Edward mengabaikan Fredrick yang terus berdecak dan sesekali mengomel, waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam dan dia sudah seperti itu dari sore hari, bahkan entah sudah botol brandy ke berapa yang di habiskannya tapi dia tidak juga berhenti dan lebih yang menyebalkannya lagi dia melarang Edward untuk meninggalkannya di ruang santai camp kesatria.
"Hei otak pedang, kau dengar aku tidak?"
Edward hanya terus menggerakkan tangannya untuk mengasah pedang tanpa merespon
"Hei kau mendengarku kan Edward!"
"Kenpa?"
"Ck! ini sudah hampir seminggu Ed, seminggu! dan dia masih mengabaikan undanganku! bahkan dia tidak keluar dari kamarnya! sialan! apa maksutnya hah! bagaimana bisa ada orang yang betah selama seminggu di dalam kamar........................................"
Inilah yang membuat Edward tidak merepon Fredrick, karna jika di beri respon mulutnya akan tambah mengomel dan mengumpat yang membuat telinga Edward gatal.
"Hei Edward, kau dengar tidak!"
"aku punya telinga brengsek!"
"Apa yang dia lakukan di dalam kamar selama hampir seminggu?"
Edward mengedipkan bahunya acuh
"Aku dengar dia menghukum gadis pendampingnya, mungkin dia masih menyiksanya"
Fredrick mendengus kasar
"Omong kosong! kau percaya saja dengan gosip, asal kau tahu Ed, gara-gara mulut para pelayan juga reputasiku jadi rusak di depan Victoria"
Edward menghentikan gerakan tangannya dan menatap wajah Fredrick yang sepertinya sudah setengah mabuk
"Gosip apa?"
"Mereka mengatakan jika aku sering ke luar istana untuk bermain dan bertemu kekasihku! sialan mereka"
Mendengar itu Edward terbahak kencang yang membuat Fredrick bertambah kesal lalu menenggak isi gelasnya hingga tandas.
"Itu bukan gosip tapi kenyataan dan..... sejak kapan kau punya reputasi baik?"
Fredrick menatap wajah menyebalkan Edward dengan kedua telingannya yang mencerna semua ucapan Edward
"Yeahh... mereka benar tapi aku tidak percaya dia menghukum gadis itu, siapa namanya?"
Edward menyarungkan pedangnya dan berjalan menuju sofa
"Diana"
"Nahh itu dia, yang ku lihat dia sangat menyukai gadis itu"
"Tapi dia memang menghukumnya"
Fredrick menatap Edward dengan wajah penasaran
"Kau tahu dari mana? gosip pelayan?
Edward mengangguk sambil mengisi gelasnya
"Sebenranya dari pengawal istana selatan dan pelayan dapur" Edward menjeda dan melirik wajah Fredrick yang semakin memerah karna brandy "Ini cerita dari beberapa hari yang lalu, tidak seperti biasanya Lady Victoria meminta pengawal untuk menyampaikan pesan agar pelayan dapur mengantar makan siang, karna biasanya pendampingnya yang mengantar, dan saat seorang pelayan masuk ke kamarnya untuk mengantar makan, dia melihat pendampingnya itu sedang berlutut di lantai dengan menunduk dan itu juga masih terjadi saat ada pelayan lain yang mengantar makan malam bahkan pendampingnya masih di posisi yang sama dan terus membungkuk diam"
Fredrick mengerutkan alisnya dalam sambil menatap Edward
"Dia kejam"
Edward berdecak sambil mengedipkan bahunya acuh
"Karna kau"
"Hhmmm... aku harus minta maaf, tapi bagaimana caranya?"
Edward tersenyum menatap Fredrick yang menghela panjang sambil menyenderkan punggungnya, dia terlihat lelah dan putus asa.
"Kenapa tidak kau temui saja langsung ke kamarnya?"
Mendengar ucapan Edward, dengan cepat tubuh Fredrick berdiri dan dengan langkah yang sedikit goyang dia menuju pintu keluar yang membuat Edward panik
"Kau mau kemana bodoh?!"
"Ke kamar Victoria!"
Melihat Fredrick yang kembali melangkah sambil meneriakan tujuannya bahkan dengan keadaan sedikit mabuk, Edward dengan cepat menarik tangan Fredrick hingga terjerembab ke lantai
"Sialan! apa-apaan kau Ed!!!"
"Kau yang apa-apa Pangeran bodoh! kau tahu ini pukul berapa?"
Dengan mencoba berdiri dan meluruskan keseimbangannya Fredrick menatap Edward
"Memangnya kenapa, aku hanya ingin bicara!"
Karna sudah terlalu kesal Edward memukul kepala Fredrick
"Kau akan ke kamar seorang Lady di waktu sekarang? dengan keadaan setengah mabuk?"
Fredrick mengejap-ngejapkan matanya mencerna ucapan Edward
"Dia buka Lady Calista atau perempuan yang ada di tempat hiburan bodoh! aku juga tidak yakin kau akan tahan saat melihat dia membuka pintu hanya dengan memakai gaun tidur tipis dan rambut indahnya tergerai"
Edward menyeringai melihat wajah Fredrick yang menjadi aneh, lalu menepuk-nepuk pundak Fredrick dengan jantan
"Lebih baik kau kembali ke sarang Lady Calista seperti biasa, gadis manis dan polos" Edward menjeda dan kembali menyeringai menatap Fredrick. "Dan terhormat seperti Lady Victoria memang tidak cocok untukmu Fred"
Setelah mengatakan sindiran, ejekan dan hinaannya Edward melangkah gontai ke arah kamarnya, dia terkekeh karna masih bisa mendengar umpatan-umpatan yang di teriakan Fredrick untuknya.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Bagaimana keadaanmu vic?"
Diana mencoba membalikkan tubuh miring Victoria untuk melihat keadaannya, lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Victoria yang ternyata masih cukup panas.
"Ibu.... aku sakit...."
Diana mengusap lembut rambut Victoria untuk mencoba menenangkannya
"Ayah... panggilkan Charlotte... aku sakit ayah...."
Diana kembali mengambil kain hangatnya dan mengusap pelipis Victoria yang terus basah karna air mata. Pelupuk mata Diana semakin penuh, ini sudah lewat 4 hari Victoria sakit, dia terus bermimpi buruk dan saat terbangun dari mimpi buruknya dia akan menangis histeris hingga membuat pengawal di koridor panik dan menjemput Diana dari kamarnya. Setelah kejadian itu terjadi selama dua hari berturut-turut Diana memutuskan untuk menjaga Victoria selama 24 jam, dia bahkan tidak beranjak keluar dari kamar Victoria karna dia takut saat Victoria bangun dia akan menangis histeris.
"Maafkan aku, aku berjanji untuk melayanimu seumur hidupku, aku berjanji hanya akan setia kepadamu Lady Victoria"
Diana tidak bisa membendung air matanya lagi, dengan tangan piawainya yang terus membantu membersihkan tubuh Victoria hatinya terus berdoa dan mengucapkan sumpah setianya.
TOk TOK TOK.
Ketukan pintu menghentikan pergerakan tangan Diana, dia berpikir mungkin itu pelayan yang akan mengantarkan bubur seperti biasa, jadi tubuh Victoria yang masih setengah telanjang hanya di tutupinya dengan selimut.
TOK TOK TOK
"Sebentar!"
Diana segera berlari untuk membuka pintu tapi saat pintu sudah di buka Diana membulatkan matanya.
"Y-your Highness"
Diana langsung menunduk memberi hormat
"Ekhem!... apa Lady Victoria ada?"
"A-ada your Highness..."
Fredrick melirik ke arah kamar tapi tidak menemukan sosok yang dia cari dan menatap Diana
"Bisa katakan jika aku datang? aku menunggu di sini"
Diana semakin gugup dan melirik ke arah kamar lalu menatap Fredrick
"Mohon maaf Your Highness tapi..... tapi lady Victoria sedang tidak bisa bertemu anda"
Fredrick menyipitkan matanya dan memandang Diana penuh selidik
"Katakan padanya, aku Pangeran Fredrick menjemputnya untuk minum teh, sekarang aku menunggu di sini!!"
Mendengar suara Fredrick yang meninggi dan wajahnya yang jadi tidak bersahabat Diana menjadi takut tapi keadaan memang tidak mendukung, Diana menarik nafas dalam dan mengepalkan tangannya untuk menahan kegugupannya.
"Sekali lagi mohon maaf Your Highness tapi lady Victoria sedang tidak bisa keluar"
Fredrick mengeram kesal dan menatap Diana dengan tajam
"Tidak bisa keluar? atau tidak mau menemuiku?!!"
"Bu-bukan begitu Yo......."
Belum sempat Diana menyelesaikan ucapannya tubuh besar Fredrick segera menerobos melewati pintu, dengan reflek Diana menahan tangan Fredrick yang membuat langkah Fredrick terhenti dan kedua bola mata abu-abu itu menatap Diana dengan tajam.
"BERANI KAU MEYENTUH DAN MENGHALANGIKU!!!!"
Mendengar suara Fredrick yang sudah menggelegar tubuh Diana langsung gemetar takut, bahkan suaranya terdengar hingga ke koridor, tapi Diana tidak melepaskan tangannya dan sekuat tenaga menekan kegugupannya.
"Maaf karna saya lancang Your Highness tapi lady Victoria sekarang benar-benar tidak bisa menemui siapapun apa lagi ke luar kamar, anda boleh menghukum saya tapi saya mohon jangan masuk ke dalam"
Fredrick menepis tangan Diana yang masih menahannya dan kembali mencoba masuk, karna semakin panik dengan reflek Diana mengahadang tubuh Fredrick agar tidak semakin masuk ke dalam kamar. Fredrick yang semakin kesal berteriak.
"SIAPAPUN YANG DI LUAR SERET GADIS INI!!!"
Diana tersentak dan indra pendengarnya segera menangkap derap langkah kaki yang mendekat membuat kepanikan Diana semakin menjadi dengan cepat tubuhnya jatuh ke lantai dan bersimpu sambil menangis.
"Saya mohon Your Highness, keadaan lady Victoria sedang tidak bisa di lihat orang lain, tolong hargai privasi-nya, tolong jaga kehormatan Lady saya"
Setelah mengatakan itu dua pengawal sudah terlihat berada di depan pintu, tanpa perlu berpikir tubuh Diana segera melompat mencoba menutup pintu. Mendengar dan melihat perlakuan Diana yang secara tiba-tiba Fredrick membiarkan Diana untuk menutup pintu dan melebarkan arah pandangnya hingga matanya berakhir ke ranjang, di sana tubuh kecil Victoria sedang terbaring dengan kompres di dahi dan selimut yang menutupi hanya setengah dadanya. Fredrick yang entah karna bingung, terkejut atau terpesona tidak bisa mengalihkan matanya hingga Diana berdiri di depannya menghalangi arah pandangnya, akhirnya mata Fredrick bergerak ke wajah Diana yang sudah berubah marah dengan mata basah.
"Tolong Your Highness... Kehormatan seorang Lady adalah nyawanya"
Seperti di siram es, Fredrick segera tersadar dan memalingkan wajahnya
TOK TOK TOK
"Your Highness"
Ketukan pintu membuat Fredrick segera berbalik
"Pergi!"
Dia mengusir penjaga dan melirik Diana
"Bereskan dan jelaskan! aku tunggu di luar"
🎀÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷🎀
Tolong Like, Komen, Bintang dan lope-nya yaaa....
Semoga masih tertarik untuk lanjut membaca...
Salam sayang semua ✨✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Cut SNY@"GranyCUT"
Sumpah tu Diana.. harus dipegang teguh
2023-09-05
0
Cut SNY@"GranyCUT"
Diana begitu menghormati majikannya
2023-09-05
0
Patmawati
next
2023-07-18
0