Alano terbelalak ketika mendapati tagihan kartu kreditnya membengkak hanya dalam waktu beberapa jam. Kemudian ia teringat jika beberapa hari yang lalu, ia memberikan kartu kreditnya pada Freya agar bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Namun ia tidak menyangka jika Freya akan menggunakannya dengan sangat boros.
Tidak sabar ingin meminta penjelasan dari Freya, Alano memutuskan untuk segera pulang. Ini bukan sekedar berapa jumlah uang yang sudah Freya habiskan, tapi lebih kepada untuk apa Freya menggunakan uang sebanyak itu. Hal itu tentu membuat Alano menjadi berpikiran negatif pada Freya.
"Apa yang dia lakukan dengan uang sebanyak itu, apa dia diam-diam ingin mengambil hartaku?" gumam Alano di dalam mobil.
Antoni melirik sekilas, lalu ia membalas gumaman Alano. "Saya rasa Non Freya bukan orang yang seperti itu bos, dia bukan orang susah. Kita semua juga tau siapa Non Freya."
Alano tidak bisa berhenti memikirkan kecurigaannya pada Freya. Hingga sesampainya di rumah, Alano dan Antoni sama-sama dibuat bingung dengan banyaknya bungkusan kotak coklat yang berserakan di lantai.
Alano mengambil beberapa kotak lalu membacanya. "Baju.. Jadi semua ini berisi baju. Siapa yang pesen, mana rata-rata barang dari luar negeri."
Alano segera naik ke atas menuju ke kamar Freya. Di rumah itu hanya ada Freya, satu pembantu dan satu satpam, sudah pasti jika pelakunya adalah Freya.
Alano sudah mengetuk pintunya beberapa kali, tapi Freya hanya menjawabnya dengan kata 'sebentar'
"Buka pintunya sekarang," bentak Alano dari luar.
"Sabar napa sih," jawab Freya kesal.
Usai mencoba gaunnya, Freya memutuskan untuk membukakan pintu.
"Bisa nggak kalau ngetuk pintu itu jangan keras-keras. Lo pikir kuping gue bermasalah," sungut Freya setibanya di hadapan Alano.
Alano memandang Freya tanpa berkedip, niat awal ingin menginterogasi Freya malah ia dibuat membisu setelah melihat penampilan Freya.
Freya tersenyum mengejek saat melihat raut wajah Alano.
"Nggak usah malu-malu, kalau mau bilang gue cantik, bilang aja."
Alano segera sadar dari lamunannya ketika mendengar suara Freya. "Sok tau banget lo, gue kesini cuma mau nanya.. lo gunain kartu kredit gue buat apa?"
"Lo nggak liat? Nih.. Gimana, gue udah terlihat elegan belum?" jawab Freya sambil memutar-mutar gaun yang ia pakai.
Alano langsung memelototkan matanya dengan mulut terbuka, namun sebelum Alano kembali berbicara, Freya segera memotongnya.
"Kalau lo nggak suka yang ini, gue masih ada gaun lain. Tuh… Cerdas kan gue?" kata Freya sambil menaikkan alisnya dan juga sedikit menyunggingkan senyum manis dibibirnya.
Dengan percaya diri Freya juga sudah membuka pintunya lebar-lebar agar Alano bisa melihat gaun-gaun yang tertumpuk di atas ranjangnya.
"Jadi lo pakai uang gue cuma untuk beli barang-barang itu?" tanya Alano dengan nada syok.
"Kan lo sendiri yang bilang kalau gue harus tampil elegan biar nggak bikin lo malu. Asal lo tau, semua gaun ini itu nggak ada yang murah, semuanya keluaran merek ternama. Ada juga yang-"
"Freya!!!" teriak Alano dengan sangat kencang.
Freya berpura-pura memasang wajah takut dengan kepala menunduk. "Kan lo sendiri yang bilang kalau gue nggak boleh keluar, sedangkan gue nggak punya gaun yang bagus. Ya udah gue beli aja di toko online."
Tak lama Freya mendongakkan kepalanya sambil melemparkan senyum termanisnya pada Alano. "Gue nggak salah kan?"
Kata-kata itu semakin membuat darah di tubuh Alano mendidih.
Sebelum tangan Alano melayang, Freya segera menutup pintunya dan menguncinya dari dalam.
"Dia nggak mungkin sebodoh itu, dia pasti sengaja nglakuin ini buat bikin gue kesel. Kurang ajar, bisa-bisanya gue dikerjain sama dia. Ashhh!!!"
****
Meski masih marah dengan Freya, Alano tetap harus bersikap manis di hadapan semua orang. Apalagi akan ada banyak kamera yang menyorotinya, kali ini Alano tidak ingin membuat kesalahan.
Setelah turun dari mobil, Alano bersiap untuk menyambut istrinya. Sementara Freya hanya bisa mengerutkan keningnya ketika Alano tiba-tiba mengulurkan tangannya saat ia hendak turun dari mobil.
"Ayo, tunggu apalagi?" Alano menaikkan sudut alisnya saat Freya hanya bengong mengamati tangannya.
Alano berjalan memasuki hotel bintang lima dengan menggandeng tangan Freya. Keduanya nampak harmonis dengan senyum yang mengembang di sudut bibirnya. Apalagi mereka sama-sama mengenakan baju dengan warna senada, tentu semakin menambah kesan romantis pada pasangan pengantin baru itu.
Semua wartawan mendekat ke arah Freya dan Alano. Beberapa dari mereka tampak menatap kagum pada Freya, pasalnya penampilan Freya yang dulu terkesan simpel kini sudah berubah bak permaisuri raja. Tentu kecantikannya mampu membius siapapun yang memandangnya.
"Bagaimana kabar Mbak Freya setelah resmi menyandang status sebagai istri dari Pak Alano. Saya rasa Mbak Freya semakin bahagia."
"Mbak Freya bisa berbincang dengan kami sebentar?"
"Mbak Freya bagaimana tanggapan anda mengenai rumor yang beredar, yang mengatakan jika anda menikah karena sudah berbadan dua."
Pertanyaan itu sontak membuat senyum Freya memudar. Begitu juga dengan wartawan yang lain, mereka semua langsung membungkam rapat mulutnya tanpa ada yang berani berbicara.
Freya yang awalnya tidak berniat untuk meladeni pertanyaan mereka, kini ia sudah memutar tubuhnya menatap seorang wartawan yang dengan lancang menanyakan hal itu.
Wajah wartawan itu langsung memucat saat ditatap oleh Freya. Namun Freya justru tersenyum pada wartawan itu.
"Biar waktu yang membuktikan apakah saya hamil atau tidak," jawab Freya singkat namun sangat tepat.
Alano dan Freya kembali melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di ballroom, mereka langsung dihadang oleh beberapa rekan Alano. Karena ini pesta pernikahan salah satu rekan bisnis Alano, tentu Freya tidak mengenal siapapun disini. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah mengikuti kemanapun Alano pergi atau ia akan terlihat seperti tamu tak diundang.
"Haii, gimana kabar kalian. Udah lama ya kita nggak ketemu?" sapa Alano pada segerombolan orang yang menghadangnya.
Seorang wanita yang kebetulan ada dalam gerombolan itu, kini sedang menatap Freya dari atas hingga ke bawah.
"Wahh, istri kamu makin cantik, auranya benar-benar keluar. Sepertinya beberapa orang akan salah menilai siapa pengantinnya?" ucap wanita itu diiikuti dengan kekehan kecil.
"Kamu nggak liat kalau suaminya ganteng begini, mana mungkin jika dia dapet istri sembarangan," jawab pria yang ada disamping wanita itu.
Freya tersipu malu mendapat pujian dari teman-teman Alano.
"Gimana, udah ada Alano juniornya belum?" tanya wanita itu pada Freya.
Sontak Freya dan Alano sama-sama salah tingkah. Mereka bingung harus menjawab apa karena pertanyaan seperti ini sama sekali tidak terpikirkan oleh mereka.
Agar sandiwaranya tidak diketahui oleh orang lain Freya hanya tersenyum. Ia kemudian mengambil minuman untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Tunggu aja, sekarang lagi proses," ucap Alano tiba-tiba yang membuat Freya langsung melotot sambil terbatuk-batuk karena baru saja tersedak minumannya.
"Kamu nggak papa Frey?" tanya wanita lain yang ada di sebelah Freya.
"Aku nggak papa," jawab Freya setelah sekian detik terdiam sambil memandang ke arah Alano.
Dalam hati Freya mengumpat Alano sejadi-jadinya.
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ANAA K
Keyeen
2021-11-13
0
Nur Lizza
🤣🤣🤣🤣🤣
masi proses
2021-10-12
0