"Diana"
"Ada apa Vic"
Victoria melirik wajah Diana yang sedang merapikan poninya
"Aku ingin duduk di luar"
"Baiklah Vic, setelah minum teh herbalmu kita akan duduk di taman"
Diana yang sudah selesai menata rambut Victoria, segera menarik laci yang ada di bawah meja rias
"Bawa saja tehnya ke sana dan tolong kookies vanilla ku"
"Baik, aku akan mengatakan pada pelayan dapur"
----------------------------
Victoria masih menatap ke arah langit dengan rambutnya yang sesekali berterbangan, musim semi semakin berada di pertengan dan hembusan angin semakin kuat. Diana yang melihat Victoria yang seperti akan mulai memikirkan sesuatu mencoba memecah keheningan
"Apa yang anda pikirkan my Lady, tolong jangan banyak pikiran, anda baru sembuh dan ingat pesan dokter"
Victoria meraih satu kookies-nya lagi dan menganggukkan kepalanya
"Padahal aku berencana ingin berlama-lama marah padamu tapi ternyata aku malah merepotkanmu, maafkan aku Diana dan terima kasih banyak"
Victoria menatap Diana yang menggelengkan kepalanya dengan kuat
"Harusnya jika anda ingin marah, anda harus menghukum saya atau berteriak pada saya atau sekalian memukul saya my Lady"
Victoria menekuk bibirnya, dia terlihat tidak suka dengan perkataan Diana.
"Kau sudah menghukum dirimu sendiri hingga kakimu kaku, lagi pula apa aku terlihat seperti wanita kasar yang bisa memukul orang?"
Diana melirik wajah sebal Victoria sambil mengulum senyumnya dan dengan tenang dia menjawab
"Iyaa"
Satu pukulan pelan mendarat ke tangan Diana yang bertaut di perut, Diana terkekeh yang membuat Victoria ikut terkekeh tapi suasana akrab mereka tiba-tiba menjadi hening yang membuat Victoria memutar kepalannya ke arah Diana yang sudah menunduk. Mata Victoria membulat dan segera berdiri memberi hormat
"Selamat siang Your Majesty, selamat siang Your Highness...."
"Kau sudah terlihat lebih baik"
Victoria melirik Diana yang masih menundukkan kepalanya lalu kembali menatap empat orang pria yang ada di depannya. Raja George dan Fredrick dengan gontai menarik kursi di depan Victoria yang membuat wajah Victoria menjadi bingung dan tidak nyaman. Satu anggukan singkat yang di berikan Raja George pada Victoria membuatnya ikut duduk kembali.
"Saya sudah lebih baik Your Highness"
Fredrick tersenyum tampan yang di balas Victoria dengan wajah datar, Raja George melirik putranya yang terus tersenyum sambil menyambar kookies yang ada di atas meja.
"Anda ingin minum teh apa Your Majesty?"
Seorang pelayan datang dengan tergopo-gopo sambil menundukkan kepalannya.
"Tidak perlu, kami hanya sebentar"
"Baik Your Majesty"
Setelah pelayan itu pergi, Victoria melirik seorang pria yang berdiri tenang di belakang Raja George, itu Edward dan seorang pria yang berdiri di belakang Fredrick, jika Victoria tidak salah ingat Diana pernah mengatakan jika Fredrick punya tangan kanan berambut abu-abu bernama Jeremmy. Fredrick yang menyadari jika bola mata Victoria terus tertuju pada orang yang di belakangnnya akhirnya membuka suara
"Dia jeremmy..."
"Aahh... iya Your Highnes"
Raja George masih diam sibuk melirik pada Fredrick yang terus mengunyah kookies dengan mata yang secara terang-terangan terus memperhatikan gerak gerik Victoria, entah apa yang di pikirkannya tapi dia yakin terjadi sesuatu pada mereka, lebih tepatnya pada Fredrick karena Victoria terlihat tenang bahkan lebih mengarah ke tidak menganggap keberadaan Fredrick.
"Apa kau sudah benar-benar sehat?"
"Sudah Your Majesty, Trimakasih atas perhatiannya"
Raja George mengangguk dan melirik Fredrick yang sedang berbisik pada Jeremmy, lalu Jeremmy pergi dengan di ikuti mata Victoria yang terus tertuju pada Jeremmy. Raja George semakin merasa tua saat anak-anak muda ini terlihat saling mengekspresikan hati mereka.
"Karna kau sudah sembuh dengan baik aku akan memberikan hadiah untukmu"
Victoria mengejap-ngejapkan matanya dengan bingung dan melirik Fredrick yang masih terus tersenyum tampan padanya
"Tidak perlu Your Majesty, perhatian yang anda berikan sudah cukup untuk membuat saya senang"
Raja George tertawa dan Fredrick terkekeh geli, mereka tahu jika Victoria hanya berbasa basi tapi tidak terbayangkan jika Victoria benar-benar bisa bermulut manis dengan ekspresi wajah yang datarnya
"Kau yakin? padahal hadiah dari ku adalah satu permintaanmu yang akan ku kabulkan"
"Benarkah?!"
Sadar akan antusiasnya yang lepas kendali, Victoria segera menekuk bibirnya sambil berdehem beberapa kali untuk mengembalikan ekspresinya.
"Baiklah jika begitu Your Majesty, saya akan menerima kenaikan anda"
Melihat cara Victoria yang mencoba menahan ekspresinya dan mencoba tetap tenang, Fredrick tersenyum geli dan tidak jauh berbeda dengan Raja George yang hampir terkekeh.
Jantung Victoria sudah tidak sabar untuk menyuarakan isi hatinya dan menunggu Raja George untuk membuka pembicaraan karna permintaannya tentu saja ingin bertemu uncle-nya, sambil menunggu Raja George, pikirannya sedang menimang pilihan antara ingin meminta bertemu Duke Thomas kakak ibunya atau Earl Albert adik ayahnya, dia harus bertemu mereka untuk melepas rindu dan tentu berbicara hal 'penting'.
"Aku akan mengabulkan apapun keinginanmu Lady Victoria tapi, tidak dengan permintaan bertemu orang yang berada di luar istana"
Hati Victoria mencelos jatuh, rasa kecewa dan marah merambat di dadanya, Victoria akui jika iblis licik yang pintar memainkan perasaan dan gemar mengambil nyawa orang di depannya ini, benar-benar menjungkir balikkan perasaannya hanya dalam beberapa kali dia membuka mulut, belum cukup rasa marah yang di sulut Raja George, perkataan Fredrick semakin membuatnya ingin memaki
"Dan juga tidak untuk keluar dari istana"
Victoria ingin memaki dirinya sendiri yang ternyata sangat lemah karna sempat berharap. Dia mencoba menekan amarah dan rasa malunya lalu tersenyum
"Kalau begitu, bolehkan membawa Grey untuk tinggal di sini?"
Raja George menaikkan satu alisnya dengan Fredrick yang tersenyum hangat
"Grey?"
"Aahh.. maksut saya, anjing saya Your Majesty, dia seekor anjing bukan 'orang'......."
Raja George menipiskan bibirnya ke dalam dengan Fredrick yang tersenyum geli saat Victoria menekankan kata 'orang' pada perkataannya.
"Baiklah, aku akan mengirim orang untuk menjemput 'anjing' mu"
Victoria menggigit pipi dalamnya saat Raja George membalas sindirannya dengan menekan kata 'anjing' pada perkataannya.
"Ed, kirim orang untuk menjeput anjing itu"
Victoria melirik Edward yang ternyata juga meliriknya entah karna apa
"Mohon maaf Your Majesty tapi anjing itu sangat tidak ramah dan anjing itu juga pernah mengigit satu kesatria"
Raja George kembali menaikkan satu alisnya dengan Fredrick yang juga menaikkan satu alisnya, Victoria yang melihat kemiripan mereka jadi mengingat bagaimana kemiripan ayahnya dan Arthur kakaknya. Senyum, wajah, rambut dan sifat mereka sangat mirip.
"Lady Victoria....."
Suara yang memanggil namanya membuat Victoria kembali ke alam sadar
"Iya Your Highness"
"Apa yang kau pikirkan?"
Victoria melirik wajah Fredrick yang tampak khawatir
"Tidak ada Your Highness"
"Jangan banyak berpikir, ingat pesan dokter Lily, jika tidak berbagilah pada orang lain, aku juga bisa menjadi pendengarmu jika ingin bercerita"
Suara batuk Edward yang di buat-buat semakin membuat Victoria merasa tidak nyaman, dia merasa seperti sedang di goda.
"Terimakasih Your Highness"
Raja George tidak bisa menahan kekehannya lagi, dia melirik wajah Edward yang tersenyum geli melihat respon datar yang di berikan Victoria untuk Fredrick.
"Baiklah, ke pertanyaan ku tadi, apa tidak masalah jika membawa anjing itu? apa benar anjing itu tidak ramah?"
Victoria tersenyum mengejek sambil melirik Edward
"Grey memang selalu peka dan tidak ramah pada 'orang jahat' Your Highness"
Raja George mengulum senyumnya, Fredrick terkekeh melirik Edward yang sudah merengut.
"Jadi bagaimana cara membawanya?"
Victoria mengubah raut wajah datarnya menjadi raut wajah seramah dan semanis mungkin, dengan mata menatap hangat, dia menatap wajah Raja George
"Bolehkah saya saja yang menjemputnya Your Majesty?"
Raja George membalas tatapan ramah dan manis Victoria dengan raut wajahnya yang tak kalah ramah dengan bibir melengkung sangat tinggi ke atas.
"Lady Victoria yang manis, ingat apa yang di katakan Fredrick barusan?"
Victoria segera menghentikan senyumannya dan menelan kekecewaannya
"Iya Your Majesty"
Melihat wajah Victoria yang terlihat kecewa karna godaannya tidak berhasil, Fredrick mengulum senyumnya
"Jadi bagaimana cara kita membawanya?"
Victoria melirik Fredrick yang bertanya
"Grey akrab dengan semua pelayan dan penjaga di castle Albany...." Victoria menjeda, rasanya mulutnya keluh menyebutkan rumahnya, dengan tangan terkepal dia melanjutkan. "Tapi karna perjalanan yang akan di tempuh cukup jauh dia tidak akan tenang, ajak Joseph atau Bety bersama agar Grey tidak mengamuk"
"Mengamuk?"
Victoria mengangguk pada Raja George yang terlihat penasaran.
"Dia tidak bisa berdiam lama-lama dan juga tidak sabaran"
Diana tersenyum geli melirik Fredrick dan Raja George yang juga sedang mengulum senyum. Sepertinya tidak hanya dia sendiri yang berpikir jika anjing itu sangat mirip pemiliknya.
🎀÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷🎀
Tolong Like, komen, bintang dan lope-nya ya semua....
Semoga masih tertarik untuk lanjut...
Salam sayang untuk kalian semua ✨✨✨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 213 Episodes
Comments
Patmawati
sebenarnya ada apa sih ini
2023-07-18
0
Prijani Joeniati
Victoria cerdik juga
2023-06-20
0
Fitriya Gusti2
like
2021-11-28
0