerun Nisa
kebanyakan kata2 yg penuh teka teki ..siapa yg berbicara dn siapa lawan bicaranya
2024-07-31
0
Narimah Ahmad
semoga selamat semuanya 🥺
2023-04-01
0