Alex menyuruh Angela untuk kembali menjaga sang gadis pujaan karena dirinya akan pergi menemui Richi. Kali ini bukan membahas pertarungan, tapi membahas hal yang sangat sensitif, yaitu tentang perasaan yang kini Ia rasakan untuk sang gadis.
"Lex, apa Young Devil berbuat ulah? hingga sepagi ini kau menemuiku?" Tanya Richard yang tengah berjaga.
"Tidak ada urusannya dengan Young Devil. Ini tentang gadis yang ku ceritakan kemarin."Jawab Alex yang membuat Richi tersenyum.
"Kau jauh-jauh kemari hanya ingin membicarakan seorang gadis?" Ucap Richard sambil menggelengkan kepalanya.
Richi hampir tidak percaya jika seorang pria kejam seperti sahabatnya rela jauh-jauh dari kota ke tempat terpencil ini hanya untuk membahas seorang gadis. Richi merasa sang militan tengah di mabuk asmara hingga tidak tahu cara mengendalikannya.
"Iya, apa lagi." Jawab Alex datar.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Richard.
"Jika kita bersikap terlalu egois untuk kebaikan seseorang, apakah baik?" Ucap Alex.
Richi menghela nafas panjang, dia mencoba mencerna pertanyaan sang sahabat dan memberikan solusi yang terbaik untuknya karena saat mulutnya mulai mengeluarkan petuah, semua yang dia katakan akan menjadi panduan bagi sang bos mafia untuk mengendalikan setiap perasaan yang sedang menggelora di dalam lubuk hatinya. Richi tidak ingin sang bos bertindak agresif jika dirinya salah dalam berucap, bisa-bisa habis jatah hidupnya di dunia ini.
"Alex, sahabatku. Jika kita mencintai seseorang, tidak akan ada sifat egois seperti itu. Kita akan lebih mementingkan perasaan sang gadis lebih dari kita sendiri. Untuk kasus yang sedang kau alami ini pengecualian, jika kau bertindak egois untuk kepentingan atau kebaikan gadis itu bisa saja di benarkan. Dengan catatan tidak membuat sang gadis tertekan atau kecewa." Jawab Richard penuh wibawa.
Alex merasa tenang saat mendengar jawaban Richi. Apa yang di ucapkan sang sahabat sudah cukup menjadi acuan untuk memahami perasaannya kini. Alex terlihat begitu sumringah, tidak ada lagi raut kebingungan dan rasa bersalah, yang ada hanya kelegaan hati yang di rasa. Setelah merasa urusan asmaranya telah mendapatkan jalan keluar, tiba-tiba muncul pertanyaan menggelitik untuk sang sahabat tentang gadis seperti apa yang ingin di miliki oleh Richard, bos mafia itu meminta Richard untuk segera mengikuti jejaknya.
"Sekarang kau sudah benar-benar siap jatuh cinta ya ternyata? untuk soal itu, sudah ada gadis yang mengisi hatiku. Tapi karena dia masih terlalu kekanak-kanakan, mungkin aku harus lebih bersabar beberapa tahun lagi." Ucap Richard.
Alex mencoba menerka-nerka siapa gadis yang sedang di idamkan oleh Richi. Sang bos mengerucutkan kepada satu nama yang langsung masuk ke dalam ingatannya. Menurutnya tidak ada gadis lain di lingkaran kekejaman dunia mafia yang Ia tahu begitu dekat dengan Richi, selain gadis itu.
"Apakah gadis itu Angela?"
Pertanyaan Alex membuat dada Richard sesak dan jantungnya berdegup kencang, darahnya berdesir kala mendengar nama yang Alex sebutkan. Kini tidak ada lagi yang harus di sembunyikan oleh Richi karena memang gadis itu yang selama ini ada di hatinya. Sebenarnya Richi telah mengungkapkan isi hatinya kepada sang gadis. Tapi sang gadis hanya menganggapnya sebagai sebuah lelucon. Sejak saat itu Richard lebih memilih mencintai dalam diam dan menunggu waktu itu tiba. Waktu dimana sang gadis mampu bersikap dewasa dan memahami perasaan cinta yang begitu besar yang di berikan Richard untuknya.
"Jawabanmu tepat dan akurat." Jawab Richi singkat.
"Dia memang masih kekanak-kanakan, jangan terlalu di ambil hati apa yang dia ucapkan padamu. Lebih bersabarlah Richi, dia nampaknya memiliki perasaan yang sama untukmu. Saranku, jangan terlalu galak padanya, dia pernah bilang padaku tidak suka pria galak yang sepertiku dan dirimu."
Seketika ucapan Alex membuat kedua sahabat itu tertawa secara bersamaan. Mereka tidak menyangka akan ada perasaan cinta yang di miliki oleh dua orang sahabat yang terkenal bengis itu di saat pertarungan besar akan segera di mulai.
* * *
"Syukurlah Tuan Justin sudah siuman. Kami khawatir akan terjadi sesuatu dengan anda." Ucap sang anak buah yang setia menjaganya.
"Aku tidak akan mati hanya karena luka kecil ini. Adikku tidak benar-benar ingin melenyapkanku dan itu kesalahan terbesarnya." Jawab Justin yang kini tengah duduk di kursi roda, kondisinya saat ini begitu mengenaskan. Sesekali dia meringis kesakitan saat ingin berusaha bangkit dari kursi rodanya. Dia juga tidak bisa leluasa menggerakkan kepalanya karena di lehernya di pasang alat penyangga. Tidak ada yang bisa di lakukan sang kakak selain benar-benar istirahat total untuk menyembuhkan sakit yang di deritanya.
Sungguh miris nasib sang kakak, akibat ulahnya sendiri yang berani menyentuh gadis pujaan bos mafia, dia harus menanggung sakit yang teramat hebat.
Tapi bukan Justin namanya jika harus menyerah dan mengalah kepada sang adik. Dia bukan orang yang mudah terpuruk, Justin akan terus berusaha mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya. Di saat kondisinya seburuk ini, dia masih memikirkan tentang balas dendam kepada Alex.
"Bawa gadis itu ke hadapanku, kurung dia di markas kita. Jangan biarkan Alex mampu menyelamatkan gadis itu. Aku akan membuat Alex merasakan seperti apa rasa sakit yang sesungguhnya saat gadis itu menjadi milikku seutuhnya." Perintah Justin.
"Apa sebaiknya menunggu Tuan Justin sembuh dulu? dengan kondisi Tuan yang sangat lemah seperti sekarang ini, kecil kemungkinan untuk Tuan Justin mampu mengalahkan kehebatan Tuan Alex. Tolonglah dengarkan aku. Ini untuk kebaikan Tuan Justin." Saran anak buahnya.
"Jangan pernah sekalipun memuji Alex Fernando di depanku. Aku tidak menyukainya. Dia hanyalah anak kecil yang tidak pantas kau takuti." Jawab Justin dengan penuh emosi.
Justin merasa sangat kesal saat anak buahnya memuji sang adik. Ada rasa tidak terima di dalam hatinya. Mengapa harus sang adik yang selalu menjadi yang terhebat dalam segala hal. Rasa iri yang di rasakannya sejak dulu, kini mulai berhamburan keluar hingga tidak mampu di kendalikan lagi, membuat rasa benci di hati Justin untuk sang adik semakin tak terkendali. Justin tidak sabar untuk kembali bertatap muka dengan adiknya dan melenyapkan sang adik menggunakan tangannya sendiri.
"Kau dulu begitu penurut dan manis adikku sayang. Kini kau telah berani memukulku karena seorang gadis. Apa yang kau lakukan padaku sama saja dengan menabuh genderang perang dengan kakakmu sendiri. Akan ku buat kau menyesal telah melakukan semua ini padaku. Kau adalah adikku yang sangat ku banggakan sejak kecil, teganya kau selalu merebut apa yang harusnya menjadi milikku. Alex Fernando, tunggu saja pembalasanku!!!." Gumam Justin dengan senyum yang menyeringai.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Sayu Melly
sepertinya justin akan menjadi ketia yong devil deh
2023-02-19
0
Lisa Halik
justin sadarlah gadis itu kepunyaan adiknu alex
2022-06-01
1
Kesya Kesya
jahat banget tu si Kk sama edek sendiri
2022-05-29
1