Alex menatap tajam mata sang kakak yang kini berada tepat di depannya bersama seorang anak buah yang membantu sang kakak mendorong kursi rodanya. Tampak ada raut kebencian yang begitu dalam dari kedua mata yang sedang beradu pandang tersebut.
"Jika kau ingin menyelamatkan si bodoh Yanze, jangan lupakan tentang kondisimu saat ini. Kau sendiri saja masih butuh bantuan orang untuk mendorong kursi rodamu. Lebih baik kau jaga kesehatanmu dan pulanglah." Ucap Alex.
Alex sengaja memancing emosi sang kakak agar dirinya dengan mudah membuat sang kakak bertekuk lutut padanya. Namun, Alex salah menerka, sang kakak kini mampu membuatnya terkejut dengan sikap tenangnya.
"Kau cukup cerdas untuk mengelabuhi ku tapi kini aku telah belajar dari pengalaman sebelumnya, tidak mudah untuk kau mengalahkanku." Ucap Justin dengan sombongnya.
"Baiklah, segera katakan apa permintaan terakhirmu sebelum kau tiada." Jawab Alex semakin membuat panas situasi di dalam ruangannya itu.
"Cih, kau terlalu percaya diri mampu mengalahkanku. Aku datang kemari untuk berbicara denganmu dan memberikan penawaran yang menarik." Ucap Kak Justin.
Dia meminta sang anak buah untuk membawa Ibu Laras yang sebelumnya telah di sandera masuk ke dalam ruangan. Alex heran dengan sang kakak yang tiba-tiba membawa seorang wanita yang tidak di kenal.
"Apa maksudmu membawa seorang wanita tidak di kenal ke hadapanku? Apa kau ingin bermain-main denganku, kakak? semakin hari kau semakin tidak masuk akal saja." Tanya Alex masih tidak percaya dengan apa yang di lakukan kakaknya.
"Coba kau lihat baik-baik mirip dengan siapa dia?" Ucap Justin.
"Langsung ke intinya saja, kau tidak usah bertele-tele. Dan satu lagi,urusanmu hanya denganku jangan libatkan orang lain di dalamnya." Jawab Alex.
"Dia bukan orang lain, dia Ibu dari gadismu." Ucap Justin membuat darah Alex makin mendidih kala memahami jika sang kakak begitu licik menyandera Ibu nya Laras untuk di tukar dengan jiwa Yanze. Dengan wajah penuh amarah, Alex meminta sang kakak melepaskan wanita itu dan segera buat kesepakatan. Dia tidak ingin Ibunya Laras terlibat dalam masalah antara dirinya dan sang kakak. Dia akan sangat menyesal jika sang gadis tahu Ibunya tengah berada di dalam bahaya karena di tawan dan di jadikan korban keegoisan sang kakak.
"Beri aku separuh wilayahmu dan lepaskan Yanze. Aku akan melepaskan wanita ini." Ucap Yanze memberikan penawaran.
"Kau cukup berani menukar jiwa orang tidak bersalah untuk keserakahanmu. Baiklah, aku turuti keinginanmu. Tapi kau harus setuju dengan syarat yang ku berikan." Jawab Alex.
"Apa syarat yang harus ku penuhi." Ucap Justin penasaran dengan syarat yang di ajukan oleh sang adik. Dia merasa sang adik akan membuatnya dalam kesulitan.
"Serahkan bisnismu dan beri aku jaminan kau tidak akan mengusik usahaku mengelola bisnismu." Jawab Alex.
Kini Justin di buat marah besar olehnya, bisnis perakitan senjata api miliknya sangat tersohor di kalangan para tokoh mafia. Tidak mudah untuknya memberikan bisnis tersebut kepada sang adik. Jika dia bertindak gegabah, sumber keuangannya akan lenyap. Rencana menjadi penguasa akan gagal begitu saja. Justin mencoba tetap tenang, dia meminta Alex untuk memberi syarat yang lain, tapi sang adik enggan untuk menuruti permintaan Justin, sang adik tetap kekeuh dengan pendiriannya.
"Adikku, kau jangan terlalu menyulitkanku. Kau akan menyesal jika aku menarik pelatuk ini dan membuat Ibu dari gadismu mati di depan matamu." Ucap sang kakak.
Dengan liciknya Justin mengancam akan melenyapkan Ibunya Laras. Alex bisa saja melawan dan mengakhiri hidupnya sang kakak dengan tangannya, tapi dia tidak tega melihat Ibunya Laras harus tiada karena ulah Justin. Gadisnya akan sangat terluka jika itu terjadi.
"Aku minta lepaskan wanita ini segera. Akan ku beri separuh wilayahku untukmu serta bawalah Yanze bersamamu." Ucap Alex.
Dia menelfon Sam yang sedang berjaga di depan markas utama untuk membantunya membawa Yanze ke hadapannya dan menukarnya dengan Ibunya Laras. Setelah pertukaran terjadi, Justin meminta adiknya untuk benar-benar menepati janjinya memberikan separuh wilayah miliknya untuk sang kakak. Sang adik mengatakan jika dirinya bukan orang licik seperti dirinya, apapun yang sudah di ucapkan oleh Alex adalah sebuah keputusan mutlak yang siapapun tidak dapat menghentikannya. Justin kini merasa jika dirinya selangkah lagi mampu menjadi penguasa karena sang adik akhirnya bersedia berbagi wilayah dengannya, meskipun Alex akan mendapatkan masalah setelah ini karena tetua akan marah besar padanya.
"Pergi lah, bawa Yanze bersamamu. Dan ingat jangan menyentuh apapun yang berhubungan dengan gadisku kalau kau masih ingin hidup lebih lama." Ucap Alex memperingatkan.
"Tenanglah, jaga Ibu mertua kita baik-baik, kalau tidak, pasti adik iparku akan sedih." Jawab Justin.
Justin begitu percaya diri setelah mampu membuat Alex mengikuti ucapannya. Kini dia mampu berbangga diri, setelah sekian lama mengincar separuh wilayah Death Angel, akhirnya dia mampu mendapatkannya dengan mudah tanpa perlu bertarung. Justin terlihat sombong dengan pencapaiannya ini. Meskipun dia tidak menyadari jika bahaya lebih besar akan datang kepadanya dan membawa Justin dalam kehancuran. Alex tidak akan tinggal diam saat wilayahnya begitu saja di kuasai oleh sang kakak yang rakus itu. Dia sudah menyiapkan rencana yang besar untuk sang kakak kelak hingga Justin tidak mampu melawannya. Justin akan menjadi orang paling tidak beruntung di dunia ini karena berani menyentuh segala hal yang berhubungan dengan Laras. Alex akan membuat Justin menyesal seumur hidupnya.
Setelah Yanze, Kak Justin dan semua anggota geng baru Justin pergi, Alex dan Sam membantu Ibunya Laras untuk melepaskan lakban yang menutupi mulutnya dan membuka ikatan tali di kedua tangannya. Wanita itu langsung memeluk tubuh kekar Alex dan berterima kasih kepadanya karena telah menyelamatkan dirinya.
"Tuan, tolong bawa aku pulang ke rumahku." Pinta Ibunya Laras.
"Baiklah, tapi sebelumnya ikut denganku menemui seseorang sangat kau rindukan kehadirannya selama ini di hidupmu." Jawab Alex.
"Apa maksudmu, Nak?" Tanya Ibunya Laras heran.
"Aku akan membawamu menemui anak gadismu." Jawab Alex.
"Benarkah? aku sangat bahagia mendengarnya. Cepat bawa aku pergi. Aku sangat merindukan anakku." Ucap Ibunya Laras sambil meneteskan air mata karena terlalu bahagia. Ibunya Laras memeluk tubuh Alex dengan erat.
Ada rasa bahagia yang tak terkira di dalam hati Alex saat ini. Untuk pertama kalinya dia menyelamatkan nyawa seseorang tanpa harus bertarung di medan pertempuran. Apa lagi orang yang di selamatkannya adalah Ibu dari gadis yang di cintainya. Kebanggaan tersendiri untuknya.
"Ikutlah bersamaku, kau bisa bertemu dengan putrimu setelah ini." Ucap Alex.
Alex dan Ibunya Laras pergi ke desa mati untuk mempertemukannya dengan sang putri tercinta yang sangat Ia rindukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Kesya Kesya
buat lah perlindungan buat laras Dan ibunya thoor,
2022-05-29
1
Juwandi
semangat kak,salam dari Diary Kayla
2022-03-31
1
Kenzie
lnjt
2021-11-30
1