Fredrick yang sedang memeriksa beberapa undangan penting di ruang kerja yang berada di dalam kamarnya segera menaikkan arah pandangnya ketika pintu ruang kerjannya terbuka dengan kasar.
"Dia hampir mengingitku!"
Setelah tahu siapa yang telah lancang masuk ke ruang kerjannya Fredrick kembali memilah-milah kertas-kertas di atas mejanya.
"Aku kesal sekali Fred! lakukan sesuatu pada anjing itu!"
Kali ini Fredrick menghentikan tangannya dan menatap Calista yang memakai baju pelayan dengan wajah yang memerah marah.
"Itu hanya anjing cal, jangan di masukkan di hati"
"Sialan! anjing itu sangat mirip dengan pemiliknya yang angkuh! kita harus membuat dia menderita Fred! kau harus buat pernikahan neraka untuknya"
Fredrick mengeryit dan kembali menatap Calista yang sudah mendaratkan bokongnya pada meja kerja Fredrick
"Iya.... makanya kau jangan berbuat ulah dan berhentilah berkeliaran di istana sebelum ada yang tahu siapa kau, pulanglah"
Fresrick kembali membaca kertas-kertas yang berhamburan di atas meja mengabaikan Calista yang membanting pintu kerjannya. Setelah ruangannya kembali hening, Fredrick menyenderkan punggungnya dengan kepala menengadah ke belakang dan berguman
"Victoria"
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Victoria melempar sebuah cincin ke atas meja di mana Diana sedang membaca sebuah surat undangan. Arah pandang Diana langsung teralihkan pada cincin itu dan menatap Victoria.
"Ini apa Vic?"
Victoria melanjutkan langkahnya ke atas ranjang dan segera melempar tubuhnya di samping Grey yang sedang asik mengigiti topinya.
"Cari pelayan yang paling suka bergosip di istana, berikan ini padanya dengan tugas cari apapun cerita tentang Calista"
Diana mengambil cincin itu dan mengangkatnya keatas
Victoria yang menyadari Diana yang sedang mengamati cincin itu segera memiringkan tubuhnya ke arah meja rias
"Kau benar Di, itu hanya cincin biasa tapi juga lumayan untuk seorang pelayan kan?"
Diana mengangguk dan segera memasukkan cincin itu ke dalam kantongnya. Seperti teringat sesuatu, Victoria segera melompat dari ranjang untuk kembali ke meja rias dan membuka kotak perhiasannya.
"Sini tanganmu"
Diana yang bingung tetap memberikan tangannya pada Victoria, dengan cepat Victoria menyelipkan sebuah cincin ke jari manis Diana. Melihat Diana yang akan membuka mulutnya Victoria segera menyela
"Aku tidak menerima penolakan dan tidak mau tahu Diana, kau harus menerima ini terserah kau akan memakainya atau tidak"
Diana segera menatap cincin di jarinya, setelah itu matanya membulat dengan mulutnya yang ikut membulat
"Tidak! Tidak! ini berlian aquamarine! ini terlalu mahal! aku tidak mau Vic!"
Diana dengan segera ingin melepas cincin itu dari jarinya tapi Victoria segera berkacak pinggang sambil melotot
"Cobalah kalau berani kau lepas!"
Diana dengan muka memelasnya menatap wajah Victoria yang di abaikan oleh Victoria.
"Kau memang seorang bangsawan Diana."
Victoria menjeda dan berjalan kembali ke ranjang dengan melewati Diana yang seperti sudah akan menangis. "Sama seperti Calista"
Mendengar ucapan Victoria Diana mengerutkan alisnya
"Kenapa bisa begitu Vic?"
Dengan tangannya yang memainkan telinga Grey, Victoria menatap Diana
"Kau juga pasti merasakannya, cobalah memikirkannya lagi"
Alis Diana semakin berkerut dalam dan terlihat berpikir. Diana menatap Victoria kembali dengan otaknya yang masih mencoba berpikir hingga akhirnya dia mengingat sesuatu
"Dia menerima ucapan terimakasihmu, tekanan cara bicaranya seperti gadis bangsawan"
Kali ini saambil memainkan kaki-kaki Grey, Victoria mengangguk
"Lalu?"
Diana terlihat masih berpikir dan lalu menggeleng menyerah yang membuat Victoria terkekeh
"Kulit tangannya, kukunya, riasan wajahya, dan yang terpenting bagaimana cara Pangeran cabul itu memperlakukannya"
Diana membulatkan matanya, tangannya dengan refleks ikut menutup mulutnya yang menganga lebar. Victoria yang melihat reaksi Diana mengedipakan bahunya acuh
"Ini baru dugaan, karna itu aku butuh cerita bila perlu saksi"
Diana segera mengangguk mantap dan sorot matanya menjadi tegas. Victoria melirik Diana dan kembali berucap
"Aku harap dugaanku salah Di, karna jika tidak, aku akan mempermalukan mereka berdua karna sudah mencoba menyentuh ranah pribadiku"
Diana menelan ludahnya dengan kasar dan seperti teringat sesuatu dia kembali membulatkan matanya dan membuka lebar mulutnya.
"Jika benar.... Oh ya Tuhan berarti dia hampir menjadi pelayanmu Vic!!!!"
Victoria mengabaikan keterkejutan Diana karna sepertinya dia sudah lama menyadarinya, lalu Victoria mengangkat kelapa Grey dan menatap sepasang mata emas itu
"Grey, ku ingatkan lagi jangan asal mengigit siapapun tanpa aku perintahkan, ingat perkataan Arthur, jika kau mengigit sembarangan, tidak ada salmon untukmu"
Grey segera bangkit dari tidurnya dan melompat-lompat di atas ranjang sambil menggonggong.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Dolores membelai lembut kepala Grey yang hampir menghabiskan makannya dan ketika arah pandangnya melihat Victoria datang dia segera berdiri dan membungkuk
"Selamat pagi My Lady"
"Pagi Dolores... Pagi ini Grey makan apa?"
Dolores tersenyum dan kembali menatap Grey yang sekarang sedang meminum airnya
"Paha dan dada ayam, telur, potongan wortel dan alpukat lalu saya mencampur sedikit hati sapi"
Victoria menghela nafas panjang dan segera menekuk lututnya untuk mensejajarkan tubuhnya dan Grey
"Kau benar-benar di manja Dolores, jadi selalu ingat untuk selalu sopan dan tidak nakal pada Dolores"
Grey segera menggonggong seperti menjawab uncapan Victoria dan Dolores tersenyum sambil menatap Victoria
"Grey baik my Lady, dia anjing yang ramah"
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Ku dengar Calistamu hampir di gigit? apa karna itu malam ini kau tidak mendapatkan belaian darinya?
Edward terkekeh dan menuangkan vodka pada gelas kosong mereka. Fredrick mengabaikan dengan satu jari telunjuknya yang menggaruk-garuk sofa
"Hei! aku bertanya Fred!"
Fredrick segera mengangkat gelasnya
"Bertanya apa?"
Edward ikut mengangkat gelasnya dan menatap Fredrick
"Kemarin kabarnya anjing itu bersahabat tapi kenapa kemarin Lady Calista hampir di gigit?"
Fredrick meletakkan gelasnya dan menyandarkan punggungnya
"Kau tahu kenapa Ed"
"Mana ku tahu Fred"
"Ahh iya... aku lupa jika kau bodoh"
Edward menyiram Fredrick dengan sisa isi gelasnya yang cuma sedikit
"Sialan! cepat jelaskan!"
Fredrick melirik Edward dengan kepalanya yang menengadah ke belakang
"Anjing itu hanya akan bergerak jika di perintah"
Edward mengerutkan alisnya
"Benarkah?"
Fredrick mengangguk
"Coba kau ingat-ingat lagi bagaimana pertemuan pertama mu dengan anjing itu di castle Albany
Edward menggaruk-garuk dagunya dengan wajah berpikir, cukup lama dia diam dan terlihat berpikir hingga tangannya dengan cepat menyambar gelasnya
"Sialan! kau benar!!"
Fredrick melirik Edward yang sekarang terlihat sangat terkejut
"Ceritakan"
"Saat itu Tomy sedang menyeret Duchess ke arah tangga, tiba-tiba anjing itu muncul dan melompat lalu dengan cepat mengigit kaki Tomy, tapi setelah memberi kejutan pada Tomy, anjing itu segera melompat menjauh lagi sambil mengeram dan memamerkan giginya, Tomy yang terkejut segera menarik pedangnya sambil mengumpat, anjing itu berputar-putar mengitari Tomy dan tiba-tiba melompat lagi, Tomy yang sudah siap segera menendang anjing itu, anjing itu sempat diam di lantai dan segera berdiri menyiapkan serangan saat Tomy mendekat padanya" Edward menjedah dan meneguk isi gelasnya hingga tandas. "Saat anjing itu akan melompat kembali, Duchess meneriakan namanya yang membuat anjing itu segera menutup giginya, lalu memerintahkan anjing itu untuk keluar mencari joseph dengan satu perintah, 'duduk manis dengan Joseph dan jangan pernah mendekati siapapun selain Joseph'.... itulah yang di katakan Duchess"
Fredrick menegakkan punggungnya dan meraih gelasnya
"Lalu?"
Edward menatap wajah Fredrick yang terlihat santai tanpa ada keterkejutan
"Saat Tomy akan mengejar anjing itu, Duchess mengatakan pada Tomy jika anjing itu tidak akan mengganggu lagi dan memohon untuk membiarkannya"
Fredrick mengangguk
"Anjing itu pasti juga di latih untuk menyerang"
Edward berdecak kesal
"Ck! Sialan! kenapa aku baru menyadarinya sekarang!"
Fredrick mengedipkan bahunya dengan acuh
"Kau kan memang bodoh"
Edward mengabaikan ucapan Fredrick karna ada sesuatu yang dari tadi berputar di pikirkannya.
"Apa kemarin Lady Victoria memerintahkan untuk menggigit Lady Calista?"
Fredrick menggeleng sambil terkekeh
"Tidak, Victoria hanya bermain-main"
Edward mengerutkan alisnya
"Jelaskan Fred! aku tidak paham"
"Kau sendiri tahu kan Ed kalau anjing itu sebenarnya memang tidak ramah?"
Edward mengangguk dan kembali menuangkan isi gelasnya, lalu Fredrick kembali membuka mulutnya
"Saat Calista mendekat, Victoria hanya diam yang artinya untuk anjing yang tidak ramah itu adalah 'orang asing', tentu saja dia langsung waspada dan mengeram. Lalu saat Calista diam Victoria seolah mengatakan pada Calista untuk jangan mencoba maju, tapi yang sebenarnya, itu adalah sebuah perintah dan peringatan untuk anjing itu, dan benar saja, saat Calista bergerak anjing itu melompat dan segera memamerkan giginya sambil mengeram" Fredrick menjeda dan menatap wajah Edward yang tampak bodoh dengan mulut terbuka. "Anjing itu tidak akan menggigit karna pertama, anjing itu tidak melihat tuannya di sentuh, dan kedua, tidak ada perintah"
"Bajingan kecil sialan! Gadis itu sialan licik!"
Edward hanya tersenyum mendengarkan setiap umpatan dan keterkejutan Edward karna sejauh dia mengamati Victoria, gadis itu memang sangat cerdas dan licik bahkan Fredrick mulai khawatir jika Victoria sudah mulai mencurigai Calista.
Fredrick menggigit bibirnya dan kembali tersenyum.
"Dia sangat menarik Ed"
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Hollo readers.... jangan lupa like, komen, bintang, lope-nya ya...
Semoga kita sehat selalu dan semoga kalian masih tertarik untuk lanjut membaca
Salam sayang semuanya.... ✨✨✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Cut SNY@"GranyCUT"
Grey banyak amat makanannya😄
2023-09-05
0
Cut SNY@"GranyCUT"
wkwkwk.. Victoria memberi julukan pangeran cabul buat Frederick.🤣🤣🤣
2023-09-05
0
Cut SNY@"GranyCUT"
Calista gak sopan dan Frederick membiarkannya berlaku seperti itu. Secinta itukah Frederick kepada Calista?
2023-09-05
0