

Behind The Castle

 

GOODBOY

"Anjing itu cantik"

Fredrick membelai rambut merah menyala yang sedang bersandar pada perut berkotak telanjangnya

"Yeah.... Cantik"

Calista menaikkan sedikit tubuh setengah basahnya yang telanjang di balik selimut agar wajah mereka sejajar.

"Aku tidak pernah melihat anjing seperti itu"

Fredrick memejamkan matanya ketika tangan piawai Calista mulai membelai perut dan dada bidangnya.

"Aku juga, sepertinya anjing itu di dapatkan dari benua yang jauh"

Calista menyusupkan wajahnya ke leher Fredrick dengan tangannya yang terus berjalan membelai tubuh setengah basah Fredrick

"Aku juga ingin menyentuh bulu anjing itu, sepertinya sangat lembut"

Fredrick membuka matanya dan menangkap tangan Calista yang hampir menyentuh miliknya yang baru tertidur

"Kau tidak takut?"

Calista menarik tangannya dan mulai menciumi rahang Fredrick yang membuat Fredrick kembali memejamkan matanya.

"Anjing itu memang cukup besar, tapi jika bisa mendekatinya aku yakin dia akan bersahabat"

Tangan Calista kembali membelai perut Fredrick dan berjalan terus ke bawah selimut hingga menyentuh milik Fredrick, membuat Fredrick mulai mengeram.

"Besok...." Fredrick menjeda untuk menarik nafas. "Besok hhmm... aku akan coba untuk mengenalkannya padamu..."

Tangan Calista mulai bekerja, bergerak naik turun dengan gerakan mahir untuk membangkitkan kembali milik Fredrick

"Kau memang yang terbaik Fred, Aku sangat mencintaimu"

Setelah mengatakan itu dan merasa milik Fredrick sudah mulai mengeras kembali, Calista segera menyibakkan selimut dan menurunkan tubuhnya hingga wajahnya berada tepat di atas milik Fredrick, kedua bola mata coklatnya terus menatap wajah Fredrick dari bawah. Fredrick segera mendorong kepala Calista untuk segera bersentuhan dengan miliknya.

"Beri aku ucapan terima kasih"

Calista tersenyum sensual dan langsung membuka mulutnya untuk memasukkan milik Fredrick.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Victoria menyesap tehnya sambil melirik Fredrick yang terus membelai bulu Grey, hari ini setelah sekian lama akhirnya Victoria menerima undangan Fredrick itupun karna paksaan dari Diana.

"Aku punya kookies yang di dapat dari benua lain, kau ingin mencobannya?"

Dengan anggun Victoria meletakkan cangkir tehnya dan menatap Grey yang sedang memejamkan matanya di atas kursi

"Apa ada bedanya Your Highness?"

Fredrick tersenyum dan menarik tangannya dari bulu Grey

"Rasanya berbeda, kau coba saja sendiri" Fredrick menjeda ucapannya dan memutar kepalanya untuk menatap beberapa pelayan yang berdiri di ujung. "Panggil pelayan yang ku bawa dari istana barat"

Fredrick memerintahkan seorang pelayan pria yang dengan segera berjalan menjauh dari taman. Tidak lama seorang pelayan wanita dengan rambut merah menyala datang dengan nampan berisi piring bertingkat. Victoria hanya diam dan mengamati isi nampan dan juga melirik wajah Fredrick yang tersenyum aneh pada pelayan itu lalu menatap Victoria kembali

"Cobalah"

Victoria melirik kembali pelayan yang ternyata masih berdiri di belakang Fredrick

"Terimakasih Calista"

Mendengar Victoria menyebutkan namanya Calista tersenyum dengan Fredrick yang menaikkan satu alisnya

"Kau mengenalnya?"

Victoria mulai mengunyah kookies yang baru di bawakan, rasa mint, asam dan manis segera menyapa mulutnya.

"Kalo boleh saya tahu ini dari benua apa Your Highness?"

Fredrick menipiskan bibirnya saat Victoria mengabaikan pertanyaannya terlebih sikap formal Victoria padanya.

"Dari benua Rusian"

Victoria mengangguk dan saat kookies di mulutnya habis dia kembali membuka mulutnya

"Kookies ini berasal dari tempat Grey"

Fredrick menegakkan punggungnya dan ikut mengambil satu kookies

"Benarkah? Grey dari Rusian?

Entah karna namanya yang terus di sebut atau memang karna nerasakan sesuatu, Grey yang sedari tadi memejamkan matanya segera membuka matanya dan melompat ke tanah mendekat pada Victoria.

Fredrick, Calista dan Diana segera memutar kepala mereka karna melihat pergerakan tiba-tiba Grey. Diana melirik Victoria yang masih tenang mengahabiskan kunyahan terakhir kookiesnya lalu dengan anggun menyesap tehnya.

"Rasanya unik, Terimakasih Your Highness"

Fredrick tersenyum dan menatap Grey yang sudah kembali tidur di tanah samping kursi Victoria

"Apa Grey bisa makan kookies?"

Victoria menggeleng singkat

"Grey tidak pernah di ajarkan untuk memakan sembarangan makanan Your Highness"

Mendengar ucapan Victoria Fredrick sedikit memutar kepalanya ke samping dan menatap Calista

"Sayang sekali Calista, Grey tidak bisa memakannya"

"Iya Your Highness.... tapi anjing ini cantik sekali, bulunya terlihat lembut"

Mendengar percakapan Fredrick dan Calista, Victoria menaikkan satu alisnya dan melirik Diana yang ternyata juga sudah melirik Victoria, saat mata mereka bertemu mereka langsung mengulum senyum.

"Benar, bulunya sangat lembut, kau ingin memegangnya Calista?"

Mendengar suara Fredrick terlebih tawarannya pada Calista membuat senyum Victoria menghilang, wajahnya kembali datar dengan sorot mata yang mulai tidak bersahabat.

"Vic, Bisakah Calista berkenalan dengan Grey?"

Diana yang terus-terusan mendengar Fredrick berbicara tidak formal pada nonannya merasa tidak enak, karna nonannya membalas dengan selalu memakai bahasa formal seperti memberikan jarak tegas untuk mereka.

"Vic?"

Sekali lagi suara Fredrick terdengar, Victoria segera meletakkan cangkirnya dan menatap Calista

"Coba saja"

Calista tersenyum dengan Fredrick yang meliriknya sambil tersenyum.

"Terimakasih My Lady"

Victoria tidak membalas ataupun menatap Calista lagi, bahkan dia terkesan mengabaikan, Diana melirik Fredrick yang sedang mengajari Calista cara berkenalan dengan Grey, lalu melirik nonannya yang sudah berwajah dingin?

Melihat wajah tidak biasa nonannya entah kenapa Diana merasa takut.

Calista mulai berjalan mendekat pada Grey tapi baru saja dia berdiri di depan Grey, Grey mulai mengeram, Victoria dengan wajah yang hanya menghadap kedepan tidak terlihat teralihkan oleh eraman Grey. Fredrick yang melihat Grey sudah dalam mode waspada segera menatap wajah dingin Victoria.

"Grey kenapa Vic?"

Victoria meletakkan cangkirnya dan akhirnya menolehkan kepalanya ke arah Grey

"Jangan mencoba maju lagi"

Fredrick yang mendengar ucapan Victoria segera memutar tubuhnya dari kursi dan menatap Calista

"Lain kali saja Cal"

Tapi, baru saja selesai Fredrick menyelesaikan ucapannya pekikan Calista tiba-tiba mengisi seisi taman

"CALISTA!!!"

Fredrick langsung berteriak tanpa berpikir ketika tanpa aba-aba Grey melopat dan mengeram dengan memamerkan giginya di depan kaki Calista yang tubuhnya sudah tejerembab di atas tanah dan terus mencoba memundurkan tubunya dengan menggunakan sikut. Wajahnya pucat pasi, begitu juga dengan para pelayan yang berada di sana.

Victoria menatap Grey yang masih mengeram lalu menatap Fredrick yang berusaha menghadangi Grey dengan tubuh besarnya, melihat itu senyum miring Victoria terbit.

"Grey!"

Mendengar namanya di sebut Victoria, Grey menutup giginya, tapi eramannya masih terdengar

"Kemari!"

Grey masih diam beberapa saat dengan eraman yang masih terdengar di belakang punggung Fredrick, hingga akhirnya Grey memutar kepalanya dan berjalan dengan anggun ke arah Victoria dan Diana, dengan manis dia menggosok-gosokkan kepalanya pada gaun Victoria.

Victoria masih mengawasi pemandangan di depannya, Fredrick mencoba membantu Calista yang sudah menangis, tangan Fredrick terus menepuk-nepuk pelan bahu Calista seolah memberikan ketenangan. Victoria kembali mengangkat cangkirnya.

"Sudah kuingatkan"

Mandengar ucapan Victoria, Fredrick menatap Victoria yang ternyata terus menatap mereka, dengan cepat dia menarik tangannya dari bahu Calista dan Calista yang juga sudah memahami situasi Fredrick dengan cepat membungkuk dalam

"Saya tidak apa-apa My Lady" Calista menjeda dan memutar tubuhnya pada Fredrick dengan masih membungkuk dalam. "Terimakasih banyak Your Highness.. Terimaksih banyak...."

Calista segera memundurkan tubuhnya menjauh dari Fredrick dengan Fredrick yang juga memutar tubuhnya menuju kursi tapi sesekali ekor matanya masih melirik Calista yang sudah pergi menjauh dari mereka. Baru saja Fredrick mendaratkan bokongnya ke kursi suara Victoria menyambutnya

"Anda terlihat sangat khawatir Your Highness"

Suara datar dan dingin dengan raut wajah tidak bersahabat Victoria menghentikan belaian Diana pada bulu Grey, Diana mengeryit ngeri dan melirik Fredrick yang terlihat santai.

"Dia terlihat sangat syok"

Victoria tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Fredrick yang merasakan aura Victoria yang dingin mencoba mencairkan suasana.

"Kau terlihat cemburu"

Victoria hampir memuntahkan isi perutnya setelah mendengar ucapan Fredrick dan segera menghentikan tangannya yang akan mengambil kookies lagi

"Benarkah saya terlihat begitu Your Highness?"

Victoria tersenyum culas sambil menatap wajah Fredrick yang terlihat aneh.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Raja George masih tertawa hingga wajahnya memerah, Edward hanya mengamati sambil menuangkan teh ke cangkir yang masih kosong.

"Kapan itu terjadi Ed?"

Edward meletakkan kembali teko teh dan melirik Raja George yang sudah berhenti tertawa

"Siang tadi Your Majesty" Edward menjeda dan berjalan ke samping meja kerja Raja George. "Apakah kita masih akan ikut campur?"

Raja George meletakkan cangkirnya dan menyeringai