Max yang pergi keluar dari rumah Airell berjalan dengan punggung yang sangat sedih menatap ke bawah dengan tatapan kosong dan matanya yang berkaca-kaca karena rasa sesak yang menghimpit di dadanya.
Membuka pintu mobil yang terparkir cukup jauh dari rumah Airell dan duduk di dalam mobil sambil merenung atas apa yang telah terjadi dalam kehidupannya.
Penolakan-penolakan yang diterimanya membuat seorang Max Alexanders Wu merasa kurang percaya diri untuk memperjuangkan Airell dan Noel agar hidup bersama layaknya keluarga.
Wajar itu adalah kesalahan yang sangat fatal dilakukan dahulu kepada Airell hingga membuat lari dari pandangannya dan menatap dirinya penuh dengan kebencian.
Siapa perempuan yang mau berbesar hati memaafkan kesalahan yang telah dilakukannya. Pikiran-pikiran negatif Max tentang penolakan yang dilakukan Airell dan Noel terus membuat Max merasa stres dan depresi.
Rasa mual mulai membuncah ingin meminta keluar dari dalam perut Max hingga membuat Max harus membuka pintu mobil dan muntah-muntah yang hanya keluar cairan di dalamnya.
Tubuh Max rasanya sangat lemas namun saat memikirkan kembali kata-kata yang dilontarkan Airell kepada dirinya membuat Max terus merasa seperti itu.
Perasaan bersalah yang menghantui dengan rindu yang melingkup di dalamnya dan tatapan mendamba ingin memilikinya dan kenyataan yang dihadapinya untuk meminta maaf dan memperjuangkan orang yang menjadi cinta pertamanya dan selamanya untuk menjadi sebuah keluarga sangatlah jauh di pandangan Max.
Rasanya Max tidak sanggup menghadapi dan menahan perasaannya yang sangat sakit bagaikan tertusuk belati. Apalagi saat Max melihat dari jauh sebuah mobil yang berhenti di depan pekarangan rumah Airell yang menampakkan seorang pria dengan jas putih yang menjadi ciri khasnya dan menjadi saingan Mas untuk merebut perhatian dari Airell Dan Noel.
Memukul dadanya yang penuh dengan sesak sambil menangis meratapi takdir akibat perbuatan jahatnya dulu kepada Airell. Mual itu kembali datang menghampiri Max wajah Max sudah sangat pucat hingga karena kelelahan Max tertidur di dalam mobil yang dikendarainya.
Malam harinya terlihat suara langkah kaki mendekati ke arah mobil di mana Max yang masih tertidur dengan posisi tidak nyamannya membuat orang tersebut menatap dengan wajah tanpa ekspresinya.
Menggantung obat dan makanan serta minuman di kaca spion mobil orang yang sedang tertidur lelap tersebut hingga terdengar bunyi mobil membuat Max terkejut dan dengan segera menghentikan bunyi mobil tersebut.
Mata Max melihat ke sekitar ternyata sudah matahari yang sangat terang berganti dengan cahaya bulan yang meneduhkan namun itu tidak sampai ke hati Max yang beku.
Tangan kekarnya mengambil obat, box makanan dan minuman yang berada di kaca spion mobilnya Max mengernyitkan dahinya kebingungan siapa yang telah memberikannya ini.
Ada sebuah harapan dalam diri Max bahwa yang melakukannya ada Airell. Tanpa disadari Max ada orang yang sedang memantaunya dari jarak yang tidak bisa dijangkau oleh Max karena orang tersebut bersembunyi di antara rerumputan yang menutupi tubuhnya.
Max tersenyum senang mendapatkan perhatian yang Max kira adalah Airell yang melakukannya namun sayang itu bukanlah Airell. Karena Airell sendiri tidak akan mungkin melakukannya apalagi setelah ia pingsan ia tidak melihat Max yang sudah tidak berada di rumahnya dan Airell juga tidak akan peduli kepada Max tentang apa yang akan dilakukannya yang penting saat ini Airell bisa tenang.
Duduk di dalam mobil setelah menelpon seseorang untuk mengantarkan mobil baru kepadanya karena mobil ini sudah kehabisan bensin akibat AC yang dinyalakannya tadi tidak ia matikan saat ia tidur.
Memakan makanan yang telah diberikan kepadanya dengan lahap dan bahagia namun tiba-tiba Max kembali sedih hingga ia memuntahkan makanan yang berada di dalam mulutnya karena pikiran-pikiran negatif di dalam otaknya hingga membuat respon tubuh Max tidak bisa menerima makanan yang dilahapnya yang sudah hampir habis tersebut.
Seseorang yang melihatnya mengepalkan tangannya untuk menahan dirinya agar tidak menampakkan dirinya di hadapan Max. Karena takut ia tidak bisa mengontrol perasaannya yang ingin sekali memberikan ketenangan kepada Max akhirnya orang tersebut pergi.
Sedangkan Max yang sibuk dengan acara muntah-muntahnya segera meminumkan minuman yang tadi diberikan kepadanya dan menelan obat yang dapat Max lihat itu adalah obat penenang dan anti mual yang digunakan khusus untuk orang mengalami depresi.
Walaupun Max bukan seorang dokter tapi dengan otak jenius yang dimilikinya dari lahir membuat Max sangat mudah menyerap pengetahuan apapun walaupun hanya membaca dan menganalisisnya sekilas.
“Apakah momma sudah merasa baikan?” Tanya Noel yang sudah ke sekian kalinya, Airell yang mendengarnya kekhawatiran putranya tersenyum sambil mengelus rambut hitam legam milik Noel.
“Momma sudah sangat baikan sayang, kan sekarang sudah ada Noel. Apalagi tadi momma sudah meminum obat yang sudah diresepkan oleh daddy Adam.” Terang Airell agar Noel tidak lagi merasakan cemas dan mengganggu pikiran anaknya ini.
Noel yang mendengarnya memeluk erat Airell sambil berkata, “Noel sayang momma, Noel tidak akan pernah meninggalkan momma.”
Airell yang mendengarnya menitikkan air matanya terharu dan lega kemudian Airell merengkuh Noel dengan erat seolah-olah ia sangat takut kehilangan Noel. Karena Noel ada nyawa dan jiwanya bagi Airell. Kalau tidak ada Noel, Airell tidak akan pernah sampai saat ini.
“Momma juga sangat sayang Noel.” Mencium pucuk kepala Noel berkali-kali dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
“Momma kapan aunty Winter dan aunty Summer balik ke sini?” Tanya Noel kepada Airell dengan posisi mereka saling berpelukan sambil menonton kartun kesukaan Noel.
“Apa sekarang anak momma merindukan aunty Wintern dan aunty Summer.” Goda Airell kepada Noel hingga ia mendapatkan ekspresi lucu Noel yang memajukan bibirnya ke depan dan matanya yang terlihat kesal dengan tangan bersedekap dada.
“Tidak, Noel sama sekali tidak merindukan aunty Winter dan aunty Summer.”
“Lalu?” Tanya Airell sambil menggoda putranya.
“Noel tidak bisa meninggalkan momma sendirian di rumah atau pun bekerja jika Noel sedang belajar di sekolah. Jika ada aunty Winter dan aunty Summer kan bisa membantu Noel dalam menjaga dan menemani momma.” Terang Noel yang membuat Airell terharu.
“Bukankah seharusnya yang perlu penjagaan dan ditemani itu adalah Noel kalau momma kan bisa menjaga momma sendiri.”
“Tidak, momma tidak bisa menjaga diri contoh seperti kejadian ini. Untungnya tadi ada Noel yang sangat tampan ini membantu momma.” Ucap Noel dengan bangga kepada dirinya. Namun, bukan seperti itu maksud dari Noel yang membanggakan dirinya hal ini dilakukan agar momma-nya tidak merasakan perasaan yang nyaman jika momma-nya tau bahwa ia melihat pertengkaran yang terjadi di pekarangan rumah tadi.
“Sayang apa kamu tadi melihat orang asing saat bersama momma?” Tanya Airell dengan hati dan perasaan was-wasnya.
“Tidak.” Dengan cepat Noel menggelengkan kepalanya dan memasang wajah polosnya agar mommanya percaya dengan ucapannya, “tadi, Noel melihat momma sudah tidur di atas tempat tidur dengan pakaian momma yang basah. Untungnya tadi ibu guru mengantar Noel ke rumah. Ibu guru juga yang mengganti pakaian momma karena Noel nggak bisa momma berat soalnya.” Jelas Noel dan tidak lupa dengan kalimat akhirnya yang menggoda berat badan mommanya.
Airell yang mendengar kalimat terakhir tersebut gemas dan menggelitik pinggang Noel hingga bocah laki-laki tersebut tertawa cekikikan karena ulah tangan mommanya.
“Momma sudah, momma hahahahhaha.” Ucap Noel yang berusaha berbicara di sela-sela tangan jahil momma-nya. “Momma nanti Noel pipis di celana.” Teriak Noel dengan suara tertawanya hingga membuat Airell yang menggelitiknya berhenti.
“Momma, apakah Noel boleh bertanya?” Tanya Noel dengan suara yang cukup lirih
Airell yang mendengar suara putranya mengangkat alisnya dan menganggukkan kepalanya sambil menatap mata polos milik Noel dengan bulu matanya yang tebal dan lentik.
“Apakah momma tidak mau menikah seperti aunty Karina dan uncle Louis?” Tanya Noel setelah mendapat anggukan dari Airell jika ia boleh bertanya.
Airell menarik nafasnya dengan dalam mendengar pertanyaan yang diajukan Noel kepada dirinya, “sekarang apa momma boleh bertanya juga kepada Noel sebelum momma menjawab pertanyaan Noel?” Tanya Airell dan mendapat anggukan dari Noel.
“Apa Airell kurang bahagia hanya berdua bersama dengan momma?” Tanya Airell yang sebenarnya sakit mengatakan hal itu dan belum siap mendengar jawaban dari putranya. Namun Airell tidak bisa egois karena kebahagiaan Noel adalah segalanya bagi Airell.
“Noel sangat bahagia dan selalu bahagia saat bersama momma, namun Noel…” Terdengar isak tangis dari Noel karena ia tidak bisa mengatakan keinginan yang terpendam di dalamnya jika ia mengatakannya akan menyakiti perasaan mommanya.
“Sayang kenapa menangis, hmmm katakan saja momma tidak marah dan momma akan berusaha melakukannya. Apapun yang menjadi kebahagiaan Noel itu akan menjadi kebahagiaan momma juga.” Ucap Airell sambil merengkuh badan Noel untuk masuk ke dalam pelukannya untuk menenangkan perasaan Noel yang sedang sedih.
“Noel, Noel, Noel ingin dadda.” Ucap Noel membuat badan Airell menegang mendengarnya. “Noel ingin seperti teman-teman Noel yang selalu di antar oleh momma dan dadda-nya ke sekolah.” Tangis Noel pilu hal itu membuat hati Airell tercubit mendengar keinginan putranya. Karena selama 5 tahun usia Noel baru kali ini Noel meminta
untuk ingin dadda, memang Noel tidak pernah menanyakan keberadaan dadda-nya namun Airell pikir kasih sayang yang diberikan Airell sudah lebih dari cukup bukan hanya dirinya saja kasih sayang yang dicurahkan oleh Summer, Winter, Karina, dan Giselle sebagai aunty-nya dan ada Adam yang menjadi figur ayah buat Noel itu sudah lebih dari cukup menurut Airell.
“Bukankah ada daddy Adam.”
“Daddy Adam bukan dadda Noel.” Ucap Noel yang sesenggukan, ternyata selama ini hati anaknya terluka tanpa ia sadari.
“Apa Noel momma menikah dengan daddy Adam seperti aunty Karina dan uncle Louis?” Tanya Airell walaupun sebenarnya ia merasa tidak bisa apalagi terkait perasaan karena itu akan menyakiti satu sama lainnya tapi demi Noel ia akan melakukan apapun untuk putra kesayangannya ini.
Sedangkan Noel yang mendengarnya menjadi tegang Noel segera menghapus air matanya dan menguatkan hatinya agar mommanya terlihat tidak sedih apalagi sampai memikirkan permintaannya, “tidak perlu momma, maafkan Noel tadi Noel terbawa perasaan. Momma jangan memikirkan keinginan Noel itu hanya pikiran labil Noel.” Ucap Noel dengan senyum manisnya, Airell yang mendengar dan melihat hal itu berusaha untuk tersenyum walaupun di dalam hatinya ia merasakan sangat sakit melihat sikap dewasa yang ditunjukkan Noel.
*Bersambung*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
azka aldric Pratama
baru tau ada Panggilan Momma dan Dadda .....blm terbiasa jd kesanya aneh 🤭🤭🤭🤭
2022-05-12
2
Pa'tam
walau bagaimanapun sosok seorang ibu tidak akan bisa menggantikan sosok seorang ayah.
2022-04-25
1
miella
Apa noel bkn airell
2022-03-02
0