아시아의 핑크
...Aku adalah wanita si kutu buku dari waktu Sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, di Universitas bahkan sampai aku terjun ke dunia kerja. Walaupun aku kutu buku tapi aku sosok yang di kenal humble di sekolah maupun di lingkungan rumah, dan aku bukanlah kaum introvet. Aku penuh dengan penghargaan, teman, dan juga aku di kenal sebagai bunga kampus. Tidak hanya di lingkungan rumah tapi juga di lingkungan sekolah. Suatu hari sewaktu di Junior high school, aku bertemu dengan laki-laki gendut yang menjengkelkan. Awal pertemuan itu, saat aku menolongnya yang tengah di rundung oleh sesama teman lelakinya. Aku semakin tak menyukainya semenjak dia berhasil mengeluarkan 3 orang perundung itu dari sekolah. Dia sungguh membuat ku jengkel tiap hari, minggu, bulan, bahkan sampai berganti tahun ke Senior High School, dia terus mengikuti ku. Sampai suatu ketika kami terpisah oleh waktu selepas wisuda. Kali ini aku lega namun juga sedih, karena aku harus kehilangan sosok Ayah saat aku baru saja menjadi sarjana keuangan di Eropa. Aku harus mengurus hutang piutang Ayah dan perusahaan yang harus aku ambil kembali hak milik ku yang di renggut oleh Bibiku....
Triiiiing.... Triiing.... Triiing...
Bunyi alaram yang telah di siapkan tepat jam 6 pagi.
"Youra...! bangun nak. Sekolah tidak...??" seru Inggrid selaku Ibu Ji Youra.
"Sayang... kamu harusnya tidak perlu teriak-teriak begitu. Kamu ke atas di ketuk pintunya, lalu bangunin anaknya kan bisa." Ujar Ji Ahn selaku Ayah Ji Youra.
"Aku capek denganya... anak kamu malas sekali bangun pagi. Tiap hari harus di bangunin! padahal sudah ada alaram masih aja molor."
Buk...buk...buk buk buk...
Suara kaki berlarian cepat dari anak tangga.
"Yah, Bu, aku duluan." Ujarnya mengambil roti untuk mengganjal perutnya.
"Lah kok tumben sudah bangun. Sarapan dulu hey...!" ujar Inggrid.
"Gak perlu bu, gak keburu. Aku ada bimbingan pagi."
"Eh.. eh," Inggrid, di abaikan olehnya karena kemepetan waktu lalu berkata, "Tuh liat...! itu hasil didikan siapa ya, main nyelonong aja. Hidupin motor langsung berangkat. Tiba- tiba bangun sepagi ini tanpa kasih kabar malam harinya." Gerutuan dari Inggrid sembari menyiapkan bekal untuk suaminya.
"Kamu itu gimana..? Anaknya bangun telat di marahin, bangun pagi di omelin."
"Harusnya gak begitu..."
"Sudah, sudah... Aku juga mau berangkat duluan. Ada meeting sama client pagi ini."
"Iya suami ku... hati-hati. Bekalnya di bawa, entar lupa lagi."
"O, iya ya. Makasih ya sayang." Ji Ahn mengecup kening Inggrid.
"Yah yah yah Ayah... aku ikut," ujar Ji Dae selaku adik Ji Youra.
"Lo lo lo...! gak sarapan juga ini, si adek ?!"
"Gak perlu bu, buru-buru berangkat lupa belom ngerjain PR kemarin. Eh, maksutnya PR ku belom selesai. Hehe..."
"Belom selesai...???" balas Inggrid bingung.
Ji Dae, segera menarik tangan Ayahnya untuk segera berangkat bersama.
"Hati- hati di jalan, nak..."
...Moment membahagiakan itu sangat mendalam sekali di keluarga ini. Canda tawa, dan omelan demi omelan dari sang Ibunda yang begitu ramai membekas di hati. Tak luput dengan sosok Ayah yang begitu sabar juga penyayang ada menyeliputi mereka....
...***...
"Yah, jangan lupa untuk mendatangi orang tua si gendut itu. Nyebelin banget ! tau gitu waktu SMP gak aku tolongin deh. Biar dia di rundung aja sama satu sekolah."
"Ssst..!! Kamu ngomong apa barusan. Gak baik begitu. Perbuatan baik harus di syukuri bukan di sesali. Menolong kok menyesal ?!"
"Lagian ya, masak cuman karena di rundung dia bisa mengeluarkan mereka. Sebenarnya mereka bisa aja kan, di sekors oleh guru tanpa harus di keluarin. Beritanya menyebar satu sekolah ya Yah. Apa coba yang dia lakukan sampai bisa seperti itu."
"Iya, iya..." jawabnya duduk mendekati sang anak lalu di sambungnya lagi, "Ayah... sudah mencobanya sesuai yang kamu inginkan nak, tapi Ayah tidak bisa menolong teman-teman sekolah Ji Youra."
"Loh ! kok bisa Yah ?!"
"Mereka adalah orang orang yang berpengaruh dan terpandang."
"Kita juga terpandang," potong Ji Youra.
"Dengerin Ayah dulu... keluarga anak itu adalah pemilik perusahaan terbesar ke 3 di Asia dan terbesar ke 5 di dunia. Dia berasal dari keluarga bos-bos besar. Kabarnya anak itu adalah sang pewaris masa depan. Keluarga mereka begitu berpengaruh di negara kita, di banding dengan Ayah yang cuman mendirikan perusahaan sekecil itu lalu bisa apa nak ? Kamu mau, perusahaan Ayah di beli sama keluarga mereka ?"
Ji Youra, cemberut dan menggeleng.
"Youra... anak Ayah yang sabar ya," peluk Ji Ahn pada anaknya.
...Dudukan depan teras di senja sore itu masih begitu hangat dengan secangkir cappucino di temani suara lembut dari lelaki tua berumur 52 tahun itu....
...***...
...Di bawah sinar malam yang mulai redup kedua kaki mungilnya melangkah dan terus melangkah hingga tanpa sengaja mengantarnya pada sebuah rumah besar nan mewah hingga mengingatkanya lagi pada satu moment kebersamaan yang indah di rumah itu....
...***...
"Kak... kakak. Aku baru saja di belikan smartphone baru sama Ayah."
"Duuh... apaan si dek. Kakak yang di beliin mobil baru aja biasa."
"Eun... Youra kan sudah jadi mahasiswa adek masih SMA jadi maklumin dong..." sahut Inggrid. Saat itu Ji Youra sedang libur dari sekolahnya yang di Eropa.
"Hehehe... iya ya bu," jawab Ji Youra, mencium pipi ibunya lalu mengambil secangkir cappucino.
"Yah, besok kalo aku sudah jadi mahasiswa beliin mobil juga ya," pinta Ji Dae dengan manja mendekat lembut kepada Ji Ahn.
"Iya Dae..." balasnya.
"Yaay..."
"Ayo, ayo minum dulu teh sama cappucinonya. Ini ibu juga buatin kue bola-bola salju kesukaan Ji Dae sama Ji Youra."
"Laaaah... Ibu ku memang tok cer lah."
"Ehem.." deheman dari sang ibu lalu menyambungnya lagi, "Habis makan camilan malam besok jangan molor lagi bangunya," ujarnya menyindir dengan candaan.
''Hahahaha...."
"Besok kan minggu bu..." ujar Ji Ahn.
"Hahahah..."
"Maklum ya... ibu-ibu perumahan ingetnya hari senin melulu," balas Ji Youra.
"Hahahahah...." tertawa ria bersamaan.
***
...Kedua kakinya kembali melangkah lagi lalu berlari dan terus berlari dengan cepat, dan semakin cepat hingga dia tidak lagi mampu menahanya dan, lalu.... "Aaaaaarghhhhh....!!!" teriakan seorang wanita di kesunyian malam dengan tidak beralaskan kaki. Dia dihadapkan kenyataan yang begitu pahit di usia muda. Dia tidak mampu lagi mengenang seluruh moment berharga yang hangat itu....
...***...
"Tuhan... ku buktikan pada seluruh dunia, jika uang tidak dapat membeli harga diri ku... dan aku akan mengambil seluruh hak atas diri ku juga ibuku suatu hari nanti," ujarnya lantang kepada diri sendiri menguatkan diri.
...Wanita itu kemudian berlari lagi sampai kedua kakinya mengantarkan pada sebuah RS. Matanya memandangi gedung besar itu, lalu menelan ludah dan mengusap air mata yang mengalir seolah menegarkan diri sendiri dengan kaki telanjang tanpa alas. Tangan kanan memegang tas merah hermes dan tangan kiri memegang sepatu high heels putih charles and keith. Di pakailah kembali sesuai seperti pagi tadi sebelum berangkat interview. Dia masuk ke sebuah kamar pasien dimana terbaring seorang wanita tua yang telah berumur 57 tahun. Matanya menyorot pada bagian bagan kasur yang tertulis nama pasien yaitu Ny. Inggrid....
...Hay......
...Aku Ji Youra, 26 tahun, tinggal berdua di kontrakan kecil pinggiran kota bersama Ibu ku. Ayah aku Ji Ahn, telah meninggal dunia karena Hepatitis B kemudian di susul oleh adik ku Ji Dae yang juga terkena Hepatitis B. Kematian adik ku terjadi selang 1 minggu setelah kepergian Ayah ku. Hidup ku terasa begitu sunyi, sepi setelah kepergian mereka tapi untungnya masih ada Inggrid, Ibu ku....
...Aku pontang panting mencari pekerjaan ke sana kemari sampai akhirnya, pagi itu aku berhasil di terima di perusahaan ternama media di bidang jasa yang mana mereka banyak mengeluarkan artis-artis, model dan produk brand-brand ternama di negara ku. Aku juga kaget padahal awalnya aku hanya iseng dan sedikit minder karena dilihat dari para pesaingku yang terlihat lebih berbobot dari pada aku....
...Tepat pada saat penerimaan kerja, aku dapat kabar tetangga bahwa, ibu ku masuk RS Tavisha. Dia juga dinyatakan terkena hepatitis tapi masih stadium awal (A). Di saat itu pula aku menyadari bahwa seorang ibu yang menghidupi ku selama ini bukanlah pekerja toko, melainkan seorang kuli panggul di toko pasar kota. Orang-orang yang ku cintai satu persatu telah pergi bahkan mereka yang pernah dekat dengan ku seperti pacar, teman kuliah, teman main pun tak ada yang menghampiri atau bahkan sekedar menanyai bagaimana kabar ku?...
...Aku Ji Youra, hanya memiliki seorang Ibu dan dia berkata, "Ibu adalah penyemangat ku untuk melanjutkan hidup."...
...Siapa yang tau bahwa, Ayah akan pergi secepat itu yang kemudian di susul dengan adik ku yang tertular penyakit sama dengan ayahku, yaitu Hepatitis. Ji Dae, adalah sosok adik laki-laki ku satu-satunya yang begitu manis, lembut, periang, dan juga sedikit manja. Aku masih mengingat bagaimana dia suka bermain rambut ku katanya... "Apa aku boleh pakai rambut panjang ?" dengan lugunya dia bertanya padaku. Waktu itu dia masih SD dan aku memasuki tahap sekolah menengah pertama. Lalu dengan tegas aku menjawab... "Ji Dae, kamu masih kecil ya! Rambutnya jangan di apa apain. Bagus begitu saja rapih, jadi laki-laki harus yang rapih, ya. Biar keliatan Laki yang berkelas." Ujar ku tanpa memikirkan perasaanya. Entah kenapa aku dan dia setelah semakin besar kami tak sering bersapa, aku selalu berpikir itu mungkin karena kesibukan masing-masing selama tugas sekolah. Ji Dae, hanya mengeluarkan satu, dua patah kata saja, Ya, em, Oh, makan apa, makasih, yasudah. Dan begitulah, lalu semenjak kapan aku mulai menyadari bahwa kami saling bersaing memperebutkan posisi masing-masing. Sampai akhirnya aku pun menyerah, begitu pula dengan dia yang mana dia menyerah untuk selamanya....
...Saat aku membereskan rumah besar Ji ku, karena tempat kami sudah di ambil alih oleh Bibi termasuk hak perusahaan yang ayah berikan untuk ku, aku mengalah dan aku pergi membawa Ibu. Aku tak bisa meninggalkanya disana jika ibuku harus jadi pembantu mereka....
...Aku juga membawa foto yang tersisa di kamar Ji Dae, yang mana aku menemukan sepucuk surat bertuliskan,...
...Kakak ku tersayang, kenapa kau begitu mengabaikan ku di saat aku menginginkan kehangatan dari peluk mu. Mengapa kau hanya bersenang di luar sana tanpa menanyai bagaimana keadaa Ayah dan Ibu. Apakah mahasiswa sesibuk itu? Atau karena kendaraan baru mu? Kami hanya ingin pelukan dari mu. Kau tau aku bersusah payah mengejar mu dari ketertinggalan ku agar aku bisa membuktikan pada Ayah jika aku pun juga mampu untuk di banggakan. Aku juga ingin melakukan hal itu karena, agar kakak bisa menoleh ke arah ku....
...Jaga Ibu, mungkin pada saat kakak baca pesan ini aku telah pergi di tempat yang sangat jauh hingga, kau tak dapat menemuiku, melihatku, berbincang denganku bahkan menyentuhku. Aku mencintaimu....
...Kami menunggu cinta darimu....
...Ji Dae....
...Seketika itu aku menangis sejadinya dan segera membereskan seluruh peninggalan dari adik ku. Sampai di ruang keluarga bibi ku berpesan... "Kau dan Ibu mu segeralah pergi jauh dari hadapan keluarga Ji. Jangan pernah kembali! dan ingat Ji Ahn sudah tidak ada di list keluarga Ji lagi. Ini uang 2 juta untuk kalian hidup. Pergi ! Pergi sejauh mungkin." Ucapanya begitu menyakitkan. Aku tidak akan pernah melepaskan keluarga Ji ku. Keluarga ini di besarkan oleh Ayah dan Ibu ku, mereka hanya orang yang numpang lewat saja hingga dapat menaiki podium keluarga Ji berdasar rencana liciknya....
...Aku sekarang sadar, gelar kutu buku ku telah musna sedikit demi sedikit setelah aku mengenal laki-laki jadi, mulai detik itu juga aku mengkoleksi banyak buku-buku yang dapat memotifasiku. Salah satunya buku dari Napoleon Hill yang berjudul 'Think And Grow Rich'....
...Ibu ku yang berasal dari Eropa, keluarganya tidak menerima kami. Karena, awalnya hubungan Ayah dan Ibu tidak di setujui oleh keluarganya. Namun, Ibu tetep nekat mempertahankan cintanya untuk Ayah dan bertempat di Asia....
...Inggrid, dialah Ibuku. Ibu yang begitu memotifasiku....
...Aku bersekolah di Eropa agar dapat meneruskan perusahaan Ayah ku tapi alhasil semua di ambil oleh Chun Ae dan anaknya Chun Hei....
...Ini saatnya aku menunjukan pada dunia tentang kekuatan dari diriku, kekuatan bertahan hidup pada kenyataan yang menyakitkan. Tekad ku kuat, keputusan ku bulat. Aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh apapun yang akan terjadi nanti di tengah jalan aku tak kan berhenti. Aku akan terus berlari dan berlari hingga ke titik dimana aku dapat mengambil alih semua hak ku. Khususnya lagi hak perusahaan Ayah yang seharusnya menjadi milik ku. Surat wasiat asli itu masih aku pegang. Aku sengaja bungkam karena aku tau, kapan aku keluar dan berbicara hingga suatu hari nanti merekalah yang akan bungkam....
...Katanya Ayah dulu berhutang investasi uang pada Bibiku Chun Ae, kakak tiri Ayah. Ayah dari Ayah ku dulu menikah 2 kali dan Ji Ahn lah pewaris kandungnya di keluarga Ji. Di keluarga Ji ku jika ada pernikahan siri tidak boleh anaknya menggunakan Marga Ji....
...Hanya saja semenjak Kakek buyut ku wafat kini tinggal Nenek sihir saja di rumah keluarga Ji dan Bibi Chun Ae yang menguasai....
...Bahkan Ayah ku sudah mengalah dengan membangun rumah sendiri dan membangun bisnis sendiri. Ayah kami tidak terkesan seperti saudara denganya melainkan selebihnya. Aku sering melihat di kantornya, dia selalu beradu mulut dengan Chun Ae untuk memperebutkan hak kuasa di keluarga Ji dengan alasan karena dia anak kesayangan di keluarga Ji dan Ayah adalah anak terbuang. Namun, dia lupa siapa yang membesarkan keluarga ini saat krisis ekonomi datang di tahun 2002....
...Di saat kematian Ji Ahn lalu disusul Ji Dae, entah apa yang merasukinya dia, tiba-tiba Chun Ae mengacak acak rumah kami. Dan mengatakan ini dan itu tentang hak perusahaan juga keluarga di tambah hutang dan lain-lain. Karena aku yang masih dalam kondisi berduka aku tidak menggubrisnya lalu mengiyakanya untuk aku dan Ibu angkat kaki....
...Kini perusahaan yang didirikan Ayah yang bernama Heynagrid di bidang produk parfume menjadi milik Chun Ae dan Chun Hei....
...Dan aku sekarang bekerja di perusahaan ternama di Seoul yang bernama Royal Palace Group. Dimana dia juga memiliki anak cabang yaitu, Galaxi Model....
...Kedua perushaan ini sangat berpengaruh di Seoul, dan aku menjadi Trainee selama 3 bulan pertama. Jika aku gagal aku harus mengulang, namun jika aku berhasil aku akan langsung menaiki podium menjadi karyawan tetap....
...Aku tidak sedih karena aku tau, akulah pemenangnya......
...Mohon Bijaksananya dalam membaca!...
...MERAH JAMBU DI BENUA ASIA...
...Wanita yang gemar membaca mulai SD sampai ke perguruan tinggi itu bahkan saat telah menjadi karyawan pun dia tetap membaca namanya adalah, Ji Youra. Dia anak pertama dari keluarga Ji, saat ini mereka masih tinggal di Swedia benua Eropa Utara, karena ibunya berasal dari benua itu yang bernama, Inggrid. Ayahnya bernama Ji Ahn, penduduk lokal Korea Selatan yang tinggal di Seoul, adiknya bernama Ji Dae. Hubungan kedua orang tua Ji Youra tak dapat restu oleh orang tua, Inggrid. Mereka tinggal di Swedia, bersama keluarga teman yang masih menerima mereka bertiga karena, Inggrid sedang mengurus dirinya dan kedua anaknya untuk menjadi warga negara Seoul. Ji Youra, terkenal dengan sikapnya yang ramah tamah di seluruh kalangan. Dia memiliki banyak prestasi, kawan, dan juga menjadi wanita yang banyak disukai oleh lawan jenis. Dia tinggal bersama keluarganya di Swedia sedari kecil sampai usia 13 tahun. Saat menginjak usia 14 tahun, dia, ibu, dan adiknya menjadi penduduk lokal yang menempat di Korsel....
...Ji Youra, mengambil jenjang pendidikan di Junior High School Gangnam, Seol di usia 14 tahun dan adiknya di sekolah dasar Jeju, Seoul. Ketika baru masuk di Junior High School, dia bertemu dengan lelaki tambun seumurannya yang kala itu sedang dibully oleh sesama teman lelaki dan akhirnya dengan sikap pahlawannya Ji Youra membantu lelaki itu karena, dia paling tidak suka dengan tindak kekerasan. Namun, setelah kejadian itu Ji Youra semakin lama semakin tidak menyukainya, di karenakan lelaki tambun itu telah mengeluarkan tiga orang pem-bully-an dari sekolah. Ji Youra berpikir bahwa itu adalah, suatu tindakan yang tidak adil karena, seharusnya mereka para pem-bully dapat dihukum skor, dan tidak perlu untuk dikeluarkan, menurutnya pendidikan sangatlah penting dan kita tidak pernah tahu apakah orang tua mereka adalah orang yang berada sehingga, Ji Youra menjadi menjauhi lelaki tambun itu. Ayahnya adalah, pengusaha perusahaan parfum terbesar ke-5 yang kala itu sedang marak di pasaran, nama perusahaanya adalah Heynagrid. Ji Youra, meminta bantuan pada ayahnya untuk membantu 3 teman lelaki yang dikeluarkan dari sekolahnya, namun sang ayah tak dapat mengabulkan permintaan Ji Youra karena, lelaki tambun yang dia panggil 'si gendut' itu adalah, sang pemilik ahli waris perusahaan terbesar ke 3 di benua Asia yang menempat di Seoul. Lelaki tambun yang dia panggil ‘si gendut’ tak pernah menyerah untuk menjahili ataupun membuntuti Ji Youra, bahkan sampai ke Senior High School....
...Pada akhirnya lelaki tambun itu menyerah dan mereka terpisah selepas wisuda sekolah. Saat di perguruan tinggi Ji Youra kembali ke Swedia untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Beberapa kali saat libur dia pulang ke Seoul untuk menemui keluarga besarnya, namun siapa sangka adiknya Ji Dae, menjadi begitu dingin dan cuek padanya. Sampai suatu ketika dia di sadarkan bahwa, semenjak kapan mereka berdua beradu kompetisi di dalam keluarga Ji. Saat dia telah lulus menjadi sarjana keuangan, Ji Youra mendapatkan kabar duka bahwa ayahnya mengalami kematian karena penyakit hepatitis B dan akhirnya dia pulang ke Korea Selatan untuk pemakaman ayahnya di keesokan hari. Selang 1 minggu adiknya, Ji Dae ikut menyusul ayahnya pulang ke pangkuan-Nya, dikarenakan penyakit yang sama yaitu, hepatitis B. Selang 3 hari dari kepergian Ji Dae, bibinya yang bernama Chun Ae, tiba-tiba datang ke kediaman keluarga Ji untuk menagih utang, katanya....
...Ayahnya telah berhutang di investasi saham pada Chun Ae, dan karena mereka tak mampu mengembalikan uang itu, Chun Ae mengambil alih rumah, dan perusahaan yang di tinggalkan oleh Ji Ahn secara paksa. Ji Youra dan Inggrid, menyetujuinya kemudian mereka bergegas untuk segera mengemasi barang-barang yang di butuhkan. Saat itu Ji Youra memasuki kamar Ji Dae untuk mengambil foto mereka berdua, lalu dia menemukan selembar kertas yang membuat hatinya sakit bak tersayat pedang saat mengetahui kenyataan yang sebenarnya....
...Ji Youra tersadar, bahwa semenjak dia mengenal lelaki, kemudian berfoya-foya, dia menjadi wanita yang fokus pada kebahagiaan sendiri yang hanya sebentar, dan tidak memikirkan keluarganya bahkan panggilan 'kutu buku' pun kini tidak terdengar kembali di telinganya. Akhirnya kini dia memutuskan untuk menegarkan diri sendiri, memotivasi diri sendiri dengan banyak membaca buku sampai dia masuk ke perusahaan Royal Palace Group, dan juga belajar dari segala pengalaman hidupnya. Saat dia terpuruk dia sadar bahwa, dia tidak ada dukungan dari siapapun termasuk kawan dan pasangannya. Jangankan menengok kepada Ji Youra, bertanya tentang kabarnya pun mereka tidak pernah....
...Ji Youra, memulai perjalananya menjadi perempuan yang berjuang di titik Nol-nya dengan segala kerja keras untuk membantu sang ibu yang tengah di rawat di RS. Tavisha karena mengidap Hepatitis stadium awal. Ji Youra, yang sekarang menjadi semakin kuat batin, mental, juga fisiknya. Dia menunjukan bahwa seorang wanita begitu kuat di bandingkan seorang lelaki. Tekad kuat dengan keputusan yang bulat dia ambil untuk terus berjuang maju ke depan, berlari kencang layaknya pacuan kuda tak pernah berhenti sampai di titik tujuan. Karena, Ji Youra tahu kapan dia dapat menghidupkan api semangat dalam dirinya dan kapan saat untuk sedikit meredupkan api itu....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!