Setelah perdebatan kapan Andrea dan Mamanya akan mempertanggungjawabkan perbuatannya pada kakek dan neneknya Mitha maka diputuskan nanti malam mereka akan bertandang ke rumah Kakek Jo.
Andrea dan Mama Erika sudah bersiap berangkat ke rumah Kakek Jo dengan memakai kemeja warna navy dan celana jeans hitam yang menambah ketampanannya senada dengan dress Mama Erika. Kalau orang ganteng dari orok jangankan dengan baju formal yang rapi pakai kaos oblong dengan jeans sobek-sobek dan rambut berantakan juga masih terlihat ganteng.
Tak lupa buah tangan yang sudah disiapkan untuk calon mertua
Sesampainya di rumah Kakek Jo, sebelum turun dia menghela nafas panjang untuk menetralkan kegugupannya, entahlah setelah sampai di depan rumah Kakek Jo ada rasa ragu menyelimuti hatinya dan juga ketakutan itu tiba-tiba saja muncul, dia takut Kakek Jo justru akan menolaknya dan melarangnya untuk berhubungan dengan Mitha.
"Kenapa De? Kamu gugup Nak?" tanya Mama Erika lembut melihat sikap diam putranya sesampainya di rumah kakeknya Mitha.
"Kalau kamu gugup bacalah basmalah dan niatkan hatimu meminang Mitha karena Allah meskipun sebenarnya semua ini terjadi karena kesalahanmu" Mama Erika terus mengelus punggung putranya untuk menghilangkan kegelisahan putranya.
"Iya Mah! Do'ain Ade ya agar Kakek dan Nenek mau menerima Ade sebagai menantunya" sahut Andrea lalu memeluk mamanya sebentar.
"Mama akan selalu berdo'a untuk semua kebaikanmu dan Mama dengan ikhlas menerima Mitha sebagai menantu Mama karena Mama tahu dia banyak mengerti tentang kamu dan bisa membuat putra kesayangan Mama selalu tersenyum bahagia", ucap Mama Erika tulus
"Makasih Ma!" ucap Andrea kemudian dia turun dari mobilnya bersama mama Erika.
Sedang kakek Jo yang berada di dalam rumah merasa heran, kho ada suara mobil tapi tidak ada yang mengetuk pintu. Saking penasarannya Kakek Jo pun mengintip di jendela ruang tamunya.
"Itukan mobil Andrea tapi kenapa tidak ada yang turun, apa Mitha pulang kemping karena dijemput sama anak itu. Lalu sedang apa mereka di dalam mobil begitu lama" monolog Kakek Jo dalam hati
Tak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk.
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum Kakek" pekik Andrea dengan suara sengaja dikencangkan agar terdengar oleh kakek dan nenek yang ada di dalam
"Ish kamu beri salam kho teriak gitu Nak" tegur Mama Erika dan yang ditegur hanya cengengesan sambil manggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Wa'alaikumsalam" sahut orang yang ada di dalam rumah yang ternyata Kakek Jo sambil membuka pintu.
Ceklek
Kakek Jo sedikit kaget melihat Andrea bersama seorang wanita dewasa yang sangat cantik.
"Pak Johandi!" seru mama Erika saat melihat Kakek Jo, lalu dia mencium tangan Kakek Jo.
Kakek Jo yang bingung hanya diam mematung, "Dia mengenaliku" batin kakek Jo
"Kek kenalin ini Mama Andrea, cantik kan Kek" ucap Andrea memperkenalkan mamanya lalu mencium tangan Kakek Jo.
"Saya Erika Ayuningtyas pak cucunya Tuan Mahardika" ucap Mama Erika memperkenalkan diri sambil tersenyum.
"Erika putrinya Tyas dan Arya?" seru kakek Jo yang masih tidak percaya dengan penglihatannya dan dijawab anggukan oleh Mama Erika dengan senyum yang tak pernah surut dari bibirnya.
"Ayo masuk, sebentar Bapak panggilkan Ibu dulu" kata Kakek Jo mempersilahkan Andrea dan Mama Erika untuk masuk karena sedari tadi mereka berdiri di depan pintu, kemudian Kakek Jo berlalu untuk memanggil Nenek Sri istrinya.
"Mah kho bisa kenal sama Kakeknya Mitha" tanya Andrea pensaran
"Beliau itu guru Mama waktu sekolah di SMU sekaligus sahabatnya Kakek Arya dan Kakek Rio" Mama Erika pun menjelaskan tentang hubungannya dengan Kakek Jo, "Tapi sayang sekarang tinggal Pak Johandi yang masih ada" sambung mama Erika sendu mengenang ayah tercinta dan om nya yang sudah tiada.
Andrea hanya mengelus tangan mamanya sebagai isyarat mamanya tidak sendiri karena masih ada dia yang akan selalu menjaga mama tercintanya.
Tak lama keluarlah Kakek Jo dan Nenek Sri dengan membawa nampan ditangannya.
"Ibu apa kabar?" tanya Mama Erika kemudian mencium tangan Nenek Sri setelah Nenek Sri meletakkan minuman dan cemilan yang dibawanya dan kemudian diikuti oleh Andrea
"Alhamdulillah baik, lama kita tidak bertemu ya! Sampe pangling" ucap Nenek Sri
Setelah cukup berbasi-basi kemudian Mama Erika mengutarakan maksud dan tujuannya berkunjung ke rumah Kakek Jo.
"Sebelumnya saya minta Pak Bu apabila kedatangan kami membawa kabar yang mengejutkan untuk Bapak dan Ibu" ucap Mama Erika dengan hati-hati, "Sebenarnya Andrea putra saya ingin bertanggung jawab dengan apa yang telah diperbuatnya terhadap Mitha" lanjut mama Erika yang kemudian menghela nafas panjang sebelum melanjutkan perkataannya.
Andrea yang tahu dengan kegugupan mamanya dia langsung bersimpuh di hadapan Kakek Jo sambil menggenggam tangan Kakek Jo.
"Andrea minta maaf Kek, Andrea salah sama Kakek Nenek terutama Mitha" ucap Andrea tulus, "Andrea telah...Andrea telah" ucap Andrea gugup hingga kata-katanya terasa tercekat di tenggorokan
"Andrea telah menodai cucu Ibu dan Bapak" ucap Mama Erika memotong ucapan Andrea
Pranggg
Nampan yang ada dalam pangkuan Nenek Sri seketika terjatuh karena kaget
"Maksudnya apa ini, saya tidak salah dengar kan" seru Nenek Sri masih dengan keterketujannya
"Iya Nek, Andrea udah merawanin Mitha", sahut Andrea dengan menundukkan kepalanya tidak berani melihat kakek dan neneknya Mitha
"Jelaskan kenapa itu bisa terjadi, bukankah kalian bersahabat? makanya saya percaya sama kamu untuk menjaga cucu saya" seru Kakek Jo dengan suara yang menggelegar
"An An Andrea tadinya cuma becanda Kek, tap tap tapi malah keblabasan" ucap Andrea gugup dengan kepala masih tertunduk kebawah.
Plakk
"Itu karena kamu sudah merenggut kehormatan cucu saya"
Plakk
"Dan itu karena kamu sudah menghianati kepercayaan yang telah saya berikan" ucap Kakek Jo yang telah menghadiahi Andrea tamparan bolak-balik hingga pipinya memerah dengan cap lima jari.
"Ternyata alasan merawanin Mitha agar dinikahin ribet banget pake acara ditampar lagi, duh gak tega banget lihat muka Nenek sedih gitu apalagi kekecewaannya Kakek terhadap gue, tapi kalo mundur dan terus terang percuma donk muka tampan gue ada cap jarinya. Maafin Andrea ya Mah, Kakek juga Nenek. Andrea beneran serius pengen nikah sama Mitha" monolog Andrea dalam hati.
"Saya mohon maafkan Andrea Pak, dia memang salah tapi saya tahu Andrea tulus menyayangi cucu bapak, saya mohon restui putra saya untuk menikahi cucu bapak", ucap mama Erika dengan bersimpuh di kaki kakek Jo. Sungguh Mama Erika hatinya terasa dicabik-cabik melihat putra kesayangannya disakiti orang lain meskipun dia tahu semua itu terjadi karena kesalahan putranya sendiri. Bagaimana kalo mama Erika tahu pelatihan seperti apa yang selama ini diberikan mertuanya terhadap putranya.
"Bangunlah Er! kamu tidak pantas bersimpuh dikaki saya" ucap Kakek Jo lalu membangunkan Mama Erika.
"Baiklah saya merestui putramu untuk menikahi cucu saya" ucap Kakek Jo pada Mama Erika.
Sungguh kakek Jo sangat tidak enak hati saat cucu Tuan Besar Mahardika bersimpuh di kakinya. "Tapi saya minta jangan pernah sakiti Mitha cucu saya " lanjut Kakek Jo penuh penekanan
...*****...
...Happy reading...
...Jangan lupa like vote dan difavoritkan ya!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments