Laras berjalan di tengah guyuran air hujan yang semakin lama semakin deras hingga membuat tubuhnya basah kuyup. Dia tidak menyadari jika sedari tadi ada dua orang bertubuh kekar berbalut pakaian serba hitam telah mengawasi gerak-gerik nya. Dua pria itu adalah orang suruhan Alex Fernando untuk menjaga Laras.
Tiba-tiba ada seorang pria datang dari arah belakang, Ia melindungi tubuh Laras dari terpaan air hujan menggunakan payung yang di bawanya. Seketika Ia terkejut dan mencoba menjauhi pria itu. Dia menarik tubuh Laras kedalam pelukannya. Kini mereka berdua berada di naungan payung sama. Laras menatap tajam kepada sang pemilik payung.
"Siapa kau?" Tanya Laras.
"Tidak penting saat ini untukku menjawab pertanyaanmu. Diam dan ikutlah denganku."
Sang pria membawa lari gadis itu secepat kilat hingga dua pria penguntit tidak mampu mengejarnya. Dua pria itu kehilangan jejak Laras dan segera melapor kepada Alex. Ia merasa kesal karena anak buahnya tidak becus menjaga Laras. Alex kemudian memberikan perintah kepada kedua anak buahnya untuk segera menemukan dimana Laras berada.
* * *
"Masuklah ke dalam."
Pria itu menyuruh Laras masuk ke dalam apartemennya. Dengan langkah ragu-ragu, Laras menuruti perkataan sang pria. Melihat Laras yang menggigil kedinginan, sang pria memberikan handuk kepada Laras dan meminta gadis itu untuk mandi. Laras menolak dengan alasan ingin segera pergi menemui bibinya.
"Segera mandi, aku bukan pria jahat seperti yang kau pikirkan."
Laras terkejut karena sang pria mampu membaca pikirannya. Laras menatap wajah pria itu, dia merasa familiar dengan wajah yang ada di hadapannya.
" Wajahnya mirip sekali dengan binatang buas itu."
Gadis itu mengumpat di dalam batinnya. Dari sekian banyak pria di dunia ini, mengapa dia harus bertemu pria dengan wajah yang sama dengan Alex Fernando, pria yang sangat di bencinya. Laras mengutuk dirinya sendiri atas nasib sial yang selalu di alaminya.
"Berhentilah menatapku seperti itu, mandilah. Aku akan keluar sebentar."
Sang pria keluar dari apartemen dan meninggalkan Laras sendiri di sana. Laras merasa lega karena sang pria tidak melakukan apapun kepadanya. Ia memilih untuk segera mandi sebelum sang pria kembali ke apartemen.
"Sudah kau bereskan dua pria penguntit tadi?"
Terdengar suara sang pria sedang menelfon seseorang. Dia mengatakan kepada orang yang di telfonnya untuk segera membereskan dua pria penguntit yang tadi mengikuti Laras. Tapi sang pria terkejut saat si penelfon mengatakan jika dua pria itu adalah anak buah dari Alex Fernando.
"Apa hubungan Alex dengan gadis itu? mengapa dia begitu perduli dengannya sampai-sampai Ia menyuruh dua anak buahnya mengawasi gadis itu?"
Batin sang pria bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia tidak ingin berspekulasi terlalu jauh, toh itu juga bukan urusannya. Dia hanya ingin sekedar menolong sang gadis yang terlihat dalam kesulitan. Karena tidak ingin berurusan terlalu jauh dengan Alex, sang pria menyuruh anak buahnya untuk berhenti mengurusi dua pria penguntit itu.
* * *
Di markas Death Angel telah di mulai rapat untuk membahas tentang tindakan yang harus di lakukan selagi menunggu Richard dan anggota inti menyiapkan rencana pembumihangus Young Devil. Rapat itu hanya di hadiri oleh Alex, Willy dan Angela selaku dedengkot Death Angel minus kehadiran Richard dan Kak Justin yang kini keduanya sedang tidak ada di tempat.
Alex memerintahkan Willy untuk berjaga-jaga di perbatasan sebelah timur, Angela di sebelah barat dan Tomy di Utara. Alex sendiri akan tetap berada di markas untuk memberikan komando kepada anggota lain jika ada serangan mendadak dari Young Devil. Untuk saat ini mungkin Young Devil masih belum melakukan perlawan, tapi Alex mengatakan jika inilah waktu yang tepat untuk merapatkan barisan. Saat rencana Richard telah siap, Alex akan langsung memberikan perintah ke kepada semua anggotanya untuk segera menyerang Young Devil tanpa ampun.
"Malam telah larut, kalian bertiga tidurlah. Aku yang akan berjaga malam ini." Perintah Alex.
"Tidak perlu, Kak. Kami masih tahan untuk berjaga sampai pagi." Jawab Angela.
Alex tidak suka dengan penolakan, ketiga anak buahnya sudah paham akan hal itu. Tapi karena mereka ingin sang bos istirahat, mereka harus sedikit memaksanya. Meski, Alex tidak akan merubah keputusan yang sudah di ambilnya. Daripada berdebat dengan sang bos, ketiga anak buah itu memilih untuk segera pergi tidur.
Malam semakin larut, Alex mencoba menepis bayang-bayang Laras yang menari-nari di pikirannya. Entah angin apa yang membuat Alex begitu tergila-gila dengan Laras. Tiada sedetikpun untuk tidak memikirkan Laras, hanya dia dan selalu dia, si gadis cantik yang mampu membuat bos mafia sekejam Alex luluh dan tak berdaya di hadapannya.
"Aku ingin sekali bertemu dengannya tapi itu sangat bertentangan dengan prinsipku. Aku harus bisa menahan diri."
Alex mencoba untuk berdamai dengan hatinya sendiri tentang perasaan aneh yang kini di rasakannya untuk Laras. Perasaan aneh bernama cinta yang selalu Ia tepis dan hindari.
* * *
"Bos, gadis itu bersama pria yang mirip Tuan Justin."
Alex terkejut dengan apa yang di katakan oleh dua anak buahnya yang kini sudah kembali ke markas.
"Apa yang bisa membuatmu mengatakan jika pria itu mirip Kak Justin?"
Kedua anak buahnya mengatakan jika pria mirip Justin itu membawa sang gadis masuk ke dalam apartemen milik sang kakak yang telah di tinggalkannya beberapa waktu lalu. Alex menyuruh kedua anak buahnya untuk terus berjaga di sekitar apartemen milik sang kakak tapi Ia berpesan kepada keduanya jangan sampai ketahuan oleh siapapun. Dia khawatir ada pihak lain yang memanfaatkan keadaan saat sang kakak menghilang untuk menghancurkan Death Angel dari luar. Tidak ada yang benar-benar menjadi kawan atau lawan, dunia nya adalah dunia penuh intrik dan kelicikan.
Setelah kedua anak buahnya pergi, Alex mulai merenungkan kata-kata keduanya yang sangat mengejutkannya itu.
"Jika itu memang Kak Justin, aku akan sangat senang karena dia masih tinggal di kota ini. Tapi apa hubungan kakakku dengan gadis itu? apakah gadis itu sudah putus asa dengan nasib buruk yang menimpanya hingga dia menjadi begitu murahan? uang lima puluh juta dari ku apakah kurang untuk bertahan hidup?"
Batin Alex berkecamuk tentang apa yang sedang di lakukan Laras di apartemen milik kakaknya itu. Dia tidak rela jika ada yang menyentuh Laras selain dirinya meskipun itu kakaknya sendiri. Alex merasa jika Laras adalah miliknya seorang. Dia menganggap dirinya telah memiliki Laras seutuhnya, Alex menjadi begitu sensitif jika berbicara segala hal tentang Laras, seorang gadis cantik yang membuat jantung sang bos mafia berdebar tidak karuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Lisa Halik
makin seru thor .
2022-06-01
1
Kesya Kesya
pertemukan mereka thoor
2022-05-29
1
RESTU 82
mulai terbaca keruwetan...dan belom paham alur ceritanya
2022-01-25
1