ANAK GENIUS: HEARTBEAT
Airell Miranda perempuan berusia 24 tahun yang berprofesi sebagai psikiater yang bekerja di rumah sakit A menerima kenyataan bahwa ia telah dikhianati oleh sang kekasih bernama Bram Smith.
Ternyata sang kekasih sudah menikah dengan seorang perempuan bernama Steffany Alexandria Wu dari keluarga no. 1 di negara K yaitu keluarga Alexanders Wu.
“Airell dengarkan aku, aku terpaksa waktu itu menikah dengan Steffy.” Ucap Bram frustrasi yang berjalan mengikuti langkah kaki Airell yang hendak masuk ke dalam apartemen miliknya tanpa mempedulikan apa yang dikatakan oleh Bram.
“Mau kamu terpaksa atau tidak itu sudah tidak penting lagi buat aku, kamu telah menghilangkan kepercayaan dalam diriku buat kamu. Tidak ada pertemanan sejati di antara laki-laki dan perempuan.” Ucap Airell yang langsung menutup pintu apartemen dengan keras dan menguncinya dari dalam agar Bram tidak masuk ke dalam.
Hidup Airell menjadi tidak tenang setelah ia disebut-sebut sebagai seorang perebut suami orang padahal itu bukanlah kesalahannya tapi, kenapa semua orang menyudutkannya tanpa tau kebenarannya.
Semua teman-teman Airell menjauhi dirinya, Airell dipecat dari tempat ia bekerja, reputasi Airell yang semulanya baik menjadi buruk bahkan nama Airell Miranda di kasih tinta hitam oleh Steffany Alexandria Wu karena tidak menerima atas apa yang telah terjadi dalam pernikahannya yang ambang dari kehancuran.
Benar kata orang bahwa uang dan kekuasaan bis melakukan segalanya termasuk menghancurkan kehidupan orang lain yang tidak bersalah untuk menunjukkan kesenjangan sosial antar manusia.
Lucu sekali bukan, di zaman yang sudah modern seperti ini memandang rendah orang lain dari status dan kasta.
Airell tidak akan pernah meminta maaf atas apa yang tidak dilakukannya. Airell mengaku salah karena ia terlalu bodoh dan percaya akan cintanya kepada Bram Smith bukan pada apa yang dituduhkan oleh orang-orang di
sekitarnya.
Karena situasi yang sudah tidak kondusif dan kesejahteraan psikologis Airell sangat tertekan Airell berniat untuk
meninggalkan negara K ini untuk mencari dan menciptakan hidup yang damai buat dirinya.
Namun, nasib malang kembali menimpa Airell setelah ia pulang dari rumah sakit untuk mengambil barang-barangnya ia diculik oleh orang suruhan dari pria yang datang bersama dengan Steffany Alexandria Wu ke
apartemennya beberapa hari yang lalu.
“Di mana aku?” Tanya Airell setelah terbangun dari obat bius yang diberikan kepadanya. Mata Airell memandang seluruh ruangan di sekitarnya yang ternyata adalah sebuah kamar yang sangat luas dan megah.
Mata Airell memandang ke arah dinding yang berada di hadapannya. Dapat Airell lihat di figura yang besar foto seorang pria dengan gagahnya memakai setelan formal tatapannya yang tajam dan dingin, rahangnya yang tegas dan kulitnya yang putih membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona.
Airell mengerutkan dahinya untuk mengingat kembali apakah ia pernah bertemu dengan pria yang ada di figura besar itu.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka memperlihatkan seorang pria dengan tinggi semampai membuat atensi Airell yang tadi fokus ke arah figura di depannya teralihkan dan betapa terkejutnya Airell saat melihat pria tersebut hanya menggunakan selembar handuk yang mengikat di pinggangnya.
Airell segera mengalihkan matanya ke arah lain, “jangan berpura-pura.” Ucap pria tersebut dengan dingin dan dalam saat melihat reaksi Airell yang berlebihan.
Pria tersebut mendekat ke arah Airell dan menggenggam tangan Airell dengan kuat membuat mata Airell dan pria tersebut saling menatap.
“Jangan menyentuh saya.” Ucap Airell dengan tegas yang merasa bahwa pria yang Airell tidak tau namanya bersikap kurang ajar kepada dirinya.
“Huh, jangan berpura-pura. Saya tidak akan tertipu dengan wajah polos mu itu.” Desis pria tersebut menahan geramannya menerima penolakan dari Airell. Jiwa laki-lakinya memberontak dan hatinya terus bergejolak saat
melihat Airell dari dekat dan berada dalam jangkauannya.
“Kita hanyalah orang asing, Anda jangan bersikap kurang ajar.” Ucap Airell dengan dingin dan tenang. Pria tersebut yan mendengar perkataan Airell segera membukam mulut Airell dengan bibirnya.
Airell yang mendapat perlakukan tidak senonoh dan merasa dilecehkan membuat Airell terus memberontak dari pelukan pria tersebut. Airell Menggigit bibi pria yang sudah berani mengambil ciuman pertamanya dengan keras
hingga berdarah untuk menghentikan aksi yang dilakukan oleh pria tersebut.
Plak
Airell menampar wajah pria tersebut hingga membuat pria tersebut menolehkan kepalanya ke samping kiri dengan nafasnya yang cepat.
Mengusap bibirnya yang berdarah akibat gigitan yang diberikan oleh Airell dan tatapan yang kosong saat melihat darah di ibu jarinya. Pria tersebut mengetatkan rahangnya karena lagi lagi ia harus ditolak oleh Airell.
“Sudah saya bilang jangan bersikap kurang ajar dengan saya.” Airell merasa sakit hati atas apa yang dilakukan oleh pria asing di depan yang sedang mengusap bibirnya yang berdarah.
Airell turun dari ranjang tempat tidur dan dengan segera berjalan ke arah pintu kamar namun saat Airell membuka pintu tersebut tidak bisa karena sudah terkunci menggunakan password.
Melihat hal itu membuat Airell menatap tajam kepada pria asing yang sedang menatap matanya dengan dingin dan dalam.
“Kamu tidak akan bisa membukanya.” Ucap pria asing tersebut sambil berjalan mendekati Airell yang berjalan mundur. Pria asing tersebut memainkan jarinya di pipi mulus dan putih Airell sambil menatap mata Airell dengan dalam entah apa maksud dari pria ini Airell tidak bisa membaca tatapannya.
Airell menepis tangan pria asing tersebut dengan kasar melihat hal itu lagi-lagi membuat pria asing tersebut dengan kasar mencium kembali bibir Airell dan mengunci pergerakan Airell hingga membuat Airell tidak berkutik.
Menggiring tubuh Airell ke atas tempat tidur walaupun Airell terus memberontak dengan seadanya sampai mereka terjatuh di atas tempat tidur dengan pria asing tersebut yang berada di atas Airell.
Mata keduanya saling menatap satu sama lain dengan nafas yang terengah-engah namun hal itu hanyalah beberapa detik saja karena selanjutnya pria tersebut kembali mencium bibir Airell yang membuatnya menjadi
candu. Sangat manis dan lembut.
Airell hanya diam sambil menitihkan air matanya menerima perlakuan yang tidak senonoh dari pria asing tersebut. Melihat hal itu membuat pria asing tersebut bersemangat dan kasar mencumbu Airell.
Hingga ciuman tersebut semakin panas dan kini di antara keduanya sudah tidak ada sehelai benang pun yang melekat. Airell terus memberikan perlawanan kepada pria tersebut namun tenaga perempuan akan kalah
dengan tenaga laki-laki walaupun Airell mengusai dua seni beladiri.
Airell menjerit kesakitan saat benda tumpul yang memaksa masuk di bawah perutnya hal itu membuat pria asing tersebut tersentak kaget melihat Airell yang ternyata masih menjaganya dan ia adalah yang pertama.
Pria tersebut mengusap air mata Airell yang berada di sudut matanya dengan lembut hal itu membuat Airell membuka matanya dan menatap mata pria tersebut yang lagi-lagi memberikan tatapan dalamnya yang tidak
dimengerti Airell.
“Jangan saya mohon.” Pinta Airell dengan memelas sambil melihat ke dalam mata pria asing tersebut yang sudah tergabut gairah.
Namun, permohonan Airell tidak didengar oleh pria tersebut dan kembali memasukkan benda tumpul tersebut hingga membuat Airell menjerit kesakitan dan mencengkram punggung pria tersebut dengan kukunya yang
cukup tajam.
Pria tersebut meringis saat kuku-kuku Airell menancap di kulit punggungnya namun itu tidak seberapa dengan kesakitan yang dirasakan Airell.
Selama hampir 3 jam kegiatan yang dilakukan oleh orang berjenis kelamin berbeda tersebut selesai. Airell yang kelelahan langsung tertidur ia sudah tidak peduli apakah lelaki itu akan membunuhnya setelah ini karena menurut Airell sekarang hidupnya telah hancur dan berantakan.
Airell adalah seorang perempuan yang sangat menyanjung harga diri yang tinggi termasuk memberikan batasan antara laki-laki dan perempuan. Walaupun ia mempunyai kekasih namun kekasihnya Bram Smith tidak pernah mencium dirinya atau bertindak lebih dari sekedar berpegangan tangan.
Bram Smith sangat mengerti dan memahami hal itu makanya ia sangat jatuh cinta dengan karakter dari Airell bukan hanya wajah cantiknya. Bram Smith sangat menjaga Airell dan hal itu membuat Airell tersanjung dengan perlakukan dari Bram namun itu dulu saat Airell tidak tau bahwa ia telah diselingkuhi dan menjadi selingkuhan.
Airell membuka matanya setelah 1 jam ia tertidur, badannya terasa remuk semua terutama di bagian bawahnya. Mengingat kembali apa yang telah menimpanya membuat Airell menatap penuh kebencian pria yang sedang
memeluknya dalam tidurnya.
Menyingkirkan tangan pria asing tersebut dengan pelan karena Airell ingin membersihkan badannya yang terasa lengket.
Dengan langkahnya yang tertatih sambil meringis karena menahan sakit di area bawahnya untuk pergi ke kamar mandi membersihkan dirinya.
Selama kurang lebih 15 menit lamanya Airell keluar dengan memakai gaun yang sudah tersedia di walk in closet yang tersambung langsung dengan kamar mandi. Airell tidak peduli kenapa bisa ada baju perempuan di kamar seorang pria karena itu bukanlah urusannya yang terpenting ia harus segera pergi dari sini sebelum pria tersebut
terbangun.
Airell tidak ingin berlama-lama bersama pria asing yang telah merenggut kesuciannya apalagi bersama dalam satu ruang yang membuat Airell sangat sesak atas perlakukan yang diterimanya.
Dengan segera tangan lentik Airell mengotak-atik pintu kamar yang menggunakan password tersebut akhirnya pintu kamar itu terbuka membuat Airell tersenyum senang melihatnya.
Melihat ke sekeliling ruangan dapat Airell lihat bahwa tidak ada penjaga di dalamnya dengan begitu Airell tidak perlu mengendap-endap untuk keluar dari sini.
Airell merasa lega saat ia sudah keluar dari apartemen tersebut, udara sangatlah dingin karena sekarang sudah menunjukkan pukul 3 pagi.
Dengan terburu-buru Airell segera membereskan barang-barang yang sudah disiapkan sebelumnya dan bersembunyi untuk sementara waktu dari orang-orang yang berniat jahat kepadanya terutama pria yang Airell ingat
namanya dengan penuh benci.
Max Alenxanders Wu kakak kandung dari Steffany Alexandria Wu
***
Keesokan harinya Max terbangun dari tidurnya dan meraba ke sisi tempat tidur yang berada di sampingnya. Ketika tangannya merasakan dingin yang berarti seseorang di sampingnya sudah tidak ada dengan segera Max bangkit dan melihat ke sekitar ruangan.
Max berusaha untuk berpikir positif mengingat kamarnya yang menggunakan kunci password untuk membukanya tidak mungkin Airell melarikan diri. Namun detik berikutnya Max meloncat dari tempat tidur untuk berlari ke dalam kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benang pun untuk memeriksa apakah Airell melakukan hal yang buruk seperti bunuh diri.
Saat memasuki kamar mandi Max tidak melihat Airell di dalamnya kemudian Max melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam walk in closet namun lagi-lagi ia tidak menemukan Airell di sana.
Max merasa panik dan cemas saat melihat Airell lari dari apartemennya, Max segera memeriksa CCTV di luar kamarnya namun hal itu tidak bisa karena itu sudah diretas oleh seseorang.
Melihat hal itu membuat Max frustrasi, “ke mana dia pergi?” Gumam Max dengan tatapan dingin dan kosongnya.
Max segera membersihkan dirinya untuk menjernihkan pikirannya dan tubuhnya yang sangat lengket akibat perbuatan yang dilakukan bersama Airell semalam.
“Cari keberadaan Airell Miranda.” Ucap Max yang kemudian langsung memutuskan teleponnya tanpa mendengar jawaban dari orang seberang sana.
“Aku akan mendapatkanmu dan aku tidak akan membiarkanmu pergi dari aku.” Ucap Max dengan dingin sambil memandang pemandangan kota di bawahnya.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Dewi Setyawati
mampir, ceritany bagus..
2022-07-01
0
Har Tini
lanjutt baru nyimak
2022-06-10
1
Diah Ayu Lukitowati
nebak password random
kok bisa🤭😲😲😲
2022-06-06
1