Sesampainya di lantai atas, Aryana langsung masuk ke kamar sebelah kanan tangga sedang Mitha akan menempati kamar sebelah kiri sedang di antara kedua kamar itu terdapat ruang bersantai dengan menghadap langsung ke balkon.
"Lho ngapain ikut kesini, bukannya tidur bareng Ar ya?" tanya Mitha heran saat Andrea terus mengikutinya hingga ke dalam kamar.
"Kita harus bicara Tha"
"Soal?"
Andrea tidak langsung menjawabnya, dia malah langsung duduk di sofa yang ada di kamarnya kemudian menepuk-nepuk tempat di sampingnya agar Mitha ikut duduk bersamanya.
Setelah Mitha duduk, Andrea langsung menggenggam kedua tangan Mitha dengan mata menatap lekat Mitha.
"Tha, aku pernah bilang kan akan tanggung jawab" ucap Andrea yang dijawab anggukan oleh Mitha, "Besok aku akan membuktikannya" lanjutnya
"Maksudnya gimana? sumpah gak ngerti dengan semua ini, tiba-tiba ibu datang jauh-jauh ke villa kamu trus ada kakek sama nenek juga" tanya Mitha yang bingung dengan keadaan.
" Besok kita akan nikah"
"Apaaa?" pekik Mitha kencang hingga Andrea harus menutup kedua telinganya mendengar teriakan Mitha
"Lo gila ya! baru juga tadi siang kita jadian, masa besok udah nikah aja. Ntar orang-orang ngira gue tekdung padahal kan ciuman aja baru satu kali" sahut Mitha syok
"Dua kali Tha, kamu aja yang gak tahu" batin Andrea
"Tenang dulu yang! dengerin dulu" ucap Andrea lembut agar Mitha lebih tenang saat mendengar penjelasannya.
"Dalam ajaran agama kita, pacaran diperbolehkan gak?" tanya Andrea yang dijawab gelengan oleh Mitha.
Meskipun dia bukan orang yang taat beribadah tapi dia tahu batasan mana yang boleh dan mana yang tidak.
"Nah daripada nanti kita terus-terusan berdosa mending kamu langsung aku halalin" jelas Andrea melanjutkan ucapannya.
"Tapi kita itu masih sekolah Ndre, bagaimana klo orang-orang" belum Mitha melanjutkan ucapannya Andrea sudah menempelkan telunjuknya di bibir Mitha
"Maka dari itu kita nikahnya di sini biar orang-orang gak tahu dan mereka hanya menganggap klo kita pacaran" sahut Andrea
"Maksudnya kita nikah siri dulu gitu?" tanya Mitha yang dijawab anggukan oleh Andrea, "Tapi bagaimana bisa kakek, nenek dan ibu menyetujui terutama mama kamu", sambung Mitha heran kenapa para orang tua menyetujui keinginan Andrea untuk menikahinya secara siri.
"Aku bilang sama mereka klo aku udah merawanin kamu" sahut Andrea cengar cengir dengan kekonyolannya saat meminta ijin agar dinikahkan dengan Mitha.
"Apaaaa?" lagi-lagi Mitha teriak kaget hingga suaranya sangat memekikkan gendang telinga.
"Yang suaranya kondisikan, budek nih" gerutu Andrea
"Itu salah mu sendiri kenapa bilang yang nggak-nggak sama orang tua" jawab Mitha ketus.
"Hehehehe....biar kita secepatnya dinikahin" jawab Andrea dengan cengengesan.
Flashback on
Sepulangnya jogging bersama Aryana, Andrea terus memikirkan ucapan Aryana yang harus bertanggung jawab sama Mitha, apalagi selama seminggu ini dia benar-benar merasa kacau karena Mitha terus menghindarinya. Ditambah dia tahu klo teman sekolah Mitha yang kata Mitha sahabatnya menyimpan perasaan khusus pada gadisnya hingga Andrea memutuskan untuk mengikat Mitha.
"Tapi bagaimana caranya agar mama, kakek, sama nenek merestui" gumam Andrea sambil terus berpikir cara yang paling jitu dan cepat seperti jalan tol.
Tring
Muncullah ide brilian di otaknya yang penuh kekonyolan hingga dia cepat-cepat bersiap untuk ke butik mamanya. Saking tidak sabarnya bertemu dengan mama tercinta hingga Andrea setengah berlari saat menuruni tangga.
"Den mau kemana buru-buru" sapa Bi Sumi yang baru datang dari pasar.
"Dan den dan den mulu bibi mah, namaku Andrea Bi bukan Den" Andre selalu merengut kalo dipanggil Den, entahlah dia selalu merasa tidak nyaman.
"Hehehe Bibi nyamannya panggil Den Andrea bukan Andrea saja" sahut bi Sumi yang sudah terbiasa memanggil anak majikannya Den Andrea sedari masih kecil.
"Tuh kan bibi mah susah dibilangin" sungut Andrea kesal, "Ya udah Bi aku mau ke butik Mama dulu ada perlu, do'ain ya biar berhasil" sambungnya.
"Iya Bibi do'ain biar berhasil" sahut Bi Sumi yang ikut mendo'akan meskipun dia tidak tahu soal apa .
Setelah berpamitan dengan Bi Sumi, Andrea pun langsung melesat dengan si hitam kesayangannya.
Sesampainya di butik, Andrea langsung keluar dari mobilnya tanpa melepas kacamata hitamnya yang menambah nilai ketampanannya. Meski kesan badboy melekat padanya tapi banyak gadis-gadis yang mengejarnya.
Dengan cuek dia langsung masuk dan menuju ke ruangan mamanya tanpa memperdulikan tatapan kekaguman para pembeli dan pelayan di butik.
Tok tok tok
"Masuk" terdengar suara mamanya menyuruh Andrea untuk masuk.
Ceklek
Andrea sedikit melongokkan kepalanya ke dalam, terlihat mamanya sedang sibuk membuat rancangan baju pelanggannya.
"Assalamu'alaikum Mama sayang", ucap Andrea sambil terus berjalan mendekati ke arah mamanya
"Wa'alaikumsalam sayang" Mamanya yang heran melihat kedatangan Andrea, dia hanya mengeryitkan dahinya, "Tumben putraku mau datang sendiri ke butik, biasanya disuruh juga suka banyak alasan" monolog Mama Erika.
"Mah ada waktu gak?" tanya Andrea setelah mendudukkan bokongnya di atas sofa, "Ade ada hal penting yang mau dibicarain" sambungnya.
Mama Erika hanya tersenyum "Pantas saja kesini ternyata ada perlu" sahut mama Erika kemudian dia beranjak dan duduk di samping putranya.
Tanpa basa-basi Andrea langsung melancarkan aksinya
"Mah, Ade udah bikin salah sama cewek sampai dia marah banget, tiap nelpon gak pernah diangkat sms atau wa gak dibales, ade datangin ke rumahnya dia pasti ngumpet. ade harus gimana mah" rengek Andrea yang sudah seperti anak kecil yang mengadu sama mamanya karena tidak diajak main.
"Memang Ade bikin salah apa" tanya Mamanya lembut sambil mengelus punggung putranya untung menenangkan. "Siapa yang menghindar dari anak tampan Mama" sambungnya
Sebelum menjawab Andrea menghela nafas berat " Ade udah merawanin Mitha Mah" ucap Andrea sendu.
Deg
Mama Erika terasa dihantam batu besar, hatinya hancur berkeping-keping saat mendengar pengakuan putra semata wayangnya yang telah menodai seorang gadis.
"Ade jangan becanda! bagaimana bisa kamu ngelakuin hal itu" seru Mama Erika syok dengan pengakuan putranya
"Ade serius mah, awalnya Ade cuma iseng tapi malah kebablasan" ucap Andrea melas
"Maafin Ade Mah! tapi emang bener klo ade merawanin bibirnya Mitha" batin Andrea
Mama Erika menghela nafas berat, ingin marah-marah tapi rasanya percuma ibaratnya nasi sudah menjadi bubur, mau diapakan juga tidak akan mungkin kembali lagi tapi hal yang pasti kita harus memperbaikinya.
"Nak berapa gadis yang kamu udah gituin" tanya Mama Erika yang sebisa mungkin tidak meluapkan emosinya pada putra kesayangannya.
"Cuma Mitha mah, Ade emang sering ganti-ganti pacar tapi Ade gak pernah cium mereka. Merekanya aja yang sering nyosor Ade" terang Andrea yang memang kenyataannya seperti itu tapi tetap saja orang beranggapannya lain dan Andrea selalu masa bodoh dengan anggapan orang lain tentang dirinya.
Sedikitnya Mama Erika dapat bernafas lega karena ternyata putranya tak seperti rumor yang sering didengar dari ibu-ibu komplek.
...*****...
...Happy reading...
...Jangan lupa like dan votenya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments