Dentingan garpu dan pisau makan mengisi dinginnya suasana meja makan. Victoria hanya bisa menjejalkan setiap irisan daging ke mulut, tanpa bisa mencerna rasanya.
Semua baginya dan semua menu terasa sama hambar, terlebih karna keadaannya yang sedang duduk di antara para musuh. Tapi Victoria, tetap harus makan untuk mengisi energinya. Karna bisa saja nanti dia akan menendang wajah salah di antara mereka.
Kedua mata Victoria melirik ke depan. Di depannya, sedang duduk Merquess Mincheas dan Earl Xenas. Sedangkan di samping kanannya, sedang duduk manusia yang paling dia benci, Raja George.
Mereka yang sedang di undang makan adalah saudara-saudara Raja George. Orang-orang yang masih memiliki hubungan sedarah dengan Raja George, dan juga para wakil bangsawan pendukung setia Raja George yang paling dekat.
Melihat pemimpin meja makan membalikkan instrumen meja makan, sesuai aturan Victoria ikut membalikkan garpu dan pisaunya. Lalu meraih gelas untuk menenggak isinya, dan di tutup dengan mengusap sudut bibirnya.
Gerakan anggun Victoria membuat Raja membuka bertanya sambil meletakkan napkin. "Bagaimana makanannya?"
"Habis..." Victoria menjawab santai sambil memberikan lirikan pada piringnya yang sudah kosong.
Raja George tersenyum geli. "Baiklah, seseorang akan menuntunmu ke ruang rapat. Di sana kita akan membahas beberapa hal."
Victoria hanya menjawab dengan anggukan, lalu berdiri saat seorang pelayan paruh baya sudah mendekat ke kursinya sambil memberikan gestur sopan. "Sebelah sini, my Lady." Pelayan mengarahkan.
Mulut Victoria hanya diam. Mengikuti dengan dagu terangkat dan wajah datar tanpa berpamitan dengan Raja dan yang lain.
Victoria, mengabaikan tatakrama dan kesopanan.
Setelah Victoria pergi menjauh dari meja makan, Earl Xenas yang juga sudah selesai dengan airnya membuka suara. "Dia angkuh." Ucapnya dengan tegas.
Marquess Mincheas yang sudah selesai mengelap mulut sehabis menenggak wine, mengangguk setuju. "Sama seperti ayahnya dan seluruh Arathorn."
Raja George yang sebenarnya sudah lebih dulu selesai makan dan hanya memperhatikan tersenyum penuh makna. "Karna itu aku mengundang dari sisi ibunya."
Marquess Minheas dan Earl Xenas mengangguk bersama.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Victoria mengamati ruang rapat. Jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan bola mata terus bergerak untuk menilai. Tidak perlu menunggu terlalu lama, pintu terbuka, dan dia langsung mengangkat bokong dari atas kursi.
"Apakah kau menunggu lama?" Suara Raja George terdengar ramah, dengan bibirnya melengkung ke atas seperti biasa.
"Tidak, Your Majesty." Jawab Victoria dengan sopan.
Mereka mengambil kursi masing-masing dalam diam. Menit-menit terus berlalu dalam keheningan. Sama seperti mengulang kejadian di meja makan. Entah apa yang mereka tunggu tapi, keheningan dan ketenangan itu membuat Victoria mulai bosan dan mulai mengantuk. Victoria yang semakin tidak sabar akhirnya membuka suara. "Maafkan saya Your Majesty tapi, bukankah ini sudah terlalu lama kita duduk dalam diam? Atau memang ini agendannya?"
Raja George terkekeh geli, dan menatap Victoria dengan mata berbinar. Tapi tidak dengan Earl Xenas yang mulai menjadi geram karna kelancangan Victoria. Seorang perempuan menyuarakan pemikiran mereka? Sangat bukan bangsawan!
"Tunggu sebentar Lady, ini juga bukan kemauan kami." Desis tajam Earl Xenas.
Satu alis cantik Victoria menukik sambil menatap Earl Xenas. Niatnya sangat ingin membalas pria itu dengan semua kata-kata kasar yang ada di dalam otaknnya. Tapi untuk malam ini, Victoria cukup banyak memiliki kesabarab. Jadi dia hanya merespon, "Oh..." Gumannya dengan menyebalkan.
Earl Xenas menatap tajam wajah menyebalkan Victoria. Marquess Mincheas hanya melirik Raga George yang kembali terkekeh geli karna mendengar dan melihat respon dari Victoria untuk sepupunya.
TOK TOK TOK
Suara ketukan pintu mengalihkan semua perhatian mereka. Raja George mengangguk, membuat Marquess menjawab ketukan pintu. "Masuklah."
Seorang kesatria masuk, menundukkan kepala dengan sopan, lalu mengatakan maksut ketukan pintunya. "Your Majesty, Viscount dan Viscountess of Sheffield sudah tiba."
Raja George mengagguk. "Antar masuk."
Mendengar nama yang akan datang, kebahagiaan langsung merayap ke dalam hati Victoria.
Raja George menatap kedua mata Victoria yang tadinya terlihat mengantuk, langsung berubah berbinar penuh semangat dalam sekejap. Bahkan wajah datar gadis itu, langsung berubah menjadi antusias. Melihat kebahagiaan Victoria, Raja George tersenyum hangat.
"Selamat malam, Your Majesty. Selamat malam Marquess Mincheas dan Earl Xenas. Maaf atas keterlambatan kami" Viscount dan Viscountess Sheffield yang sudah memasukki ruangan segera memberi tatakrama dan gestur penuh kesopanan. Walaupun sebenarnya, saat mereka mulai memasuki pintu, arah pandang mereka hanya tertuju pada Victoria. "Selamat malam, Lady Victoria." Sambung Viscount Sheffield.
Victoria yang sudah berdiri dari kursi, menahan tubuhnya agar tidak segera melompat untuk memeluk aunty-nya. Dengan anggun dia membalas sapaan Viscount dan Viscountess yang terasa spesial. Karna mereka dengan sengaja, memisahkan salam sendiri untuknya.
"Selamat malam, my Lord... selamat malam My Lady..."
Mereka yang melihat Victoria dalam keadaan sehat dan terlihat kokoh, Viscountess Sheffield mengusap ujung matanya yang mulai berair. Sesekali dia mencoba menarik nafas dan tersenyum haru. Dengan cepat langkahnya mengambil kursi di sebelah Victoria sambil menahan diri agar tidak langsung memeluk keponakannya.
Semua sudah duduk pada posisi masing-masing. Raja George duduk di kursi pemimpin. Marquess Mincheas duduk di sebelah kanan Raja. Earl Xenas duduk di sebelah kiri Raja. Viscount Sheffield duduk di sebelah Earl Xenas. Sedangkan Victoria duduk di depan Earl Xenas dengan Viscountess Sheffield yang ada sebelah kirinya. Dari bawah meja yang tidak bisa di lihat siapapun, Viscontess Sheffiel langsung menggenggam tangan Victoria. Victoria tersenyum dengan mata yang mulai menggenang.
Menyadari keadaan air mata Victoria, Viscountess langsung membisikkan sesuatu yang menenangkan dengan gestur masih duduk lurus dan elegant, tapi tetap masih bisa di dengar Victoria yang langsung mengangguk antusias dan kembali tenang.
"Baiklah, mari kita mulai." Marquess Mincheas sebagai juru bicara segera membuka diskusi. "Ini tentang pesta debut dan pertunangan Lady Victoria, kami memutuskan jika pendamping Lady Victoria akan di pilih dari kerabat Raja." Sambungnya.
"Lady Victoria masih mempunyai kerabat dari sebelah ayahnya dan juga ibunya, Marquess." Viscount Sheffield, langsung menyambar ucapan Marquess Mincheas, menyuarakan penolakannya.
"Ini kebijakan Raja, Viscount." Earl Xenas ikut menimpali penolakkannya untuk argumen Viscount Sheffield.
Viscount Sheffield menatap pemimpin meja. "Tapi Your Majesty, Lady......." Ucapan Viscount Sheffield terhenti ketika melihat Raja George mengangkat satu tangannya.
Dari ekor mata mereka, Victoria dan Viscountess Sheffield saling melirik. Lalu kembali menatap Raja George. "Aku membuat kebijakan ini karna memikirkan Victoria yang akan menjadi anggota kerajaan. Dan nanti, saat aku telah mangkat, Fredrick akan naik tahta. Dan tentu Lady Victoria akan menjadi Queen Consort kita, jadi....." Raja George menjeda, menatap Viscount Sheffield dengan tatapan yang belum pernah Victoria lihat. Tatapan dingin dengan raut wajah tegas. "Yang mendampinginnya harus dari keluarga kerajaan berpengalaman. Agar Lady Victoria bisa mengenal dan mengetahui aturan dan kebiasaan kerajaan."
Kedua tanagan Viscount Sheffield yang ada di bawah meja mengepalkan, terlihat dia sedang menahan dirinya untuk tidak membuka mulutnya lagi. Karna secara tidak langsung, Raja George sudah menyinggung lingkaran keluarga Arathorn dan Rubens yang selalu menghindar dari tawaran ikatan pernikahan kerajaan. Terlebih karna Viscontess Sheffiel, Lady Ivon yang pernah mendapat lamaran dari sepupu Raja George dan malah memilih menikahi kekasihnya yang hanya seorang Viscount miskin. Suaminya sekarang, Viscount Sheffield.
Victoria yang bisa dengan baik menyadari semua alur percakapan, mengeratkan genggamannya pada tangan Lady Ivon. Aunty-nya hanya menepuk-nepuk lembut tangan Victoria untuk mengatakan jika semuannya baik-baik saja.
"Saya akan melanjutkan." Marquess Mincheas menatap Viscount dan Viscountess bergantian. "Pesta pertunangan sepenuhnya akan di atur oleh kerajaan. Karna kerajaan tidak ingin membebani Arathorn dan Rubens."
Kedua alis Victoria mengerut dalam, lantas langsung menoleh pada aunty-nya yang akhirnya, ikut bersuara. Meski wanita itu tahu jika apa yang di lakukannya sekarang, bukanlah kesopanan seorang bangsawan, tapi Lady Ivon sebagai sedarah Victoria tidak bisa diam begitu saja. "Your Majesty, maaf atas ketidak sopanan dan kelancangan saya. Sebagai wakil yang memiliki darah dari keluarga Rubens, sangat tidak merasa keberatan untuk ikut ambil bagian dalam pesta pertunangan keponakan kami. Dan saya rasa begitu juga dengan Arathorn."
Victoria kembali mengeratkan genggaman tangannya, yang di balas oleh aunty-nya dengan tersenyum tipis.
Raja George menghela nafas panjang, dan raut wajahnya menjadi....... sendu? "Ini pesta ikatan pertama putraku, dan juga dia seorang Putra Mahkota. Jadi, aku ingin memegang penuh segala persiapannya. Tidak bisakah Viscountess mengerti isi hati orang tua ini?"
Victoria hampir terbahak mendengar peryataan Raja George yang memberi gelar kata 'tua' untuk dirinya. Seolah umurnya sudah lebih dari tujuh puluh tahun, dan akan mati besok. Tapi perkataan itu jelas membuat Lady Ivon bungkam. Argumen penuh drama dan licik itu, membuat Victoria sadar jika Raja George benar-benar seerkor serigala yang selalu memakai bulu domba, dan tersenyum seperti nenek tua.
Marquess Mincheas yang menyadari jika tidak akan ada lagi bantahan, segera melanjutkan. "Baiklah, yang terakhir tentang pernikahan."
Victoria tersentak. Tidak jauh berbeda dengan repon Lady Ivon yang masih mencoba meredam kekesalan setelah di libas dalam sekali drama Raja George. Victoria melirik Viscount Sheffield, Uncle-nya yang menatap Marquess Mincheas dengan alis mengerut dalam.
Saat Marquess Mincheass akan membuka mulutnya. Victoria langsung berdiri, yang membuat seisi ruangan bingung. "Maaf atas ketidak sopanan saya, Your Majesty. Tapi, karna yang akan bertunangan dan menikah adalah saya, jadi saya mohon ijinkan saya untuk ikut bersuara."
"Tidakkah keluarga Arathorn dan Rubens mengajarimu cara menjadi Lady bangsawan, Lady Victoria?"
Suara penuh sindiran dengan kata-kata cibiran Earl Xenas hampir membuat Viscountess ikut berdiri. Secara tidak langsung, sindiran dan cibiran itu juga mengarah untuknya yang tadi merusak kesopanan seorang Lady dengan menyuarakan isi kepalanya. Tapi, sentuhan dari Victoria dan gelengan kepala dari suaminya, membuat Lady Ivon hanya bisa mengepalkan tangan.
Victoria membalas tatapan wajah penuh hinaan Earl Xenas padanya dengan tersenyum manis dan ramah. "Earl Xenas yang terhormat, apakah sekarang anda adalah seorang, His Majesty?"
Raut wajah penuh hinaan yang di berikan Earl Xenas pada Victoria, langsung berubah menegang, warna wajahnya berubah pias dalam sekejap. Victoria menyeringai penuh hinaan saat menyadari perubahan wajah dan suhu ruangan yang semakin panas, lalu dengan anggun dan tanpa dosa dia kembali mendaratkan bokong di atas kursi. Victoria kembali membuka mulutnya.
"Ekhem... Your Majesty, apa kah anda mengijinkan saya yang lancang ini untuk bersuara?"
Suasana yang mencekam berubah menjadi aneh ketika tawa Raja George menggema. Bahunya bergerak kuat hingga wajahnya memerah. Sesekali kedua bola matanya melirik wajah Earl Xenas yang masih pias, lalu kembali tertawa kencang.
Victoria yang merasa bingung dengan keadaan melirik aunty-nya yang terus menekan bibir ke dalam. Lalu melirik Viscount Sheffield yang sudahbmenyenderkan punggung sambil menengadahkan kepala ke belakang. Dan yang terakhir, Marquess Mincheass yang hanya terus memejamkan matanya.
Merasa semakin bingung, Victoria menggeser sedikit kepalanya ke samping dan berbisik dengan suara yang ternyata masih bisa di dengar semua orang.
"Aunty, sebenarnya apa yang terjadi?"
\=\=\=❤❤❤❤
Silahkan tinggalkan jejak kalian
Salam sayang untuk semua ✨✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Cut SNY@"GranyCUT"
Drama..😀😀
2023-09-05
0
Patmawati
nama2nya bikin pusing tp seru.
2023-07-14
0
Haru Haru
Tata bahasanya enak. Kyk novel terjemahan
2021-09-17
2