Merah Jambu Di Benua Asia

Merah Jambu Di Benua Asia

1. PROLOG

아시아의 핑크

...Aku adalah wanita si kutu buku dari waktu Sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, di Universitas bahkan sampai aku terjun ke dunia kerja. Walaupun aku kutu buku tapi aku sosok yang di kenal humble di sekolah maupun di lingkungan rumah, dan aku bukanlah kaum introvet. Aku penuh dengan penghargaan, teman, dan juga aku di kenal sebagai bunga kampus. Tidak hanya di lingkungan rumah tapi juga di lingkungan sekolah. Suatu hari sewaktu di Junior high school, aku bertemu dengan laki-laki gendut yang menjengkelkan. Awal pertemuan itu, saat aku menolongnya yang tengah di rundung oleh sesama teman lelakinya. Aku semakin tak menyukainya semenjak dia berhasil mengeluarkan 3 orang perundung itu dari sekolah. Dia sungguh membuat ku jengkel tiap hari, minggu, bulan, bahkan sampai berganti tahun ke Senior High School, dia terus mengikuti ku. Sampai suatu ketika kami terpisah oleh waktu selepas wisuda. Kali ini aku lega namun juga sedih, karena aku harus kehilangan sosok Ayah saat aku baru saja menjadi sarjana keuangan di Eropa. Aku harus mengurus hutang piutang Ayah dan perusahaan yang harus aku ambil kembali hak milik ku yang di renggut oleh Bibiku....

Triiiiing.... Triiing.... Triiing...

Bunyi alaram yang telah di siapkan tepat jam 6 pagi.

"Youra...! bangun nak. Sekolah tidak...??" seru Inggrid selaku Ibu Ji Youra.

"Sayang... kamu harusnya tidak perlu teriak-teriak begitu. Kamu ke atas di ketuk pintunya, lalu bangunin anaknya kan bisa." Ujar Ji Ahn selaku Ayah Ji Youra.

"Aku capek denganya... anak kamu malas sekali bangun pagi. Tiap hari harus di bangunin! padahal sudah ada alaram masih aja molor."

Buk...buk...buk buk buk...

Suara kaki berlarian cepat dari anak tangga.

"Yah, Bu, aku duluan." Ujarnya mengambil roti untuk mengganjal perutnya.

"Lah kok tumben sudah bangun. Sarapan dulu hey...!" ujar Inggrid.

"Gak perlu bu, gak keburu. Aku ada bimbingan pagi."

"Eh.. eh," Inggrid, di abaikan olehnya karena kemepetan waktu lalu berkata, "Tuh liat...! itu hasil didikan siapa ya, main nyelonong aja. Hidupin motor langsung berangkat. Tiba- tiba bangun sepagi ini tanpa kasih kabar malam harinya." Gerutuan dari Inggrid sembari menyiapkan bekal untuk suaminya.

"Kamu itu gimana..? Anaknya bangun telat di marahin, bangun pagi di omelin."

"Harusnya gak begitu..."

"Sudah, sudah... Aku juga mau berangkat duluan. Ada meeting sama client pagi ini."

"Iya suami ku... hati-hati. Bekalnya di bawa, entar lupa lagi."

"O, iya ya. Makasih ya sayang." Ji Ahn mengecup kening Inggrid.

"Yah yah yah Ayah... aku ikut," ujar Ji Dae selaku adik Ji Youra.

"Lo lo lo...! gak sarapan juga ini, si adek ?!"

"Gak perlu bu, buru-buru berangkat lupa belom ngerjain PR kemarin. Eh, maksutnya PR ku belom selesai. Hehe..."

"Belom selesai...???" balas Inggrid bingung.

Ji Dae, segera menarik tangan Ayahnya untuk segera berangkat bersama.

"Hati- hati di jalan, nak..."

...Moment membahagiakan itu sangat mendalam sekali di keluarga ini. Canda tawa, dan omelan demi omelan dari sang Ibunda yang begitu ramai membekas di hati. Tak luput dengan sosok Ayah yang begitu sabar juga penyayang ada menyeliputi mereka....

...***...

"Yah, jangan lupa untuk mendatangi orang tua si gendut itu. Nyebelin banget ! tau gitu waktu SMP gak aku tolongin deh. Biar dia di rundung aja sama satu sekolah."

"Ssst..!! Kamu ngomong apa barusan. Gak baik begitu. Perbuatan baik harus di syukuri bukan di sesali. Menolong kok menyesal ?!"

"Lagian ya, masak cuman karena di rundung dia bisa mengeluarkan mereka. Sebenarnya mereka bisa aja kan, di sekors oleh guru tanpa harus di keluarin. Beritanya menyebar satu sekolah ya Yah. Apa coba yang dia lakukan sampai bisa seperti itu."

"Iya, iya..." jawabnya duduk mendekati sang anak lalu di sambungnya lagi, "Ayah... sudah mencobanya sesuai yang kamu inginkan nak, tapi Ayah tidak bisa menolong teman-teman sekolah Ji Youra."

"Loh ! kok bisa Yah ?!"

"Mereka adalah orang orang yang berpengaruh dan terpandang."

"Kita juga terpandang," potong Ji Youra.

"Dengerin Ayah dulu... keluarga anak itu adalah pemilik perusahaan terbesar ke 3 di Asia dan terbesar ke 5 di dunia. Dia berasal dari keluarga bos-bos besar. Kabarnya anak itu adalah sang pewaris masa depan. Keluarga mereka begitu berpengaruh di negara kita, di banding dengan Ayah yang cuman mendirikan perusahaan sekecil itu lalu bisa apa nak ? Kamu mau, perusahaan Ayah di beli sama keluarga mereka ?"

Ji Youra, cemberut dan menggeleng.

"Youra... anak Ayah yang sabar ya," peluk Ji Ahn pada anaknya.

...Dudukan depan teras di senja sore itu masih begitu hangat dengan secangkir cappucino di temani suara lembut dari lelaki tua berumur 52 tahun itu....

...***...

...Di bawah sinar malam yang mulai redup kedua kaki mungilnya melangkah dan terus melangkah hingga tanpa sengaja mengantarnya pada sebuah rumah besar nan mewah hingga mengingatkanya lagi pada satu moment kebersamaan yang indah di rumah itu....

...***...

"Kak... kakak. Aku baru saja di belikan smartphone baru sama Ayah."

"Duuh... apaan si dek. Kakak yang di beliin mobil baru aja biasa."

"Eun... Youra kan sudah jadi mahasiswa adek masih SMA jadi maklumin dong..." sahut Inggrid. Saat itu Ji Youra sedang libur dari sekolahnya yang di Eropa.

"Hehehe... iya ya bu," jawab Ji Youra, mencium pipi ibunya lalu mengambil secangkir cappucino.

"Yah, besok kalo aku sudah jadi mahasiswa beliin mobil juga ya," pinta Ji Dae dengan manja mendekat lembut kepada Ji Ahn.

"Iya Dae..." balasnya.

"Yaay..."

"Ayo, ayo minum dulu teh sama cappucinonya. Ini ibu juga buatin kue bola-bola salju kesukaan Ji Dae sama Ji Youra."

"Laaaah... Ibu ku memang tok cer lah."

"Ehem.." deheman dari sang ibu lalu menyambungnya lagi, "Habis makan camilan malam besok jangan molor lagi bangunya," ujarnya menyindir dengan candaan.

''Hahahaha...."

"Besok kan minggu bu..." ujar Ji Ahn.

"Hahahah..."

"Maklum ya... ibu-ibu perumahan ingetnya hari senin melulu," balas Ji Youra.

"Hahahahah...." tertawa ria bersamaan.

***

...Kedua kakinya kembali melangkah lagi lalu berlari dan terus berlari dengan cepat, dan semakin cepat hingga dia tidak lagi mampu menahanya dan, lalu.... "Aaaaaarghhhhh....!!!" teriakan seorang wanita di kesunyian malam dengan tidak beralaskan kaki. Dia dihadapkan kenyataan yang begitu pahit di usia muda. Dia tidak mampu lagi mengenang seluruh moment berharga yang hangat itu....

...***...

"Tuhan... ku buktikan pada seluruh dunia, jika uang tidak dapat membeli harga diri ku... dan aku akan mengambil seluruh hak atas diri ku juga ibuku suatu hari nanti," ujarnya lantang kepada diri sendiri menguatkan diri.

...Wanita itu kemudian berlari lagi sampai kedua kakinya mengantarkan pada sebuah RS. Matanya memandangi gedung besar itu, lalu menelan ludah dan mengusap air mata yang mengalir seolah menegarkan diri sendiri dengan kaki telanjang tanpa alas. Tangan kanan memegang tas merah hermes dan tangan kiri memegang sepatu high heels putih charles and keith. Di pakailah kembali sesuai seperti pagi tadi sebelum berangkat interview. Dia masuk ke sebuah kamar pasien dimana terbaring seorang wanita tua yang telah berumur 57 tahun. Matanya menyorot pada bagian bagan kasur yang tertulis nama pasien yaitu Ny. Inggrid....

Terpopuler

Comments

aliceee

aliceee

mampir yaaa

2025-04-15

0

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

hidup mu penuh liku-liku 🤧

2024-05-12

0

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

mampir juga ya

2024-05-05

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 52 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!