Freya sedang menatap pantulan dirinya di depan cermin besar yang ada di toilet. Ia memutuskan untuk menjauh dari teman-teman Alano usai mendapat pertanyaan yang tidak mengenakan itu.
"Gue udah nggak betah ada disini, apa gue pulang duluan aja kali ya," ucap Freya.
Saat Freya hendak membalikkan tubuhnya, entah kenapa ia seperti melihat seseorang yang melintas di belakangnya. Namun setelah mengamati setiap sudut toilet itu, Freya tidak menemukan siapa-siapa. Dan anehnya kenapa toilet itu sepi sekali, Freya baru menyadari bahwa sejak ia masuk hingga sekarang, belum ada satu orang pun yang masuk ke toilet kecuali dirinya.
Mendapat firasat yang tidak enak, Freya memutuskan untuk segera keluar. Namun entah apa yang terjadi, pintu toilet itu tiba-tiba tertutup dengan sendirinya.
Saat Freya mencoba untuk membukanya, pintu itu seperti terkunci. Freya berusaha keras untuk menariknya namun tetap tidak bisa.
Karena panik, Freya berteriak meminta tolong. Ia memanggil siapapun yang berada di luar untuk membukakan pintunya, namun belum ada satu orang pun yang merespon permintaan tolongnya.
"Siapapun tolongin gue, gue ke kunci disini," teriak Freya dengan raut wajah gelisah.
***
Sementara di tempat lain, Alano yang sedang asik berbincang dengan rekannya tidak menyadari jika Freya belum juga kembali dari toilet.
Malah tiba-tiba ada seorang gadis cantik yang mendekat ke arahnya.
"Hai Al, apa kabar? Apa kamu masih inget sama aku?" sapa wanita cantik berwajah Indo-Jerman.
Alano tampak mengamati dengan seksama, tak lama kemudian ia melebarkan senyumnya seperti teringat sesuatu.
"Jasmine? Kamu beneran Jasmine?" ucap Alano seperti tak percaya.
"Iya aku Jasmine, ternyata kamu masih inget sama aku, padahal kita udah hampir 10 tahun nggak ketemu."
"Inget lah, siapa yang bisa lupain gadis secantik kamu. Meski 10 tahun udah berlalu, wajah kamu nggak pernah berubah, tetep cantik dan akan selalu terlihat paling cantik," ucap Alano, tanpa sadar ia sudah menatap Jasmine dengan tatapan mendamba. Seakan masa lalu itu kembali hadir dalam pikirannya.
"Ehemm.. Inget Freya Al," goda rekan Alano.
Alano terkesiap, ia kemudian menoleh ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Freya.
"Siapa Freya?" tanya Jasmine dengan dahi berkerut.
"Kamu nggak tau?" tanya rekan Alano.
Jasmine menggeleng masih dengan senyum manisnya.
"Istrinya Alano, mereka baru aja menikah."
"Istri? Aku baru tau kalau ternyata kamu udah punya istri Al."
"I-ya, aku baru menikah sekitar 3 minggu yang lalu," jawab Alano sedikit terbata. "Aku permisi bentar ya," lanjut Alano sambil melangkah pergi meninggalkan Jasmine.
Sepanjang perjalanan Alano tak henti merutuki dirinya sendiri. Satu sisi ia kecewa karena Jasmine tiba-tiba muncul disaat yang tidak tepat. Namun disisi lain, ia tidak bisa membohongi dirinya jika ia senang bisa melihat Jasmine kembali.
Semasa SMP Alano sangat menyukai Jasmine. Kemana-mana mereka selalu menghabiskan waktu berdua. Bagi Jasmine, Alano adalah sahabatnya. Tapi jauh dari lubuk hati yang paling dalam, Alano menaruh hati pada Jasmine. Alano bersusah payah menyembunyikan perasaannya pada Jasmine. Ia hanya ingin menunggu momen yang paling tepat untuk mengatakannya. Hingga saat kelulusan tiba, Alano merencanakan kejutan spesial untuk Jasmine.
Alano ingin mengungkapkan perasaannya bersamaan dengan perayaan kelulusan mereka. Namun usai mengatakan tentang perasaannya pada Jasmine, Jasmine justru mengejutkan Alano dengan penolakannya.
Ternyata setelah kelulusannya, kedua orang tua Jasmine akan membawa Jasmine ke Jerman untuk melanjutkan hidup disana. Alano yang patah hati tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa menunggu dan berharap jika suatu hari, ia akan dipertemukan kembali dengan Jasmine.
Sekarang Alano tidak menyangka jika Tuhan ternyata mendengar doanya. Namun Alano sangat menyayangkan pertemuan ini, karena sekarang status Alano sudah berubah.
Alano tidak tahu harus berbuat apa, perasaan canggung itu membuat Alano memilih untuk menghindar dari Jasmine.
***
Di dalam toilet, Freya semakin ketakutan saat melihat cermin besar di depannya sudah penuh dengan coretan merah seperti darah. Apalagi tulisan itu berisi sebuah ancaman yang tentu membuat Freya semakin panik, hingga ia hanya bisa menangis histeris.
"Kamu harus mati, Freya Jovanka!"
Itulah kata-kata ancaman yang tertulis di cermin itu.
Freya hanya bisa mendekap kedua lututnya di belakang pintu. Seluruh tubuhnya sudah gemetar dengan lelehan keringat dingin. Tak ada yang bisa Freya lakukan selain terisak seorang diri.
Freya lelah berteriak meminta bantuan, karena nyatanya sampai detik ini tidak ada satu orang pun yang menolongnya. Ia pasrah jika memang hidupnya akan berakhir seperti ini. Namun Freya juga masih mengharapkan setitik keajaiban.
"Papa.. Hiks.. Hiks.. Tolongin Freya, Freya takut disini," lirih Freya.
Tanpa sadar Alano sudah berjalan menuju ke toilet. Samar-samar ia mendengar suara isakan dari salah satu pintu. Namun yang membuat Alano heran, saat Alano mencoba mendekati pintu itu rupanya di depannya ada sebuah peringatan jika toilet itu rusak.
"Masa siang-siang gini ada hantu," gumam Alano sambil memegang belakang lehernya setelah mengamati toilet itu.
Namun suara itu tak kunjung berhenti meski Alano sudah mencoba mengabaikannya. Saat Alano hendak berjalan keluar, ia tiba-tiba menghentikan langkahnya. Alano teringat jika beberapa menit yang lalu, Freya pergi ke toilet dan belum kembali sampai sekarang.
'Apa mungkin…?'
Alano menoleh ke belakang, mengamati dengan seksama pintu dengan peringatan rusak itu. Tanpa berpikir panjang, Alano langsung memanggil-manggil nama Freya.
"Freya, apa lo ada di dalam?" teriak Alano setelah mendekatkan telinganya pada pintu toilet.
Awalnya Freya tidak mendengarkan suara Alano dengan seksama. Ia hanya fokus dengan tangisannya. Namun saat Alano kembali memanggilnya, Freya langsung mendongak dan menghentikan tangisnya.
"Freya, lo denger suara gue kan?"
Freya segera bangkit sambil menyeka air matanya. "Alano," gumamnya.
Seketika Freya menggedor-gedor pintunya sambil berteriak meminta bantuan. Rupanya setitik harapan itu masih ada.
"Tolongin gue Al, gue ada di dalem, gue nggak bisa keluar."
Alano mencoba memutar-mutar gagang pintunya, namun pintu itu sepertinya dikunci. Karena tidak ada kunci yang tergantung di pintu, Alano memutuskan untuk mendobraknya.
"Frey, lo mundur dulu, gue mau dobrak pintunya."
Freya mengangguk dan segera mundur ke belakang.
Setelah menendang pintu itu sebanyak tiga kali, akhirnya Alano bisa merobohkan pintu itu.
Hal pertama yang Alano lihat adalah wajah ketakutannya Freya. Begitu juga dengan Freya. Sadar jika Alano ada disini untuk menyelamatkannya, tanpa diduga Freya langsung berlari dan mendekap tubuh Alano.
Tidak ada pemikiran apapun saat Freya memeluk Alano, ia hanya mencurahkan rasa senang dan leganya karena akhirnya ada seseorang yang menolongnya.
Jika ternyata orang itu adalah Alano, Freya hanya menganggap ini sebuah kebetulan semata.
...BERSAMBUNG......
Yang punya saran atau masukan, boleh banget sampain ke authornya. Dengan senang hati author akan mempertimbangkan dan mengupayakan apa keinginan kalian😍
Saling dukung ya😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Nur Lizza
sapa ya kira2 yg mengunci freya jgn jasmin 🤔🤔🤔
2021-10-12
0
Farida Wahyuni
jangan ada pelakor thor😂
2021-10-10
0
Xianlun Ghifa
bom like
2021-10-06
0