"Lihat, siapa yang ku bawa untukmu." Ucap Alex saat menunjuk ke arah mobil. Disana ada seorang wanita sedang bersender di mobil dan menatap lautan yang indah.
"Ibu!!!!" Pekik Laras.
Seketika wanita itu menoleh dan berlari mendekati Laras. Mereka kemudian saling melepas rindu dengan berpelukan dengan erat.
"Kenapa Ibu bisa ada di sini?" Tanya Laras sambil terus memeluk sang Ibu.
"Aku di culik dan di sekap oleh orang bernama Justin. Beruntung Nando menyelamatkanku." Jawab nyonya Fira.
"Siapa itu Nando?" Tanya Laras.
"Orang yang sedang ada di belakangmu itu." Jawab nyonya Fira.
Laras menoleh ke arah belakang, tapi dia hanya melihat Alex. Dia heran sejak kapan Alex berganti nama menjadi Nando.
"Tidak masalah mau siapapun nama orang itu, yang terpenting aku akan mengucapkan banyak terima kasih kepada orang itu." Ucap Laras.
Alex merasa mendapatkan kesempatan, dia meminta ucapan terima kasihnya untuk nanti malam saja. Tapi Laras langsung membungkam mulut bos mafia itu dan menarik tangannya masuk ke dalam mobil. Kini mereka berempat mengendarai mobil menuju markas Death Angel.
"Aku senang sekali bisa bertemu dengan Ibu. Apakah Ayah mengerahkan pasukannya untuk mencari Ibu?" Tanya Laras.
"Mungkin saja, aku dan kau akan menjadi trending di media sosial karenanya." Ucap Ibunya.
"Sekarang kan ada Nando. Semua pasti baik-baik saja." Jawab Laras sambil melirik ke arah Alex yang sedang fokus menyetir.
"Tentu saja. Nando? apa kamu sudah sudah punya istri?" Tanya nyonya Fira.
"Belum nyonya." Jawab Alex.
"Baguslah. Anakku juga, biarpun dia memiliki kekasih, aku tidak setuju jika Laras berhubungan dengannya. Lebih baik menikah denganmu saja. Selain baik hati, kau juga tampan."
Di puji setinggi langit oleh calon mertua membuatnya bahagia. Alex merasa mendapatkan lampu hijau dari nyonya Fira. Tapi beda halnya dengan Laras. Dia terlihat murung, dia membayangkan jika Ibu dan Ayahnya mengetahui tentang jati diri Alex, mereka pasti tidak akan merestui hubungan Alex dan Laras. Apalagi status Ayahnya, seorang polisi yang notabene memerangi penjahat seperti Alex."
"Kenapa kau diam saja, Nak? apa kau tidak suka dengan Nando?" Tanya nyonya Fira.
"Aku menyukai pria lain, namanya Alex bukan Nando." Jawab Laras.
Sontak Alex mengerem mendadak mobilnya. Alex telah mendengar sendiri tentang isi hati Laras. Dia mendapatkan keberuntungan yang berlipat-lipat.
"Ada apa Nando?" Tanya nyonya Fira.
"Tiba-tiba aku berfikir untuk mengantar kalian pulang ke rumah. Rumah mu ada dimana Nyonya?"
Nyonya Fira menunjukkan alamat rumahnya.
Ternyata jaraknya cukup jauh dari desa mati. Rumahnya berada di pusat kota. Setelah sampai, mereka turun tepat di depan rumah nyonya Fira.
"Mampirlah ke rumah kami jika kau ada waktu." Ucap nyonya Fira.
"Terima kasih nyonya." Ucap Angela.
"Angela, kau tunggu di dalam mobil. Aku mau bicara dengan Laras sebentar." Perintah Alex.
"Baik, bos!!!" Jawab Angela.
"Aku juga akan masuk ke dalam, kalian bicaralah." Ucap nyonya Fira memberikan keduanya kesempatan untuk saling bicara.
Alex mengecup kening sang gadis itu penuh perasaan meski hanya sekejap.
"Syukurlah kalau kau masih punya malu." Ucap Laras.
"Apa perlu aku ulangi adegannya? atau mau extra yang lain?" Tanya Alex menggoda.
"Kau memang pria tidak tahu malu yang pernah aku kenal, tapi seburuk apapun dirimu, aku tidak perduli. Aku tetap menyukaimu." Ucap Laras.
Ingin rasanya bos mafia itu segera memakan sang gadis, tapi saat ini bukan waktu yang tepat. Alex kemudian berpamitan dengan Laras.
"Tuan Alex, apa kita akan bertemu lagi setelah ini?" Tanya Laras.
"Jika Tuhan mengizinkan, pasti kita bertemu. Jalani hidupmu dengan baik." Ucap Alex.
"Baiklah, Tuan. Aku akan menunggu waktu itu tiba." Jawab Laras sambil melambaikan tangannya mengantar kepergian Alex.
Ada rasa kehilangan yang mendalam di hatinya. Dia belum pernah merasakan cinta sebahagia dan sesakit ini. Laras menyeka air matanya yang mulai terjatuh saat bos mafia pergi.
"Laras kamu kuat, kamu bisa!!!" Ucap Laras sambil mengikuti jejak Ibunya yang masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.
* * *
"Mengapa kau membiarkan dia pergi bos? bukannya kalian ingin hidup bersama untuk selamanya?" Tanya Angela yang gemas dengan tingkah bosnya itu.
"Ada banyak hal yang tidak kau ketahui di dunia ini Angela, aku sudah belajar mencintai, tapi lupa untuk belajar melupakan. Biarlah dia menjalani hidupnya, aku tidak boleh egois. Duniaku dan dunianya berbeda. Aku hanya berharap dia dapat menjalani kehidupannya dengan baik tanpa aku di sisinya." Ucap Alex sambil tetap fokus menyetir. Ingin rasanya dia berteriak, meluapkan rasa sakit di dalam hatinya.
Angela mengerti perasaan bosnya, dia kemudian diam dan tidak lagi mengoceh. Dia tahu seberapa sakit rasanya jauh dari orang yang sangat kita cintai.
"Bos? kepala polisi yang di katakan nyonya Fira itu apakah benar pak Hans yang pernah memenjarakanmu dan sampai sekarang masih tetap menyelidiki tentangmu?" Tanya Angela.
"Benar. Itu juga menjadi salah satu alasannya. Dia ingin aku hidup, sedangkan jika aku terus berada di sisinya, aku akan segera tiada." Jawab Alex mulai terlihat frustasi.
Angela menenangkan Alex, dia mengatakan jika dirinya dan teman-teman Death Angel akan tetap mendukung segala keputusan bos mereka. Di tengah rasa patah hati yang mendalam, Alex mengingat tentang Kak Justin.
"Angela terima kasih untuk dukungannya. Aku hampir saja melupakan Kak Justin. Kau ikut aku ke tempat persembunyian Richi. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan dengannya." Ucap Alex.
Angela senyum-senyum sendiri mendengar nama Richard di sebut oleh bosnya. Dia merasa bahagia saat Alex mengajaknya bertemu dengan Richi. Akhirnya dia memiliki kesempatan untuk saling bertemu.
"Wah ada yang berbunga-bunga nih." Goda Alex.
"Apalah kakak ini. jangan membuatku tersipu malu seperti seorang gadis." Jawab Angela.
"Memang kau apa kalau bukan gadis?" Tanya Alex.
"Aku adalah anak kecil yang menyebalkan. Kau puas?" Jawab Angela kesal.
Alex tertawa mendengar jawaban yang keluar dari mulut Angela. Dia merasa senang membuat Angela kesal sampai dia menangis.
"Aku kan hanya bercanda, jangan kau masukkan ke dalam hati." Ucap Alex masih merasa geli dengan sikap Angela.
Angela terlihat sangat marah karena Alex sudah keterlaluan terhadapnya. Dia juga ingin menjadi seorang gadis seperti Laras, yang lembut dan penuh perhatian. Setidaknya dia bisa melakukannya di depan Richard.
"Nanti kau boleh bicara sepuasnya dengan Richi. Aku tidak akan mengganggu. Apa kau senang?"
Ucapan Alex menciptakan senyum simpul di bibir gadis itu. Meskipun dia masih marah dengan bosnya, Angela tetap berterima kasih pada sang bos karena telah memberikan kesempatan langka bertemu dan berbicara dengan orang yang sangat Ia kagumi itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Lisa Halik
kesian alex
2022-06-02
1
Kesya Kesya
selamat berjuang y Alex
2022-05-29
1
elmeranisa🌺🌺
wah bgus bangat 🤭🤭ceritanya thank you thorr😘😘😘😘
2022-03-14
1