Max yang masih berada di dalam kamar mandi berusaha mengontrol emosi dan pikirannya untuk lebih tenang.
Ceklek
Pandangan Max dan dokter Adam bertemu yang satu menatap dengan dingin apalagi melihat Noel yang begitu nyaman di dalam gendongan dokter Adam dan satunya menatap penuh tanda tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Max berusaha mengatur nafas, pikiran dan emosinya agar stabil dan tidak memuntahkan kembali cairan bening yang dikeluarkannya. Bahkan saat ini perut Max sangatlah perih karena makanan yang ia makan tidak ada yang masuk ke dalam perutnya dan perutnya terus minta dikeluarkan.
Dokter Adam menggendong Noel yang sudah lebih tenang hanya terdengar sesekali isakan akibat menangis terlalu lama. Noel menempelkan pipinya dengan nyaman dan memeluk leher dokter Adam dengan erat hal itu sudah biasa jika Noel merasa tiba-tiba sedih atau sakit pasti ia akan menempel dengan dokter Adam.
Dokter Adam memutar badannya hingga Noel dapat melihat dadda-nya Max sedang menatap ke arah momma-nya dengan tatapan sendunya, “dadda.” Panggil Noel hingga membuat dua pria dewasa tersebut terdiam.
Max menatap sambil mengerjapkan matanya tidak percaya ke arah Noel sedangkan dokter Adam mengernyitkan dahinya mendengar panggilan Noel.
“Dadda.” Panggil Noel lagi dan melihat ke arah mata Max yang sedang menatap ke arahnya. Max yang mendengarnya sangat bahagia saat Noel memanggilnya dengan dadda setelah beberapa kali mengajak Noel berbicara baru kali ini Noel membuka mulutnya dan langsung memanggilnya dengan sebutan dadda.
Wajah Max menjadi cerah dan segar namun itu tidak lama ketika mendengar perkataan Noel, “sebaiknya dadda segera pulang, sekarang ada daddy Adam yang akan menjaga momma dan Noel.” Ucap Noel dengan datar dan tatapannya yang kosong.
Dokter Adam yang mendengarnya semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa Noel berkata seperti itu kepada Max.
“Apa Noel tidak suka dadda di sini?” Tanya Max cemas dan takut bahwa ia akan ditolak lagi. Noel menggelengkan kepalanya di bahu dokter Adam hal itu membuat Max menahan nafasnya sejenak mendengar perkataan anaknya yang tidak ini ia berada di sini.
Dokter Adam yang mendengarnya sebenarnya senang bahwa Noel sudah menerima dan terus menempel kepadanya namun ia tidak tega melihat Max yang menerima penolakan dari Noel. Walaupun ia tidak tau sepenuhnya namun ia bisa menyimpulkan bahwa Max Alexanders Wu adalah ayah kandung dari Kalle Jaani Oiva.
Noel adalah anak yang lembut seperti momma-nya Airell namun terkadang ia sama seperti orang dewasa perlu waktu untuk menerima segalanya apalagi ia masih kecil baru berusia 5 tahun. Jadi, dokter Adam mengerti bagaimana sikap Noel pasti yang dilakukan Noel saat ini ada alasannya yang hanya Noel sendiri yang tau.
Walaupun usia Noel 5 tahun tapi pemikirannya sangat dewasa dari anak yang seumuran dengannya hal itu tentu saja tidak cukup baik buat pertumbuhan dan perkembangan Noel. Karena itu akan sangat mengganggu kesehatan mental Noel yang belum siap.
Namun keadaan lagi lagi memaksa seseorang untuk segera tumbuh dan berkembang menjadi lebih dewasa dari umurnya seperti Noel yang harus menerima kenyataan bahwa momma dan dadda-nya terus bertengkar setiap kali membahas dirinya.
Noel merasa ia tidak diterima seperti yang Noel lihat dan perhatikan ketika teman-teman
sekelasnya di PAUD menceritakan bagaimana mommy dan daddy-nya mereka yang selalu bersama, bermain bersama, tidur bersama dan tinggal bersama. Noel ingin seperti itu namun itu adalah hal yang akan pernah bisa dan tidak akan terjadi.
Noel sudah 2 kali melihat pertengkaran yang terjadi antara momma dan dadda-nya yang selalu menyebut namanya. Kenapa orang dewasa rumit sekali pemikirannya hal itu sering
kali membuat Noel bertanya-tanya dalam dirinya.
Max yang mendengar perkataan Noel berjalan keluar ke arah pintu kamar rawat Airell, menoleh ke belakang melihat Airell yang masih belum sadar di ranjang pasiennya dan Noel yang berada di dalam gendongan dokter Adam sambil menampilkan wajah datar dan tatapannya yang kosong ke arah Max.
Max tersenyum tipis ke arah Noel walaupun ia tau bahwa ia tidak akan mendapatkan balasan dari Noel, setidaknya ia berusaha menunjukkan kepada Noel bahwa ia sangat mencintai dan menyayangi Noel lewat senyum dan sorot matanya yang dalam.
Airell mengerjapkan matanya untuk berusaha mengimbangi cahaya yang masuk ke dalam
retinanya akibat sinar lampu di kamarnya. Airell menolehkan kepalanya dan melihat dokter Adam yang sedang menggendong Noel sedang duduk di kursi karena kelelahan.
Dokter Adam tersenyum saat melihat Airell menoleh ke arahnya dan Noel, dokter Adam tidak bisa bangkit untuk mendekat ke arah Airell karena ia tidak mau menganggu tidur Noel yang baru saja terlelap akibat lelah menangis.
Setelah Max pergi dari ruangan Airell, Noel kembali menangis. Entah apa yang membuat nangis kembali pasti karena melihat Airell saat itu belum sadarkan diri itulah perkiraan dokter Adam atau karena telah mengusir Max dari ruangan momma-nya.
“Maafkan aku.” Ucap Airell dengan berbisik tapi masih bisa didengar oleh dokter Adam. “Aku
selalu merepotkan mu.”
“Aku sudah bilang tidak apa-apa, aku sangat senang jadi tidak perlu ada yang dimaafkan
atau direpotkan.” Ujar dokter Adam memberikan senyuman manisnya ke Airell tidak lupa dengan tatapannya yang penuh cinta.
“Apakah dia sudah lama tertidur?” Tanya Airell, dokter Adam menggeleng kepalanya dengan
pelan sambil menepuk punggung Noel.
“Dia terlalu lelah menangis melihat mu yang terbaring lemah dan akhirnya ia tertidur
sendirinya.” Jelas dokter Adam
Airell yang mendengarnya menatap penuh kasih sayang kepada punggung Noel. Ia tidak bisa melihat wajah Noel karena Noel membelakanginya.
“Apakah kamu sudah makan?” Tanya Airell dan mendapat jawaban gelengan dari dokter Adam. “Noelnya baringkan saja di samping aku.” Ucap Airell.
“Tidak usah aku tidak apa-apa, aku takut di terbangun.” Ucap dokter Adam namun tak lama
Noel mengigau memanggil momma-nya hingga terbangun melihat hal itu dokter Adam segera bangun untuk menidurkan Noel kembali.
“Mau sama momma, daddy.” Pinta Noel dengan suara baru bangun dari tidurnya, dokter Adam
yang mendengarnya segera memberikan Noel kepada Airell.
“Tidurlah sayang, momma di sini.” Ucap Airell yang sudah menerima Noel dari gendongan
dokter Adam. “Kamu segeralah pergi beli makanan dan istirahat jangan ke sini lagi kasihan pasien kamu.” Ucap Airell yang dibalas senyuman dan anggukan dokter Adam.
Tapi, sebelum dokter Adam membuka pintu untuk keluar dari kamar rawat Airell “Elma, apa
jawaban kamu masih sama jika aku melamar mu kembali?” Tanya dokter Adam membuat
Airell yang mengusap kepala Noel melihat ke arah dokter Adam.
“Tidak apa-apa jangan dijawab nanti aku akan tanyakan kembali.” Ucap dokter Adam yang
langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari Airell. Dokter Adam sangat takut dan cemas bahwa ia tidak akan bisa bersama-sama dengan Airell dan Noel lagi apalagi saat melihat bahwa dadda Noel sudah ada di sini dan dokter Adam bisa melihat tatapan dari dadda Noel yang sangat mendamba ke arah Airell dan sangat menginginkan Noel.
Walaupun ia belum pernah berbicara langsung ataupun berdua dengan Max namun Adam saat
melihat Max merasa kurang percaya diri jika harus bersaing dengan Max Alexanders Wu.
“Maafkan aku Adam, ada banyak perempuan di sana yang lebih baik dan cocok bersanding dengan kamu tapi itu bukan aku.” Ucap Airell lirih.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Oi Min
Noel apa sech mau mu sayang?? Bknkah kmu ingin mnyatukan momma dan dadda mu?? Tp knp kmu selalu mnolak kehadiran dadda mu sayang??
2022-06-12
2
~V~
Elma sama dokter Adam aja thor
2022-01-05
3
Sunshine
Pasti tidak mudah juga bagi Noel
2021-12-16
1