Airell menangis tersedu-sedu di kamar rawatnya karena sampai malam ini putranya Noel masih belum ketemu.
Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, hati dan pikiran Airell sangat risau.
Setelah bertengkar dengan Max sore hari tadi Airell kembali pingsan.
Airell memang perempuan yang sangat kuat dan pemberani segala rintangan akan Airell hadapi tapi Airell tetaplah manusia dan manusia tidak ada yang sempurna.
Noel adalah segalanya bagi Airell hati seorang ibu mana yang tidak khawatir dan cemas saat anaknya hilang dan tidak ada tanda-tanda di mana keberadaannya.
Kelemahan seorang Airell Miranda adalah Noel dan kelemahan seorang Max Alexanders Wu adalah Airell dan Noel putranya.
Max memandang ke dalam ruang kamar rawat Airell dengan sendu. Hatinya sakit dan pedih melihat Airell lagi dan lagi harus terbaring lemah di atas ranjang pasiennya.
Padahal keadaan Max tidak jauh berbeda dengan Airell. Wajah Max tampak pucat akibat muntah yang ia rasakan selama beberapa jam tadi untungnya dokter memberikan resep agar ia tidak lagi muntah-muntah.
"Kakak, apa yang sedang kakak lakukan di sini. Steffy sudah mencari Kaka ke mana-mana kakak jangan bandel seperti anak kecil kakak lagi sakit." Ucap Steffy dengan cerewetnya sebenarnya ia tau kenapa kakaknya berada di sini karena siapa lagi kalau bukan seorang wanita bernama Airell Miranda.
Steffy menatap ruang kamar rawat Airell dengan dingin dan tatapannya yang dalam.
"Ayo kakak harus kembali ke kamar rawat kakak." Ajak Steffy sambil memegang kedua tangan Max namun hal itu tidak berpengaruh sama sekali karena Max tidak mau beranjak dari depan pintu kamar rawat Airell.
Saat mata Max melihat Airell yang hampir jatuh di ranjang pasiennya dengan segera Max membukakan pintu kamar rawat Airell dan menolong Airell.
Airell yang hendak pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya guna menenangkan pikiran dan perasaannya agar tidak terlalu cemas hampir jatuh karena kepalanya sangat pusing akibat menangis selama berjam-jam.
Mata Airell melihat tangan kekar yang sedang menolongnya. Seketika itu mata mereka bertemu hal itu mampu membuat jantung Max berdetak dengan kencang saat melihat mata Airell dan menatap pilu saat melihat tatapan Airell sangat sedih dan kosong.
"Lepaskan aku." Ucap Airell dengan suara parau dan lirihnya. Namun, hal itu tidak digubris oleh Max.
"Kamu mau ke mana, sini aku bantu." Ucap Max.
"Tidak perlu aku bisa sendiri." Tolak Airell dengan dingin dan melepaskan pegangan Max di tangannya.
Saat langkah kaki Airell berjalan beberapa langkah Airell kembali jatuh hal itu lagi-lagi ada Max yang menahannya.
Max yang sudah tidak tahan dengan sikap keras kepala Airell segera menggendong Airell ke kamar mandi walaupun saat ini tubuhnya lemah namun ia masih bisa menggendong Airell ala bridal style.
"Diamlah jika kamu tidak ingin kita jatuh bersama-sama. Saat ini aku tidak bisa menggendong mu dengan kuat." Ucap Max dengan datar hal itu membuat Airell menghentikan aksinya yang ingin memberontak dan memberikan protes.
Mata Airell melihat ke wajah Max yang pucat dan Airell baru menyadari itu lalu mata Airell melihat baju pasien yang dikenakan oleh Max membuat Airell bertanya-tanya dalam diamnya.
"Aku tunggu di sini." Ucap Max memecah lamunan Airell dalam benaknya. Airell yang melihat mereka sudah berada di dalam kamar mandi terdiam.
"Keluarlah." Ucap Airell dengan dingin. Max tidak menggubrisnya ia masih tetap berdiri di depan pintu kamar mandi menunggu Airell melakukan apa yang ingin dilakukan.
"Apa kamu tidak mendengarkan ku." Ucap Airell lirih dan kesal. Airell merasa malas meladeni Max namun ia tidak punya tenaga untuk mengusir Max berdiri saja ia susah.
"Jangan membantah nanti kamu jatuh lagi." Ucap Max dengan datar dapat Airell lihat di mata Max yang penuh dengan rasa khawatir dan takutnya.
Airell yang tidak mau berdebat akhirnya segera mencuci wajahnya di westafel karena akan sangat percuma jika ia berdebat dengan Max pria yang sangat keras kepala itu.
Max yang melihat Airell menurut tanpa banyak protes membuatnya tersenyum tipis dan seri wajahnya menjadi lebih segar walaupun tampak pucat.
"Apakah masih ada lagi yang ingin kamu lakukan?" Tanya Max melihat Airell sudah selesai mencuci wajahnya.
Airell menggelengkan kepalanya, Max segera menggendong Airell untuk kembali ke ranjang pasiennya.
Steffy yang melihat kakaknya masuk ke dalam kamar rawat Airell pergi dari sana dengan wajah dinginnya.
"Keluarlah aku ingin beristirahat." Usir Airell hal itu membuat Max menatap sendu ke arah Airell dan perutnya terus bergejolak. Karena tidak kuat akhirnya Max kembali ke kamar mandi untuk memuntahkannya.
Airell yang tadi memejamkan mata dengan membelakangi Max menoleh kepalanya ke belakang karena mendengar suara muntah-muntah Max di dalam kamar mandi.
Selang 15 menit lamanya Max keluar dengan berjalan sambil memegang dinding untuk menguatkan dirinya agar tidak jatuh di lantai.
Sedari tadi Airell sudah menunggu dan melihat wajah Max dengan pucat.
"Maafkan aku bolehkah aku di sini sebentar." Ucap Max yang kini sudah mendudukkan dirinya di atas sofa kamar rawat Airell.
Airell hanya diam dan memandang ke atas kamar karena saat ini Airell sedang tidur telentang.
Max yang menyandarkan kepalanya di sandaran sofa terus menatap wajah Airell dari samping.
Keheningan tercipta selama hampir lebih 30 menit lamanya. "Maafkan aku." Ucap Max dengan lirih namun hal itu masih bisa di dengar oleh Airell.
Max yang melihat Airell sama sekali tidak menggubrisnya merasa sangat terluka namun hal itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia ciptakan dulu dan tadi saat ia ikut tersulut emosi melihat Airell dalam pelukan dokter Adam.
"Aku tau aku sangat salah dan perbuatan aku sangat buruk padamu dulu. Tapi, aku benar-benar tulus meminta maaf dari mu." Ucap Max walaupun Airell tidak menggubrisnya setidaknya Airell mendengar dirinya hal itu sangat disyukuri Max.
"Aku juga minta maaf karena beberapa hari ini mengganggu mu hingga kamu pingsan dan berakhir di sini." Kali ini mata Max sudah beruraian air mata. Airell mengepalkan kedua tangannya untuk menoleh ke samping saat melihat suara Max yang terdengar isakan.
"Tapi, sungguh aku sangat menyesal. Aku terus mencari keberadaanmu tapi aku tidak bisa menemukanmu. Aku sangat senang saat melihatmu di pernikahan Louis dan Karina namun aku tidak bisa untuk berbicara lebih dekat denganmu hingga membuat aku frustrasi."
"Saat melihatmu bersama seorang anak laki-laki dan ada seorang pria di sampingmu aku sangat marah karena lagi-lagi untuk kesekian kalinya aku terlambat. Aku sangat pengecut karena hanya bisa mengusikmu dan menyakitimu."
"Aku sangat senang saat tau bahwa Noel adalah anakku." Ucap Max yang bahagia saat menyebut nama Noel. "Tapi, aku hanya bisa melihat dari jauh tanpa bisa menyentuh dirinya. Aku ingin Noel tau bahwa aku adalah ayahnya bukan siapa pun."
Airell mengeluarkan air matanya sambil meremas sprei ranjang pasiennya. Isak tangis di antara keduanya menjadi musik di dalam ruang rawat kamar itu.
Max mendekat ke arah Airell jari tangannya mengusap wajah Airell yang penuh dengan air mata hingga membuat Airell tersentak.
"Aku mohon jangan menangis, aku tidak bisa melihat mu menangis. Aku akan berusaha menemukan anak kita." Ucap Max yang merasakan sakit ketika mengucapkan kalimat akhir yang keluar dari mulutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Gestimar
Noelanjing,baru kali ini aku emosi sama anak kecil
2022-06-13
3
Samsuna
sedih
2022-02-04
3
Sunshine
Tidak ada yang sempurna
2021-12-16
0