"Nggak!" jawab mereka kompak.
Baik Freya maupun Prisa sama-sama sudah membuang muka. Nampaknya tidak akan pernah ada kata damai untuk mereka. Apalagi perdebatan mereka tempo hari sampai harus ke meja polisi.
"Prisa jelasin sama mama dong, ini sebenarnya ada apa. Kenapa kalian terlihat tidak saling menyukai?"
"Udah yuk ma kita pulang, Prisa males disini," ucap gadis itu sambil menarik lengan mamanya.
"Ta-pi kita baru dateng Sa."
Prisa tak menjawab, ia terus menarik tangan mamanya tanpa sekalipun menoleh ke belakang.
Alano tersenyum getir usai Prisa turun dari panggung pelaminan. "Nggak nyangka gue kalau ternyata dunia sesempit ini. Dan yang lebih bikin gue syok, bentar lagi lo sama dia bakal jadi saudara. Nggak keba-"
"Diem lo!" Freya sudah membekap mulut Alano sebelum pria itu menyelesaikan kata-katanya. "Jangan harap gue mau saudaraan sama dia. Sampai kapanpun gue nggak akan ngrestui bokap gue sama Tante Citra."
Wajah Freya yang semula ceria kini berubah masam. Fakta jika Prisa si biang onar itu merupakan anak dari Tante Citra membuat Freya semakin yakin dengan pilihannya. Sejak awal Freya memang meragukan kedekatan Citra dengan papanya. Ia berpikir jika Citra memiliki maksud dan tujuan lain dengan mendekati papanya. Dan fakta itu semakin diperkuat usai Freya tau siapa anak dari wanita bernama Citra itu. Ibaratnya buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Sikap Prisa sudah cukup menunjukkan siapa sebenarnya mereka.
****
Usai menggelar pesta pernikahan, Alano langsung membawa Freya ke rumah barunya. Bukan tanpa alasan Alano membawa Freya tinggal berdua, mereka tidak ingin ada orang yang mengetahui jika sebenarnya mereka tidak benar-benar menikah.
Keluarga mereka hanya bisa mengantarkan Freya dan Alano sampai di mobil.
"Rupanya mereka udah nggak sabar pa, sampai-sampai nggak mau kalau malam pertamanya terganggu," ucap Liliana dengan kekehan kecilnya.
"Alano ternyata jauh lebih cerdas dari papanya," komentar Reno sambil memandang pasangan pengantin baru itu.
Usia berpamitan, Freya dan Alano langsung masuk ke mobil yang akan mengantarkan mereka ke rumah Alano yang baru dibeli satu minggu yang lalu.
Sesampainya di mobil, Alano langsung membuka jasnya. Hal itu sontak membuat Freya menutup matanya sambil mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya.
"Lo ngapain lepas baju disini. Pakai lagi nggak!" ancam Freya.
"Kenapa? suka-suka gue lah, orang ini mobil gue," jawab Alano dengan santai.
"Lo nggak liat disini ada gue. Cepetan pakai."
"Baru juga kelar ijab masalah lo udah lupa."
"Jangan macem-macem lo ya. Kita kan udah sepakat."
"Sepakat buat nggak tidur bareng, iya gue tahu. Tapi nggak ada larangan buat kita telanjang bareng kan?"
"Kurang ajar!"
Freya langsung menyerang Alano dengan cara memukulinya. Sementara Alano hanya bisa terkekeh sambil menghalangi pukulan Freya dengan tangannya.
"Gue becanda oon. Lo nggak liat di depan kita juga ada Antoni, mana mungkin gue mau telanjang disini."
Freya menghentikan pukulannya dan langsung menatap Antoni dengan wajah malu-malu.
"Tubuh gue juga terlalu indah untuk lo liat jadi nggak sembarangan orang bisa menikmati keindahan tubuh gue, paham lo."
"Ishh, sok keren!" gerutu Freya.
"Emang gue keren, lo nggak percaya?"
"Enggak."
Antoni berusaha menahan tawanya saat melihat mereka berdebat. Jujur Freya adalah satu-satunya orang yang berani melawan Alano. Apalagi gadis itu secara terang-terangan tidak menunjukkan ketertarikannya pada Alano. Antoni sangat yakin jika Alano sendiri pasti penasaran dengan sosok Freya.
"Cuma cewek aneh yang bilang gue nggak keren," ucap Alano sambil menggulung lengan kemejanya.
"Dan cuma cewek bodoh yang bilang lo keren."
"Wahh, jadi lo nghina ratusan bahkan jutaan orang di Indonesia. Parah, coba tadi ucapan lo gue rekam. Habis lo sama mereka."
"Pede banget lo, tau darimana kalau orang yang suka sama lo sampai jutaan," tanya Freya dengan senyum mengejeknya.
Alano yang merasa geram dengan ucapan Freya langsung mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi instagram miliknya.
"Nih lo liat berapa banyak followers gue, paling punya lo nggak ada seperempatnya gue."
Freya tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan Alano. Ia tidak menyangka jika orang sesibuk Alano masih sempat bermain instagram layaknya anak muda yang kurang kerjaan.
"Napa lo ketawa?"
Freya tidak bisa menghentikan tawanya, bahkan ia hanya bisa melambaikan tangannya sebagai isyarat jika ia tidak bisa berbicara untuk menjawab pertanyaan Alano.
Mobil yang membawa mereka akhirnya tiba di sebuah rumah besar nan megah.
Antoni dengan sigap keluar lebih dulu untuk membukakan pintu Alano dan Freya.
"Akhirnya gue bebas juga," ucap Alano usai turun dari mobil.
Alano dengan tidak sopannya melempar jas yang tadi ia pakai kepada Freya.
Karena tangan Freya yang belum siap untuk menangkapnya akhirnya jas itu jatuh menutupi wajahnya.
"Apaan ini, lo punya tangankan, napa harus gue yang bawa," protes Freya.
"Maaf non biar saya aja yang bawa," ucap Antoni.
Alano yang sudah berjalan lebih dulu kini menoleh ke belakang sambil menyunggingkan senyumnya.
"Udah Ton biar dia aja yang bawa, lagian itu kan udah tugas dia sebagai istri. Lo cukup nunggu perintah dari gue." Alano memperingatkan Antoni untuk jangan mencampuri urusannya.
Sindiran keras itu tentunya membuat Freya menggeram marah. Bagaimana ia tidak marah, belum apa-apa saja Alano sudah berani menyuruhnya.
Karena tidak terima dengan perlakuan Alano, Freya berjalan cepat untuk menyusul suaminya itu. Setelah langkah mereka sejajar, Freya langsung menutup kepala Alano dengan jas itu. Kemudian ia lari masuk ke dalam rumah sebelum Alano mengejarnya.
"Rasain, lo pikir gue takut sama lo," teriak Freya ketika ia sudah sampai di pintu utama rumah itu. Tak lupa gadis itu juga menjulurkan lidahnya untuk mengejek balik Alano.
"Gadis itu!" geram Alano dengan tangan yang sudah mengepal erat.
Lagi-lagi Antoni hanya bisa menahan tawanya saat Alano dikalahkan oleh Freya. Ia bahkan sudah tidak sabar untuk menantikan adegan selanjutnya, yang tentu akan jauh lebih seru dari ini.
"Ton, cepat kamu kunci kamar Freya biar dia nggak bisa keluar. Beraninya dia ngeledek aku, belum tau dia siapa raja rumah disini."
"Siap bos."
Antoni sudah berlari untuk menyusul Freya, namun baru beberapa langkah Alano justru kembali memanggilnya.
"Tunggu Ton!"
"Iya bos, ada lagi yang harus saya kerjakan."
"Jangan biarin dia keluar sebelum dia minta maaf sama aku."
"Siap bos."
Dengan langkah santai Alano menyusul mereka masuk ke dalam rumah. Karena lelah dengan serangkaian acara pernikahan yang sudah ia lalui, Alano langsung menjatuhkan bokongnya di sofa ruang tamu.
Baru saja Alano ingin memejamkan matanya, tiba-tiba saja Antoni berteriak dengan sangat keras.
"Bos.. Bos.."
"Ck! apalagi sekarang."
"Bos.. Non Freya bos.."
...BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ANAA K
Keren
2021-11-13
0
Nur Lizza
lanjut
2021-10-12
0